Anda di halaman 1dari 39

“ KLASIFIKASI ”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Taksonomi

Tingkat Rendah pada Program Studi Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu : Sitti Asmah S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK

Nurdiana 620009

Musyarifa 620008

Nurul Hilmi 6200011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul “Klasifikasi” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Taksonomi Tingkat Tinggi oleh Ibu Sitti Asmah, S.Pd, M.Pd. Adapun makalah ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kedepannya dapat memperbaiki makalah ini. Kami
mengharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.

Watampone, 15 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN 5
A. Gymnospermeae 5
B. Angiopermeae 36
BAB III TERMINOLOGI 58
BAB IV PENUTUP 60
A. Kesimpulan 60
B. Saran 61
C. Latihan 61
DAFTAR PUSTAKA 64
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia ini terdapat lebih dari 280.000 spesies tumbuhan, belum termasuk
sekitar 100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah diidentifikasi dan telah diberi
nama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ada pendapat yang mengelompokan
kedalam tumbuhan karena kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkannya
tersendiri karena jamur tidak berklorofil (Campbell dan Reece, 2002). Dari
keseluruhan tumbuhan yang tersebar di muka bumi, sekitar 10% diantaranya berada
di Indonesia. Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu
tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae), dimasukkan dalam satu divisio,
Spermatophyta yang terbagi atas Gymnospermae dan Angiospermae. Angiospermae
terbagi lagi atas Monocotyledonea dan Dicotyledone.
Golongan tumbuhan angiospermae disebut juga tumbuhan berbunga dan
masuk ke dalam divisi Magnoliophyta. Angiospermae dianggap sebagai golongan
tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tertinggi. Tumbuhan berbunga adalah
kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya
yang khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk suatu bunga.
Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok ini sekarang
menempati takson sebagai divisio. Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai
dewasa ini termasuk dalam Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan
yang mendominas daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000
spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal
dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung, bit; buah
buahan misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji kacang-kacangan
Leguminosae buah kariopsis dari padi- padian (Graminae ) misalnya padi dan
jagung. Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah,
mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana
dan herba.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Tujuan terciptanya makalah ini adalah untuk mengetahui bahwa ilmu
Taksonomi Tumbuhan Tinggi merupakan spesifikasi ilmu umtuk membahas secara
khusus penamaan suatu tumbuhan berdasarkan tingkatan tumbuhan yang
berkarakteristik tinggi.
D. Manfaat
Manfaat substansi dan yang urgen pada pembuatan makalah ini adalah agar
para pembaca wabilkhususnya penulis dapat memanfaatkan tulisan yang telah hadir
di depan kita ini sebagai refrensi dari pengumpulan refrensi-refrensi yang ada agar
memudahkan pula dalam memahami ilmu Taksonomi Tumbuhan dan pembahasan-
pembahasan yang telah terangkum dengan sistematis di dalam makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gymnospermeae
1. Cycadophyta
Cycadophyta terdiri dari sekitar 185 spesies. Batangnya Cycadophyta
tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk batang
yang memanjang. Habitus (perawakan) Cycadophyta menyerupai pohon palem.
Beberapa jenis Cycadophyta memiliki pohon amat pendek, jenis yang lain dapat
mencapai tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2 meter. Semua
anggota Cycadophyta berumah dua. Strobilus yang dihasilkan berukuran besar
namun rata-rata reproduksinya rendah. Penyerbukan sering dibantu oleh
serangga yang tertarik dengan aroma yang dihasilkan strobilus jantan dan
betina. Tumbuhan Cycadophyta ini merupakan tumbuhan biji yang primitif,
hidup di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia kita kenal pakis haji (Cycas
rumphii) merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru
(Cyanophyceae) yang disebut Anabaena yang dapat mengikat nitrogen
(Anabaena cycadae). Daunnya tersusun dalam roset batang, menyirip atau
berbagi menyirip. Strobilus jantan dan betina terdapat di ujung batang pada
pohon yang berbeda (berumah dua). Strobilus jantan dan betina dapat dilihat
pada Gambar 7.16.
Gamba
r 7.16 Pakis haji
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan
pohon palem. Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya
menggulung seperti daun tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan
berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang
berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari.
Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah
terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang
dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam
fosil diduga sudah muncul pada zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas
golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk
di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun
subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji).
Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
1. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang
tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan
dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang
berbeda.Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian,
rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan
tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk
sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga
tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus
dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau
yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu,
strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal
dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan,
serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
4. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
5. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
6. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral
dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
7. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk
penyerbukan.
8. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
9. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun
rapat dan kompak.

