Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“DEVISI PPTERIDOPHYTA KELAS LYCOPDIINAE”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Cryptogamae

Dosen pengampuh :

Dr. Sukmarayu P. Gedoan, SP, MP.

Disusun oleh :

Nathasya Kumayas (18507027)

Vivi Paparo (18507010)

Winda Pobela (19507031)

Reagen Tanauma (19507043)

Deiby Tumbel (19507051)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI

2021

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) i


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1. Tumbuhan Paku ( Pteridophyta )......................................................................................3
2.1.1. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku..........................................................................................4
2.1.2. Daur Hidup Tumbuhan Paku ( Pteridophyta )..........................................................6
2.1.3. Klasifikasi Tumbuhan Paku.......................................................................................7
2.1.4. Peranan Tumbuhan Paku.........................................................................................13
2.1.5. Review Jurnal..........................................................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2. Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat serta
penyertaannya yang selalu nyata dalam kehidupan kita sehingga kita boleh ada sebagaimana kita
ada dan atas berkat serta pertolongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun juga judul makalah ini yaitu,” DEVISI PTERIDOPHYTA“.
Penulis berharap tugas ini dapat membantu dalam menambah wawasan kita serta menjadi
bermanfaat bagi yang membacanya. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
mohon maaf karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua dan harapan kami pembaca dapat mengembangkan makalah ini
hingga menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Tondano. 08 November 2021

Kelompok 1

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) iii


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhanpaku merupakan kelompok tumbuhan yang termasuk dalam divisi


Pteriodophyta dan merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh menempel pada pohon, kayu
mati, kayu lapuk,sersah, tanah, dan batuan.
Di dalam kehidupannya, tumbuhan paku dipengaruhi oleh faktor lingkungan.Setiap jenis
tumbuhan paku memerlukan kondisi lingkungan abiotik untuk dapat hidup. Tumbuhan ini hidup
subur dan banyak dijumpai pada lingkungan yang lembab dan beriklim tropis, (Sastrapradja.S,
1979: 88)
Menurut Mitchell (1989: 56) mengatakan jenis tumbuhan yang dapat hidup sebagai epifit
mencapai 30.000 jenis yang merupakan sekitar10% dari seluruh jenis tumbuhan berpembuluh di
muka bumi yang terbagi dalam 850 margadan 65 suku. Jumlah terbanyak dari suku Orchidaceae
yang mencakup 25 000 jenis, dari kelompok paku-pakuan terdapat 3000 jenis,dan kelas Dikotile
donae sekitar 3000 jenis,dan banyak lagi dari suku termasuk Gymnospermae.
Menurut Syamsiah (2009 : 34), identifikasi jenis paku-pakuan epifit pada berbagai
jenispohon, tingkat pertumbuhan dan bagian – bagianpohon yang menjadi inang karena
ketergantungannya pada kondisi iklim mikro tegakan hutan, menyebabkan keberadaan sejumlah
koloni paku-pakuan epifit hanya dapat dijumpai pada jenis pohon tertentu.
Alasan kami memilih materi tentang tumbuhan paku, karena kami ingin memberi informasi
kepada para pembaca bahwa sebenarnya tumbuhan paku juga memberikan manfaat kepada
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan tumbuhan paku (Pterydophyta) ?
 Apa saja jenis tumbuhan paku (Pteridophyta)?
 Apa saja struktur dari tumbuhan paku(Pteridophyta)?
 Bagaimana daur hidup dari tumbuhan paku(Pteridophyta)?
 Apa manfaat yang diperoleh dari tumbuhan paku (Pteridophyta)?

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 1


1.3 Tujuan

 Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)


 Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
 Untuk Mengetahui Apa Saja Struktur Dari Tumbuhan Paku(Pteridophyta)
 Untuk Menegtahui Bagaimana Daur Hidup Dari Tumbuhan Paku(Pteridophyta)
 Untuk Mengetahui Apa Manfaat Yang Diperoleh Dari Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 2


BAB II PEMBAHASAN

2.1. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Dunia tumbuhan secara umum dibagi
mejadi 5 kelompok besar dalam divisio. Kelima
divisio tersebut dari yang paling sederhana ke
yang paling komplek yaitu Divisio
Schyzophyta yaitu tumbuhan belah yang
menjadi anggota Schizophyta adalah semua
tumbuhan yang cara reproduksinya dengan
membelah diri, inti sel belum berdinding dan secara umum bersifat uniseluler. Contoh dariDiviso
Schizophyta adalah bakteri dan alga biru.Divisio berikutnya adalah Divisio Thallophyta, yaitu
kelompok tumbuhan yang dapat multiseluler ataupun uniseluler namun sudah memiliki inti yang
sesungguhnya.Contoh dari DivisioThallophyta adalah alga dan jamur. Meningkat pada kelompok
tumbuhan lain yang struktur akar dan batangnya belum ada, namun sel telah mengalami
diferensiasi dan spesialisasi adalah kelompok Bryophyta. Pteridophyta adalah divisio yang
semua anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang sudah jelas.Perkembangbiakan
secara generatif dilakukan dengan menggunakan spora.(Gembong Tjitrosoepomo,1988)
Divisio tertinggi dalam dunia tumbuhan, adalah Divisio Spermatophyta.Divisio ini telah
memiliki biji untuk perkembangan biakan generatifnya. Divisi ada juga yang membaginya
menjadi 4 saja dikarenakan Divisio Schizophytayaitu tumbuhan belah; karena memiliki ciri inti
sel belum berdinding maka 7 dikelompokkan pada kelompok tersendiri di luar kelompok
tumbuhan yaitu Kingdom Monera (Ray,J.1984).

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 3


Pada beberapa jenis paku yang hidup di tanah, batang tumbuhan paku sejajar dengan tanah
Karena tumbuhnya menyerupai akar maka batang tersebut dinamakan rizoma. Batang inisering
tertutup oleh rambut atau sisik berfungsi sebagai pelindungnya. Dari rizoma ini pula tumbuh
akar-akar yangl embut. Daun paku ada yang berbentuk tunggal, majemuk ataupun menyirip
ganda. Helaian daun secara menyeluruh disebut ental, terkadang tumbuh dua macam ental, yaitu
yang subur dan mandul. Pada ental yang subur tumbuh sporangia pada permukaan daun bagian
bawah.Kumpulan dari sporangia disebut sorus sedangkan sekumpulan sorus itu sendiri disebut
dengan sori. Spora terletak pada kotak spora (sporangium) dan tidak jarang sorus tersebut
dilindungi oleh suatu lapisan penutup yang disebut indusium yang umumnya berbentuk ginjal.
(Setijati Sastrapradja, dkk.1979:8)

2.1.1. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku termasuk tumbuhan kormus berspora, artinya dapat dibedakan antara akar,
batang dan daun. Tumbuhan ini disebut Pteridophyta yang berasal dari bahasa
Yunani.Pteridophyta diambil dari kata pteronyang berarti sayap,
bulu dan phyta yang berarti tumbuhan.Di Indonesia tumbuhan ini
lebih dikenal sebagai tumbuhan paku.
Sesuai dengan artinya,pteridophyta mempunyai susunan daun
yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada
bagian pucuk terdapat bulu-bulu daun mudanya membentuk
gulungan atau melingkar.
Tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran keturunan yang
jelas dan menghasilkan spora seperti halnya pada filum
bryophyta.Namun pada pteridophyta fase gametofitnya sangat kecil dan masih berbentuk thallus
yang disebut protalium (berupa lembaran kecil) sehingga tidak terlihat jelas.
Sifat prothallium pada tumbuhan paku tergantung pada sifat sporanya.Selain itu pada
tumbuhan paku, fase gametofitnya lebih singkat daripada fase sporofitnya.Adapun fase
sporofitnya terlihat jelas.Fase inilah yang sering kita lihat dan kita kenal sebagai tumbuhan paku.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 4


2.1.1.1. Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

a. Akar
Akar tumbuh dari pangkal batang, membentuk akar serabut, sehingga itusistem perakaran
paku merupakan akar serabut.Berdasarkan poros bujurnya,embrio tumbuhan paku dapat
dibedakan menjadi kutub atas dan kutub bawah.Kutub atas berkembang membentuk rimpang
dan daun, sedangkan bagian kutubbawah membentuk akar.Akar tumbuhan paku bersifat
endogen dan tumbuh daririmpang.(Holtum, 1959; Smith, 1971) dalam Hariyadi (2000).

b. Batang
Umumnya batang tumbuhan paku tumbuh di tanah disebut akar batangatau rizoma
(rimpang).Batang tumbuhan paku dapat berbentuk panjang,merambat atau memanjat.Rimpang
dan daun yang masih muda sering tertutupoleh rambut atau sisik sebagai pelindungnya
(Holtum;Satrapadja dalamHariyadi, 2000).Beberapa tumbuhan paku memiliki batang yang
muncul di atastanah, misalnya pada genus Alsophyla, Cyathea, Psilotum.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 5


c. Daun
Berdasarkan bentuk dan sifat daunnya tumbuhan paku dapat dibedakan atas dua golongan
menurut Smith dalam Lubis (2009) yaitu:
a) Megaphyllus, yaitu paku yang mempunyai daun besar sehingga mudahdibedakan atas
batang dan daun , misalnya pada Asplenium.
b) Macrophyllus, yaitu paku yang memiliki daun kecil dan umumnya berupasisik sehingga
sukar dibedakan bagian-bagiannya, misalnya pada genusLycopodium.
Berdasarkan fungsinya daun paku Megaphyllus dibagi atas 2 kelompokyaitu tropofil dan
sporofil (Tjitrosoepomo, 1994).
a) Tropofil, yaitu daun yang berwarna hijau yang berfungsi sebagaipenyelenggara asimilasi.
b) Sporofil, yaitu daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.

2.1.2. Daur Hidup Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku memiliki kotak spora atau sporangium. Pada sporangium dihasilkan
spora. Banyak sporangium terkumpul dalam satu wadah yang disebut sorus, yang dilindungi
oleh suatu selaput indusium.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 6


Fase pembentukan spora dalam daur hidup tumbuhan paku disebut generasi sporofitdan fase
pembentukan gamet disebut generasi gametofit.Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis) dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.Berdasarkan
jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan pakuhomospora, heterospora dan
peralihan homosporaheterospora.
Tumbuhan paku homosporamenghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat
dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp.(paku kawat). Tumbuhan
paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran.Spora jantan berukurankecil disebut
mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginellasp(paku rane),
Marsilea sp (semanggi).
Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama ukurannya,
Misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).Generasi gametofit pada tumbuhan paku umurnya
pendek sedangkan generasi sporofitnyaberumur panjang.

2.1.3. Klasifikasi Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku (pteridophyta) diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu Psilopsida
(paku purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda), dan
Pteropsida (paku sejati).
 Tumbuhan paku mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya/sejati sehingga
disebut tumbuhan berkromus.
 Akar dan batangnya (rizoma) terdapat di bawah tanah, daun-daunnya tumbuh ke atas dari
rizoma. Tetapi, ada yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum,
dan Alsophyla.
 Ciri khas daun pteridophyta muda adalah menggulung, dan dannya ada yang kecil
(mikrofil), ada pula yang besar (makrofil).
 Mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada
paku kawat dan paku ekor kuda.
 Makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang
terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 7


 Ada pteridophyta yang tidak menghasilkan spora yang disebut tropofil/daun steril.
Tropofil berfungsi untuk fotosintesis, Tetapi ada yang menghasilkan spora yang disebut
sporofil/daun fertil.
 Spora terdapat di dalam sporangium, ada sel penutupnya yang berdinding tebal dan
membentuk cincin yang disebut annulus. Sporangium terkumpul dalam sorus.
 Sorus terletak di helaian daun bagian bawah. Sorus muda terlindungi oleh indusium.
 Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium akan pecah.
Spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu
baru.
 Bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya
masih hidup, jadi ada kemungkinan untuk hidup kembali.

2.1.3.1. Psilopsida (Paku Purba)

Psilopsida (Yunani, psilos = terbuka)


merupakan tumbuhan paku purba (primitive) yang
sebagian besar anggotanya sudah punah dan
ditemukan sebagai fosil. Tumbuhan ini diduga
hidup pada periode antara zaman Silurian dan
Devonian.Hanya beberapa spesies yang masih
hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum nudum.

Ciri-cirinya :
 Hidup pada zaman purba.
 Tingginya 30 cm – 1 m.
 Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
 Memiliki rizom yang dikelilingi rizoid.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 8


Namun ada beberapa pengecualian terhadap paku-paku purba yang telah memiliki daun.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
1. daunnya berukuran kecil dan seperti sisik.
2. batangnya bercabang, berklorofil, dan sudah memiliki pembuluh pengangkut untuk
mengangkut air dan garam mineral.
3. sporangium dibentuk di ketiak ruas batang.
4. gametofit tersusun dari sel-sel yang tidak berklorofil.

Paku purba memiliki struktur tubuh yang relatif masih sangat sederhana, dengan tinggi
sekitar 30 cm – 1 m. Sporofit pada umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati, tetapi
memilikirizoma yang dikelilingi rizoid. Pada paku purba yang memiliki daun, ukuran daun kecil
(mikrofil) dan berbentuk seperti sisik. Batang bercabang-cabang dikotomus, berklorofil, dan
sudah memiliki sistem vaskuler (pembuluh) untuk mengangkut air serta garam mineral.
Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang. Sporangium menghasilkan satu jenis spora dengan
bentuk dan ukuran yang sama (homospora). Gametofit (n) tersusun dari sel-sel yang tidak
berklorofil sehingga zat organik didapatkan dan simbiosis dengan jamur.

Jenis paku yang termasuk Psilopsida, antara lain Rhynia (paku tidak berdaun) yang telah
memfosil.Psilopsida yang saat ini masih hidup di bumi, yaitu Tmesipteris, ditemukan tumbuh di
kepulauan Pasifik.Sementara Psilotum tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

2.1.3.2. Lycopsida (Paku Kawat)

Lycopsida (paku kawat/paku rambut) disebut juga


club moss (lumut gada) atau ground pine (pinus tanah),
tetapi sebenarnya bukan merupakan lumut atau
pinus.Lycopsida diduga sudah ada di bumi pada masa
Devonian dan tumbuh melimpah selama masa
Karboniferus.Lycopsida yang hidup pada masa tersebut
kini telah menjadi fosil atau endapan batubara.Pada masa
Karboniferus, Lycopsida berukuran tubuh besar

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 9


sekitar 3 m hidup di rawa rawa selama jutaan tahun, tetapi punah ketika rawa-rawa tersebut
mulai mengering Sementara Lycopsida yang berukuran kecil dapat bertahan hidup hingga
sekarang.Lycopsida banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau epifit di
kulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit.

Ciri-ciri paku kawat :

 Hidup pada zaman purba.


 Paku kawat saat ini sudah menjadi fosil atau endapan batubara.
 Saat zaman purba, paku kawat rata-rata berukuran 3 m dan hidup di rawa-rawa.
 Paku kawat punah saat rawa-rawa tersebut kering
 Paku kawat yang berukuran kecil masih bisa bertahan hidup sampai sekarang dan hidup
di hutan-hutan tropis, di tanah atau epifit di kulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit.
 Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun seperti
rambut atau sisik.
 Batang berbentuk seperti kawat.
 Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil.
 Makanan diperoleh dari hasil bersimbiosis dengan jamur.

Bagian tubuh Lycopsida yang mudah dilihat merupakan generasi sporofitnya (2n).Sporofit
tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti rambut atau
sisik yang tersusun rapat pada batang.Batang berbentuk seperti kawat pada ujung cabang-cabang
batang terdapat sporofil dengan struktur berbentuk gada (strobilus) yang mengandung
sporangium.Sporangium menghasilkan spora.Lycopsida ada yang menghasilkan satu jenis spora
(homospora), misalnya Lycopodium sp ada pula yang menghasilkan dua jenis spora (heterospora)
misalnya Selaginella sp.
Gametofit (n) berukuran kecil dan tidak berklorofil sehingga zat organik diperoleh dengan
cara bersimbiosis dengan jamur. Gametofit ada yang menghasilkan dua jenis alat kelamin
(bigeneratif), misalnya Lycopodium sp, ada pula yang menghasilkan satu jenis alat kelamin
(unigeneratif) misalnya Selaginella sp.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 10


Pterydhophyta kelas lycopodinae (Paku Rambat atau Paku Kawat). Batang dan akar-akarnya
bercabang-cabang dan menggarpu. Daunnya kecil-kecil (mikrofil),tidak bertangkai,selalu
bertulang satu saja,dan ada beberapa bangsa yang daun-daunnya memiliki lidah-lidah (ligula).
Daun-daun tersusun menurut garis spiral, sporofilnya berbeda dengan tropofilnya. Tiap-tiap
sporofil mempunyai satu sporangonium yang besar pada bagian bawah sisi atas daun.
Lycopodinae adalah keturunan dari Psilophytinae, hal ini dibuktikan oleh adanya mikrofil.

Lapisan dalam dinding sporangium disebut dengan tapetum,pada waktu spora menjadi masak
dan tidak terlarut. Embrio oleh suspensor didesak kedalam jaringan protalium kecuali pada
Isoetes.Lycopodinae di dalam zaman Karbon telah berkembang lebiah luas daripada zaman
sekarang,bahkan ada yang telah berkembang menjadi tumbuhan berbiji,yaitu Lepidospermae.
Mungkin karena tidak sempurnanya alat-alat penyerap dan pengangkut air,maka tumbuhan
yang telah berupa pohon itu kemudian punah menjelang akhir zaman Palaeozoikum,karena
iklim dibumi ini bertambah kering. Paku kawat dan paku rane yang berupa terna itulah yang
dapat bertahan sampai sekarang.

Bangsa Lycopodiales

Bangsa ini terdiri kurang lebih atas 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong dalam
suku Lycopodiaceae dari marga Lycopodium. Lycopodium itu kebanyakan berupa terna kecil
yang sering sekali dipakai untuk pembuatan buket bersama dengan bunga. Batang mempunyai
berkas pengangkut yang masih sederhana,tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-
cabang yang menjulang ke atas. Daun-daun berambut,berbentuk garis atau jarum,yang
dianggap homolog dengan mikrofil Psilophytinae dan hanya memiliki satu tulang yang tidak
bercabang.

Akar biasanya bercabang-cabang mengarpu. Bagian-bagian batang yang berdiri tegak,di atas
bagian yang agak jarang daun-daunnya,mempunyai rangkaian sporofil. Sporofil berbentuk
segitiga sama sisi,mempunyai sporangium yang agak pipih,berbentuk ginjal,menghasilkan

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 11


isospora. Letak sporangium pada sisi atas daun dekat dengan pangkalnya. Dinding sporangium
terdiri atas beberapa lapis sel. Sporangium membuka dengan dua katup menurut suatu retak
yang telah tampak dari susunan anatomi sel-selnya. Sesudah 6 atau7 tahun spora itu baru
berkecambah,menghasilkanbadan yang terdiri dari 5 sel, yang semula mendapat makanan dari
cadangan di dalam spora. Sesudah mengalami waktu istirahat,baru badan itu berkembang
terus,jika dalam sel-selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan
sebagai mikoriza.Jadi untuk perkembangan prolatalium harus ad simbiosis dengan mikoriza.

Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil,keputih-putihan dan bersifat
saprofit. Baru sesudah 12-15 tahun, alat-alat kelaminnya menjadi masak, sehingga umur
protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika protalium muncul di atas tanah,lalu membentuk
kloroplas dan warnanya menjadi hijau. Protalium itu berumah satu,alat-alat kelaminnya terdapat
pada bagian apikal. Anetridium terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri atas banyak sel.
Tiap sel anteridium ( selain dindingnya) menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong, masing-
masing mempunyai dua bulu cambuk.

Zigot mula-mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah menjadi dua sel. Yang
bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi oktan dan selanjutnya
menjadi enmbrionya,sedang sel-sel yang atas yang menghadapleher arkegonium menjadi
pendukung embrio atau suspensor. Jadi embrio itu tidak menghadap kearah leher arkegonium.
Letak embrio yang demikian itu disebut endoskopik. Di daerah tropika banyak pula terdapat
terdapat warga Lycopodium, di antaranya

Ada yang hidup sebagai epifit, misalnya L. nummularifolium. Yang banyak dikenal di Indonesia
adalah :

L. cernuum, di Jawa Barat banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga.

L. clavatum, yang sporanya dikumpulkan sebagi serbuk licopodium (pulvis lycopodii) yang
dipergunakan sebagai pembalut pil agar tidak lengket satu sam, lain,dan juga digunakan dalam
percobaan Kundt untuk mengukur panjang gelombang suara.Sisa-sisa Lycopodiinae sebagai
fosil ditemukan dari zaman Devon tengah, bahkan ada yang dari zaman Silur. Lycopodiinae
yang telah fosil antara lain ialah :

Drepanophycus spinaeformis, merupakan tumbuhan darat yang tertua bagi Eropa.

Protolepidodendrom scharyanum, pada ujung cabang-cabangnya terdapat daun-daun yang


menggarpu. Sporangium terdapat pada sisi atas daun.

Pada kedua jenis tersebut sporofil belum terkumpul menjadi rangkaian sporofil (bunga).
Sublepidodendraceae dan Archaeosigillariaceae mempunyai daun-daun yang melekat pada
| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 12
alas berbentuk belah ketupat atau persegi enam. Tumbuhan ini dianggap sebagai nenek
moyang pohon pohon sisik-sisik (Lepidondraceae).
Bangsa Selaginellales (Paku Rane, Paku Lumut)

Habitus paku rane dalam beberapa hal memperlihatkan persamaan dengan Lycopodinae.
Sebagian mempunyai batang berbaring dan sebagian tegak, bercabang-cabang menggarpu
anisotom, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang tumbuhnya
membentuk rumpun,ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai panjang sampai
beberapa meter. Pada batang terdapat beberapa daun-daun kecil yang tersusun dalam 4 baris.
Cabang-cabang sering kali mempunyai susunan dorsiventral. Dari 4 baris daun itu yang dua
baris terdiri atas daun-daun yang lebih besar dan tersusun kesamping, yang dua baris lagi
terdiri atas daun-daun yang lebih kecih terdapat pada sisi atas cabang-cabang yang
menghadap kemuka. Akar-akar yang keluar dari bagianbagian batang yang tidak berdaun yang
dinamakan pendukung akar. Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat suatu sisik yang
dinamakan lidah-lidah (ligula). Lidah-lidah tersebut merupakan alat penghisap air (misalnya
tetes air hujan), dan sering kali dengan perantaraa suatu trakeida mempunyai hubungan
dengan berkas-berkas pembuluh pengangkutan.

Selaginella bersifat heterospor, protakliumnya sangat kecil, jadi telah mengalami reduksi yang
jauh. Rangkaian sporofil terminal,merupakan suatu bulir tunggal atau bercabang,biasanya
radial,jarang sekali drsiventral. Sporangium itu menghasilkan mikro dan makrospora, akan
tetapi keduaduanya ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dalam makrosporangium sel-sel
induk spora yang terbentuk semua mati,kecuali satu yang akhirnya dengan pembelahan reduksi
menghasilkan 4 spora yang dindingnya penjol-penjol. Mikrosporangium pipih,di dalamnya
banyak terkandung mikrospora.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 13


Dinding sporangium terdiri atas 3 lapis sel,yang paling dalam merupakan tapetum yang berguna
untuk memberi makanan kepada spora. Dinding sel-sel tapetum tidak terlarut. Sporangium
membuka dengan suatu mekanisme kohesi, dan membukanya sporangium spora terlempar
keluar.

Spora selagi masih berada dalam sporangium telah memulai perkembangannya untuk
membentuk protalium. Mula-mula spora membelah menjadi suatu sel kecil berbentuk lensa dan
satu sel yang lebih besar. Sel yang lebih besar berturut-turut mengadakan
pembelahan,sehingga menghasilkan 8 sel dinding yang steril,dan 2 atau 4 sel yang di pusat.
Sel kecil berbentuk lensa bersifat vegetatif dan dinamakan sel rizoid. Sel-sel yang merupakan
dinding anteridium lalu terlarut dindingnya menjadi suatu lapisan lendir yang di dalamnya
terdapat spermatozoid. Seluruh protalim jantan sampai stadium itu tetap berada dalam kulit
mikrospora, tetapi akhirnya kulit itu pecah, sel-sel anteridium menjadi bebas , dan keluarlah
spermatozoid berbentuk gada yang sedikit bengkok.

Inti spora membelah secar bebas menjadi banyak,yang lalu tersebar dal plasma pada bagian
atas spora. Baru kemudian mulai terbentuk dinding-dinding sel yang meluas kebawah, sehingga
akhirnya seluruh spora terisi dengan sel-sel protalium. Akhirnya dinding makrospora pecah,dan
protalium yang terdiri atas sel-sel kecil dan tidak berwarna tersebut keluar dan membentuk 3
rizoid pad 3 tempat. Setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi,mulailah perkembangan
embrio yang biasanya bersifat endoskopis. Untuk membebaskan diri dari protalium, embroi
yang endoskopik itu membelok seperti pada Lycopodium.

Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae, dan satu marga Selaginella. Di
Indonesia antara lain kita dapati Selaginella caudata, S. plana, S. wildenowii.

Bangsa Lepidodendrales

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 14


Bangsa ini sekarang telah punah. Tumbuhan ini mencapai puncak perkembangannya dalam
zaman Devon,Karbon,dan Perm. Dalam zaman tersebut warga Lepidodendrales telah
berbentuk pohon-pohon yang mencapai tinggi sampai 30 meter dengan garis tengah batang
sampai 2 meter. Daun-daunnya bangun jarum atau bangun garis, mempunyai lidah-
lidah,terdapat berkas pengangkut yang sederhana dan jarang sekali memperlihatkan
percabangan menggarpu. Defrensiasi dalam jaringan tiang belum nampak. Dari sisa-sisa
pohon-pohon itulah sekarang digali batu bara.

Batang tumbuhan itu telah memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Pada batang telah
terdapat pula meristem bermacam kambium gabus,yang kearah dalam menghasilkan banyak
selsel gelam. Lepidodendron hampir 90% penampang melintang batang terdiri atas
gelam.Pohon yang miskin akan bagian kayu ini mempunyai alat-alat yang tumbuh mendatar
tidak jauh dari permukaan tanah, bersifat seperti rimpang. Organ ini mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder dan disebut pendukung akar, atau stigmarium. Permukaannya penuh
dengan berkas-berkas akar,karena akar-akar yang tumbuh dari stigmarium itu kemudian
terputus dari stigmarium tadi.

Bangsa ini dibedakan dalam beberapa suku, yaitu :

Suku Sigillariaceae, batangnya penuh dengan berkas-berkas daun yang berupa bantalan
berbentuk segi enam dan tersusun berderet-deret menurut poros bujur batang. Daun mencapai
panjang 1 m, lebarnya hanya 1 cm, mempunyai satu tulang daun, tersusun pada ujung batang
yang bercabang-cabang menggarpu atau tidak lagi bercabang-cabang. Pada bagian bawah
tajuk pohon tampak bergantung kumpulan sporofil berbentuk kerucut yang besar-
besar.Contoh :, S Sigillaria elegans. S. micaudi.

Suku Lepidodendaceae, daun-daun panjangnya sampai beberapa dm, tersusunMenurut garis


spiral dan duduk diatas bantalan-bantalan berbentuk belah ketupat. Batangnya memperlihatkan
lebih banyak percabangan dikotom, pada ujung cabang-cabang terdapat kerucut-kerucut
sporofil. Berkas pengangkut primer masih berupa suatu protostele dan bagi yang lebih tinggi
berupa sifonostele. Pada Sigillariaceae malahan telah terdapat jari-jari empelur.Dalam
maqkrosporangium sering hanya terdapat satu makrospora yang tebalnya dapat mencapai 5
mm. Pada Lepidostrobus major spora untuk sebagian berlekatan dengan dinding sporangium,
pembentukkan protalium berlangsung didalam sporangium itu. Protaloiumnya menyerupai
protalium Selaginellales.Contoh : Lepidodendron vasculare, L. aculeatum, Lepidostobus major.

Lepidospermae merupakan suatu kelompok warga Lepidondrales yang berbeda dengan warga
tumbuhan paku lainnya, karena telah mempunyai biji. Makrosporofil menjadi suatu selubung
( integument ) sporangium, tetapi pada ujungnya terbuka, sehingga dapat menangkap
mikrospora yang berhamburan, dan dengan cara-cara yang belum diketahui akhirnya akan

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 15


terjadi pembuahan. Organ tersebut tetap pada tumbuhan induknya dan berkembang menjadi
biji. Pada pembentukan kulit biji tidak hanya dinding sporangium saja ikut mengambil bagian,
tetapai juga sporofil (integument).
Karena makrosporofil tersusun dalam badan-badan berbentuk seperti kerucut, terjadilah
kerucutkerucut yang mengandung biji seperti pada Gymnospermae. Dari golongan ini sebagai
contoh adalah Lepidocarpon lomaxi, L. westfalium, Miadesmia membranacea.

Bangsa Isoetales

Tumbuhan yang tergolong bangsa ini berupa terna, sebagian hidup tenggelam dalam air,
sebagian hidup pada tanah yang basah. Batang seperti umbi dan memperlihatkan pertumbuhan
membesar sekuder biasa. Dari batang keluar suatu rozet, daun pada pangkalnya melebar,
mempunyai mesofil sederhana, dan pada sisi atas memiliki suatu cekungan yang dinamakan
foveum. Daun-daun kebanyakan adalah sporofil dengan satu sporangium dalam foveum.Hanya
daun-daun yang letaknya paling dalam yang steril. Antara sporofil dan daun biasa tidak terdapat
perbedaan bentuk. Diatas foveum terdapat lidah-lidah berupa selaput berbentuk segitiga
dengan pangkal yang terbenam. Ligula berfungsi sebagai alat penghisap air dan zat-zat
makanan.

Daun-daun yang tersusun dibagian luar rozet berupa makrisporofil dengan makrosporangium
yang menghasilkan banyak mmakrospora berbentuk bulat atau tetraeder. Daun yang letaknya
lebih dalam merupkan mikrosporofil dengan mikrosporangium yang menghasilkan mikrospora
berbentuk jorong dan agak pipih pada salah satu sisinya. Di dalam sporangium terdapat
jaringan-jaringan steril yang dinamakan trabekula. Dinding sporangium terdiri atas beberapa
lapis tapetum.

Protalium yang berumah dua itu sangat kecil dan terbentuk di dalam spora. Protalium jantan
hanya menghasilkan 4 spermatozod berbentuk spiral dan pada ujung muka terdapat suatu

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 16


berkas bulu-bulu cambuk. Pada tempat robeknya dinding spora,protalium membentuk
arkegonium.

Zigot dengan dua dinding yang tegak lurus satu sama lain membelah menjadi empat
kuadran,dua diantaranya membentuk ujung tunas dan daun beserta ligulanya, dan yang dua
lainnya menjadi akar dan haustorium, suspensor tidak ada. Letak embrio mula-mula
endoskopoik, tetapi sedikit demi sedikit embrio itu berputar, hingga mencapai kedudukan yang
eksoskopik.

Isoetales dianggap berasal dari Lycopodiinae yang telah mengalami reduksi. Semula tumbuh-
tumbuhan ini pun lebih besar. Dalam zaman Perm, Pleuromeia telah mencapai tinggi 2 m
dengan batang setebal lengan. Kemungkinan besar Sigillariaceae merupakan nenek moyang
Isoetales, tetapi mungkin juga Lepidodendrales. Isoetales hanya terdiri dari satu suku saja yaitu
Isoetaceae. Contohnya adalah Isoetes lacustris, I. echinasporum, I. duvieri.

2.1.3.3. Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)

Sphenopsida disebut paku ekor kuda


(horsetail) karena memiliki percabangan batang
yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga
menyerupai ekor kuda.Paku ekor kuda sering
tumbuh di tempat berpasir.Sporofitnya berdaun
kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik, warnanya
agak transparan dan tersusun melingkar pada
batang.Batang sphenopsida berongga dan beruas-
ruas.Batang tampak keras karena tersusun oleh sel-sel dengan dinding sel mengandung silika
(sehingga dikenal juga sebagai scouring rushes atau ampelas, yang dapat digunakan sebagai
bahan penggosok).Batang memiliki rizoma pada ujung beberapa batang terdapat strobilus yang
di dalamnya terdapat sporangia. Sporangium menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya
sama, tetapi ada yang berjenis jantan maupun betina, sehingga paku ekor kuda disebut sebagai
paku peralihan.

Ciri-ciri :
| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 17
 Memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga
menyerupai ekor kuda.
 Tumbuh di tempat berpasir.
 Sporofitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik warnanya transparan dan tersusun
melingkar pada batang.
 Batang berongga dan beruas-ruas
 Menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yangsama, tetapi jenisnya berbeda.
 Gametofitnya berukuran kecil dan mengandung klorofil.
 Berasal dari genus Equisetum.
 Pada saat zaman purba, tinggi sphenopsida tingginya mencapai 15 m.
 Namun ada beberapa diantara shenopsida yang masih bisa hidup sampai sekarang.

 Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan mengandung
klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit ada yang menghasilkan alat kelamin
jantan (anteridium), ada pula yang menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium).
Gametofit jantan tumbuh dan spora jantan sedangkan gametofit betina tumbuh dari spora
betina.

Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa Karboniferus, dengan ukuran yang besar dan
tingginya mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan pembentuk endapan batubara.Sphenopsida
yang dapat bertahan hidup di bumi hingga saat ini hanya sekitar 25 spesies. Pada umumnya,
Sphenopsida berasal dari genus Equisetum (sekitar 15 spesies), dengan ukuran tubuh (tinggi)
rata-rata 1 m, tetapi ada pula yang mencapai 4,5 m. Sphenopsida tumbuh di tepian sungai yang
lembap dan daerah subtropis belahan bumi utara. Contoh Sphenopsida antara lainEquisetum
ramosissimum, Equisetum arvense dan Calamites (sudah punah).

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 18


2.1.3 .Pteropsida (Paku Sejati)

Pteropsida (paku sejati) atau pakis


merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering
kita temukan di berbagai habitat, terutama di
tempat yang lembap.Pteropsida hidup di tanah, di
air, atau epifit di pohon.Pteropsida yang hidup di
hutan hujan tropis sangat beraneka ragam
jenisnya, namun Pteropsida juga ditemukan di
daerah beriklim sedang (subtropics).
Sporofit Pteropsida memiliki akar, batang, dan daun.Ukuran batang bervariasi ada yang
kecil dan ada pula yang besar seperti pohon.Batangnya berada di bawah permukaan tanah
(rizom).
Daun Pteropsida berukuran lebih besar dibanding kelompok tumbuhan paku lainnya.Pada
umumnya daun berbentuk lembaran, berukuran besar (makrofil), dan majemuk (terbagi menjadi
beberapa lembaran) dengan tulang daun bercabang-cabang.Daun yang masih muda menggulung
(circinate).Pteropsida memiliki sporofil (daun yang menghasilkan spora) dan tropofil (daun
untuk fotosintesis dan tidak mengandung spora).

Pada sporofil terdapat sporangium yang terkumpul di dalam sorus di bawah permukaan
daun.Pada Pteropsida yang hidup di air, sporangium terkumpul alam sporokarp.
Gametofit Pteropsida memiliki klorofil, dengan ukuran yang bervariasi
(protalium).Gametofit bersifat bigeneratif atau unigeneratif, Terdapat sekitar 12.000 spesies
Pteropsida, antara lain Adiantum fimbriatum, Asplenium nidusdan Marsilea crenata.

2.1.4 Peranan Tumbuhan Paku


Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan manusia,
antara lain
 Tanaman hias:Adiantum(suplir), Platycerium(paku tanduk rusa), Asplenium(paku sarang
burung), Nephrolepis, Alsophoila(paku tiang) dan lain-lain.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 19


 Bahan obat: Equisetum(paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni),
Cyclophorusuntuk obat pusing dan obat luar, Dryopterisuntuk obat cacing pita,
 Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodiumuntuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya.
 Bahan sayuran:Marsilea(semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda) dan lain-lain.
 Kesuburan tanah:Azolla pinnata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga
biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen dari udara.
 Gulma pertanian:Salvinia natans(kayambang), pengganggu tanaman padi.

2.1.5 .Review Jurnal


Berdasarkan jurnal yang berjudulIdentifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) sebagai Bahan
Ajar Botani Tumbuhan Rendah di Kawasan Tahura Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar
Pada jurnal tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa jenis tumbuhan paku dengan
metode survey. Survey dilakukan untuk mendapatkan jenis Bryophyta di likasi penelitian. Setiap
jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) yang telah diketahui nama ilmiahnya dapat langsung di
data, sedangkan jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) yang belum diketahui atau masih ragu
diambil dan diidentifikasikan menurutjenisnya.Dari hasil penelitian tentang Identifikasi
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) SebagaiBahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah di Kawasan
Tahura Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar. Yang dilakukan pada tanggal 05
September sampai dengan tanggal 07 September 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 41 jenis tumbuhan paku yang tercatat dari kegiatan eksplorasi dapat dikelompokkan ke
dalam 19 famili. Famili Polypodiaceae memiliki jumlah jenis terbanyak yaitu delapan jenis,
diikuti oleh Famili Aspleniaceae sebanyak enam jenis. Jenis tumbuhan paku yang ditemukan
di Kawasan Tahura Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar selengkapnya disajikan dalam
tabel berikut ini:

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 20


| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 21
| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 22
| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 23
| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 24
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang termasuk dalam divisi
Pteriodophyta dan merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh menempel pada pohon,
kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah, dan batuan.
2. Tumbuhan paku termasuk divisio pteridophyta dalam kingdom plantae,
tumbuhanpteridophyta merupakan tumbuhan yang sudah memiliki akar, batang, daun
yang jelas,namun masih berkembang biak secara generatif.
3. Tumbuhan paku dibagi menjadi 4 subdivisi yaitu Psilopsida (paku purba),
Lycopsida(paku kawat), Sphenopsida atau Equisetopsida(paku ekor kuda), dan
Pteropsida (pakuSejati).
4. Selama kurun waktu penelitian, ditemui 41 jenis tumbuhan paku di kawasan Taman
Hutan Raya Pocut Meurah Intan, Kabupaten Aceh Besar, Gunung Seulawah, yang
selanjutnya dapat dikelompokkan ke dalam 19 famili.
5. Berbagai jenis tumbuhan paku tersebut memiliki berbagai potensi seperti sebagai
tumbuhan berkhasiat obat sebanyak 11 jenis diantaranya : Syngramma alismifolia (Pr),
Diplazium accendens Blume., Gleichenia hispida Mett.ex Kuhn., Hymenophyllum sp.

3.2. Saran

Tumbuhan paku memiliki potensi pemanfaatan yang cukup baikuntuk dikembangkan


lebih lanjut sebagai bahan obat, bahan makanan dantanaman hias sehingga perlu dilakukan
kegiatan eksplorasi untuk melengkapi data keanekaragamanjenis tumbuhan khususnya tumbuhan
paku yang terdapat didalamnya.

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 25


DAFTAR PUSTAKA

Adi Yudianto, M.Pd, Drs. Suroso.2007.Petunjuk Praktikum Botani


Cryptogamae.Bandung.Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan
Indonesia.
Polunin, Nicholas.1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Van CGGJ, Steenis.1978. Flora, untuk sekolah di Indonesia. Jakarta.PT Pradnya Paramitha.
Anonim, 1980.Jenis Paku Indonesia., LBN-17, SDE-76, LIPI Bogor. Bogor. LIPI
Anonim, 1999.Approved Conservation Advice for Asplenium pellucidum.The Environment
Protection and Biodiversity Conservation Act. Queensland.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada

| Tumbuhan Paku (Pteridophyta) 26

Anda mungkin juga menyukai