Anda di halaman 1dari 23

ANATOMI PERBANDINGAN SISTEM REPRODUKSI

HEWAN VERTEBRATA

I. Judul Praktikum
Anatomi Perbandingan Sistem Reproduksi Pada Hewan Vertebrata

II. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui organ reproduksi pada hewan-hewan vertebrata.
b. Terampil melakukan pembedahan spesimen.

III. Landasan Teori


Sistem reproduksi merupakan sistem yang terdiri atas alat kelamin (genitalia) sebagai
alat berkembang biak (menghasilkan keturunan). Reproduksi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Sistem reproduksi akan berfungsi bila
makhluk hidup sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami
dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi
dapat berlangsung
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di
luar tubuh (fertilisasi eksternall), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam
tubuh (fertilisasi internall). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internall dilengkapi
dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma
dari organisme jantan ke betina. (Pratiwi,1996).
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi
jantan, kelenjar seks asesoris (pada Mammalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan
dengan fertilisasi internall). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada
beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada Mammalia yang dilengkapi
organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003).
Sistem reproduksi pada hewan vertebrata dibagi menjadi 3 yaitu ovipar, vivipara, dan
ovovivipar. Ovipar (Bertelur), setelah sel gamet jantan dan betina melakukan fertilisasi,
embrio akan berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh
induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada ikan, burung
dan beberapa jenis reptil. Vivipar (Beranak), setelah sel telur dan sel sperma melakukan
fertilisasi, embrio berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim)
induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan melewati vagina
induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang
menyusui), misalnya kelinci dan kucing. Ovovivipar (Bertelur dan Beranak), setelah sel
telur dan sel sperma melakukan fertilisasi embrio akan berkembang di dalam telur, tetapi
telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan
dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah
di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh
hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa
jenis ikan hiu.

IV. Alat dan Bahan


a. Alat dan Bahan pada Superkelas Pisces
1. Satu ekor Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
2. Satu ekor Ikan Lele (Clarias sp.)
3. Silet
4. Gunting
5. Masker
6. Handscoon
7. Pisau
b. Alat dan Bahan pada Kelas Amphibia
1. Satu ekor kodok (Bufo sp.)
2. Chloroform
3. Silet
4. Gunting
5. Kapas
6. Masker
7. Pisau
8. Handscoon
9. Pinset
c. Alat dan Bahan pada Kelas Reptilia
1. Satu ekor kadal (Mabouya multifasciata)
2. Chloroform
3. Kapas
4. Pisau tajam
5. Pinset
6. Silet
7. Gunting
8. Papan section
9. Handscoon
10. Masker
d. Alat dan Bahan pada Kelas Aves
1. Satuekor ayam (Gallus gallus)
2. Chloroform
3. Kapas
4. Pisautajam
5. Pinset
6. Silet
7. Gunting
8. Papan section
9. Handscoon
10. Masker
e. Alat dan Bahan pada Kelas Mammalia
1. Satuekor Kelinci (Lepus sp.)
2. Chloroform
3. Kapas
4. Pisautajam
5. Pinset
6. Silet
7. Gunting
8. Papan section
9. Masker
10. Handscoon

V. Prosedur Kerja
a. Prosedur Kerja pada Superkelas Pisces
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memastikan ikan dalam keadaan tidak sadar
3. Membedah ikan dengan sayatan melintang pada bagian perut, mengamati
organ reproduksinya.
4. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah melakukan pengamatan.
b. Prosedur Kerja pada Kelas Amphibia
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menuangkan chloroform pada kapas, setelah itu dilakukan pembiusan pada
kodok (Bufo sp.)
3. Memastikan kodok (Bufo sp.) dalam keadaan tidak sadar.
4. Membedah kodok (Bufo sp.) dengan sayatan melintang pada bagian ventral dan
mengamati organ dari system reproduksinya.
5. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah melakukan pengamatan.
c. Prosedur Kerja pada Kelas Reptilia
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menuangkan chloroform pada kapas, setelah itu membius kadal.
3. Memastikan kadal dalam keadaan tidak sadar.
4. Membedah kadal dengan sayatan melintang pada bagian ventral dan
mengamati organ dari sistem reproduksinya.
5. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah melakukan pengamatan.
d. Prosedur Kerja pada Kelas Aves
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menuangkan chloroform pada kapas, setelah itu membius ayam.
3. Memastikan ayam dalam keadaan tidak sadar.
4. Membedah ayam dengan sayatan melintang pada bagian ventral dan
mengamati organ dari sistem reproduksinya.
5. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah melakukan pengamatan.
e. Prosedur Kerja pada Kelas Mamalia
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menuangkan chloroform pada kapas, setelah itu membius kelinci.
3. Memastikan kelinci dalam keadaan tidak sadar.
4. Membedah kelinci dengan sayatan melintang pada bagian ventral dan
mengamati organ dari sistem reproduksinya.
5. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah melakukan pengamatan.

VI. Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan dari praktikum yang kami lakukan mengenai sistem reproduksi
pada kelas pisces dengan menggunakan ikan lele (Clarias sp.) dan ikan tongkol
(Euthynnus affinis) disajikan pada gambar dibawah ini.
NO KELAS FOTO KETERANGAN
VERTEBRATA

A. Lubang
Urogenitalis
1 Pisces
B. Ovarium
A
C. Gonad

C
Sistem Reproduksi pada Kelas Amphibia yaitu Kodok (Bufo sp.)

2 Amphibia

3 Reptilia A

C D
4 Aves

5. Mamalia
A. Kelenjar prostat
B. Uretra
C. Testis

A
C

B
A. Oviduct
B. Ovarium
C. Kloaka
a. Anatomi Sistem Reproduksi Betina

A. Kloaka
B. Ovary
C. Oviduct
D. Kloaka

A. Ovary
B. Oviduct
C. Uterus
D. Kloaka

VII. PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi pada Superkelas Pisces yaitu Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis)
Pada praktikum ini digunakan ikan tongkol (Euthynnus affinis) dan ikan lele (Clarias
sp.) sebagai perwakilan dari Superkelas Pisces. Pengamatan pada ikan dilakukan
dengan mengamati sistem reproduksinya. Beberapa organ reproduksi yang dapat
diamati yaitu ovarium, oviduct, dan lubang urogenital. Adapun klasifikasi dari ikan
tongkol dan ikan lele yaitu:

Klasifikasi Ikan Tongkol


Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Familia : Scombridae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus affinis (Sukiya, 2005)
Klasifikasi Ikan Lele
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.(Sukiya, 2005)
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh bahwa ikan tongkol dan ikan lele
merupakan betina, sistem reproduksi pada ikan tongkol dan ikan lele betina terdiri dari
ovarium, oviduct, dan lubang urogenital. Pada ikan, gonad jantan dan betina dapat
dibedakan, gonad jantan ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya,
warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya.Pada
spesimen yang teramati adalah bagian genitalia internal. Reproduksi pada ikan tongkol dan
ikan lele baik jantan maupun betina secara umum memiliki organ genitalia yang sama,
yaitu:
a. Testis
Gonad yang terdapat ditubuh ikan jantan disebut testis berfungsi menghasilkan
spermatozoa.
b. Ovarium
Gonad betina berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di
dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi, disebut ovari. Ovari
berfungsi menghasilkan telur (ovum).
Organ reproduksi pada ikan terdiri atas sepasang testis pada individu jantang dan
sepasang ovarium pada betina. Tetis berbentuk memanjang, spermatozoa yang dihasilkan
oleh testis disalurkan melalui ductus deferens. Sel-sel telur (ovum) yang dihasilkan oleh
ovarium disalurkan melalui sepasang oviduk (tuba fallopi).
B. Sistem Reproduksi pada Kelas Amphibia yaitu Kodok (Bufo sp.)
Pada praktikum ini digunakan kodok (Bufo sp.) sebagai perwakilan dari Kelas
Amphibia. Pengamatan pada kodok dilakukan dengan mengamati sistem reproduksinya.
Beberapa organ reproduksi yang dapat diamati yaitu ovarium, oviduct, dan kloaka.
Adapun klasifikasi dari kodok yaitu:
Klasifikasi Kodok
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo sp. (Sukiya, 2005)
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh kodok merupakan betina, sistem
reproduksi pada kodok terdiri dari ovarium, oviduct, dan kloaka. Secara umum, pada
kodok betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum
berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium
digantungkan oleh mesovarium.Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran
berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum)
dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan
pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
Sedangkan pada kodok jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna agak kemerahan
yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di
bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan
membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis yang
merupakan penyimpan sperma sementara. Vesikula seminalis akan membesar hanya saat
musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,
berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral
ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal.
Pada kodok terjadi pembuahan secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan
gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternall biasanya dibentuk ovum
dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada
pembuahan secara internall. Pada kodok betina menghasilkan ovum yang banyak, seperti
pada gambar diatas yang berwarna hitam itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel
telur dengan jumlah mencapai ribuan yang hamper memenuhi rongga perutnya
Pada kodok betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang
berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal
ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu
berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika
terjadi fertilisasi.
C. Sistem Reproduksi pada Kelas Reptilia yaitu Kadal (Mabouya multifasciata)
Pada praktikum ini digunakan kadal (Mabouya multifasciata) sebagai perwakilan
dari Kelas Reptilia. Pengamatan pada kadal dilakukan dengan mengamati sistem
reproduksinya. Beberapa organ reproduksi yang dapat diamati yaitu ovarium, oviduct, dan
kloaka. Adapun klasifikasi dari kadal yaitu:
Klasifikasi Kadal
Kingdom         :Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Squamata
Sub ordo          : Lacertilia
Familia            : Scincidae
Genus              : Mabouya
Spesies            : Mabouya multifasciata(Sukiya, 2005)
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh kadal tersebut merupakan betina,
sistem reproduksi pada kadal terdiri dari ovarium, oviduct, dan kloaka. Kelompok reptil
seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di
dalam tubuh (fertilisasi internall). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil
yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan
makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan
sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjangsaluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis
yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam
saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya.Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Berikut ini merupakan perbedaan reptilian jantan dan betina :

