Dosen Pengampu :
Kelompok 4
Alhamdulillah puji syukur atas kehadiratAllah Swt yang telah memberikan kemampuan bagi
kami untuk menyusun makalah Botani Tumbuhan Tingkat Tinggi tentang“PETERIDOPHYTA
” dengan baikMakalah ini kami susun dengan sungguh-sungguh guna memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Botani Tumbuhan Tingkat Tinggi serta untuk menambah referensi kami sebagai
pelajar sehingga lebih memahami berbagai macam jenis jenis PETERIDOPHYTA,klasifikasi
dan beberapa hal lainnya
Semoga karya tulis ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna. Dan mudah-
mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan berbagai bisa lebih memahami
berbagai pengetahuan diatas.
Terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini. Dan hanya kepada AllohSwt kami mengharap ridho-Nya.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR IS …………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Tujuan …………....………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan …………………………………………………………………….11
Saran …………………………………………………………………………. 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Latar belakang tumbuhan paku (pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan
yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan
dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam
tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak
dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obat-obatan. Namun secara
tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara
ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta
membantu proses pelapukan serasah hutan. Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku
ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan, mulai dari
hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran rendah hingga dataran tinggi, lingkungan
yang lembab, basah, rindang, kebun tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai (loveless 1989).
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri
dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri atas spora, sporangium,
anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan paku umumnya berada di bagian bawah
daun serta membentuk gugusan berwarna hitam atau coklat. Gugusan sporangium ini dikenal
sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam
klasifikasi
1.2. RUMUSAN MASALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta), meskipun tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji untuk berkembang biak.
Tumbuhan paku disebut juga sebagai paku-pakuan atau pakis-pakisan. Dalam bahasa Inggris
tumbuhan ini dikenal sebagai ‘fern’.Karena reproduksi seksualnya tidak menggunakan biji,
kelompok tumbuhan paku menggunakan spora untuk berkembang biak. Cara
perkembangbiakannya ini lebih menyerupai kelompok organisme lumut dan fungi. Tumbuhan
paku dapat ditemukan tumbuh hampir di seluruh dunia, kecuali di daerah bersalju abadi dan
lautan. Tumbuhan paku juga banyak hidup di Indonesia, apalagi sebagian besar anggota paku-
pakuan tumbuh di daerah tropika basah. Di seluruh dunia dikenal hingga 12.000 spesies
tumbuhan paku dan sekitar seperempatnya dapat dijumpai di kawasan Malesia yang mencakup
Indonesia.
3
.
Sedangkan tumbuhan berpembuluh memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan
tidak berpembuluh meliputi tumbuhan lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi
tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
Tumbuhan paku termasuk ke dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki beberapa kelas,
yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Felicinae
Klasifikasi Tumbuhan Paku Kedudukan tumbuhan paku adalah pada tingkat takso Divisi
Pteridophyta, dengan pembagian kelas sebagai berikut :
A. Kelas Psilotiinae Kelas psilotiinae sering disebut sebagai paku telanjang, psilos yang berarti
telanjang. Hal ini disebabkan karena tumbuhan paku ini masih tergolong tumbuhan primitif
dan tidak memiliki daun. Sebaian anggota dari tumbuhan paku ini sudah punah. Kelas ini
mempunyai sporangium yang dibentuk diketiak buku. Contohnya adalah Psilotum
B. Kelas Lycopodiinae Kelas Lycopodiinae mempunyai daun yang serupa rambut atau sisik
dan duduk daunnya tersebar. Paku ini juga memiliki batang yang seperti kawat. Karena
itulah paku ini sering disebut sebagai paku kawat. Sporangium pada Lycopodiinae tersusun
dalam strobilus dan sibentuk diujung cabang. Contohnya Lycopodium dan Selaginella.
C. Kelas Equisetiinae Equisetiinae berasal dari kata equus yang berarti kuda dan seta yang
berarti tangkai. Anggota paku Equisetiinae memiliki dau yang serupa sisik dan transparan
yang susunannya berkarang (dalam satu lingkaran). Batangnya berongga dan berbukubuku
atau beruas. Kelas Eqisetiinae memiliki sporangium yang tersusun dalam stobilus dan
mempunyai bentuk seperti ekor kuda. Sporanya memiliki elater sebanyak 4 buah. Contohnya
adalah Equisetum.
D. Kelas Filiciinae Filiciinae berasal dari kata filix yang berarti tumbuhan paku sejati.
Tumbuhan paku ini mempunyai daun yang berukuran besar dan duduk daunnya menyirip.
