Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR ALAT REPRODUKSI TUMBUHAN LUMUT


PROYEK : MENGIDENTIFIKASI LUMUT

Diajukan untuk memenuhi persyaratan agar bisa memasuki laboratorium


dan mengikuti praktik selanjutnya.

Disusun oleh :

Hari tanggal : Jum’at. 14, januari 2022

Kelompok :

1. Ahmad bardiansyah
2. Elvina
3. Nurul aini
4. Sepri

Guru Pengajar :

Sri Wahyuni, S.Pd

LABORATORIUM SMA NEGERI 5


PALANGKA RAYA
STRUKTUK ALAT REPRODUKSI TUMBUHAN LUMUT

A. Tujuan
Untuk menyelidiki gametofit dan sporofit pada tumbuhan lumut. Dan agar
peserta didik mengetahui bentuk dan struktur alat reproduksi tumbuhan
lumut dengan benar melalui kegiatan praktikum.
B. Landasan teori
1.1Bryophyta  (Yunani, bryon = lumut,phyton = tumbuhan)  merupakan
anggota kingdom Plantae (tumbuhan) yang paling sederhana dan bisa
dikatakan sebagi  bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan
bertalus (belum memilki akar,  batang, daun yang sejati)
dengan Cormophyta atautumbuhan berkromus (sudah memiliki akar,
batang, daun sejati). Lumut juga dikenal sebagai moss.
1.2Cara Hidup dan Habitat Lumut
Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Sebagian besar
lumut merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan. Lumut
mudah ditemukan, terutama ditempat yang lembab (higrofit), ditanah,
tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) dikulit pohon. Ada pula
lumut yang hidup di air (hidrofit).
1.3Ciri-Ciri Tubuh Lumut
Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, ada pula yang berbentuk
seperti tumbuhan kecil dan tegak. Lumut  yang berukuran kecil
umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang
berukuran besar tingginya sekitar 20 cm. Lumut berbentuk tumbuhan
kecil yang berdiri tegak dan memiliki bagian-bagian tubuh yang mirip
akar, batang, dan daun. Bagian tubuh yang menyerupai akar pada lumut
disebut rizoid. Fungsi rizoid adalah untuk menyerap air dan garam
mineral, serta untuk melekat pada habitatnya. Tumbuhan lumut tidak
memiliki pembuluh angkut floem maupun xilem. Jaringan pengangkut
berupa jaringan empulur. Sel-sel tubuh lumut memiliki plastisida yang
mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi tidak
diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat lainnya.

1.4Reproduksi Lumut
Pada lumut, terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora
melalui pembelahan meosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak
spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada
lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat dilakukan
dengan pembentukan gemmae cup(piala tunas)
dan fragmentasi(pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi
seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang
menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit.
Sporofit berumur pendek; sekitar3-6 bulan.

1.5Klasifikasi lumut
Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut
daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk
(anthocerotophyta).
C. Alat dan bahan
1. Marchantia polimorpha
2. Politrichum sp
3. Mikroskop
4. Gelas benda
5. Gelas penutup
6. Pipet tetes
7. Aquades
8. Alat tulis

D. Cara kerja
1. Memilih salah satu tumbuhan marchantia polimorpha
2. Mengamati bagian – bagian tumbuhan tersebut meliput gametofit dan
sporofitnya.
3. Mengambil bagian gametofitnya dan letakkan pada gelas benda.
Selanjutnya tetesi dengan aquades dan tutup dengan gelas penutup
4. meletakan preparat di atas meja preparat pada mikroskop. Mencari
struktur gametofitnya dengan cermat.
5. Melakukan langkah 4 untuk mengamati polytichum sp.
6. menggambar hasil pengamatan dan berilah keterangan.
7. Mencatat semua hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel.
8. Membuat laporan tertulis hasil praktikum.
E. Hasil pengamatan
1. Bryopsida (Lumut daun)

F. Pembahasan
1. Bryopsida (lumut daun)
 Memiliki batang semu yang tegak dengan lembaran daun tersusun
spiral seperti rumput.
 Gametofit tumbuh tegak atau merayap.
 Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul.

G.Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa lumut dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok salah satunya adalah lumut daun
(Bryopsida). Dari hasil pengamatan lumut daun kita dapat mengetahui ciri-
ciri fisik dari lumut tersebut.
H.Daftar pusaka
https://eirenetalpatty.wordpress.com/2019/05/24/laporan-praktikum-
pengamatan-lumut/

https://www.scribd.com/doc/218235091/LAPORAN-PRAKTIKUM-lumut

https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-biologi-lumut.html

https://www.eduoi.com/2016/01/laporan-praktikum-tumbuhan-lumut-
bryophyta.html

https://iamasmartmommy.blogspot.com/2019/11/20-trend-terbaru-
gambar-lumut-daun-di.html
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR ALAT REPRODUKSI TUMBUHAN LUMUT
PROYEK : MENGIDENTIFIKASI TUMBUHAN PAKU

Diajukan untuk memenuhi persyaratan agar bisa memasuki laboratorium


dan mengikuti praktik selanjutnya.

Disusun oleh :

Hari tanggal : Jum’at. 21, januari 2022

Kelompok :

1. Ahmad bardiansyah
2. Elvina
3. Nurul aini
4. Sepri

Guru Pengajar :

Sri Wahyuni, S.Pd

LABORATORIUM SMA NEGERI 5


PALANGKA RAYA
STRUKTUK ALAT REPRODUKSI TUMBUHAN PAKU

A. Tujuan
Untuk mengidentifikasi spora pada tumbuhan paku. Dan agar peserta didik
mengetahui bentuk dan struktur alat reproduksi tumbuhan paku dengan
benar melalui kegiatan praktikum.
B. landasan teori
1.1Pteridophyta adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Pteridophyta berasal dari kata pteron: sayap bulu, dan
phiton: tumbuhan. Sehingga Pteridophyta merupakan tumbuhan paku
yang tergolong dalam tumbuhan kormus berspora, dimana tumbuhan
ini menghasilkan spora dan memiliki susunan daun yang umumnya
membentuk bangun sayap, yaitu pada pucuknya yang terdapat bulu-
bulu. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora
karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta
bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan
pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor
internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma,
ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
1.2Cara Hidup dan Habitat paku-pakuan
Habitat tumbuhan paku ada di darat, terutama pada lapisan bawah tanah
di dataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas
permukaan laut terutama di daerah lembab, dan ada juga yang bersifat
epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di
air (misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada
umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Paku :Kadar
air dalam tanah, Kadar air dalam udara, Kandungan hara mineral dalam
tanah, Kadar cahaya untuk fotosintesis, Suhu yang optimal, Perlindungan
dari angina, Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat.
1.3Ciri-Ciri Tubuh paku-pakuan
Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem
dan floem. Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada
tumbuhan lain sebagai epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain dan
sampah-sampah sebagai saprofit. Tidak menghasilkan biji, tetapi
menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora atau
sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-
sorus ini kemudian berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun.
Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang
kita lihat sehari-hari disebut generasi sporofit. Daun yang masih muda
menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan
spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut
tropofil, berfungsi untuk fotosintesis. Tidak berbunga. Umumnya
memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah. Memiliki 4
struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat
disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam
arkegonium, kutikula pada bagian luar dan yang paling penting adalah
sistem transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari
dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya seperti
pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat
tinggi. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku:Akar: Bersifat seperti akar
serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang
dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri. Batang: Pada sebagian
jenis tumbuhan paku batang tidak tampak karena terdapat di dalam
tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul
di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m, akan
tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon
atau paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang
bercabang misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
Daun: Bentuknya selalu melingkar dan menggulung pada usia muda.
berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan
antara epidermis, daging daun, dan tulang daun. Berdasarkan bentuk
daun dibedakan lagi menjadi mikrofil dan makrofil, berikut
penjelasannya: Mikrofil: Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut
atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara
epidermis, daging daun dan tulang daun. Makrofil: Merupakan daun
yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta bercabang
– cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi,
yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang,
tulang daun, serta stomata (mulut daun). Daun paku tumbuh dari
percabangan tulang daun yang disebut frond, dan keseluruhan daun
dalam satu tangkai daun disebut Jika diperhatikan pada permukaan
bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang
disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang
merupakan tempat atau wadah dari spora. Tidak semua daun paku
memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun
fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliksorus
disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan
banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun
tropofil.
1.4Reproduksi paku-pakuan
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni
dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah
anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin
jantan dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium).
Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan
gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum) seperti halnya
tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan). Metagenesis paku homospora, Metagenesis Paku
Heterospora dan Paku Peralihan.
1.5Klasifikasi tumbuhan paku
subdivisi lycopsida
subdivisi shenopsida
subdivisi pteropsida
subdivisia psilopsida (paku purba)
berdaun makrofil

C. Alat dan bahan


1. Lup
2. Mikroskop
3. Gelas benda
4. Gelas tutup
5. Pipet tetes
6. Alat tulis
7. Aquades
8. Tumbuhan Adiatum pedatum
9. Tumbuhan Aspelenium platyneuron
D. Cara kerja
1. Mengamati bagian-bagian tumbuhan Aspelenium platyneuron dan
gambarlah hasil pengamatan anda. Tentukan bagian daun fertil dan
sorusnya.
2. Mengamati sorus menggunakan lup (kaca pembesar).
3. Mengambil sorus dan
4. letakan diatas gelas benda tambahkan satu tetes aquades, lalu tutup
dengan gelas penutup.
5. Letakan preparat tersebut di atas meja preparat pada mikroskop.
6. Mengamati sorus tumbuhan tersebut dan gambarlah hasil pengamatan
anda beri keterangan pada gambar tersebut.
7. Mengulang langkah nomor 1-5 untuk mengamati Adiatum pedatum.
8. Membuat laporan tertulis dari hasil pengamatan.
E. Hasil pengamatan

F. Pembahasan
tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh
sejati ( tracheophyta,memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis ) tapi
tidak memliki biji untuk reporduksi seksualnya.

G.Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa tumbuhan
paku dapat digolongkan menjadi 6 kelompok salah satunya adalah
tumbuhan paku sejati (pteropsida). Dari hasil pengamatan tumbuhan paku
sejati kita dapat mengetahui ciri-ciri fisik dari tumbuhan tersebut.
H.Daftar Pustaka

https://species.wikimedia.org/wiki/Adiantum

https://images.app.goo.gl/vyiD3ifLTVDDXT2a8

https://www.gramedia.com/literasi/tumbuhan-paku-pterydophyta/

Anda mungkin juga menyukai