Anda di halaman 1dari 18

TANAMAN LANSKAP

Pohon Kecil

Oleh:
Jeni Kristiaman (1906581001)
Arnas Deva Mahendra (1906581012)
Dwi Adi Prayogo (1906581013)
Arya Pandapotan (1906581034)
Abdi Ariyadi (1906581035)
Anak Agung Ngurah Dharma Sep (1706541047)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PERTAMANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Pohon Kecil ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk
memenuhi tugas online yang diberikan dosen pada mata kuliah Tanaman Lanskap.
Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang tanaman
kelompok pohon kecil, serta persebarannya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan dosen sebagai
penilai diperlukan untuk kebaikan kami serta perbaikan kualitas paper ini.

Bali, 30 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................3

1.1. Latar Belakang........................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................3

1.3. Tujuan.....................................................................................................3

1.4. Metode Pengumpulan Data....................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4

2.1 Asoka Merah.......................................................................................4

2.2 Kamboja Jepang..................................................................................6

2.3 Cemara Udang....................................................................................8

2.4 Kembang Sepatu...............................................................................10

2.5 Bunga Kertas.....................................................................................11

2.6 Pohon Hamplas.................................................................................13

BAB III..................................................................................................................15

3.1. Kesimpulan...........................................................................................15

3.2. Saran.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pohon kecil merupakan tumbuhan berkayu yang mempunyai batang dan
cabang, tumbuh rendah dekat dengan pemukaan tanah. Pohon kecil juga
merupakan sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m (20 kaki).
Dengan ukurannya yang cukup kecil, biasanya beberapa jenis pohon kecil dapat
ditanam di pot. Pohon kecil biasanya digunakan atau dicari karena memiliki
bentuk dahan, daun, batang, dan akar yang estetika dan biasanya manfaatkan
untuk vocal point pada taman.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa saja yang termasuk dengan kelompok pohon kecil?
b. Bagaimana morfologi tumbuhan kelompok pohon kecil?
c. Bagaimana penempatan tumbuhan kelompok pohon kecil?
1.3. Tujuan
Mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok
pohon kecil.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan
melalui literatur yang dapat di peroleh dari internet.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asoka Merah

Penamaan
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Asoka Merah. Tanaman ini
dapat kita temui hampir disetiap tempat seperti pekarangan rumah maupun
sebagai pembatas jalan. Nama ilmiah Asoka Merah adalah Ixora cocineae.
Urutan Taksonomi
Kingdom : Plante
Subkingdom : Tracheobionata
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosida
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora cocineae
Morfologi
a. Akarnya merupakan jenis akar tunggang yang tumbuh menjalar ke
bawah. Jenis akar ini mampu menopang pohon yang tinggi. Warna

4
akar asoka adalah coklat. Pohon asoka dapat tumbuh hingga
ketinggian 7 meter. Tanaman asoka dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang sangat gembur, terutama di ketinggian 0 hingga 400 meter
di atas permukaan laut.
b. Batang asoka tumbuh tegak dan berbentuk bulat. Diameter batang
mencapai 40 cm dan berupa kayu keras
c. Cabang tanaman asoka merupakan sistem percabangan simpodial.
Cabang simpodial adalah ketika batang utama dan cabang sulit
dibedakan karena pertumbuhan cabang yang sama besar atau bahkan
lebih besar dari cabang utamanya.
d. Bunga asoka cenderung berwarna merah, terutama tanaman asoka
yang tumbuh di Indonesia. Namun ada juga yang berwarna jingga dan
kuning. Bunga asoka termasuk bunga majemuk. Benang sarinya
berjumlah 4. Kepala sari bunga asoka terletak di bagian mahkota
bunga. Waktu berbunga tanaman ini adalah menjelang musim hujan.
Bunga asoka termasuk tumbuhan yang mampu bertahan lama, yaitu
selama 3 sampai 4 bulan.
e. Daun tanaman asoka berbentuk lonjong dengan bagian ujung
meruncing. Tekstur daunnya halus dan berwarna hijau mengkilat.
Kekurangan
Soka dapat dikembangbiakkan secara generatif maupun vegetatif.
Perbanyakan soka secara generatif menggunakan bijinya, namun cara ini jarang
dilakukan dan hanya terbatas untuk keperluan pemuliaan. Perbanyakan secara
vegetatif yaitu dengan menggunakan setek batang atau cabang, tanaman yang
dihasilkan dari setek biasanya mempunyai persamaan dalam umur, ukuran tinggi,
ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan tanaman yang diperoleh akan
sempurna yaitu telah mempunyai akar, batang dan daun dalam waktu yang
relative singkat. Pembiakan tanaman dengan setek sering dihadang kendala yaitu
sukar terbentuknya perakaran pada tanaman. Apabila hal ini bisa diatasi, maka
perbanyakan dengan cara setek merupakan perbanyakan yang paling baik, praktis
dan ekonomi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk merangsang