Tumbuhan paku pada kelas ini ada yang hidup di air dan ada yang hidup di darat. Tumbuhan
paku yang hidup di darat sporangiumnya terbentuk dalam sorus, sedangkan yang hidup di air
sporangiumnya terbentuk dalam sporokarpium.
Tumbuhan paku pada kelas ini juga mempunyai daun muda yang menggulung dan sorus
dibentuk dibawah permukaan daun. Contohnya adalah Nephrolepis, Dryopteris.
Kelas : Psilophytinae
Tidak ada daun dan akar, tetapi mempunyai rizom (batang mendatar), atau
memiliki daun tetapi kecil-kecil. Golongan paku ini sudah hampir punah.
Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Hanya ada
satu jenis yang sekarang masih ada, tetapi hampir punah yaitu Psilotum. Psilotum
banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis. Ordo : Psilotales
4.
Famili : Psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum (paku purba)
Kelas: Equisetinae
Paku yang merupakan peralihan antara yang homospora dengan heterospora equisetum debile.
Kelas Equisetinae memiliki ciri batangnya beruas, berbuku, dan berongga, daun kecil-kecil
seperti sisik, terletak melingkar pada buku-buku. Sporangiumnya melekat pada sporofil yang
berbentuk perisai dan bertangkai. Sporofil tersusun menjadi strobilus yang letaknya diujung
percabangan. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batangnya
berwarna hijau dan mengandung klorofil.
Ordo : Equisetales
Famili : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum debile (paku ekor kuda)
Kelas : Lycopodinae
Berupa daun kecil tersusun rapat dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan
berkumpul membentuk strobilus (kerucut), batangnya bercabang-cabang dan seperti kawat.
Sporofit bentuk jantung, punya sporangium bentuk ginjal sebagian anggotanya termasuk
paku heterospora. Akar bercabang menggarpu, terletak di sepanjang bagian bawah dari
rimpang. Tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang menjulang ke atas. Cabang-
cabang tertutup oleh daun. Memiliki berkas pengangkut yang masih sederhana
Kelas : Felicinae
Paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku yang sebenarnya dan dapat dilihat di sekitar kita,
yang umumnya disebut pakis. Paku sejati memiliki banyak tulang daun dan mempunyai
makrofil (daun besar), serta mesofil (daging daun). Memiliki daun ukuran lebih besar.
Sporangium tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun. Letak sorus di permukaan daun
(atas, bawah), di ujung/di tepi. Paku sejati ada yang tumbuh di darat, air, atau rawa-rawa.
Kelompok yang hidup di darat meliputi jenis paku dari yang terkecil sampai yang terbesar
(berupa pohon), misalnya suplir, paku sarang burung dan paku tiang. Kelompok yang hidup
di air misalnya paku air, paku sampan, dan semanggi.
5
.
Subkelas : Eusporangiatae
Sporangium mempunyai dinding tebal dan kuat yang terdiri atas beberapa lapis sel, spora
sama besar. Kelas ini meliputi tumbuhan paku menurut pengertian kita sehari-hari, yang telah
mempunyai makrofil dengan tulang-tulang daun dan mesofil di antaranya.
Ordo : Marattiales
Famili : Marattiaceae
Genus : Christensenia
Spesies : Christensenia Aesculifolia
Ordo : Ophioglossales
Genus : Ophioglossum
Spesies : Ophioglossum reticulum
Subkelas : Leptosporangiatae
Famili : Schizaeaceae
Spesies : Lygodium circinnatum
Famili : Gleicheniaceae
Spesies : Gleicenia linearis (paku resam)
Famili : Hymenophyaceae
Spesies : Hymenophillum australe
Famili : Cyatheaceae
Spesies : Alsophlia glauca (paku tiang)
Famili : Davalliceae
Spesies : Davallia trichomanoides
Famili : Aspidiaceae
Spesies : Aspidium filix-mas
Famili : Aspleniaceae
Spesies : Asplenium nidus (paku sarang burung)
Famili : Pteridaceae
Spesies : Adiantum cuneatum (suplir)
Famili : Polypodiaceae
Spesies : Drymoglossum heterophyllum (paku picis)
Famili : Arcrostichaceae
Spesies : Acrostichum aureum (paku laut), Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa)
6.
Subkelas : Hydropterides
Famili : Salviniaceae
Spesies : Salvinia natans (paku sampan)
Famili : Marsileaceae
Spesies : Marsilea crenata (semanggi)
2.4 HABITAT
Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula yang epifit. Paku menyukai
tempat lembab (higrofit), daerah tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-
kawah (paku kawah). umbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh
menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami
pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi
gametofit.
a) Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya seperti
tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku sarang
burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Selaginella wildenowii (paku rane)
b) Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum
c) Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan =
kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur
d) Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis dengan
anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa yang
dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau
yang kaya nitrogen.
e) Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis
f) Untuk tempat menanam anggrek, yaitu paku tiang (Alsophlia glauca)
g) Tumbuhan paku yang hidup di zaman Karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batu
bara yang dapat dijadikan bahan bakar.
7.
2.6. STRUKTUR TUBUH TUMBUHAN PAKU
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang tumbuhan paku berada
didalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan muncul akar-akar seperti rambut yang
merupakan akar serabut. Dari rizom ini juga muncul tangkai daun. Ada pula tumbuhan paku
yang batangnya mirip tumbuhan palem, yakni batangnya menjulang keatas, misalnya paku
pohon (Cyathea sp.).Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun dan helaian daun. Helaian
daun ada yang tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan daun majemuk menyirip. Salah satu
ciri tumbuhan paku adalah pada saat masih tunas, daunnya menggulung.
Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Ada daun kecil (mikrofil) dan ada pula daun
besar (makrofil). Pada mikrofil tidak terdapat tangkai daun dan tulang daun serta bentuk kecil
atau bersisik, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Sedangkan makrofil daun besar,
bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Daun tumbuhan paku ada
yang khusus menghasilkan spora dan disebut sporofil dan ada yang tidak menghasilkan spora
disebut tropofil. Toprofil hanya berfungsi untuk fotosintesis. Sporofil merupakan daun yang
subur. Pada adiantum (pakis) dan suplir tidak ada daun yang berfungsi khusus. Tumbuhan paku
menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora atau sporangium. Sporangium-
sporangium berkumpul di dalam kotak spora atau sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian
bawah. Perhatikan di bagian bawah daun paku ada sederet bentukan bulat atau oval atau tamapak
seperti bulan sabit pada suplir. Jika sudah matang akan tampak kehitaman. Bentukan itu adalah
sorus. Sorus ada yang dilindungi oleh selaput yang disebut indusium dan di dalamnya terdapat
banyak kotak spora
Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xylem dan floem.
Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari tanah ke
daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh. Berkas pengangkut umumnya tersusun konsentris, artinya xylem ditengah
dikelilingi oleh floem. Bentuk, ukuran, dan susunan anatomi daun paku bervariasi
ü silinder pusat yang terdiri dari xylem dan floem yang konsentris, yaitu xylem terdapat
di tengah dikelilingi oleh floem
8
.
Sistem anatomi batang paku berbeda-beda tergantung jenis tumbuhannya
ü Daun yang berukuran kecil disebut mikrofil. Pada mikrofil belum memperlihatkan
diferensiasi, yaitu belum dapat dibedakan antara epidermis daging daun (mesofil) dan tulang
daun
ü Daun yang berukuran besar disebut makrofil. Pada makrofil sudah mempunyai epidermis,
mesofil yang terdiri dari jaringan tiang dan jaringan bunga karang dan terdapat tulang-tulang
daun.
ü epidermis : di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan penguat yang terdiri atas sel-sel
skelerenkim
9
.
Generasi seksual ini disebut generasi haploid.Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif
dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku.
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu
generasi sporofit dan generasi gametofit.
Jenis tumbuhan paku dibagi menjadi empat, yaitu psilopsida, pteropsida, lycopsida, dan
sphenopsida.
Psilopsida merupakan tumbuhan paku dengan struktur tubuh yang sederhana. Rantingnya
bercabang-cabang dan terdapat bulu-bulu halus yang menyelimuti tubuhnya. Psilopsida yang
disebut juga sebagai paku purba memiliki akar serabut halus yang juga disebut sebagai akar
semu. Akar tersebut berfungsi sebagai perekat pada tumbuhan lain.Ciri-ciri psilopsida ini adalah
habitatnya di daerah beriklim tropis dan subtropis. Ia bersifat homospora, memiliki daun mikrofil
dengan batang berklorofil, dan tidak memiliki daun sejati.
Pteropsida atau paku sejati sering disebut sebagai tanaman pakis. Tumbuhan paku jenis ini dapat
hidup di daerah tropis maupun subtropis. Daunnya lebih lebar jika dibandingkan dengan tanaman
paku lainnya. Beberapa contoh pteropsida adalah suplir (Adiantum cuneatum), semanggi
(Marsilea crenata), dan paku sarang kuda (Asplenium nidus).Ciri-ciri dari paku sejati adalah
bersifat homospora atau isospora. Spora tersebut berkumpul dan terletak di bawah daun.
Penyebaran spora tersebut dibantu oleh angin. Struktur tubuh pteropsida memiliki batang yang
tegak di atas permukaan tanah, tapi ada pula jenis paku sejati yang terbenam di bawah
permukaan tanah.
9.
Lycopsida (Paku Kawat/Rambut)
Lycopsida sering juga disebut sebagai paku kawat atau paku rambut karena daun-daunnya yang
berukuran sangat kecil. Tumbuhan paku jenis ini menghasilkan dua jenis spora, yaitu mikrospora
dan makrospora. Lycopsida dapat tumbuh di daerah tropis, baik di atas tanah maupun menempel
di kulit pohon, tapi tidak bersifat parasit.
Ciri-ciri dari lycopsida yang paling menonjol adalah batangnya yang menyerupai kawat dan
struktur berbentuk gada. Ujung-ujung batangnya tersusun dari sporofil. Lycopsida memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Lycopsida ada yang menghasilkan satu jenis spora dan dua jenis spora.
Gametofitnya berukuran kecil dan tidak berklorofil.
Sphenopsida atau paku ekor kuda diketahui hanya memiliki 25 spesies saja. Tumbuhan paku ini
banyak tumbuh di tepi sungai yang lembab dan hidup di daerah subtropis bagian utara. Nama
paku ekor kuda didapat karena percabangan batangnya menyerupai ekor kuda. Sporofitnya
berdaun kecil dan bersisik.
Ciri-ciri dari tumbuhan paku ini adalah tingginya bisa mencapai 1 hingga 4,5 meter. Struktur
batangnya berongga dan beruas-ruas. Sphenopsida juga memiliki akar, batang, dan daun sejati.
10
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
11.
3.2. SARAN
Banyak dari kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu. Padahal
banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Contohnya kelakai
yang tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak khasiat sebagai obat penambah
darah. Dengan menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara
langsung sudah mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan kita
untuk bisa menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama spesies
tumbuhan paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah wawasan tentang
kerajaan tumbuhan. Serta ikut memanfaatkan alam secara bijaksana.
12.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/tumbuhan-paku-pterydophyta/
https://www.zenius.net/blog/pengertian-tumbuhan-paku-pteridophyta
https://eprints.umm.ac.id/43041/3/BAB%20II.pdf
https://www.google.com/search?
q=PETERIDHYTA&sxsrf=ALiCzsZWlK2t1zYbKZhgLcLJ7jvsRTEhFA
%3A1664352959749&ei=vwI0Y8WgLaDEz7sPlpmByA8&ved=0ahUKEwiF_Mj3hbf6AhUg4n
MBHZZMAPkQ4dUDCA0&uact=5&oq=PETERIDHYTA&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyCgg
AELEDEIMBEA0yBAgAEA0yBAgAEA0yBAgAEA0yBAgAEA0yBAgAEA0yBAgAEA0yB
AgAEA0yBAgAEA0yBAgAEA06CggAEEcQ1gQQsAM6BwgjELACECc6BwgjEOoCECc6B
AgjECc6BAgAEEM6CwgAEIAEELEDEIMBOggIABCxAxCDAToFCC4QgAQ6CAgAEIAEE
LEDOgUIABCABDoICC4QgAQQsQM6CwguEIAEELEDEIMBOgoIABCxAxCDARBDOgcI
LhCxAxAKOgcIABCABBAKOgcIABCxAxBDOgsILhCABBDHARCvAToECAAQCjoKCAA
QsQMQgwEQCjoECC4QCkoECEEYAEoECEYYAFDcBlj5MmCENmgCcAF4A4ABjgOIAcA
pkgEIMy4zMy4yLjGYAQCgAQGwAQrIAQjAAQE&sclient=gws-wiz
https://www.google.com/search?q=jenis+jenis+pteridophyta&sxsrf=ALiCzsZrpGetfB7-yJxB3pi-
9AfOcfolew
%3A1664353399678&ei=dwQ0Y6CQKfqS3LUP_tSqsA0&oq=&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEY
AzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCM
Q6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzoKCAAQRxDWB
BCwAzoHCCMQsAIQJzoECAAQDUoECEEYAEoECEYYAFDgB1i1DmCqNWgCcAB4BIA
B1QGIAccKkgEFMC43LjGYAQCgAQGwAQrIAQjAAQE&sclient=gws-wiz
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/jenis-jenis-tumbuhan-paku-2211/
13.