Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Biosistematika Kingdom Plantae: P

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biosistematika Tumbuhan

Dosen Pembimbing
Ir. Elfien Herrianto, M.P.

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Indah Rahmawati (1810211002)
2. Afiga Risma Winda Pranesti (1810211006)
3. Angga Dwi Nursandi (1810211018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Biosistematika Kingdom Plantae: Paku”. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Elfien Herrianto, M.P selaku Dosen
mata kuliah Biosistematika Tumbuhan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jember, 30 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 .......................................................................................................................
2.2 .......................................................................................................................
2.3........................................................................................................................
2.4........................................................................................................................
2.5........................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan
sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari
zaman Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun
sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang
telah memilki akar, batang, dan daun sesungguhnya. Oleh karena itu,
tumbuhan paku termasuk kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan paku
(Pteridophyta) digolongkantumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh
tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama
adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju dari
pada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas
dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan
tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi
dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun
sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut
juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang,
daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga
disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan paku (Pteridophyta) ?
2. Apa saja ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta) ?
3. Bagaimana daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta) ?
4. Bagaimana habitat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta) ?
5. Apa manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta) ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
3. Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
4. Untuk mengetahui habitat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
5. Untuk mengetahui manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Gambar Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom


Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta
memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan
kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati,
serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat
rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta
mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat
perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat
rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem
pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar
sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran
keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu
yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid.
Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari
keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu yang diploid
(sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora
inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan
terbentukprotalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi
menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku
kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan
sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari
zaman Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun
sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang
sudah sempurna.
2.2 Ciri-Ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
a. Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk
cabang-cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
b. Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya
memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
c. Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang
akan berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar.
Kutub akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar
tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang.
Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar
pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul
dari batang. Akar memilikikaliptra.
d. Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
e. Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri
atas xylem dan floem.
f. Sporofit memiliki kormus yang
sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun, kadang-
kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang
mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril
disebut tropofil.
g. Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan
sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain
menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi
menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergan dengan tetraeder.
h. Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi
makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling
jaringan sporogen.
i. Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam
yaitu : perisporium, eksosporium, dan endosporium.
2.2.1 Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Gambar Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


a. Akar
Akar tumbuh dari pangkal batang, membentuk akar serabut, sehingga
itusistem perakaran paku merupakan akar serabut.Berdasarkan poros
bujurnya,embrio tumbuhan paku dapatdibedakan menjadi kutub atas dan
kutub bawah.Kutub atas berkembang membentuk rimpangdan daun,
sedangkan bagian kutubbawah membentuk akar.Akar tumbuhan paku
bersifatendogen dan tumbuh daririmpang.
b. Batang
Umumnya batang tumbuhan paku tumbuh di tanah disebut akar
batangatau rizoma(rimpang).Batang tumbuhan paku dapat berbentuk
panjang,merambat ataumemanjat.Rimpang dan daun yang masih muda sering
tertutupoleh rambut atau sisik sebagai pelindungnya. Beberapa tumbuhan
paku memiliki batang yang muncul di atastanah, misalnya pada genus
Alsophyla, Cyathea, Psilotum.
c. Daun
Berdasarkan bentuk dan sifat daunnya tumbuhan paku dapat dibedakan
atas dua golongan yaitu:
a) Megaphyllus yaitu paku yang mempunyai daun besar sehingga
mudahdibedakan atas batang dan daun , misalnya pada Asplenium.
b) Macrophyllus yaitu paku yang memiliki daun kecil dan umumnya
berupasisik sehinggasukar dibedakan bagian-bagiannya, misalnya pada
genusLycopodium.
Berdasarkan fungsinya daun paku Megaphyllus dibagi atas 2 kelompokyaitu
tropofil dan sporofil.
1) Tropofil, yaitu daun yang berwarna hijau yang berfungsi
sebagaipenyelenggara asimilasi.
2) Sporofil, yaitu daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.
2.2.2 Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku (pteridophyta) diklasifikasikan menjadi empat
subdivisi yaitu Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat),
Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda), dan Pteropsida (paku
sejati).
a. Tumbuhan paku mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya/sejati
sehinggadisebut tumbuhan berkromus.
b. Akar dan batangnya (rizoma) terdapat di bawah tanah, daun-daunnya
tumbuh ke atas daririzoma. Tetapi, ada yang batangnya muncul di atas
tanah, misalnya Cyathea, Psilotum dan Alsophyla.
c. Ciri khas daun pteridophyta muda adalah menggulung, dan dannya ada
yang kecil(mikrofil), ada pula yang besar (makrofil).
d. Mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang
kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda.
e. Makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun
(mesofil) yangterdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.
f. Ada pteridophyta yang tidak menghasilkan spora yang disebut
tropofil/daun steril.Tropofil berfungsi untuk fotosintesis, Tetapi ada
yang menghasilkan spora yang disebutsporofil/daun fertil.
g. Spora terdapat di dalam sporangium, ada sel penutupnya yang
berdinding tebal danmembentuk cincin yang disebut annulus.
Sporangium terkumpul dalam sorus.
h. Sorus terletak di helaian daun bagian bawah. Sorus muda terlindungi
oleh indusium.
i. Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan
sporangium akan pecah.Spora tersebut akan tersebar, bila
lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru.
j. Bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi
akar dan batangnyamasih hidup, jadi ada kemungkinan untuk hidup
kembali.
1. Psilopsida (Paku Purba)