Jantan Betina
1. Memiliki alat kelamin 1. Memiliki sepasang ovarium.
khusus : Hemipenis. 2. Memiliki saluran telur
2. Sepasang testis. (oviduk).
3. Memiliki epididimis. 3. Berakhir pada saluran kloaka.
4. Memiliki vas deferens

Pada sistem reproduksi kadal jantan testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna
keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal
dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar
saat musim kawin.Saluran reproduksinya berupa duktus mesonefrus berfungsi sebagai
saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis
bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang
menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian
posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan
ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Sedangkan pada sistem reproduksi Betina, ovarium berjumlah sepasang, berbentuk
oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna
vertebralis.Saluran reproduksinya yaitu oviduk yang panjang dan bergelung. Bagian
anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di
kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi
untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell
gland akan menghasilkan cangkang kapur.
D. Sistem Reproduksi pada Kelas Aves yaitu Ayam (Gallus gallus)
Pada praktikum ini digunakan ayam (Gallus gallus) sebagai perwakilan dari Kelas
Aves. Pengamatan pada kadal dilakukan dengan mengamati sistem reproduksinya.
Beberapa organ reproduksi yang dapat diamati yaitu ovarium kanan, ovarium kiri, dan
kloaka. Adapun klasifikasi dari ayam yaitu:
KLASIFIKASI AYAM
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Gallus gallus (Sukiya, 2005)
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh ayam tersebut merupakan betina,
sistem reproduksi pada ayam terdiri dari ovarium kanan yang rudimenter, ovarium kiri, dan
kloaka. Sistem reproduksi pada ayam (Gallus gallus) memiliki sistem reproduksi yang
sama dengan Aves lainnya. Ayam (Gallus gallus) berkembangbiak dengan cara bertelur
(ovipar). Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan cara kloaka jantan dan betina saling
mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka jantan akan langsung masuk ke
kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan
menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur.Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya.
Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio.Embrio di dalam telur memerlukan
suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada ayam jantan memiliki organ genetalia, yaitu testis berjumlah sepasang,
berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis
bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Pada testis ini disimpan
spermatozoa.Saluran reproduksinya berupa Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen
dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-
burung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang membentuk duktus aferen
yang berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara dikloaka sebagai duktus
ejakulatori. Duktus deferen berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan ureter
ketika masuk kloaka. Terdapat vas deferens yang jumlahnya sepasang, pada ayam jantan
muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah
kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum. Kloaka, di
dalam kloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma
ke kloaka hewan betina.
Pada ayam betina memiliki organ genetalia, yaitu Ovarium, selain pada burung
elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal
rongga abdomen.Saluran reproduksi berupa oviduk. Oviduk yang berkembang hanya yang
sebelah kiri, dan dibagi menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum
yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang
dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan mengekskrsikan
albumin, selanjutnya istimus yang mengsekresikan fimbre. Di Posteriornya adalah
magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istimus akan mensekresikan
membran sel telur dalam dan luar dan disalurkan ke kloaka. Kloaka adalah saluran akhir,
tempat pengeluaran telur.

E. Sistem Reproduksi pada Kelas Mamalia yaitu Kelinci (Lepus sp.)


Pada praktikum ini digunakan kelinci (Lepus sp.)sebagai perwakilan dari Kelas
Mammalia. Pengamatan pada kelinci dilakukan dengan mengamati sistem reproduksinya.
Beberapa organ reproduksi yang dapat diamati yaitu Kelenjar Prostat, Urethra (Penis),
Epididimis, dan Testis.
Adapun klasifikasi dari kelinci yaitu:
KLASIFIKASI KELINCI
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Lagomorpha
Familia : Leporidae
Genus : Lepus
Spesies : Lepussp.(Sukiya, 2005)
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh kelinci tersebut merupakan jantan,
sistem reproduksi pada kelinci yang dapat diamati terdiri dari kelenjar prostat, urethra
(penis), epididimis, dan testis.Sistem reproduksi pada kelinci tersusun atas sistem genital
internal dan eksternal. Organ-organ pada kelinci jantan mempunyai fungsi-fungsinya
tersendiri, penjelasan mengenai fungsinya adalah sebagai berikut.
A. Organ-organ Reproduksi Jantan
Pada kelinci jantan juga memiliki organ reproduksi internal dan eksternal. Pada
organ internal terdiri dari testis dan epididimis. Testis terdapat sepasang yang terletak
dalam scrotum. Testis merupakan pengahasil sperma terus dikeluarkan melalui epididimis
yang merupakan tempat pematangan kemudian ke vasdeferens. Sedangkan pada organ
eksternal berupa penis. Disamping itu juga terdapat kelenjar-kelenjar yang membantu
sistem reproduksi. Adapun organ internal pada kelinci jantan, yaitu:
a) Testis. Testis adalah gonad jantan. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan
sperma (spermatogenesis). Terdiri dari banyak saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi
oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut adalah tubula seminiferus (seminiferous
tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel Leydig (Leydig cell) yang terbesar di antara
tubula seminiferus menghasilkan testosterone dan androgen lain, yang merupakan hormone
seks jantan.
b) Epididimis. Epididymis terdiri dari tiga bagian yaitu caput epididymis atau
kepala epididymis, corpus epididymis atau badan epididymis, dan cauda epididymis atau
ekor epididymis. Ketiga bagian ini mempunyai fungsi yang berbedada, caput berfungsi
sebagai tempat memasakan spermatozoa, corpus berfungsi sebagai transpor atau
pengangkutan spermatozoa, cauda berfungsi sebagai tempat penimbunana
spermatozoa. Setelah media testis melengkung dari cranial sepanjang testis dan terdiri dari
caput epididymis, cauda epididymis, ductus deferens dan ductus ejakulatoris. Berfungsi
sebagai tempat pematangan sperma.
c) Vas deferens. Vas deferens atau duktus deferens mengangkut sperma dari kauda
epididimis ke uretra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam
pengangkutan semen sewaktu ejakulasi. Diameter mencapai 2 mm dan konsistensi seperti
tali. Dekat kauda epididimis, vas deferens berliku-liku dan berjalan sejajar dengan korpus
epididimis. Dekat kaput epididimis, vas deferens menjadi lemas dan bersama pembuluh
darah dan limfe serta serabut syaraf membentuk Funiculus Spermaticus yang berjalan
melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens yang terletak
sebelah menyebelah di atas Vesica urinaria.
d) Uretra. Urethra adalah saluran dari tempat bermuaranya Ampula ductus deferen
sampai ujung penis. Urethra merupakan saluran urogenitalis yang berfungsi sebagai tempat
lewatnya urine dan semen.Uretra juga merupakan saluran yang menghubungkan kantung
kemih ke lingkungan luar tubuh yang berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada
sistem kemih atau reproduksi dan sistem seksual.
Sedangkan pada kelinci betina organ internal berupa sepasang ovarium dan uterus.
Ovarium terletak sebelah kaudal dari ren dan didalamnya terdapat folikel-folikel Graaf
berbentuk gelembung. Uterus berjumlah sepasang dan berkelok-kelok dan terbagi atas
infundibulum, tuba, dan uterus. Organ eksternal tersusun atas vagina, vulva, labium majus,
labium ninus, dan clitoris. Organ-organ tersebut juga memiliki fungsinya masing-masing,
penjelasan mengenai organ tersebut sebagai berikut.