Gambar strobilus betina Gambar strobilus jantan


Contoh: Zamia furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas rumphii (pakis haji)

Contoh: Pakis Haji


Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Cycadophyta (sikas)
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii 

Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan sering digunakan untuk
tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Pakis haji
(aji) atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji
terbuka yang tergabung dalam marga pakis haji atau Cycas dan juga merupakan
satu-satunya genus dalam suku Cycadaceae.
Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh
kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun
berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat
tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari
runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-
biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun. Walaupun
ia disebut “pakis”, dan daun mudanya juga mlungkerpakis sejati, pakis haji sama
sekali bukan anggota tumbuhan berspora tersebut.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis
Cyanobacteria, Anabaena cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua
pihak (simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam
bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat
dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati.

Ciri-Ciri Pakis Haji


Adapun cirri-ciri dari pakis haji, adalah:
1. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang
tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan
dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang
berbeda. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
3. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
4. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
5. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral
dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
6. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk
penyerbukan.
7. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
8. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun
rapat dan kompak
Perkembangan Pakis Haji
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam
spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan
gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina,
dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di
dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis
strobilus.
Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia
yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau
strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada
tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam
sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan
melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung perkembangan gametofit
betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada
dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya
setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa
mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk
serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit
betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari,
mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan
benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio),
megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah
(karpela).
Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut
mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang
menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bers ama mengasporangia) disebut
mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore
bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembelahan miosis sel induk
spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi.
Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung
dua mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n).
mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari atau pollen.
Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap
makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil
tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk
makrospora. Sel induk membela secara miosis mengahasilkan empat maskropora.
Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya, hanya satu makrospora yang akan
berkembang menjadi sel telur.                                                                             
Reproduksi Pakis Haji
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus.
Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau
membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang
tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil
terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di
dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk
butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir
serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-
tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga
terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur.
Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu
embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air
sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh
serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel,
sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada
Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-
pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas
dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari
ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung
masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus
selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut
gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel
banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur.
Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang
bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.
Manfaat Pakis Haji
Bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun
yang paling muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam
sagu. Tapal dari biji dan pepagan dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan
gangguan kulit. jenis ini juga penting sebagai tanaman hias. Getah Cycas rumphii
berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya untuk mengobati luka baru dan
daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan.
2. Gynkgophyta
Salah satu tumbuhan dalam ordo Ginggoales adalah Ginkgo (Gingko Biloba)
merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka
yang berasal dari Cina. Selain itu, spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di
dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah, pernah tersebar luas di
dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur
Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai
pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak
berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan.
Spesies ini awalnya dideskripsikan oleh Linnaeus pada 1771, julukan
tertentu biloba berasal dari bahasa Latin ‘dua’ bis dan ‘lobed’ Loba, mengacu pada
bentuk daun. Biji Ginkgo tidak dilindungi oleh ovarium dinding, itu morfologis
dapat dianggap sebagai gymnospermae. Para aprikot struktur seperti yang
dihasilkan oleh pohon ginkgo perempuan secara teknis tidak berbuah, tetapi benih
yang memiliki cangkang yang terdiri dari bagian lunak dan berdaging (sarkotesta),
dan bagian keras (sclerotesta ).
Ginkgo ini diklasifikasikan dalam divisi Gingkophyta, terdiri dari kelas
Ginkgoopsida tunggal, Ginkgoales ketertiban, keluarga Ginkgoaceae, genus
Ginkgo dan merupakan satu-satunya spesies yang tersisa dalam kelompok ini.
Ini adalah salah satu yang paling terkenal contoh dari sebuah fosil hidup, karena
selain Ginkgoales biloba tidak diketahui dari catatan fosil setelah Pliosen.
Klasifikasi
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba
a. Familia Araucariaceae
Klasifikasi
Divisio: Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Araucariaceae
Genus : Araucaria, Agathis
Spesies: Araucaria sp dan Agathis alba

Ciri-ciri tumbuhan Araucaria sp.


Evergreen trees, mengandung resin. Daun tersusun spiral atau 2 tingkat,
kaku, serupa paku, linear atau ovatus, sering meruncing. Strobilus uniseksualis,
terminalis atau aksilar. jantan dgn banyak mikrosporofil masing-masing dengan 4-
19 mikrosporangia. Strobilus betina mirip gada atau bulat, dengan ovulum soliter
dengan bagian memipih serupa sayap. Kecambah dengan 2-4 cotyledon. Contoh :
Araucaria sp. dan Agathis alba.
b. Familia Podocarpaceae
Klasifikasi
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Podocarpaceae
Genus : Podocarpus
Spesies : Podocarpus imbricatus

a) Ciri-ciri Podocarpaceae
Terdapat di belahan bumi selatan Perdu atau pohon; daun tersusun spiral atau
berseling, bentuk menyerupai sisik, serupa jarum sampai lancealatus Strobilus
uniseksualis, dioecious, aksilaris Strobilus jantan berbentuk conus dgn banyak
mikrosporofil, dua mikrospangia pada tiap mikrosporofil. Strobilus betina hanya
satu sampai beberapa ovuli yang soliter, sering dengan pembungkus sukulen
epimatium (homolog dgn sisik pembawa ovuli) atau tertanam dalam arilus bentuk
cawan (Phyllocladus). Mikropil pada Podocarpus menghadap ke bawah Contoh :
Podocarpus imbricatus, P. Polystachyus
b) Reproduksi
Gingko adalah dioecious, dengan jenis kelamin terpisah, beberapa pohon
yang betina dan lainnya adalah jantan. Jantan menghasilkan tanaman kecil kerucut
serbuk sari dengan sporophylls masing-masing membawa dua microsporangia spiral
diatur di sekitar poros tengah.
Tanaman betina tidak menghasilkan kerucut. Dua bakal biji terbentuk pada
akhir tangkai, dan setelah penyerbukan, satu atau kedua berkembang menjadi benih.
Benih adalah 1,5-2 cm. Lapisan luar berdaging ( sarkotesta berasal ) adalah lampu
kuning-coklat, lunak, dan buah. Hal ini menarik dalam penampilan, tetapi
mengandung asam butanoic (juga dikenal sebagai asam butirat) dan berbau tengik
seperti mentega atau muntah ketika jatuh. Di bawah sarkotesta berasal adalah keras
sclerotesta (“shell” benih) dan tipis endotesta, dengan nucellus seputar perempuan
gametofit di pusat.
Pembuahan biji ginkgo terjadi melalui sperma motil, seperti pada sikas,
pakis, lumut dan ganggang. Sperma yang besar (sekitar 70-90 mikrometer) dan
mirip dengan sperma dari sikas, yang sedikit lebih besar. Ginkgo sperma pertama
kali ditemukan oleh ahli botani Jepang Sakugoro Hirase pada tahun 1896. Sperma
memiliki struktur berlapis-lapis yang kompleks, yang merupakan sabuk terus
menerus badan basal yang membentuk dasar flagela beberapa ribu yang benar-benar
memiliki silia mirip gerak. Aparat flagela / silia menarik tubuh ke depan sperma.
Sperma hanya memiliki jarak kecil untuk perjalanan ke archegonia, dari yang
biasanya ada dua atau tiga. Dua sperma dihasilkan, salah satunya berhasil
menyuburkan ovula. Meskipun luas bahwa pembuahan biji ginkgo terjadi sebelum
atau setelah mereka jatuh di awal musim gugur, embrio biasanya terjadi pada biji
sebelum dan setelah mereka turun dari pohon.
c) Manfaat
Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba berfungsi sebagai antioksidan untuk
menekan radikal bebas Untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara
memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin
Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah Dapat memacu
produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate) Ketika musim penyerbukan
tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia.
Peluang agribisnis tannaman ini adalah di manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai
tanaman hias. Selain itu, tanaman ini juga di percaya sebagai tanaman obat
Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu di Cina.

Bijinya digunakan sebagai obat serta untuk keperluan memasak, dapat juga
untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, masalah kandung kemih, dan bahkan
kanker. Ginkgo juga secara tradisional digunakan untuk mengobati masalah paru-
paru seperti asma dan bronkitis kronis. 

3. Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau tangkil 7
(Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur –
sayuran. Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo
menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari
konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya
berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang
menjadi penyebab berbagai macam penyakit. Di Jepang dilakukan penelitian dan
dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi  dekat
dengan tanaman Ginko biloba Jepang. Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua,
yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak
karena memperkuat daya ingat.
a. Klasifikasi Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales 
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon.
Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun
menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring.
Strobilus tidak berbentuk kerucut.

b. ciri - ciri umum ordo Gnetales


Tanaman berupa pohon, daun lebar, dan mempunyai pertulangan menyirip
bentuk daun buah melingkar atau berkarang, Cirri lain Ordo ini juga yaitu
dengan Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang, Akarnya
tunggang, Tulang daun menyirip, tipis dan melebar. Berumah dua karena
strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda, strobilus jantan
dan betina terdapat dalam 1 pohon, serta ada yang berumah satu dan berumah
dua. Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum(melinjo dan kerabatnya),
Welwitschia, dan Ephendra. Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-


buku-buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan
brakteola bersatu. Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga
memiliki tiga (3) lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging.
Memiliki ovulum yang lebih tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.

1. Liana berkayu, beberapa tegak.


2. Percabangan bersendi dan menebal
3. Daun sederhana, berhadapan, menyirip.
c. Manfaat Gnetum gnemon :
1. Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi
sayur,
2. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan
kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping
merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi
perekonomian masyarakat di Jawa.
3. Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam
untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam
untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran
Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman
penghijauan.
4. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga
sederhana.
B. Angiopermeae
1. Monocotiledoneae
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari
dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena
hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam
berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti
Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna
dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati,
sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat
pewarna, dan sebagainya.

Ciri-ciri Tumbuhan Monokotil

1. Memiliki sistem akar serabut


2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun (Melengkung atau sejajar)
3. Ada tudung akar / kaliptra
4. Jumlah keping biji atau  kotiledon (satu buah keping biji saja)
5. Kandungan akar dan batang (Tidak terdapat kambium)
6. Jumlah kelopak bunga (Umumnya adalah kelipatan tiga)
7. Pelindung akar dan batang lembaga (Ditemukan batang lembaga /
koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza)
8. Pertumbuhan akar dan batang (Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi
membesar)

Tumbuhan monokotil digolongkan atas beberapa suku. Suku-suku tersebut


terdiri dari, suku rumput-rumputan, suku pinang-pinangan, suku anggrek-
anggrekan, suku pisang-pisangan, dan suku jahe-jahean. Masing-masing
penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Suku Rumput-rumputan (Graminaeae)

Suku Rumput-rumputan (Graminaeae) mempunyai daun berbentuk pita dan


bertulang daun sejajar. Daun suku rumput-rumputan melekat langsung pada batang,
yaitu pada tiap ruas batangnya. Bunga Suku Rumput-rumputan (Graminaeae)
berupa bulir dan penyerbukannya dibantu angin. Contoh Suku Rumput-rumputan
(Graminaeae) adalah:

1. Rumput, biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak,


2. Padi dan jagung, merupakan sumber karbohidrat, bahkan di beberapa daerah
di Indonesia menjadi bahan pokok,
3. Tebu, dimanfaatkan untuk membuat gula.

Klasifikasi Gandum
Kingdom :   Plantae
Diviso :   Spermatophyta
Sub Divisio :   Angiospermae
Kelas :   Monocotilae
Ordo :   Poales
Famili :   Poaceae
Genus :   Triticum
Species :   Triticum sativum
b. Suku Pinang-pinangan (Palmae)

Pada umumnya, Suku Pinang-pinangan (Palmae) mempunyai batang yang


tidak bercabang. Tulang daunnya menyirip, namun ada pula yang berbentuk kipas.
Bunganya berupa karangan atau tongkol. Letak tongkol ini pada ketiak daun atau
ujung batang. Contoh tumbuhan Suku Pinang-pinangan (Palmae), antara lain:
1. Pinang merah dan palem, biasanya dipelihara sebagai tanaman hias,
2. Kelapa, hampir semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan,
3. Salak, buahnya dapat dimakan.
Klasifikasi Kelapa
Kingdom :   Plantae
Divisio :   Spermatophyta
Sub Divisio :   Angiospermae
Kelas :   Monocotilae
Ordo :   Aracales
Famili :   Palmae
Genus  :   Cocos
Species :   Cocos nicifera

c. Suku Angrek-anggrekan (Orchidaceae)

Biasanya, Suku Angrek-anggrekan (Orchidaceae) hidup secara epifit pada


tumbuhan lain. Akar Suku Angrek-anggrekan (Orchidaceae) berupa akar rimpang
dan mempunyai sel khusus yang berguna untuk menempel pada tumbuhan yang
ditumpanginya. Daun Suku Angrek-anggrekan (Orchidaceae) berdaging dan tepinya
rata. Baik kelopak bunga maupun magkota bunganya, masing-masing berjumlah
tiga buah. Contoh
Suku Angrek-anggrekan (Orchidaceae) adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan).
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbuji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Ordo : Orchidales
Family : Orchidaceae (anggrek-anggrekan)
Genus : Phalaenopsis
Spesies : Phalaenopsis amabilis.
d. Suku Pisang-pisangan (Musaceae)

Daun tumbuhan Suku Pisang-pisangan (Musaceae) berbentuk seperti lanset


dan tulang daunnya menyirip. Batang Suku Pisang-pisangan (Musaceae) merupakan
batang semu, sedangkan bunganya berupa karangan bunga. Karangan bunga ini
terdiri atas banyak bunga. Suku Pisang-pisangan (Musaceae) banyak jenisnya dan
biasanya diambil buahnya. Buah pisang banyak mengandung, vitamin A yang
bermanfaat bagi kesehatan

Klasifikasi Pisang

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
e. Suku Jahe-jahean (Zingiberaceae)
Suku Jahe-jahean (Zingiberaceae) mempunyai batang yang tumbuh dari
rimpang. Rimpang ini tumbuh menjalar di dalam tanah. Daun Suku Jahe-jahean
(Zingiberaceae) mempunyai pelapah yang memeluk batang dan letak daunnya
berseling atau tersusun spiral. Mahkota bunga Suku Jahe-jahean (Zingiberaceae)
berjumlah tiga dan kelopak bunganya berbentuk tabung. Contoh tumbuhan Suku
Jahe-jahean (Zingiberaceae) antara lain, Jahe, kunyit, kencur, dan bunga tasbih.

Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan
rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman.
Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu
tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan
sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami.
Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan
jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin
yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur
dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat
secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti
muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti
inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang
pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Penelitian lain membuktikan ekstrak jahe, baik dari jahe segar maupun jahe
kering, berkhasiat dalam mengatasi infeksi bekteri, infeksi jamur, kejang, nyeri,
luka serta gangguan lambung, tumor, kram dan reaksi alergi. Jahe juga
bermanfaat untuk sirkulasi darah. Tumbuhan rimpang ini memiliki khasiat
antikogulan (anti pembekuan darah) yang lebih hebat daripada bawang putih
atau bawang merah kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan
kolesterol dalam. Jahe juga mampu menurunkan darah dan hati. Secara ilmiah
juga jahe terbukti melawan bakteri escherichia coli, penyebab penyakit diare.
Dalam tradisi pengobatan herbal di negeri ini, jahe dilumatkan sering digunakan
sebagai pertolongan pertama terhadap luka akibat gigitan ular berbisa.

Klasifikasi Jahe

Kingdom :   Plantae

Divisio :   Spermatophyta

Sub Divisio :   Angiospermae

Kelas :   Monocotilae

Ordo :   Zingiberales

2. Dicotiledoneae
Oleh: Husnul Budiatman
Dani

Pengantar
Tumbuhan berbiji
belah (atau tumbuhan
berkeping biji dua atau dikotil)
adalah segolongan tumbuhan
berbunga yang memiliki ciri
khas yang sama: memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon). Daun lembaga ini
terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat
mudah terbelah dua. Secara klasik, tumbuhan berbunga dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu tumbuhan berkeping biji dua dan tumbuhan berkeping biji
tunggal (monokotil). Sejumlah sistem klasifikasi tumbuhan yang berpengaruh,
seperti sistem Takhtajan dan sistem Cronquist mengakui kelompok ini
sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan
menggantikan akhiran -aceae dalam nama Magnoliaceae dengan akhiran -
opsida(Pasal 16 dalam ICBN). Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai
nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida
adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi
yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas "tumbuhan berdaun lembaga dua"
atau "tumbuhan dikotil").
Sistem klasifikasi APG II, yang perlahan-lahan mulai luas dipergunakan,
tidak mengakui kelompok ini lagi karena bersifat parafiletik: tidak utuh jika
tumbuhan berbiji tunggal tidak dimasukkan. Lebih jauh lagi, sistem ini menemukan
bahwa dalam kelompok ini terdapat paling tidak tujuh klade yang berbeda secara
genetik:
1. Suku Amborellaceae
2. Suku Chloranthaceae
3. Bangsa Nymphaeales
4. Bangsa Austrobaileyales
5. Magnoliids
6. Bangsa Ceratophyllales
7. Eudicots (dikotil sejati)
Dari ketujuh klade ini, ada satu kelompok besar yang monofiletik yang
memiliki ciri-ciri khas Magnoliopsida secara konsisten dan
disebut eudicots ("dikotil benar/sejati"). Ironisnya, Magnoliaceae tidak termasuk di
dalam dikotil sejati.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk
seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis
dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya
menjalar atau membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan
bunga berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah
polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai
cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai
sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki
mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putik 1. Contoh:
kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar,
melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan
kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh:
jambu air dan jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh
daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila
terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan aroma yang sangat khas. Contoh: jeruk bali,
dan jeruk nipis.
j. Rubiaceae
Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas.
Contoh: kopi
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat
menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga
berwarna menarik. Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya:
kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae,Contohnya tanaman jati.
o. Annonaceae, Contohnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal
sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan
(memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Contohnya: bunga matahari dan
kenikir.

Contoh tumbuhan dikotil :

1. Kacang tanah
2. Mangga
3. Rambutan
4. Belimbing dll.
Ciri pada tumbuhan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki
adalah :
a. Bentuk akar.
1. Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
4. Tidak terdapat ada tudung akar
5. Jumlah keping biji atau kotiledon
6. Ada dua buah keping biji
7. Kandungan akar dan batang
8. Ada kambium
9. Jumlah kelopak bunga
10. Biasanya kelipatan empat atau lima
11. Pelindung akar dan batang lembaga
12. Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
13. Pertumbuhan akar dan batang
14. Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
b. Struktur-strukturpadatumbuhan
1. Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan
epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan
empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas
pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-
seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil
berbeda.
2. Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang
berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar
berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang
terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada
kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar
pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.
3. Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan
terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun
monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem
jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan
bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil khususnya
famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan
floem yang terdapat pada tulang daun.

Organ Tumbuhan
1. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau
kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-
sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
a) Fungsi Akar
1) Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
2) Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
3) Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
b) Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat
bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
e. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya
mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis
akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar
memperluas permukaan akar.
f. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun
rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar
dibangun oleh jaringan parenkim.
g. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.
Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada
dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding
sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop
akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat
menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis
mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke
silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
h. Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
1) Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk
dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
2) Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian
menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat
jaringan kambium.
3) Empulur
4) Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri
dari jaringan parenkim.
2. Batang 
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan
anatominya.

Jaringan Batang

a) Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang
antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis
sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan
kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim..
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis
sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis
tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat
pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele
disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut
tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem
di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem
terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.Pada tumbuhan
Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal
sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan
zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak
berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama
satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan yang dapat tertulis dari retorika-retorika yang telah tersampaikan pada
materi ini bahwa Tumbuhan Tingkat Tinggi (Spermatophyta) merupakan tumbuhan
berbiji, yang dimana pembagian umum yang termasuk ke dalam sektor tersebut
adalah:
1. Gymnospermeae
a. Cycadophyta
Batangnya Cycadophyta tidak bercabang, daun-daun majemuk
tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus
(perawakan) Cycadophyta menyerupai pohon palem. Contoh spesies ini
Cycas rumphii.
b. Ginkgophyta
Ginkgo ini diklasifikasikan dalam divisi Gingkophyta, terdiri dari
kelas Ginkgoopsida tunggal, Ginkgoales ketertiban, keluarga
Ginkgoaceae, genus Ginkgo dan merupakan satu-satunya spesies yang
tersisa dalam kelompok ini. Ini adalah salah satu yang paling terkenal
contoh dari sebuah fosil hidup, karena selain Ginkgoales biloba tidak
diketahui dari catatan fosil setelah Pliosen.
c. Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau
tangkil 7 (Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang
Indonesia untuk sayur – sayuran.

2. Angiospermeae
a. Monocotiledoneae
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah
satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak
membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga
b. Dicotiledoneae
Tumbuhan berbiji belah (atau tumbuhan berkeping biji
dua atau dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki
ciri khas yang sama: memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon).

B. Saran
Perbanyaklah waktu luang untuk mendalami ilmu ini baik dengan membaca
buku, kajian-kajian, dan jurnal-jurnal perspektif para ahli maka dengan hal tersebut
memudahkan kita untuk memahami dan dapat menjadi suatu yang melekat pada diri
sehingga dengan itu kita pun dapat mengenal dunia tumbuhan dengan pandangan
Takson atau pengelompokannya.

C. Latihan
1. Jelaskan perbedaan utama antara tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan biji
tertutup baik dari segi morfologi maupun reproduksinya ?
2. 2. Jelaskan dengan matriks (tabel) perbedaan tumbuhan monokotil dan
dikotil ?
3. 3. Sebutkan beberapa manfaat tumbuhan biji tertutup bagi kehidupan
manusia !
4. Kenapa Ginkgo biloba dimasukkan ke dalam fosil dan bagaiana manfaat
Ginkgo biloba dalam kesehatan?
Jawab: Ginkgo termasuk salah satu pohon tertua yang masih hidup di dunia,
karenanya ginkgo dikenal juga sebagai tanaman fosil. Para arkeolog
memperkirakan tanaman ini tumbuh sejak kurang lebih 200 juta tahun yang
lalu. Di Cina bahkan masih ada pohon ginkgo berumur lebih dari 1.000 tahun.
Dibandingkan dengan tanaman berbentuk pohon lainnya, tanaman ginkgo
tergolong berumur sangat panjang, sehingga sering dimitoskan sebagai
tanaman panjang usia. Manfaat dalam kesehatan, ginkgo dapat menyembuhkan
berbagai penyakit seperti ; Penyakit Alzheimer / demensia, Tinnitus, Masalah
mata, Astma, dan Diabetes.
5. Kenapa tanaman melinjo tidak dapat hidup di daerah panta ?
Jawab: karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar
garam yang tinggi.
6. Sebutkan ciri – ciri umum dari ordo gnetales ?
Jawab: Adapun ciri - ciri umum ordo Gnetales antara lain tanaman berupa
pohon, daun lebar, dan mempunyai pertulangan menyirip bentuk daun buah
melingkar atau berkarang
7. Apa yang terjadi jika kita mengkonsumsi secara berrlebihan dan minyak
goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo?
Jawab: Akan menyebabkan kadar asam uratnya meningkat
BAB III

TERMINOLOGI

Angiospermae : tumbuhan biji tertutup

Cocos nicifera : kelapa

Cotyledon :kepingbiji

Dioecious : yang memiliki bunga jantan dan betina pada pohon yang berbeda

Gnetum : genus dari melinjo dengan kerabat

Graminaeae : suku rumput-rumputan

Hiperurisemia : kenaika asam urat

karminatif : peluruh kentut

Keleorhiza : akar lembaga

Koleoptil : batang lembaga

Kotiledon : keping biji

Mikrospangia :sporakecil

Mikrosporofil :daunkecil

Monokotiledon : biji berkeping satu (tunggal)


Musa parasidiaca : pisang

Musaceae : suku pisang-pisangan

Orchidaceae : suku anggrek-anggrekkan

Ovulum : pembungkus biji

Plantae : tumbuh-tumbuhan

Spermatophyta : tumbuhan berbuji

Strobilus :alatkelaminjantan/betina

Zingiberaceae : suku jahe-jahean

Anda mungkin juga menyukai