Paku purba
memiliki struktur tubuh yang relatif masih sangat sederhana, dengan
tinggisekitar 30 cm – 1 m. Sporofit pada umumnya tidak memiliki daun
dan akar sejati, tetapimemilikirizoma yang dikelilingi rizoid. Pada paku
purba yang memiliki daun, ukuran daun kecil(mikrofil) dan berbentuk
seperti sisik. Batang bercabang-cabang dikotomus, berklorofil, dansudah
memiliki sistem vaskuler (pembuluh) untuk mengangkut air serta garam
mineral.Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang. Sporangium
menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama
(homospora).

2. Lycopsida (Paku Kawat)

Lycopsida (paku
kawat/paku rambut) disebut juga club moss (lumut gada) atau ground pine
(pinus tanah),tetapi sebenarnya bukan merupakan lumut atau pinus. Bagian
tubuh Lycopsida yang mudah dilihat merupakan generasi sporofitnya
(2n).Sporofittersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki
daun berbentuk seperti rambut atausisik yang tersusun rapat pada
batang.Batang berbentuk seperti kawat pada ujung cabang-cabang batang
terdapat sporofil dengan struktur berbentuk gada (strobilus) yang
mengandung sporangium.Sporangium menghasilkan spora.Lycopsida ada
yang menghasilkan satu jenis spora(homospora), misalnya Lycopodium sp
ada pula yang menghasilkan dua jenis spora (heterospora) misalnya
Selaginella sp
3. Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)
Sphenopsida disebut paku ekor kuda(horsetail) karena memiliki
percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga
menyerupai ekor kuda.Paku ekor kuda seringtumbuh di tempat
berpasir.Sporofitnya berdaun kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik,
warnanya agak transparan dan tersusun melingkar pada batang. Batang
sphenopsida berongga dan beruas-ruas.Batang tampak keras karena
tersusun oleh sel-sel dengan dinding sel mengandung silika(sehingga
dikenal juga sebagai scouring rushes atau ampelas, yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok).Batang memiliki rizoma pada ujung beberapa
batang terdapat strobilus yangdi dalamnya terdapat sporangia. Sporangium
menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannyasama, tetapi ada yang
berjenis jantan maupun betina, sehingga paku ekor kuda disebut sebagai
paku peralihan.
4. Pteropsida (Paku Sejati)

