2. Lestari
3. Tri Nurdiana
4. Wilga Afriyenti
5. Yusuf Romadhon
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang telah di
berikan dosen kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak tertentu yang telah memberikan penulis bantuan dan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini sampai makalah ini selesai di tulis. Dan juga tak lupa
kepada pembaca yang sudi untuk membaca makalah yang telah penulis selesaikan
ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................... 2
BAB II ISI................................................................................................. 3
2.1 KLASIFIKASI PTEROPHYTA...............................................................4
2.2 CIRI-CIRI PTEROPHYTA....................................................................7
2.3 MANFAAT PTEROPHYTA...................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ
vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun.Sedangkan organ
generatif terdiri atas spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sporangium
tumbuhan paku umumnya berada di bagian bawah daun serta membentuk gugusan
berwarna hitam atau coklat. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak
sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi
1
tumbuhan paku. Menurut Tjitrosoepomo (1994) divisi Pteridophyta dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu Psilophytinae, Lycopodiinae,
Equisetinae dan Filiciane; dan menurut Steennis (1988), tumbuhan paku-pakuan
dapat dibagi ke dalam 11 famili yaitu Salviniceae, Marsileaceae, Equicetaceae,
Selagillaceae, Lycopodiaceae, Ophiglossaceae, Schizaeaceae, Gleicheniaceae,
Cyatheaceae, Ceratopteridaceae, dan Polypodiaceae.
1.3 TUJUAN
2
BAB II
ISI
3
2.1 KLASIFIKASI PTEROPHYTA
Divisi : Pterophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Famili : Blechnaceae
Genus : Stenochlaena
Spesies : Stenochlaena palustris
Kelas Filicinae
Kelas Filicinae adalah tumbuhan paku hidup di tempat teduh dan tempat
lembab. Kelompok ini milik kehidupan di tanah, air, dan epifit. Filicinae memiliki
akar, batang, dan daun. Pakis ini memiliki daun besar (macrophyl), memiliki
petiolus, dan foliololum. Daun menggulung ketika muda dan di bagian bawah
daun sporangium apapun. Keuntungan adalah sebagai tanaman hias dan obat
tradisional. Untuk contoh adalah Adiantum cuneatum, Paku Tanduk Rusa, Azolla
pinnata, dan Marsilea crenata. Filicinae dibagi menjadi tiga subclass;
Eusporangiatae, Leptosporangiatae, dan Hydropterides. Kemudian Eusporangiatae
dibagi menjadi dua ordo; Ophioglossales dan Marattiales.
4
Ordo Polypodiaceae
5
Platycerum bifurcatum
Famili Blechnaceae
Jenis yang dijumpai dari famili ini hanya satu jenis yaitu Blechnum
capense (L.) Schltdl. Paku ini dijumpai hidup pada habitat berpasir yang dekat
dengan kawah Gunung Ambang yaitu di atas ketinggian 1.200 mdpl. Keunikan
jenis paku ini adalah pada warna daunnya, pada saat kuncup daun tertutup oleh
sorus berwarna coklat, pada waktu muda, daun yang berwarna terbuka berwarna
merah dan lama kelamaan akan berubah berwarna hijau. Termasuk dalam jenis
paku terestrial yang hidup pada suhu yang sangat rendah. Bentuk pertumbuhan
tegak antara 50 hingga 80 cm. Batang berwarna coklat dan lunak dengan diameter
mencapai 1 cm. Bulu-bulu halus berwarna coklat ditemukan menempel di
sepanjang batang. Daun adalah daun majemuk dengan panjang dan lebar 75 cm
dan 40 cm. Anak daun berbentuk lanset. Sorus terletak di bawah permukaan daun
6
dengan bentuk memanjang. Daun yang masih kuncup, akan terbungkus penuh
dengan sorus yang berwarna coklat.
7
1. Tumbuhan paku yang hidup di tanah seperti pada lereng pegunungan.
Contoh: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum cuneatum) dan
pakis (Nephrolepis sp.)
8
2.3 MANFAAT PTEROPHYTA
4. Sebagai sayuran
Tumbuhan paku yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran adalah jenis
daun semanggi atau Marsilia Crenata dan daun pakis atau Preridium aquilinum.
9
8. Hiasan dan semacamnya
Manfaat tumbuhan paku yang terakhir ini dapat digunakan sebagai hiasan
dekorasi, karangan bunga, pengepak sayuran dan buah-buahan bahkan sebagai
bahan pengisi bahan kasur.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Diah Irawati Dwi dan Julianus Kinho. Juni 2012. KERAGAMAN
JENIS TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI CAGAR ALAM GUNUNG
AMBANG SULAWESI UTARA. Volume 2 No 1.
http://fordamof.org/files/KERAGAMAN_JENIS_TUMBUHAN_PAKU_
%28PTERIDOPHYTA%29.pdf, 26 April 2015
http://dpengertian.blogspot.com/2012/05/pterophyta-pengertian-
klasifikasi-sifat.html#ixzz3YZoX2TGl (Arif Hidayat, Mei 2012)
http://sainsclubdj.blogspot.com/2011/03/kingdom-plantae-tumbuhan.html
( Abid 2011)
http://www.informasi-pendidikan.com/2013/02/klasifikasi-tumbuhan-
paku.html (Minggu, 24 Februari 2013)
http://bayupevensi.blogspot.com/2014/04/klasifikasi-tumbuhan-paku-dan-
peranan.html (Bayu, 2014)
11