B. Organ-organ Reproduksi Kelinci Betina


a) Ovarium. Ovarium merupakan gonad betina. Berjumlah sepasang, terletak di
sebelah kaudal dari ren, di dalam rongga abdomen, manggantung, dan bertaut melalui
mesentrium ke uterus. Masing-masing ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang
keras dan mengandung banyak folikel. Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi
oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel
telur yang berkembang. Selain itu terdapat corpus luteum, corpus luteum mensekresikan
tambahan estrogen dan progesterone, yaitu hormon yang mempertahanakan dinding uterus
selama kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, corpus luteum akan lisis, dan folikel baru
akan mengalami pematangan selama siklus berikutnya.
b) Infundibulum. Merupakan pelebaran dari tubae yang berbentuk corong dekat
ovarium. Pada tepi terdapat rambut-rambut yang di sebut fibrae.
c) Tuba falopi. Merupakan saluran tipis berkelok-kelok dan merupakan lanjutan
dari infundibulum ke sebelah caudal serta pada rostralnya terjadi conceptio.
d) Uterus. Uterus pada kelinci adalah uterus tipe bikornis yang berdinding tebal dan
merupakan tempat embrio melekat dengan perantara placenta.
e) Vagina. Vagina adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran
kelahiran yang dilalui bayi saat lahir; dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma
selama koopulasi.
f) Vulva. Vulva adalah bagian dari alat reproduksi merupakan celah diantara labia
mayora, sedangkan labia minora terletak sebelah dalam labia mayora.
g) Clitoris. Clitoris adalah alat kecil yang homolog dengan penis yang terdiri dari
corpus covernosum spoisum, clitoris, preputium dan glandula clitori.
Kelinci betina mempunyai sistem reproduksi yang istimewa, yaitu mampu
mengandung 2 rumpun anak sekaligus karena memiliki rahim ganda. Pembuahan pada
rahim yang 1 tidak menghalangi ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Gejala ini disebut
Superfetasi.

Anatomi perbandingan dari kelima hewan vertebrata diatas dapat diamati


pada gambar dibawah ini.
Gambar. Anatomi perbandingan hewan vertebrata
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa sistem reproduksi pada kelima kelas
vertebrata ini berbeda-beda. Secara keseluruhan sistem reproduksi jantan dan betina pada
kelima kelas sudah dapat dibedakan. Seluruh kelas pada dasarnya mempunyai gonad dan
saluran reproduksi, namun tetap ada perbedaan yang khas pada kelas-kelas tesebut.
Perbedaannya terletak pada organ reproduksinya, hal tersebut terkait dengan cara
bereproduksi, habitat, serta sistem reproduksinya yang sangat berkaitan erat dengan sistem
reproduksinya. Seperti misalnya pada Superkelas Pisces dan Amphibia tidak ditemukannya
alat kopulasi dan rahim itu karena pada kelas tersebut cara bereproduksinya dengan cara
eksternal, sedangkan pada Kelas Reptile, Aves dan Mammalia ditemukan adanya alat
kopulasi karena fertilisasinya secara internal, walaupun rahim atau uterus hanya
berkembang dan digunakan pada Mammalia. Sedangkan dari segi anatomis dan letaknya,
sistem reproduksi pada seluruh kelas vertebrata terletak dibawah sistem pencernaan
ataupun sistem respirasinya, dan saluran reproduksi tersebut biasanya bergabung ke dalam
sistem reproduksinya, seperti pada Superkelas Pisces, Amphibia, Reptilia, dan Aves,
sedangkan pada Mammalia sudah mempunyai saluran tersendiri.

Tabel perbandingan
VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa


1. Pada pisces ikan tongkol (Euthynnus affinis) dan ikan lele (Clarias sp.) berjenis
kelamin betina dan memiliki organ reproduksi berupa yaitu ovarium, oviduct, dan
lubang urogenital.
2. Pada sistem reproduksi dari kodok (Bufo sp.) diperoleh yaitu kodok berjenis
kelamin betina dan memiliki organ reproduksi berupa ovarium, oviduct dan
kloaka.
3. Pada sistem reproduksi dari kadal (Mabouya multifasciata) diperoleh yaitu kadal
berjenis kelamin betina dan memiliki ovarium, oviduct, dan kloaka.
4. Pada sistem reproduksi (Gallus gallus) di peroleh yaitu ovary, oviduct, uterus, dan
kloaka.
5. Sedangkan pada kelinci (Lepus sp.) berjenis kelamin jantan dan sistem
reproduksinya berupa kelenjar prostat, urethra (penis),, dan testis.
Kelima kelas tersebut memiliki sistem reproduksi yang berbeda karena faktor cara
bereproduksi, habitat, serta sistem reproduksi yang berkaitan erat dengan sistem
reproduksinya.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D. A.1996. Biologi 2. Jakarta : Erlangga.
Sukiya.2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang. 
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II.Malang : Jurusan Biologi UM.
Tenzer, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang : Dirjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai