PTERIDOPHYTA
OLEH:
1504100015
JOMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari pteridophita / tumbuhan
paku ?
2. Bagaimanakah klasifikasi dari pteridophita / tumbuhan paku ?
3. Bagaimana daur hidup pteridophita / tumbuhan paku ?
4. Bagaimana Metagenesis dari pterydophita / tumbuhan paku ?
5. Apakah macam-macam ptedirophyta di tinjau dari spora yang di hasilkan ?
6. Apakah manfaat pterydophita / tumbuhan paku ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari pteridophita /
tumbuhan paku
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari pteridophita / tumbuhan paku
3. Untuk mengetahui daur hidup pteridophita / tumbuhan paku
4. Untuk mengetahui metagenesis dari pteridophita / Metagenesis
5. Untuk mengetahui macam ptedirophyta di tinjau dari spora yang di hasilkan
6. Untuk mengetahui manfaat pteridophyta / tumbuhan paku
2.1 Morfologi
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang
berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di
air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna denganrizoma yang menjalar
di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang
menyanggadaun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih
muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas
tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai
tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar
yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
2.1.1 Ciri-ciri Pterydophyta
a. Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)
b. Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya.
c. Alat reproduksi aseksual berupa spora.
d. Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil).
e. Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit)
2.1.2 Bagian – Bagian Tumbuhan Paku
1. Akar
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah
terdiferensiasi menjadi :
a. kuit luar (epidermis)
b. kulit dalam (korteks), dan
c. silinder pusat, terdpat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilini oleh floe.
Tumbuhan paku mempunyai sistem perakaran serabut.
2. Batang
Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang
dinamakan ripang (rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat
pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada beberapa batang pohon paku yang tingginya
mencapai 5 m atau lebih, misalnya cythea sp. Pada batang, terdapat pembuluh
pengangkut berup xilem dikelilingi floem.
3. Daun
Macam-Macam Daun
- daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
- daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun
(Mesofil)
- daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
- daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Psilotopsida
Equisetopsida
Marattiopsida
Polypodiopsida
Psilotophyta mempunyai dua genera. Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik
dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun,
pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
Contohnya: Psilotum.
Lycopodophyta memiliki daun berupa mikrofil yang tersusun secara spiral.
Lycopodophyta memiliki sporangium yang muncul dari ketiak daun dan
berkumpul membentuk strobilus (bentuk seperti pentungan kayu). Kebanyakan
hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit. Contohnya Lycopodium sp
dan Selaginella sp.
Equisetophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika.
Mereka biasa tumbuh di tempat yang lembap. Daun berukuran menengah,
bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku. Rizom dapat menghasilkan
batang yang menjulang ke atas hingga 1,3 meter, dan pada ujung batang terdapat
strobilus berwarna kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum debile (paku ekor
kuda).
Pteridophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Mereka memiliki makrofil dengan tulang-tulang daun dan daging daun
(mesofil). Tinggi tumbuhan ini bervariasi mulai dari terpendek hingga yang tinggi
menjulang seperti pohon. Contohnya: Adiantum cuneatum (paku suplir untuk
hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku
sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Alsophilla glauce
(paku tiang).
2.3 Daur hidup (metagenesis)
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi
sporofit dan generasi gametofit.
Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat
menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut
sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di
tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.
Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi
gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang
berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan
rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya
protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium
terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat
kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat
kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara
sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi
tumbuhan paku baru.
2.6 Manfaat
Sebagai tanaman hiasan :
- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
- Asplenium nidus (paku sarang burung)
- Adiantum cuneatum (suplir)
- Selaginella wildenowii (paku rane)
Sebagai bahan penghasil obat-obatan :
- Asipidium filix-mas
- Lycopodium clavatum
Sebagai sayuran :
- Marsilea crenata (semanggi)
- Salvinia natans (paku sampan = kiambang)
Sebagai pupuk hijau :
- Azolla pinnata >> bersimbiosis dengan anabaena azollae (gangang
biru)
Sebagai pelindugn tanaman di persemaian :
- Gleichenia linearis
Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara :
- Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan