Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOLOGI PTERYDOPHYTA

(TUMBUHAN PAKU)

Kelas : X9

Nama Kelompok :
1. Bq Nuri Cahyani
2. Sri Latifa Puspita ayu
3. Lalu Ikrom Apriansyah
4. Akip Adnan Maulana
5. Noval Algifari
6. Muhamad Adnan

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang tumbuhan paku ini

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ilmiah tentang Tumbuhan Paku ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Penujak, 14 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Tumbuhan paku (Pteridophyta)................................................................3
2.2 Ciri-ciri (Struktur) Tumbuhan paku (Pteridophyta)....................................................3
2.3 Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta).....................................................................7
2.4 Manfaat Tumbuhan paku (pteridophyta)..........................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil
dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-268
juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan darat yang telah memilki akar, batang, dan daun sesungguhnya. Oleh karena itu,
tumbuhan paku termasuk kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki
kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat
perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab
sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar
sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati,
serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita
berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2. Apa saja ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
3. Bagaimana daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
4. Apa manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
3. Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
4. Untuk mengetahui manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tumbuhan paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan
paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum
menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan
tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem
pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian
sudah merupakan tumbuhan heterospor.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang
menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet
(gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot
yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk
individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi.
Spora inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan
terbentuk protalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4
kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor
kuda) dan Filicineae (paku sejati).
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil
dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-268
juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan darat yang sudah sempurna.
2.2 Ciri-ciri (Struktur) Tumbuhan paku (Pteridophyta)
1. Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
a. Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang
kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.

3
b. Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat
yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
c. Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus
berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh
kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang
keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari
batang. Akar memiliki kaliptra.
d. Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
e. Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri
atas xylem dan floem.
f. Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada
daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai
sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
g. Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen.
Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora.
Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergandengan
tetraeder.
h. Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-
sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
i. Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium,
eksosporium, dan endosporium
2. Morfologi Tumbuhan paku (pteridophyta)
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya
tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya
berupa terna denganrizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental yang
menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m).
Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri
khas tumbuhan paku..Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat
sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
3 Bagian-bagian Tumbuhan paku (pteridophyta)
a. Akar
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah
terdiferensiasi menjadi:

4
1) kuit luar (epidermis)
2) kulit dalam (korteks)
3) silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilingi oleh floem.
b. Daun
Macam-macam daun pada Tumbuhan paku (pteridophyta)
1) Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
2) Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)
3) Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
 Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm,
misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang
hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan
paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk
tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau
pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan
paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi
gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan
paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi
gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan.
Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.
 Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada
beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang
tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang
yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak
bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang
terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil)
dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa
sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku
yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.

5
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis
tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang.
Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil).
Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang
berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa
sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang
berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu
selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh
pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik
hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan
mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan
tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
 Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar
tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa
lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk
fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya.
Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat
berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis
dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah
arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu
memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat
reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau
arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh
paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda). Daun paku
tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan keseluruhan daun dalam satu
tangkai daun disebut pinna.
JIka diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik
hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat
atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini menunjukkan sporangia yang tergabung dalam
struktur sorus (jamak sori).

6
Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus
merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus
disebut daun steril. Daun ini hanya mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk
proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
 Struktur sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium. Bagian dalam sorus
terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan spora.
Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk
spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat, kemerahan, kuning atau
hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku
dewasa melalui proses yang komplek.
2.3 Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar ke
segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami pergiliran
keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi
gametofit.
1. Generasi Saprofit
Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu sendiri. Jadi,
tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam fase sporofit. Sporofit
paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas
sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual. Spora
yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin.
Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal
sebagai protalium.
2. Generasi Gametofit
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya
protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan
melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena
biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium
yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin
betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel
telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

7
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu
1. Paku Homospora
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama
besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium), Nephrolepis, Drymoglossum.
2. Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran kecil
dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin
betina disebut makrospora. Contohnya : Selaginella (paku rane) yang dapat dijadikan
tanaman hias dan Marsilea(semanggi) yang dapat dimakan.
Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh
menjadi makroprotalium. Mikropotalium membentuk mikrogametofit yang akan
menghasilkan anteridium, sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan
menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan
ovum. Fertilisasi antara sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi
tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya pergiliran keturunan
pada paku heterospora
3. Paku Peralihan
Spora pada paku peralihan yang dihasilkan berukuran dan bentuk yang sma tetapi
jenisnya berbeda. Protaliumnya hanya menghasilkan anteridia dan arkegonia saja. Fase
gametofit paku lebih singkat dari pada sporofitnya. Alat kelamin berpa : anteredium
menghasilkan spermatozoit dan arkegonium menghasilkan sel telur. Pembuahan sel telur oleh
spermatozoit dibantu oleh air. Zigot yang dihasilkan berkutup satu, sehingga akarnya tidak
berkembang seperti tumbuhan biji. Bila sporangium kering, anulus membuka dan spora-spora
akan keluar. Spora jatuh ditemapat yang lembab akan tumbuh menjadi protalium. Selanjutnya
protalium akan tumbuh menghasilan anteridium dan arkegonium. Dari perkawinan anatara
rhizoid dan ovum menghasilkan zigot.zigot tumbuh menjadi menjadi tumbuhan paku
(sporofit). Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum).
Spora paku jatuh di tanah subur akan tumbuh menjadi protalium. Protalium memiliki
rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tanah dan menghisap air serta mineral.
Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang menghasilkan anteridium dan arkegonium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Karena
protalium menghasilkan gamet, maka protalium merupakan.
Generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan pada ovum oleh spermatozoid, terbentuk
zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Daun-daun pada tumbuhan paku

8
akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku merupakan generasi sporofit. Bila kotak
spora pecah, spora-spora akan bertebaran dan jatuh. Spora yang jatuh pada tempat yang
sesuai akan tumbuh menjadi protalium kembali.
2.4 Manfaat Tumbuhan paku (pteridophyta)
Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
1. Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya seperti
tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku
sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), danSelaginella wildenowii (paku rane).
2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum.
3. Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan =
kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk
sayur.
4. Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis
dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2bebas di udara menjadi
senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat
dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
5. Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang
paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan floem). Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut
tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut
dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
3.2 Saran
Tumbuhan paku seringkali dianggap sebagai tanaman pengganggu. Padahal banyak
sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Contohnya kelakai yang
tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak khasiat sebagai obat penambah
darah. Dengna menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara
langsung sudah mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan
kita untuk bisa menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama
spesies tumbuhan paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah
wawasan tentang kerajaan tumbuhan. Serta iut memanfaatkan alam serta bijaksana

10
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat. (2016). MAKALAH TUMBUHAN PAKU. [Online]. Tersedia: https://dokumen-


makalah.blogspot.com/2016/10/makalah-tumbuhan-paku.html [25 Januari 2019].

11

Anda mungkin juga menyukai