TUMBUHAN PAKU
(PTERIDOPHYTA)
OLEH :
Paulina Depianti, S. Pd
KINGDOM PLANTAE
(Tumbuhan Paku)
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KD 3. 8 Mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio
berdasarkan ciri-ciri umum, serta mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
IPK 3. 8. 1 Mengidentifikasi ciri – ciri umum tumbuhan paku
IPK 3. 8. 2 Menjelaskan siklus hidup tumbuhan paku
IPK 3. 8. 3 Membedakan klasifikasi tumbuhan paku
IPK 3. 8. 4 Menjelaskan peranan tumbuhan paku bagi kehidupan
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik menggunakan model pembelajaran Discovery
Based Learning (DBL) peserta didik dapat
mengelompokkan tumbuhan paku ke dalam divisio
berdasarkan ciri- ciri umum, serta mengaitkan
peranannya dalam kehidupan, dan menyajikan laporan
hasil pengamatan dan analisis fenetik dan filogenetik
tumbuhan serta peranannya dalam kehidupan, sehingga
peserta didik dapat membangun kesadaran akan
kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan prilaku disiplin,
jujur, aktif, responsip, santun, bertanggungjawab, dan
kerjasama.
Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa
titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang
merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini menunjukkan
sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).
b) Habitat
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi
pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah
lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku :
• kadar air dalam tanah
• kadar air dalam udara
• Kandungan hara mineral dalam tanah
• kadar cahaya untuk fotosintesis
• Suhu yang optimal
• Perlindungan dari angin
• perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis
tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal
tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami
di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku
tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat lembab). beberapa paku
dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas.
Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun Tumbuhan paku meletakkan
dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab,
intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya.
Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan
lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang
dengan optimal.
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon
yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki
daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generative) melalui
pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium).
Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium
betina menghasilkan sel telur (ovum). seperti halnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku
mengalami metagenesis(pergiliran keturunan).
Siklus Hidup Paku Sejati
Ditinjau dari macam spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dapat dibedakan
menjadi tiga golongan seperti berikut ini.
1. Paku Homospora (isospora)
Menghasilkan satu jenis spora, misalnya Lycopodium (paku kawat).
Spora dari paku ini dikenal sebagai 'Lycopodium powder' yang dapat meledak
di udara apabila terkumpul dalam jumlah cukup banyak dan pada jaman dulu
digunakan sebagai lampu kilat untuk pemotretan.
(Lycopodium clavatum)
2. Paku Heterospora
Menghasilkan dua jenis spora yanhg berlainan; yaitu mikrospora
berkelamin jantan dan makrospora (mega spora) berkelamin betina, misalnya :
Marsilea (semanggi), Selaginella (paku rane).
(Marsilea crenata)
3. Paku Peralihan
Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora,
yaitu paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi
berbeda jenis kelaminnya, satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis
kelamin betina, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
(Equisetum debile)
1. Paku Tanah
Tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini iaah paku-pakuan yang
hidup di tanah, tembok dan tebing terjal. Holtum (1968) merinci paku tanah
menjadi dua bagian yaitu:
• Paku Pemanjat, Tumbuhan ini mempunyai rimpang yang ramping dan
panjang, berakar dalam tanah,memanjat pohon tapi tidak epifit. Beberapa
contoh adalah Bolbitis heteroclita Ching, Teratophyllum Mettenius,
Lindsaya macracana.
• Paku batu-batuan dan tebing sungai, Tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada
batu-batuan atau pada tebing sungai, menyukai kelembaban. Rimpangnya
menjalar pada permukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah
batu. Contohnya yaitu Pteris sericea Ching, Dipteris lobbiana (Hk.)
Moore, Lindsaya lucida Bl., L. Nitida Bl.
2. Paku Epifit
Jenis tumbuhan ini hidup pada tumbuhan lain, terutama yang berbentuk
pohon. Holtum (1968) membagi paku epifit menjadi dua macam yaitu:
• Epifit pada tempat-tempat terlindung, tumbuhan ini tumbuh pada bagian
bawah pohon di hutan terutama dekat aliran air atau di tempat-tempat yang
dibayangi pegunungan. Contohnya antara lain anggota
Hymenophyllaceae, Antrophyum callifolium Bl., Asplenium tenerum Forst.
• Epifit pada tempat-tempat terbuka, tumbuhan ini terdapat pada tempat yang
terkena sinar matahari langsung atau agak teduh dan tahan terhadap angin.
Contohnya antara lain: Drynaria J.Smith,Asplenium
nidus L., Platycerium Desvaux, Pyrrosia Mirbel,Drymoglossum Presl.
3. Paku Akuatik
Tumbuhan yang termasuk kelompok ini mengapung bebas di permukaan
air. Contohnya ialah anggota famili Salviniaceae dan Marsileaceae. Selain itu
terdapat juga tumbuhan paku yang sebagian hidupnya berada pada air,
misalnya Acrosticum aureum L. Pada daerah mangrove Tectaria
semibinnata (Wall.) C. Chr. Pada daerah pasang surut, Ceratopteris
thalictroides Brongn. Pada perairan dangkal.
b) Alsophila cuspidata
c) Asplenium nidus
2. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium
cernuum.
3. Untuk sayuran, misalnya:
a) Diplazium esculentum (Pakis)
5. Bahan obat-obatan;
a) Marsilea crenata (Semanggi). Secara
kimia banyak mengandung coumarin
dan hyperin. Khasiatnya sangat
banyak seperti mampu
menghilangkan bengkak, anti radang,
anti biotik, pelancar air seni, penurun
panas, penetralisir racun dan pelancar
dahak, selain dari juga dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi sakit
kuning dan pengecilan hati. Selain itu
juga diketahui bahawa Marsilea creanata mengandung fitoestrogen(9estrogen
tumbuhan) yang berpotensi mencegah osteoporosis dan berpotensi sebagai
tumbuhan bioremediasi karena mampu menyerap logam berat Cd dan Pb
Posumah, Christian. 2015. Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan tak Berpembuluh. Manado: