Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUMBUHAN PAKU

Disusun oleh:

Dea Liza Apriliani

Fikri Al Jauzi

M. Afif Alfarizi

Nurita

Vera Wati

SMAN 1 TELUK KERAMAT


2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang tumbuhan paku ini
    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.     
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah.
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Tumbuhan Paku ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    

Sekura, 31 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ....................................................................... 1

1.3 Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2

2.1 Pengertian Tumbuhan Paku............................................................... 2

2.2 Ciri-ciri (Stuktur) Tumbuhan Paku.................................................... 2

2.3 Daur Hidup Tumbuhan Paku............................................................. 7

2.4 Manfaat Tumbuhan Paku Bagi Manusia........................................... 9

BAB III PENUTUP........................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10

3.2 Saran............................. .................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan
sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman
Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu
bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang telah memilki akar,
batang, dan daun sesungguhnya. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk
kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas
memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan
biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada
Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan
berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan
heterospor. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae
yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora
karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
1.2 Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2.      Apa saja ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
3.      Bagaimana daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
4.      Apa manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
3.      Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
4.      Untuk mengetahui manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora
karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan
paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi
belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta
sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang,
sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan
yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang
menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi
fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari keturunan yang
diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena
menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan
permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui
perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas,
yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku
ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan
sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman
Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu
bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang sudah sempurna.
2.2 Ciri-ciri (Struktur) Tumbuhan paku (Pteridophyta)
1. Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :

2
a. Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-
cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
b. Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya
memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
c. Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar
tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku
bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio
Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan
segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar
memiliki kaliptra.
d. Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
e. Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri
atas xylem dan floem.
f. Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora
terbentuk pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun
yang mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril
disebut tropofil.
g. Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan
sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain
menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4
spora haploid yang dapat bergandengan tetraeder.
h.  Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi
makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan
sporogen.
i. Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam
yaitu : perisporium, eksosporium, dan endosporium
2. Morfologi Tumbuhan paku (pteridophyta)
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang
berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di
air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna denganrizoma yang menjalar

3
di tanah atau humus dan ental yang menyangga daun dengan ukuran yang
bervariasi (sampai 6 m).
Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan
menjadi satu ciri khas tumbuhan paku..Sering dijumpai tumbuhan paku
mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan
menekan tumbuhan yang lain.
3 Bagian-bagian Tumbuhan paku (pteridophyta)
a. Akar
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya
sudah terdiferensiasi menjadi:
1) kuit luar (epidermis)
2) kulit dalam (korteks)
3) silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilingi oleh
floem.
b. Daun
Macam-macam daun pada Tumbuhan paku (pteridophyta)
1) Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
2) Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun
(Mesofil)
3) Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
  Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar
2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai
tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku
tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil
diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup
saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang
seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi
gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam
siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan
spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel

4
gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan
generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu,
generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit
inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.
  Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang
tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang
tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah ada
yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku
yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada
rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan
ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya
berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil
tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora.
Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di
sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak
pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium
disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang
berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang
membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang
berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi
oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku
memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh
pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut
senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan.
Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit
berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
 Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian
besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus.

5
Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki
klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit
untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak
memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku
tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah
anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi
betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan
paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu.
Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit
yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut
gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku
yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).
Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna.
JIka diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk
berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan
sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini
menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).
Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus
merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki
sorus disebut daun steril. Daun ini hanya mengandung klorofil dan banyak
dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
 Struktur sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium. Bagian
dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan spora.
Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos,
maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat,
kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-
masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang komplek.

6
2.3 Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh
menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan
paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu
generasi sporofit dan generasi gametofit.
1. Generasi Saprofit 
Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu
sendiri. Jadi, tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam
fase sporofit. Sporofit paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit.
Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini
merupakan reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku
keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di
tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai
protalium.
2. Generasi Gametofit 
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan
adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung,
berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit
tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak
berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk
anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan
arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika
terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi
tiga, yaitu
1. Paku Homospora
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora
yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium), Nephrolepis,
Drymoglossum.
2. Paku Heterospora

7
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang
berukuran kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran
besar dan berkelamin betina disebut makrospora. Contohnya : Selaginella (paku
rane)  yang dapat dijadikan tanaman hias dan Marsilea(semanggi) yang dapat
dimakan.
Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora
akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikropotalium membentuk
mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium, sedangkan makroprotalium
membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium. Anteridium
menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara
sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan
paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya pergiliran keturunan
pada paku heterospora
3. Paku Peralihan
Spora pada paku peralihan yang dihasilkan berukuran dan bentuk yang sma
tetapi jenisnya berbeda. Protaliumnya hanya menghasilkan anteridia dan
arkegonia saja. Fase gametofit paku lebih singkat dari pada sporofitnya. Alat
kelamin berpa : anteredium menghasilkan spermatozoit dan arkegonium
menghasilkan sel telur. Pembuahan sel telur oleh spermatozoit dibantu oleh air.
Zigot yang dihasilkan berkutup satu, sehingga akarnya tidak berkembang seperti
tumbuhan biji. Bila sporangium kering, anulus membuka dan spora-spora akan
keluar. Spora jatuh ditemapat yang lembab akan tumbuh menjadi protalium.
Selanjutnya protalium akan tumbuh menghasilan anteridium dan arkegonium.
Dari perkawinan anatara rhizoid dan ovum menghasilkan zigot.zigot tumbuh
menjadi menjadi tumbuhan paku (sporofit). Contoh tumbuhan paku peralihan
adalah paku ekor kuda (Equisetum).
Spora paku jatuh di tanah subur akan tumbuh menjadi protalium. Protalium
memiliki rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tanah dan menghisap
air serta mineral. Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang menghasilkan
anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid sedangkan
arkegonium menghasilkan ovum. Karena protalium menghasilkan gamet, maka
protalium merupakan.

8
Generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan pada ovum oleh spermatozoid,
terbentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Daun-daun
pada tumbuhan paku akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku
merupakan generasi sporofit. Bila kotak spora pecah, spora-spora akan bertebaran
dan jatuh. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi
protalium kembali.
2.4 Manfaat Tumbuhan paku (pteridophyta)
Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
1. Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang
bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada
pohon, Asplenium nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir),
danSelaginella wildenowii (paku rane).
2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium
clavatum.
3. Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku
sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang
masih muda untuk sayur.
4. Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah,
bersimbiosis dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat
N2bebas di udara menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain.
Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
5. Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan
berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling
organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar
serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem). Beradasarkan
bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi
mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi tropofil dan sporofil.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki
daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui
pembentukan sel kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel
kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami
pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut dibedakan antara paku
homospora dan heterospora.
3.2 Saran
Tumbuhan paku seringkali dianggap sebagai tanaman pengganggu. Padahal
banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri.
Contohnya kelakai yang tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak
khasiat sebagai obat penambah darah. Dengna menganggap tumbuhan paku
sebagai tanaman pengganggu maka secara langsung sudah mengancam kelestarian
tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan kita untuk bisa menjaga
kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama spesies tumbuhan
paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah wawasan
tentang kerajaan tumbuhan. Serta iut memanfaatkan alam serta bijaksana

10
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat. (2016). MAKALAH TUMBUHAN PAKU. [Online]. Tersedia:


https://dokumen-makalah.blogspot.com/2016/10/makalah-tumbuhan-paku.html
[25 Januari 2019].

11

Anda mungkin juga menyukai