Dosen Pengampuh :
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
Latar Belakang..................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. JAMBU.....................................................................................................................................6
B. MANGGA.................................................................................................................................9
C. TERONG.................................................................................................................................12
D. PEPAYA.................................................................................................................................14
E. KUNYIT..................................................................................................................................17
F. LENGKUAS............................................................................................................................20
G. KAKTUS.................................................................................................................................23
H. PINUS.....................................................................................................................................25
I. BAMBU..................................................................................................................................28
BAB III................................................................................................................................................32
PENUTUP...........................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan alat perkembangbiakannya,
yaitu Phanerogamae dan Cryptogamae. Phanerogamae merupakan kelompok tumbuhan yang
memiliki alat perkembangbiakan terlihat atau biasa disebut tumbuhan berbunga. Sedangkan
Cryptogamae berasal dari kata Cryptos berarti tersembunyi dan gamein artinya kawin
sehingga Cryptogamae berarti reproduksi yang tersembunyi, dengan kata lain Cryptogamae
merupakan tumbuhan yang tidak menghasilkan biji (Widjaja, 2014). Tumbuhan Cryptogamae
belum memiliki organ-organ tubuh yang sempurna yaitu berupa thalus, meskipun ada
beberapa yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun (kelompok Pteridophyta).
Pteridophyta termasuk ke dalam suatu divisi yang warganya sudah jelas mempunyai kormus,
maksudnya tubuhnya sudah dapat dibedakan dengan nyata antara akar, batang dan daun.
(Tjitrosoepomo, 2014). Berdasarkan cara hidupnya, terdapat jenis-jenis Pteridophyta epifit
yang hidupnya menumpang atau menempel pada pohon lain sebagai inangnya, ada paku
terestrial yang hidup di atas permukaan tanah, dan ada paku higrofit yang hidupnya di
permukaan air (Kinho, 2009). Menurut Tjitrosoepomo (2014) menyatakan bahwa dalam
taksonomi, Pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu paku purba (Psilophytinae), paku
kawat atau paku rambat (Lycopodiinae), paku ekor kuda (Equisetinae), dan paku sejati
(Filicinae). Pteridophyta banyak ditemukan di tempat yang lembab, umumnya jenis
Pteridophyta di daerah dataran tinggi seperti pegunungan memiliki jumlah lebih banyak
dibandingkan di dataran rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kelembaban yang tinggi, banyaknya
curah hujan dan banyaknya aliran air di daerah dataran tinggi. Selain itu jumlah sinar
matahari yang menembus kanopi sedikit sehingga Pteridophyta terlindung dari panas.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan phanerogamae?
2. Apa saja ciri-ciri tumbuhan phanerogamae?
3. Bagaimana struktur dari tumbuhan phanerogamae?
4. Bagaimana pengelompokan tumbuhan phanerogamae?
Tujuan
1. Untuk mengetahui devinisi dari tumbuhan phanerogamae
2. untuk mengetahui ciri-ciri dari tumbuhan phanerogamae
3. untuk mengetahui struktur dari tumbuhan phanerogamae
4. untuk mengetahui pengelompokan atau klasifikasi dari tumbuhan phanerogamae
BAB 2
PEMBAHASAN
A. JAMBU
Klasifikasi Tanaman Jambu
Bagaimana klasifikasi dari tanaman jambu biji ini? Klasifikasi dari tanaman cukup unik, jika
ingin melihat klasifikasi yang dimiliki oleh jambu biji, maka anda dapat menyimaknya pada
ulasan yang berikut ini.
Kingdom – Plantae
Divisi – Magnoliophyta
Kelas – Magnoliopsida
Ordo – Myrtales
Famili – Myrtaceae
Genus – Psidium
Setelah anda mengetahui tentang klasifikasi yang dimiliki oleh tanaman jambu biji ini, maka
selanjutnya anda akan membaca tentang morfologi dari tanaman jambu biji ini.
Morfologi dari jambu biji ini meliputi akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Nah berikut
dibawah ini merupakan penjelasan dari morfologi tanaman jambu biji.
1. Akar
Akar dari tanaman jambu biji tanaman ini bercabang dengan bentuk yang seperti meruncing
panjang dan akan bertumbuh lurus hingga kedalam tanah. Pada umumnya morfologi akar dari
tanaman jambu biji memiliki warna yang coklat mudah sampai tua.
Akar dari jambu biji ini memiliki manfaat yang bisa menopang tanaman sehingga bisa
menjadi lebih kuat. Bahkan bisa menyerap air atau makanan yang ada di kedalaman tanah.
2. Batang
Batang dari jambu biji ini berbentuk keras dan memanjang serta memiliki permukaan yang
licin dan halus. Perbatangan tanaman jambu biji berbentuk bulat yang disertai dengan
diameter mencapai sekitar 10 hingga 20 cm atau lebih dari itu dan hanya tergantung dari
varietas dan jenisnya.
Batang yang dimiliki oleh tanaman jambu biji mempunyai ruas yang cukup pendek dan
disertai dengan perabangan yang banyak di bagian batang dari tanaman jambu biji ini.
3. Daun
Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, daun yang nampak muda dengan
rambut yang halus dan dipermukaan atas daun nampak tua licin. Tanaman dari jambu biji ini
menjadi salah satu tanaman yang beradaptif dan bisa bertumbuh tanpa memberikan
perawatan.
Namun daun dari jambu biji ini termasuk salah satu daun yang tidak lengkap. Hal ini
dikarenakan daunnya hanya memiliki petiolus (tangkai) serta lamina (helaian) yang biasanya
disebut sebagai daun bertangkai.
Bagian daun jambu biji yang lebar terdapat pada tengah-tengah dan memiliki bentuk yang
jorong. Daun dari tanaman jambu biji ini memiliki tulang dengan daun yang penninervis atau
menyirip.
Hal ini berarti kalau daun jambu biji mempunyai tulang punggung dengan membentang pada
pangkal hingga sampai di ujung daun. Hal ini merupakan terusan dari tangkai daun, nah ini
akan menjadi susunan yang mirip dengan susunan dari sirip ikan.
Dibagian ujung dari daun jambu biji ini berbentuk tumpul, bahkan biasanya daun jambu biji
dibagian atas akan terlihat lebih hijau daripada sisi daun yang berada dibagian bawah.
Dengan tangkai yang berbentuk selindris serta tidak menebal di bagian tangkainya.
4. Bunga
Pada umumnya bunga yang dimiliki jambu biji ini mempunyai warna yang putih, kemerahan
dan disertai dengan dua mahkota yang memiliki 4 sampai 5 kelopak dalam satu mahkota
yang tetap sama.
Perlu diperhatikan kalau bunga dari jambu biji ini bisa berbunga hingga menjadi bakal buah
apabila proses penyerbukannya hewan ataupun serangga dan angin yang ada di sekitarnya.
Buah dari tanaman jambu biji ini memiliki bentuk yang bulat dengan ukuran yang hampir
sama persis dengan bola tenis. Bahkan ada juga jambu biji yang memiliki buahnya seperti
bulat telur dan berwarna hijau yang agak kekuningan. Buah jambu biji ini cukup tebal apabila
buah sudah matang dan buahnya tentu saja memiliki warna yang merah jambu.
Sementara itu biji dari jambu biji cukup banyak dan bertaburan di tengah buah jambu biji.
Biji-bijinya cukup keras dan berwarna kuning yang agak kecoklatan, tak hanya buah dari
jambu biji yang memiliki banyak manfaat, akan tetapi biji-biji dari jambu biji banyak
khasiatnya. Misalnya anti radang, peluruh haid, anti diare dan homeostatis atau penghenti
perdarahan.
B. MANGGA
Klasifikasi Tanaman Mangga
Klasifikasi dari tanaman mangga ini sangat unik dan menarik jika dibandingkan dengan
tanaman yang lainnya. Mari kita simak ulasan yang ada dibawah ini.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Super Ordo : Rosanae
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera L
Sama seperti dengan klasifikasi yang dimiliki oleh tanaman mangga, dimana tanaman
mangga memiliki morfologi yang unik dan menarik.
Seperti apa morfologi dari tanaman mangga? Berikut dibawah ini merupakan morfologi yang
dimiliki oleh tanaman mangga.
Dalam organ akar telah memiliki morfologi yang berbeda, seperti akar cabang dan akar
tunggang. Didalam akar tunggang telah tersedia ukuran yang panjang hingga mencapai
kurang lebih 6 meter.
Nah pada pertumbuhan akar inilah yang akan membuat pencairan air di dasar permukaan
tanah. Dengan begitu, hal ini akan membuat akar yang telah berada di dasar permukaan tanah
akan mengalami perubahan.
Dimana akar akan berubah hingga menjadi sebuah akar cabang yang ada pada kedalaman 30
hingga 60 cm dalam permukaan tanah.
Batang dari tanaman mangga memiliki bentuk kayu yang kuat, keras dan mampu bertumbuh
dengan cara yang tegak keatas.
Morfologi batang dari tanaman mangga ini berbentuk bulat yang disertai dengan percabangan
dan ranting yang lumayan banyak.
Pada cabang serta ranting akan menumbuhkan daun-daun yang lebat dan berbentuk kanopi,
seperti oval, kubah dan memanjang.
Kulit dari batang tanaman mangga ini begitu tebal dan kasar dengan warna coklat gelap yang
kehitaman atau keabu-abuan.
Perlu diketahui kalau tanaman mangga ini di perbanyakan generative (menggunakan benih)
sehingga tanaman mangga ini bisa bertumbuh dengan sempurna.
Jika perbanyakan dengan cara yang vegetative, maka batang tersebut akan menjadi lebih
pendek dan batang akan membentang.
Daun dari tanaman mangga menjadi salah satu daun yang tungga dan tidak memiliki
penumpu dan anakan.
Panjang dari daun tanaman mangga ini mencapai 8 hingga 40 cm yang disertai dengan
ukuran lebar mencapai 2 hingga 12,5 cm.
Daun mangga ini terletak dimana-mana, maksudnya daun ini terletak secara berselang-seling
dalam mengelilingi ranting.
Tanaman mangga merupakan tanaman yang memiliki daun tidak lengkap, hal ini karena
adanya petiolus atau tangkai dan lamina atau helaian daun saja.
Bentuk dari daun mangga ini memiliki variasi, disebabkan berbentuk lonjong, mata tombak
serta segi empat pada ujungnya dan agak meruncing. Bahkan ditepi bagian dari daunnya
terlihat halus, akan tetapi sedikit bergelombang.
Pada umumnya bunga dari tanaman mangga ini bermajemuk yang bertumbuh dari tunas
ujungnya dengan terangkai yang ada dibagian tandan dan rangkaian bunga mangga berbentuk
kerucut.
Di setiap tandan bunga dari tanaman mangga ini berjumlah banyak, diperkirakan mencapai
1000 hingga 6000 kuntum dan disertai dengan ukuran yang kecil dalam diameter 6 hingga 8
mm.
Dilihat dari pengertian dari bunga jantan dimana bunga mangga berbentuk bunga banci atau
hemaprodit dengan rangkaian dari bunga proporsi tanaman mangga cukup banyak.
Dalam bagian kelopak dan mahkota dari tanaman mangga telah tersedia 5 lembar. Kemudian
dibagian pangkal buah tidak tersedia tangkai, namun di bagian ujung memiliki kepala putik.
Tanaman mangga ini menjadi salah satu tanaman yang telah termasuk dibagian golongan
buah biji dengan memiliki daging yang tebal dan memiliki ukuran panjangnya mencapai 30
cm.
Pada umumnya bentuk buah mangga ini cukup bervariasi, seperti berbentuk oval, bulat dan
pipih. Seperti yang sudah diketahui kalau buah mangga ini memiliki berbagai macam jenis
mangga, makanya tak salah kalau setiap jenisnya memiliki bentuk yang berbeda-beda.
Buah mangga memiliki warna yang bervariasi juga, seperti kuning kemerahan, kuning, hijau
dan dikombinasikan dengan berbagai macam warna yang sudah disebutkan.
Rasa dari buah mangga ini pun berbeda, ada yang rasan asam banget da nada yang tidak asam
serta ada yang rasanya manis.
Kulit dari buah mangga ini memiliki kelenjar dan cukup tebal, selain itu buah mangga ini
juga tersedia biji yang lumayan keras.
Sampai disini dulu pembahasan kita kali ini, semoga dengan melalui pembahasan yang ada
diatas, anda bisa mendapatkan pengetahuan yang mengenai klasifikasi dan morfologi dari
tanaman magga ini
C. TERONG
Klasifikasi Terong
Kingdom Plantae
Subkingdom Trachebionta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Subkelas Asteridae
Ordo Solanales
Famili Solamaceae
Genus Solanum
1. Akar
Akar tanaman terong adalah akar tunggang yang dangkal, banyak cabang, dan memiliki
buluh yang kasar.
2. Batang
Batang tanaman terong di bedakal menjadi dua macam, yaitu batang utama (batang primer)
dan percabang (batang sekunder). Dalam perkemban perkembangan batang sekunder ini akan
mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman,
sedang percabangan adalah bagian tanaman yang mengeluarkan bunga. Batang utama
bentuknya persegi (angularis), sewaktu muda berwarna ungu kehijauan, setelah dewasa
menjadi ungu kehitaman (Imdad, 2001).
3. Daun
Daun terong terdiri atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti ini
lazim disebut daun bertangkai. Tangkai daun berbentuk slindris dengan sisi agak pipih dan
menebal dibagian pangkal, panjang berkisar antara 5-8 cm. Helaian daun terdiri dari ibu
tulang daun, terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang dan urat-urat daun. Ibu tulang daun
merupakan perpanjangan dari tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk. Lebar
helaian daun 7-9 cm atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12-20 cm. Bangun
daun berupa belah ketupathingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun mruncing,
dan sisi bertoreh.
4. Bunga
Bunga terong merupakan bunga banci atau bunga berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat
alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin wanita (putik). Bunga seperti ini
dinamakan bunga lengkap. Perhiasan bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota
bunga, dan tangkai bunga.
5. Buah
Buah terong merupakan buah sejati tuggal dan berdaging tebal, lunak, serta tidak akanpecah
bila buah telah masak. Daging buah lunak dan berair. Daging buah ini merupakan bagian
yang enak dimakan.
6. Biji
Biji-biji terdapat bebas dalam daging buah. Biji terong sangat mengkilap, berlendir,
berbentuk bulat lonjong dan juga berwrna coklat hingga kehitaman.
D. PEPAYA
Klasifikasi Tanaman Pepaya
Kingdom : Plantae
Devisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica L
Setelah klasifikasi, maka inilah beberapa morfologi pohon pepaya diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Morfologi Akar
Jenis dari akar pepaya adalah akar tunggang atau radik primaria. Hal ini karena lembaga pada
akar tumbuh akan terus tumbuh dan bercabang. Pertrumbuhan akar tanggung akan panjang
dan berbetuuukkk mendatar.
Jumah dari akar – akarnya tidak terlalu banyak dan tidak kuat. Warna pada akar pepaya ini
berwarna putih dan sedikit kekuning – kuningan.
2. Morfologi Batang
Batang dari pepaya ini memilik bentuk seperti bulat – bulantan dengan permukaan yang
berbentuk bercak – bercak di tangkainya seperti spiral.
Batang dari pepaya juga memiliki lubang seperi rongga – rongga pada inti sel yakni sel
gabus. Tekstur batangnya tidak kokoh bahkan mudah lunak dengan bentuk tegak lurus.
3. Morfologi Daun
Daun dari ppepaya memmiliki bentuk seperti daun tunggal yang besar dan cukup kokoh.
Permukaan dari daun ini memiliki jari – jai yang sangat panjang dan bergerigi. Daunnnya
sendirir memiliki tanggaki daun dan sedikit meruncing di bagian ujungnya. Warna daun
pepaya hiaju pekat dan licin.
Di lingkungan masyarakat daun ini umumnya di jadikan lodeh dan masakan lainya. Rasa dari
daun ini cukup pahit namuan jika di olah dengan bear, maka pahit dari rasa daun ini menjadi
lebih sedap. Bisa di katakan bahwa di Indonesia daun pepaya ini banyak peminatnya.
4. Morfologi Bunga
Bunga dari pohon pepaya ini sering di jadikan makanan dan umumnya akan di olah dengan
cara ditumis terlebih dahulu. Rasa dari bunga pepaya ini cukup pahit.
Bunga pepaya ini merupakan jenis bungan majemuk yang memiliki susunan di tangkai.
Terdapat tiga jenis bunga pada pohon pepayany adalah bunga jantan, betina dan sempurna.
Bunga pepaya ini memiliki warana kekuningan dan berbetuk menyerupai lonceng atau
terompet.
5. Morfologi Buah
Buah pepaya merupaka jenis buah tunggal yakni dimana bunga hanya memiliki satu calon
buah . getah dari buah pepaya cukup banyak, ini bisa di buktikan saat anda mengupas buah
pepaya. Namun, jika sudah menua maka buah pepaya ini akan terkurangi getahnya.
Pepaya memiliki biji – biji di dalamnya cukup banyak. Buah ini akan muncul di bagian ketiak
tangkai daunnya yang berwarna hijau muda. Buah pepaya ini saat sudah masak akan
berwarna ke jinggaan.
6. Morfologi Biji
Biji buah pepaya memiliki bentuk yang kecil dan bulat dengan jumlahnya sangat banyak. Biji
dari buah pepaya ini memiliki warna kehitaman dan dapat di tanam secara langsung.
E. KUNYIT
Klasifikasi kunyit
Sama seperti tanaman herbal lainnya, kunyit juga memiliki beberapa klasifikasi yang harus
diketahui. Selain digunakan sebagai pengetahuan, klasifikasi kunyit juga sangat bermanfaat
bagi para pelajar, mahasiswa dan petani tanaman herbal. Nah, berikut beberapa klasifikasi
tanaman kunyit:
Kingdom: Plantae
Genus: Curcuma
Ordo: Zingiberales
Family: Zingiberaceae
Kunyit merupakan tanaman parennial yang mempunyai daun berbentuk elips. Pada setiap
tanaman terdapat 5-15 helai daun yang ukuran panjangnya mencapai 85 cm dan lebarnya
mencapai 25 cm. Bagian pangkal daunnya berbentuk runcing dengan warna hijau tua serta
bagian tepinya rata. Ciri morfologi pada kunyit selengkapnya yaitu sebagai berikut:
1.Bunga
Tanaman kunyit ini memiliki bunga yang munculnya dari rimpang dan terletak pada bagian
batang. Sedangkan pada bagian ibu tangkai tanaman ini mempunyai rambut kasar yang
tersusun secara rapat.
Nah, ketika kering tebal bunga kunyit ini memiliki ukuran panjang mencapai 4-8 mm dan
lebar 2-5 mm. Bunga pada tanaman kunyit mempunyai bentuk yang majemuk dan pada
bagian mahkotanya berwarna putih dengan dilapisi sisik dari pucuk batang.
2.Batang
Batang tanaman ini berwarna hijau dengan ukuran tinggi mencapai 70-100 cm mengarah
lurus ke atas. Bagian atas batang berbentuk bulat dan bagian rimpangnya tersusun dari
pelepah daun sedikit lunak. Pada bagian kulit luar rimpang berwarna jingga sedangkan
bagian daging buah berwarna merah kekuningan.
3.Akar
Kunyit memiliki bau akar yang khas dengan rasa pedas dan pahit. Apabila akar tanaman
kunyit ini dilarutkan dalam air maka air tersebut akan berwarna kuning. Fungsi akar ini yaitu
sebagai rempah, penyedap rasa dan pewarna makanan alami. Bukan hanya itu saja, bagian
yang satu ini juga bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah juga lho.
Tanaman yang satu ini ternyata kaya akan manfaat lho. Bukan hanya bisa digunakan sebagai
pengawet alami dan obat herbal saja, tanaman ini juga memiliki manfaat lain bagi manusia.
Manfaat kunyit tersebut diantaranya seperti:
Membersihkan tubuh
Mendinginkan badan
Menjaga kesehatan kulit dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk program diet.
Kunyit merupakan salah satu tanaman yang terkenal di benua Asia. Selain memiliki berbagai
macam khasiat yang baik untuk tubuh, tanaman ini juga berfungsi sebagai pengawet alami.
Tak heran jika banyak sekali masyarakat yang membudidayakan tanaman herbal yang satu
ini.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai klasifikasi kunyit, kini Anda tidak perlu repot
untuk menelitinya kembali saat akan melakukan budidaya tanaman ini. Semoga informasi di
atas berguna bagi Anda para pelajar, mahasiswa atau petani yang sedang mencari tahu
tentang tanaman kunyit
F. LENGKUAS
Klasifikasi Tanaman Lengkuas
Tanaman lengkuas dapat dikategorikan ke dalam jenis umbi-umbian, dan tergolong mudah
untuk ditemukan. Berikut akan dibahas terlebih dahulu mengenai klasifikasi tanaman
lengkuas dalam dunia tumbuhan untuk mengenal lebih dalam lengkuas itu sendiri, yaitu:
Kingdom (Kerajaan) : Plantae
Ordo : Zingiberales
Genus : Alpinia
Secara umum, lengkuas memiliki bentuk yang padat, bulat oval dan cukup besar. Berikut
beberapa ciri-ciri morfologi lebih detailnya tentang tanaman lengkuas, diantaranya:
1. Batang
Batang pada tanaman lengkuas merupakan ternak yang memiliki umur panjang dengan tinggi
kurang lebih 1 – 2 meter, bahkan dapat mencapai 3,5 meter lebih. Secara umum tumbuhnya
dalam rumpun yang cukup rapat.
Batangnya tumbuh dengan tegak serta tersusun dari beberapa pelepah daun yang bersatu
membentuk batang semu yang memiliki warna hijau agak keputih-putihan.
Tanaman lengkuas memiliki batang muda yang keluar sebagai tunas dari pangkal batang
yang telah berusia tua. Lengkuas memiliki jenis lengkuas putih dan merah.
Biasanya pohon lengkuas berwarna putih memiliki ukuran yang lebih tinggi, dimana
ketinggiannya dapat mencapai sekitar 3 meter sedangkan yang berwarna merah biasanya
hanya mencapai 1 – 1,5 meter.
2. Daun
Tanaman lengkuas memiliki daun tunggal berwarna hijau dan bertangkai pendek serta
tersusun secara berseling. Ukuran daun dibagian bawah dan atasnya umumnya lebih kecil
dibanding daun yang berada ditengahnya.
Bentuk daunnya seperti lanset memanjang dengan ujung agak runcing dan bagian pangkalnya
tumpul serta bagian tepi daunnya cukup rata.
Pertulangan daun tanaman lengkuas memiliki bentuk menyirip dengan panjang daun sekitar
20 – 60 cm dengan lebarnya 4 – 15 cm.
Pelepah daunnya memiliki ukuran panjang kurang lebih 15 – 30 cm yan beralur dan memiliki
warna hijau. Pelepah daun ini saling menutup dan membentuk batang semu dengan warna
hijau.
3. Bunga
Bunga pada tanaman lengkuas merupakan Bunga majemuk yang memiliki bentuk seperti
lonceng dan memiliki bau yang harum dan memiliki warna putih kehijauan hingga putih
kekuningan.
Dalam bunga lengkuas ini juga memiliki tandan yang bergagang cukup panjang serta
ramping dan terletak tegak dibagian ujung batang.
Panjang bibir bunganya berkisar 2,5 cm dan memiliki warna putih serta bergaris miring
berwarna merah muda pada tiap sisi.
Pada bungnya, mahkota bunga yang masih kuncup memiliki warna putih dibagian ujungnya,
sedangnkan dibagian pangkalnya memiliki warna hijau dan memiliki aroma cukup harum.
4. Buah
Buah pada tanaman lengkuas merupakan buah buni yang memiliki bentuk bulat dan agak
keras. Ketika buah masih muda memiliki warna hijau kekuning-kuningan, namun ketika
sudah berusia tua akan memiliki warna hitam kecoklatan dengan ukuran diameter sekitar 1
cm.
Namun ada pula buahnya yang memiliki warna merah dan terkadang berwarna hitam dengan
bijinya yang agak kecil dan berbentuk lonjong.
5. Rimpang
Tanaman lengkuas memiliki rimpang yang cukup besar dan tebal serta memiliki daging
dengan bentuk silindris dengan diameter sekitar 2 – 4 cm serta memiliki cabang-cabang.
Bagian luar rimpang memiliki warna coklat kemerahan dan kuning kehijauan dan memiliki
sisik berwarna putih atau kemerahan dan terlihat keras dan mengkilap.
G. KAKTUS
Klasifikasi Tanaman Kaktus
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
1. Batang
Batang tanaman kaktus memiliki kandungan air yang banyak atau disebut Sukulen, selain itu
air yang disimpan didalam batang memiliki bentuk lendir dan juga tidak menguap. Batang
tanaman ini berawarna kehijauan muda hingga tua, abu-abu dan juga berlapis lilin. Bentuk
batang tanaman kakkus ini bulat, silindris dan juga memiliki ukaran yang sangat bervariasi
yang mencapai 20 meter bahkan lebih.
2. Akar
Akar tanaman kaktus tunggang, bercabang, dan juga memiliki serabut, namun ada beberapa
perakaran dari tanaman ini memiliki sifat yang menempel dari tanaman satu ketanaman
lainnya yang disebut epifit. Perakaran ini memiliki panjang mencapai 6–10 meter bahkan
lebih dan menyerap luas agar tanaman dapat menyerap air yang ada disekitarnya atau
didalam tanah.
3. Daun
Daun tanaman kaktus ini tunggas yang memiliki tangkai pendek dan juga memiliki ukuran
besar, selain itu daun ini memiliki peran untuk melakukan proses fotosintesis. Namun, dari
beberapa penemuan dan juga berdasarkan sub famili tanaman ini tidak memiliki daun,
sehingga proses fotosintesis dilakukan pada bagian batangnya.
4. Bunga
Tanaman ini juga memiliki bunga berbentuk corng, dengan ukuran dan juga bentuk yang
sangat beragam tergantung dengan varietesnya. Bunga ini memiliki warna mahkota merah,
kuning, dan juga keorangean. Bunga kaktus ini bermerakan pada malam dan siang hari yang
akan mengeluarkan bau khasnya.
Buah pada tanaman kaktus ini berbentuk bulat menajang atau lonjong dan juga memiliki
daging yang tebal. Selain itu, buah ini bergerombol dibagian pangkal ujung batang yang
ditutupi duri — duri tajam. Buah yang dihasikan dari tanaman ini mencapai 100–200buah per
tanaman kaktus. Sedangkan biji yang dihasilkan dalam buah ini berbentuk kecil, berkulit tipis
dan juga keras. Selain itu, biji ini memiliki permukaan yang mengkilap berwarna kecoklatan
hingga kehitaman.
H. PINUS
Klasifikasi Tanaman Pinus
Kingdom : Plantae
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii
Jika membahas mengenai tanaman hutan ataupun perkebunan, maka ada banyak sekali jenis
tanaman yang bisa kita manfaatkan atau gunakan. Salah satunya adalah tanaman pinus
sebagai salah satu tanaman perdu dengan tinggi mencapai 40 meter.
Tanaman pinus juga sering dimanfaatkan baik bagian kayunya ataupun bagian lainnya, untuk
berbagai kebutuhan awalnya kata pinus merujuk ke salah satu famili tumbuhan, namun
seiring berjalannya waktu tanaman pinus lebih populer menjadi nama tanaman dalam definisi
atau bahasa indonesia.
Pohon pinus sendiri akan diambil getahnya. Kemudian nantinya akan ditebang sesuai dengan
usia yang sudah ditetapkan. Sebelum anda memutuskan untuk budidaya dan juga memahami
mengenai tanaman pinus. Berikut ini beberapa klasifikasi dan morfologi tanaman yang satu
ini.
Pertama morfologi akan kita bahas dari tanaman pinus adalah morfologi akarnya perakaran
pada tanaman pinus. Tentu saja akar tunggang di mana pohon yang satu ini memang
membutuhkan pencengkram and tanah yang sangat kuat.
Struktur perakarannya sangat bagus, sehingga bisa mengikat tanah di sekitarnya atau bahkan
mengurangi kemungkinan erosi. Karena adanya aliran air yang besar akar ini masuk ke dalam
akar tunggang dengan tipe bercabang-cabang dan memiliki warna coklat. Akar lembaga akan
terus tumbuh menjadi akar pokok dan cabang nya nanti akan menjadi akar yang lebih kecil.
Sehingga bisa menyebar dan mengambil air serta unsur hara di dalam tanah. Hal ini
menyebabkan daerah perakaran menjadi luas bahkan dari satu pohon ke pohon lainnya.
Harus memiliki jarak yang agak jauh agar akar bisa berkembang dengan baik. Apabila anda
menebang pohon pinus maka pasti anda akan kesulitan untuk menghilangkan akarnya.
Karena pohon pinus sendiri bisa menembus tanah lebih dari 10 meter.
Sehingga semakin keatas semakin mengecil apabila dilihat dari kejauhan hampir seperti
bentuk kerucut ataupun limas yang memanjang.
Bentuk batangnya membulat disertai dengan bentuk yang menyerupai piramida. Setelah tua
nantinya akan lebih menyebar dan juga lebih rata. Namun tahukah anda batang pohon pinus
sendiri dapat berdiri kokoh dan tumbuh sehingga berukuran maksimal 40 meter.
Selain itu batang dari tanaman pinus ini akan tegak lurus ke atas. Sehingga batang pinus
letak-letak yang berwarna coklat akan menjadi salah satu tanda bahwa pohon sudah menua.
Percabangan batang monopodial, di mana terdapat 1 batang utama yang tumbuh tanpa
terganggu. Kemudian adanya cabang di bagian atas namun tidak terlalu banyak.
Hal ini bisa dilakukan apabila anda memutuskan untuk mempelajari pohon pinus. Maka anda
bisa melihat morfologi dari bunganya.
Tidak bisa dipungkiri morfologi bunga pinus sendiri merupakan salah satu tanaman berumah
satu, di mana bunga pinus terbagi menjadi bunga jantan dan bunga betina.
Bunga jantan yang berbentuk maksimal 4 cm dan juga bunga betinanya berbentuk kerucut,
ujungnya runcing berwarna coklat dan juga terdapat bakal biji pada bagian sayapnya.
Bunga pinus memiliki warna kuning. Namun jika sudah tua nantinya bunga akan berubah
menjadi warna coklat, bunga betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk. Sedangkan
bunga jantan menyebar di bagian pohon.
Morfologi lainnya yang bisa didapatkan dari tanaman pinus ada pada bagian biji. Dengan
bentuk pipih dan bulat telur (oval), tanaman ini memiliki sayap yang dihasilkan di setiap
dasar bunga ataupun sisik buah. Sedangkan setiap biji dapat menghasilkan buah, warna biji
dari tanaman pinus adalah putih kekuningan.
Morfologi lainnya yang bisa anda dapatkan dari tanaman pinus yaitu di bagian daunnya,
khusus untuk daun tanaman pinus sendiri masuk ke dalam daun majemuk.
Sehingga tidak ada bagian yang lebar dari bentuk daun pinus panjang daun kurang lebih
maksimal 20 cm. Di bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis. Selain
itu rantingnya berukuran pendek seperti jarum dan juga cukup tajam.
I. BAMBU
Klasifikasi ilmiah tumbuhan bambu dapat dilihat pada tabel berikut:
Kingdom Plantae
Infra KingdomStreptophyta
Divisi Tracheophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Poales
Famili Poaceae
Morfologi Bambu
Kita dapat mengenali bambu dengan sangat mudah, bentuk batangnya yang bulat dan tumbuh
tinggi keatas merupakan salah satu ciri utamanya. Struktur bambu memiliki bentuk-bentuk
yang unik, seperti batang, daun, akar, serta pertumbuhan tunas atau rebung dalam sistem
perkembangbiakannya.
Batang bambu berbentuk silinder yang beruas-ruas dengan ronga di dalamnya. Batangnya
tumbuh dari akar-akar rimpang ketika tanaman mulai menuai. Batang bambu bersifat lentur,
serta terdiri dari serat-serat yang kuat.
Batang bambu ditumbuhi oleh daun-daun yang muncul pada ruas-ruas batang. Daun ini
disebut pelepah dan akan mengering dan gugur ketika bambu mulai menua. Pada bagian
pelepah bambu terdapat subang, yaitu perpanjangan dari batang yang bentuknya seperti
segitiga.
Secara umum, bambu tumbuh sekitar 0,3 meter hingga 30 meter dengan diameter batang
sekitar 0,25 sampai 25 cm. Ketebalan dinding bambu berukuran sekitar 2,5 cm.
Bambu memiliki daun yang lengkap, yaitu terdiri daru pelepah daun, helaian daun, serta
tangkai daun. Daunnya adalah jenis pertulangan sejajar, yakni ada satu tulang daun berukuran
besar yang berada di tengah dan tulang daun kecil disekitarnya yang tersusun secara sejajar.
Ujung daun bambu berbentuk runcing, rata pada bagian tepi, berbentuk lanset, serta
teksturnya mirip kertas. Permukaan daun bambu bagian atas berwarna hijau terang dan
bagian bawahnya berwarna hijau lebih gelap dengan bulu-bulu kasar.
Sistem perakaran pada setiap bambu dapat berbeda-beda. Percabangan akar bambu
merupakan akar rimpang yang berbentuk lebar pada bagian ujung dibanding pada bagian
pangkal. Akar bambu berbentuk meruncing ke arah pangkal dan pada tiap ruas terdapat akar
dan kuncup.
Kuncup pada bagian akar akan berkembang dan tumbuh menjadi rebung, kemudian tumbuh
menjadi buluh baru. Rebung adalah tunas bambu yang muncul dari dasar rumpun atau berasal
dari kuncup akar rimpang bambu yang telah tua.
Ekologi
Bambu merupakan tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia. Menurut laporan
penelitian, bambu dapat tumbuh 100 cm dalam 24 jam. Laju pertumbuhan bambu ditentukan
oleh habitatnya yang terdiri dari kondisi tanah, iklim, dan jenis spesies bambu. Umumnya,
bambu tumbuh 3 hingga 10 cm per hari.
Pada periode Cretaceous, wilayah Asia sempat ditumbuhi bambu secara besar-besaran.
Bambu-bambu ini tumbuh hingga 30 meter lebih dengan diameter 15 cm hingga 20 cm.
Bambu adalah keluarga rumput-rumputan sehingga memiliki ciri pertumbuhan yang sangat
tinggi. Ketika bambu ditebang atau dipanen, bambu dapat tumbuh kembali dengan cepat
tanpa mengganggu ekosistem.
Bambu tumbuh di sepanjang Asia Timur mulai dari 50° Lintang Utara di Sakhalin hingga ke
Australia bagian utara dan di bagian barat India hingga ke Himalaya.
baca juga: Ikan Kerapu - Taksonomi, Ciri, Morfologi, Habitat, Jenis & Karakteristik
Jenis ambu terbagi menjadi lebih dari 10 genus dan 1.450 spesies. Bambu dapat tumbuh di
berbagai iklim dunia, mulai dari iklim dingin pegunungan hingga wilayah tropis yang panas.
Bambu juga didapati tumbuh di sub sahara Afrika dan di Amerika, tepatnya dari pertengahan
Atlantik Amerika Utara hingga ke selatan Argentina dan Chile pada posisi 47° Lintang
Selatan. Sedangkan bambu asli tidak ada yang tumbuh di wilayah benua Eropa.
Di Indonesia, bambu hampir tumbuh diseluruh kawasan nusantara. Beberapa wilayah bahkan
memiliki bambu-bambu endemik yang hanya tumbuh di daerah tersebut, misalnya bambu
endemik Jawa, Bali,Sumatera Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
Manfaat Bambu
Penggunaan dan pemanfaatan bambu untuk berbagai keperluan sangat beragam. Kekuatan
dan kelenturan bambu menjadi salah satu faktor utama yang tidak dimiliki jenis-jenis kayu
lainnya.
Selain itu, bambu juga menjadi sumber pangan bagi manusia dan hewan. Manfaat bambu
selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Makanan Hewan
Tunas bambu, ranting dan daun bambu adalah sumber makanan utama panda. Selain itu,
bambu juga menjadi sumber makanan bagi gorila gunung Afrika, simpanse, dan gajah.
2. Makanan Manusia
Di berbagai wilayah Asia, tunas bambu digunakan sebagai bahan masakan. Meski tunas
bambu mengandung toksin taxiphyllin, senyawa glikosida sianogenik yang dapat
menghasilkan sianida pada lambung, namun melalui pengolahan yang tepat maka tunas
bambu dapat dikonsumsi.
Masyarakat Indonesia mengonsumsi tunas bambu dengan memotongnya tipis-tipis agar
senyawa beracunnya hilang. Kemudian potongan tersebut di cuci bersih dan dicampur dengan
santan, bumbu dapur sehingga menjadi sayur rebung atau gulai rebung.
Selain itu, isian sayur lodeh dan lumpia terkadang juga menggunakan tunas bambu.
Sebelum bahan plastik populer dipergunakan, bambu telah dimanfaatkan untuk membuat
peralatan rumah tangga seperti sumpit, centong dan spatula. Peralatan lain yang terbuat dari
bambu, yaitu bakul nasi, tampah, besek, topi bambu, dan berbagai kerajinan anyaman.
4. Konstruksi
Dinding rumah-rumah di pedesaan masih banyak yang menggunakan bambu. Batang bambu
yang kokoh juga digunakan untuk jembatan di sungai-sungai kecil.
Bahkan, hingga saat ini proses pembangunan bangunan seperti rumah sederhana hingga
gedung bertingkat tetap menggunakan bambu sebagai penopang struktur awal, misalnya saat
pengecoran.
5. Instrumen Musik
Angklung, calung, karinding dan seruling adalah beberapa contoh penggunaan bambu untuk
alat musik tradisional.
6. Transportasi
Bambu terdiri dari batang yang beruas dan berongga, sehingga dapat mengapung di atas air.
Oleh sebab itu, bambu merupakan bahan utama pembuatan rakit tradisional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumbuhan yang termasuk dalam tingkat tinggi adalah kebanyakan yang memiliki divisi dan
subdivisi yang sama. Dan termasuk tanaman yang pertumbuhannya pesat dan memiliki
batang biji/buah dan daun. Seperti tomat bambu dll.
3.2 Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik.Untuk
memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi
lebih baik. Sebaiknya para pembaca jangan puas terhadap makalah ini saja, pembaca juga
harus menambah ilmu pengetahuannya lagi tentang materi Phanerogamae ini dengan
mencari lagi buku-buku bacaan lainnya atau dari internet.
DAFTAR PUSTAKA
Falahuddin,Irham.dkk.2014.Biologi Dasar.Palembang:ExcellentPublishing Palembang
Campbell,Neil.A.& Jane B. Reece.2008.Biologi.Jakarta:Erlangga
Dra. Ike Sabariah. 2002 Biologi .Jakarta: Ganeca.
Drs. Hariyahta. Drs. Suhardi. 2002.Biologi Smp . Jakarta: Cempaka Putih.
Ahmad Farichi, S.Pd.I. 2006. Biologi .Bogor: Yudhistira
Aryuliana, Diah dkk. 2004. Biologi . Surabaya: Erlangga.
Atinirmala, Pratita. 2006. Bilologi . Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Tjirosoepomo, Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.