Pteropsida (paku sejati) atau pakis merupakan kelompok


tumbuhan paku yang seringkita temukan di berbagai habitat, terutama
ditempat yang lembap. Pteropsida hidup di tanah, diair, atau epifit di
pohon. Pteropsida
yang hidup dihutan hujan tropis sangat beraneka ragam jenisnya, namun
Pteropsida juga ditemukan didaerah beriklim sedang (subtropics).Sporofit
Pteropsida memiliki akar, batang, dan daun.Ukuran batang bervariasi ada
yangkecil dan ada pula yang besar seperti pohon.Batangnya berada di
bawah permukaan tanah (rizom).
2.3 Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni
dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan
pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara
seksual (generative) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh
alat-alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur
(ovum). Sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku
mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). 
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai
berikut:
a.GenerasiSaprofit 
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat
menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang
disebut sporofil. Sporofit paku umurnya lebih lama di
bandingkan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga
jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara
aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan
tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.
b.    Generasi Gametofit 
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. generasi gametofit ditandai dengan
adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti janting,
berwana hijau, dan melekat pada subtrat
dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena
biasanya protaliumnya beukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat
membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan
sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan
sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan
terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
2.4 Habitat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran
rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama
di daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada
tumbuhan lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku:
 Kadar air dalam tanah
 Kadar air dalam udara
 Kandungan hara mineral dalam tanah
 Kadar cahaya untuk fotosintesis
 Suhu yang optimal
 Perlindungan dari angin
 Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat.
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis
tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal
tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara
alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan
paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat lembab).
Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti
lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah
gurun. Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya,
tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya.
Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin
menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan
yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan
optimal.
2.5 Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
1. Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang
bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan
pada pohon, Asplenium nidus (paku sarang burung), Adiantum
cuneatum (suplir), danSelaginella wildenowii (paku rane).
2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-
mas dan Lycopodium clavatum.
3. Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia
natans (paku sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang
diambil daunnya yang masih muda untuk sayur.
4. Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah,
bersimbiosis dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat
mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa yang dapat diserap oleh
tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk
hijau yang kaya nitrogen.
5. Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis.
6. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : Tumbuhan paku
yang sudah mati pada zaman purba.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pteridophyta sering dikenal masyarakat umum sebagai tumbuhan paku.
Tumbuhan paku umunya hidup di daratan pada tempat-tempat yang basah atau
lembap. Hanya beberapa jenis saja yang hidup di air. Tumbuhan ini banyak di
jumpai di daerah tropis hingga daerah beriklim sedang.
Tumbuhan paku adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem
pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya.
Tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar
yang luas dan menekan tumbuhan yang lain. Tumbuhan paku yang mudah kita
lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut yaitu xilem dan floem. Xilem adalah pembuluh pengangkut
senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan.
Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, WLW. 2014. Kajian Pteridophyta. Diambil dari internet online. http:
//eprints.umm.ac.id/24680/2/jiptummpp-gdl-wahyulugas-37751-2bab1pr-
t.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2020 pukul 15.52 WIB.
Rudyarti, E. 2019. Morfologi Tumbuhan Paku. Diambil dari Internet online.
https://eprints.uny.ac.id/9199/3/bab%202%20-%2008308144024.pdf.
Diakses pada tanggal 30 April 2020 pukul 20:17 WIB.
Nuraeni, Eni. 2017. Panduan Praktikum Pteridophytamata Kuliah Botany
Cryptogamae. Diambil dari internet online. http://file.upi.edu/Direktori
/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197606052001122ENI_NURAENI/
BAHAN_AJAR/PTERIDOPHYTA.pdf. Diakses pada tanggal 30 April
2020 puku 20:25 WIB.
Ridianingsi, Dwi Riastanti. Inventarisasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di
Pos Rowobendo-Ngagelan Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten
Banyuwangi. Diambil dari Internet online. https://www.researchgate.net/
publication/320169014_INVENTARISASI_TUMBUHAN_PAKU_PTE
RIDOPHYTA_DI_POS_ROWOBENDONGAGELAN_TAMAN_NASI
ONAL_ALAS_PURWO_KABUPATEN_BANYUWANGI. Diakses
pada tanggal 30 April 2020 pukul 30 April 2020 pukul 20:57 WIB.

Anda mungkin juga menyukai