5
pertumbuhan dan pembentukan akar pada setek adalah dengan pemakaian zat
pengatur tumbuh.
Penempatan
Asoka dapat tumbuh baik pada tanah sangat gembur dengan ketinggian 0 –
400 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat bertahan hingga suhu 45°C,
dimana terdapat dua jenis kebutuhan cahaya, yaitu sinar matahari langsung dan
tempat dengan kondisi lembab/gelap dengan kelembaban sekitar 70%.
Penempatan tanaman asoka dapat ditempatkan di ke semua Tri Mandala.
Selain bermanfaat sebagai tanaman hias (nilai estetika), bunga asoka juga
memiliki khasiat terutama bagi kesehatan. Sifat mujarabnya ini berasal dari
senyawa hematoksilin pada bagian bunga dan kulit kayunya. Selain hemaktosilin,
bunga asoka juga mengandung tannin yang melimpah, zat besi serta unsur organik
pembangun tubuh lainnya. Khasiat bunga asoka diantaranya mengobati gejala
disentri hemoragik, mengatasi haid yang tidak lancar, mengusir kram pada betis,
dan mengobati luka memar pada tubuh.
2.2 Kamboja Jepang

Penamaan
Lebih sering dikenal dengan Kamboja Jepang. Nama ilmiah Kamboja
Jepang adalah Adenium obesium.
Urutan Taksonomi
 Kingdom : Plantae

6
 Subkingdom : Trachebionta
 Super Divisi : Spermatophyta
 Divisi : Magnoliphyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Gentianales
 Famili : Apocynaceae
 Genus : Adenium
Morfologi
a. Tumbuhan kamboja jepang ini hanya memiliki tinggi sekitar 2 meter
saja, jadi dapat ditanam di pot.
b. Tumbuhan ini mempunyai akar yang bisa membentuk umbi menjadi
tempat cadangan air serta cadangan makanan.adanya umbi sangat
penting, dalam arti bagi tumbuhan ini, sebab di habitat asalnya yang
ada di daerah gurun panas dan beriklim kering, air serta sumber nutrisi
paling susah didapatkan. Akar mampu tumbuh panjang hingga
beberapa meter, selain itu dalam akar ditumbuhi sejumlah bulu halus
untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi.
c. Tanaman bunga kamboja jepang memiliki batang yang halus, lunak,
serta tidak berduri. Batangnya pun mengandung getah putih yang
memiliki rasa pahit dan beracun bila dipakai dalam konsentrasi
banyak.
d. Tanaman ini memiliki berbagai bentuk daun, ketebalan, corak warna,
dan tekstur yang berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Secara umum,
daunnya berbentuk dibagi dua jenis yaitu bentuk runcing serta lanset.
Dari segi ukuran daun, panjang daun ini sekitar antara 8-10cm, dan
lebarnya antara 0,5-1,5 cm.
e. Tanaman ini mempunyai corak bunga yang masing-masingnya
beragam tergantung jenisnya. Kamboja jepang tergolong sebagai
bunga berumah satu, sebab di satu bunga ada mahkota bung, kelopak
bunga, ovary, putik, benang sari, dan tangkai bunga. Motif bunga

7
sangat beragam, dimulai dari yang polos, lalu bergaris-garis, serta
splash. Dan memiliki beragam warna.
f. Secara umum, hampir semua jenis tanaman kamboja jepang bisa
menghasilkan buah, meskipun dengan jumlah serta ukuran yang
beragam. Umumnya bunga bisa menghasilkan sepasang buah dengan
saling menempel berhadapan, yang berdiameter 1-1,5 cm.
Kekurangan
Kekurangan dari tanaman kamboja jepang ini adalah muda terserang hama
tanaman.
Penempatan
Penempatan kamboja jepang pada taman adalah ditempatkan di tempat
yang lebih hangat dan terkena sinar matahari agar mendapatkan hasil
pertumbuhan yang baik dan jika terkena sinar matahari yang cukup banyak
membuatnya cepat berbunga dan memiliki batang dan daun yang lebih sehat. Dan
di tempatkan pada tempat yang higienis dan meiliki sirkulasi udara yang baik.
Tanaman ini memiliki fungsi sebagai vocal point karena memiliki bentuk pohon
yang estetika.
2.3 Cemara Udang

Penamaan
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Cemara Udang. Tanaman
ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Nama ilmiah Cemara Udang
adalah Casuarina equisetifolia

8
Urutan Taksonomi
Kingdom : Plante
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelididae
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina equisetifolia
Morfologi
a. Tanaman Cemara Udang tumbuh dengan tinggi sekitar empat meter,
batang cemara ini tidak tumbuh lurus ke atas layaknya cemara tapi
cenderung meliuk. Tidak mengherankan, setelah berpuluh-puluh tahun
bentuknya jadi seperti udang yang bongkok.
b. Cemara Udang memiliki daun yang lurus bagaikan jarum , memiliki
panjang sekitar 10—15 cm, tumbuh rimbun di ranting-rantingnya. Saking
rimbunnya, saat matahari bersinar terik pun kondisi di bawah cemara ini
teduh meskipun daunnya berbentuk seperti jarum
c. Pohon cemara udang memiliki daun yang kecil, silindris, dan bersisik,
biasanya berwarna hijau muda hingga keabu - abuan.
d. Batang pohon ini tertutupi oleh kulit kayu yang keras dan bertekstur kasar.
Batang pohon ini berwarna cokelat kemerahan hingga abu - abu.
e. Akar dari pohon ini sangat rapat, yang digunakan untuk mencengkeram
substrat yang tidak stabil seperti pasir. 
f. Akarnya yang kuat juga dapat menopang pohon ini utuk tetap tegak ketika
terjadi badai di kawasan pesisir, dan bahkan struktur pohon ini mampu
menahan angin yang kencang, sehingga melindungi daerah dibelakangnya
dari ancaman angin.
g. Kulit kayu pohon akan menebal dan berwarna cokelat gelap disertai
retakan-retakan. Ketebalan kulit kayu cemara menjadikannya dapat
bertahan di segala kondisi cuaca.
Kekurangan

9
Pada tanaman cemara udang harus dilakukan peremajaan atau pemotong
secara bertahap dan dengan cara yang hati-hati, karena jika tidak dilakukan maka
daun akan tumbuh tak beraturan dan mudah menguning dan mengering. Tanaman
juga memelurkan cahaya matahari yang cukup dan merata karena tanaman ini
menyukai panas dan hidup di area sekitar pantai. Jika ingin menjadikan cemara
udang sebagai tanaman indoor haruslah meletakkannya di tempat yang cahayanya
cukup dan merata. Tanaman ini sering dikeluhkan cepat mati atau lambat
tumbuhnya
Penempatan
Penempatan cemara udang di taman dalam menanam cemara udang di
taman penataan cemara udang seyogyanya di tempat yang banyak terkena sinar
matahari. Agar tanaman cemara udang anda dapat tumbuh dengan baik dan
optimal. Pemangkasan juga dilakukan guna merangsang perkembangan cabang
maupun tunas muda. Pohon cemara udang merupakan model tanaman hias yang
bisa tumbuh mencapai 4 meter sehingga bias menjadi peneduh pohon
lainnya. Cemara udang harus dipelihara lebih tinggi pemeliharaan tanaman di
sekelilingnya. Jangan lupa lakukan perawatan dan pemeliharaan seinensif
mungkin.
2.4 Kembang Sepatu

Penamaan
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Kembang Sepatu.
Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Nama ilmiah Kembang
Sepatu adalah Hibiscus rosa-sinensis.

10
Urutan Taksonomi
Kingdom : Plante
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis.
Morfologi
a. Kembang sepatu mampu tumbuh cukup tinggi, yaitu 2 hingga 5
meter. Batang pada bunga sepatu = bulat, berkayu, keras dengan diameter
9 cm .
b. Akar bunga sepatu = tunggang dengan warna kecoklatan, kedalaman
perakaran ini menembus tanah mencapai 45 – 60 cm bahkan lebih
tergantung dengan pertumbuhan tanaman bunga sepatu.
c. Bunga sepatu mampu tumbuh cukup tinggi, yaitu 2 hingga 5
meter. Batang pada bunga sepatu = bulat, berkayu, keras dengan diameter
9 cm .
d. Bunga berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga
20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa
mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada
umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Kekurangan
Untuk perkembangan kembang sepatu yang sehat membutuhkan cahaya
yang terang tetapi tersebar. Ketika terkena sinar matahari langsung dapat
membakar tanaman dan menyebabkan kuncup jatuh. Kekurangan nutrisi dalam
tanah sangat menekan untuk kembang sepatu. Selama berbunga, tanaman
membutuhkan nutrisi tambahan. Untuk tujuan ini, paling cocok pupuk kompleks
dengan unsur nitrogen, kalium.
Penempatan
Tanamlah kembang sepatu di tempat yang mendapatkan terpaan sinar
matahari penuh berkisar 23 derajat di musim panas dan 18 derajat dimusim

11
dingin.  Kembang sepatu adalah tanaman tropis. Jadi, perdu ini menyukai
kelembapan, suhu yang hangat, dan paparan sinar matahari langsung selama 8-10
jam setiap hari.
2.5 Bunga Kertas

Penamaan
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Bunga Kertas. Nama
ilmiah Bunga Kertas adalah Bougainvillea spinosa.
Urutan Taksonomi
 Kingdom : Plantae
 Sub Kingdom : Viridiplantae
 Divisi : Tracheobionta
 Sub Divisi : Spermatophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Caryophyllanae
 Famili : Nytaginaceae
 Genus : Bougainvillea.
 Spesies : Bougainvillea spinosa
Morfologi
a. Bunga kertas memiliki akar jenis tunggang dengan bentuk vertikal, memiliki
serabut dan cukup lebar. Akar pada bunga kertas juga bisa menembus tanah
dengan memiliki kedalaman sekitar 50 hingga 80 cm. Namun, hal ini masih
bergantung pada varietas.

12
b. Batang bunga keertas memiliki perdu dan bentuk tegak lurus dengan
ketinggian kisaran 2 hingga 3 m hingga lebih tinggi lagi. permukaan batang
bunga kertas ini memiliki tekstur kasar dan coklat. Bukan hanya itu saja,
batang memiliki tekstur yang kokoh seperti kayu dengan duri dan memiliki
berbagai cabang. Batang bunga kertas di percaya bisa menyembuhkan
penyakit hepatitis. Hepatitis umumnya terjadi karena penggunaan obat –
obatan dan biasanya akan menyerang lansia.
c. Daun bunga kertas memiliki bentuk oval seperti telur dengan memiliki
panjang 1 hingga 5 cm. Pada bagian ujung – ujung permukaan daunnya
memiliki tekstur seperti menyirip. Daun bunga kertas memiliki warna seperti
kehijauan hingga sedikit tua. Selain itu, tangkai daunnya pendek dengan
warna sedikit kecoklatan. Kandungan daun bunga kertas dengan sirih dan
lidah buaya akan memberikan efek mint jika di aplikasikan kedalam kulit.
d. Bunga kertas memiliki bagian seperti tangaki, tenda bunga, benang sari dan
tangai putik. Bunga ini akan tumbuh di ketiak daun. Memiliki susunan 
majemuk bunga kertas ini memilliki anakan payung berjumlah 1 hingga 7
cabang. Masing – masing cabang memiliki cabang 3 bunga di sela – selanya.
Warna bunga kertas bermacam – macam yakni putih, ungu, merah muda dan
masih banyak lagi.
e. Percabangan batangnya yaitu percabangan sipodial, diaman batang pokonya
sukar ditentukan karena pertumbuhan batangnya kalah cepat dengan
pertumbuhan cabangnya. Arah tumbuh cabangnya condong keatas, karena
antar cabang dengan batang dan membentuk sudut 45̊.
f. tekstur dari bunga tersebut hampir sama seperti kertas yang halus dan tipis.
Umumnya bentuk dari tanaman ini kecil dan tumbuh tegak, daunnya
berwarna hijau tua dan bentuk dari daun buna kertas ini hampir serupa
dengan oval, tapi ujungnya gak lancip.
Kekurangan
Kekuranagan bunga kertas antara lain mudah robek, tidak kedap air,
mudah kusut, dan mudah terbakar.
Penempatan

13
Bunga kertas tumbuh baik pada tanah yang gembur dan halus. Tanaman
ini dapat bertahan dengan suhu 24-26̊c Kisaran suhu ini sangat penting diketahui
sebab banyak tanaman bunga kertas yang mati akibat terlalu panas suhu di
sekitarnya. Sehingga supaya bisa tumbuh dengan baik suhu yang diperlukan
adalah seperti diatas, dengan iklim curah hujan antara 112 sampai 119mm setiap
bulannya. tanaman bunga kertas hidup dengan kelembaban 50% sampai 80%.
2.6 Pohon Hamplas

Penamaan
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Pohon Hamplas. Nama
ilmiah Pohon Hamplas adalah Ficus Ampelas.
Urutan Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledon
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : F. ampelas
Morfologi

14
a. Daunnnya tunggal, berseling, lonjong, kasar, dan jika kering bisa dijadikan
sebagai ampelas untuk menghaluskan kayu. Sepintas daun amplas mirip
dengan daun beringin (Ficus benjamina), tetapi berukuran lebih panjang.
b. Buah amplas berbentuk bulat, kecil dan berwarna hijau saat masih mudah
kemudian berubah menjadi oranye-merah-hitam ketika matang.
c. Pohon amplas memiliki dapat tumbuh mencapai 20 meter dengan diameter
batang 50 cm, batangnya tegak, bulat, dan mempunyai percabangan
simpodial. Pohonnya sering dibudidayakan karena kegunaan daunnya.
d.
Kekurangan
Kekuranagan pohon amplas antara lain adalah perwatannya karena
tanaman ini cukup menbutuhkan kandungan air minimal sekali sehari. Cakupan
sinar matahari juga dibutuhkan yang cukup terutama pada pagi hari usahakan
terkena sinar matahari. Tanaman ini juga cukup rentan diserang oleh hama, maka
perlu diperhatikan perubahan yang terjadi pada tumbuhan.
Penempatan
Pohon amplas memiliki banyak kegunaan, terutama obat tradisional dan
daun keringnya bisa dimanfaatkan sebagai ampelas penghalus kayu.
Saat ini pohon amplas juga banyak ditanam sebagai tanaman perdu di
pekarangan, taman, dan tanaman hias dalam pot (bonsai).

BAB III
PENUTUP

g.
Kesimpulan
Pohon kecil merupakan tumbuhan berkayu yang mempunyai batang dan
cabang, tumbuh rendah dekat dengan pemukaan tanah. Pohon kecil juga
merupakan sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m (20 kaki).

15
Dengan ukuran yang kecil, maka penempatannya dapat dilakukan di dalam
pot. Dengan begitu banyak pohon yangberukuran kecil dijadikan tanaman hias
yang memiliki nilai estetika, bahkan ekonomi.
Perawatan yang cukup sulit harus menjadi perhatian bagi siapapun yang
mencoba untuk memelihara kelompok pohon kecil.
Saran
Setelah melakukan pengamatan dan pengumpula data, masyarakat perlu
untuk memulai menanam tanaman kelompok pohon kecil karena memiliki nilai
estetika dan filosofis. Tak hanya itu jika membudidayakannya dalam jumlah
banyak, kesempatan untuk menambah nilai ekonominya sangat memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.ciriciripohon.com/2020/03/ciri-ciri-pohon-amplas-di-alam-
liar.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hampelas
https://isnaini.wordpress.com/2018/02/18/mengenal-pohon-ampelas-di-
alam-liar/
Mukhlison. 2013. “PEMILIHAN JENIS POHON UNTUK PENGEMBANGAN
HUTAN KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
MUKHLISON Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.” Jurnal Ilmu
Kehutanan 10 (1): 37–47.

Nuraisyah, A. F. (n.d.). Mengenal tumbuhan bunga sepatu. 1–12.

Silalahi, M. (2019). Hibiscus rosa-sinensis dan Bioaktivitasnya. Jurnal


EduMatSains, 3(2), 133–146.

16
17

Anda mungkin juga menyukai