Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BOTANI TINGKAT RENDAH

Dosen Pengampu : Dora Dayu Rahma Turista, S. Si, M. Pd


“Klasifikasi Lumut dan Peranan Lumut (Bryophyta)”

Disusun Oleh : Kelompok 5

Fikri Ridwan Effendi Roza Adnan Sofian Salsabila Desvika Nurfadhila


(2105016054) (2105016061) (2105016066)

Fahmi Khoironiya Selvia Teodora Br Ginting


(2105016071) \ (2105016072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kelompok kami telah
menyusun makalah Botani Tingkat Rendah yang berjudul “Klasifikasi
Lumut dan Peranan Lumut (Bryophyta)”.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok yang merupakan
kewajiban kami untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani Tingkat
Rendah. Dengan demikian kami berharap agar makalah ini dapat
memperluas ilmu pengetahuan baik bagi kelompok kami maupun para
pembaca yang memahami materi ini secara umum.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada seluruh pembaca yang
bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami buka pintu seluas-
luasnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan
terima kasih.

Samarinda, 16 Mei 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3
A. Pengertian Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ..................................3
B. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ...................................5
C. Peranan Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ......................................11
BAB III PENUTUP ....................................................................................14
A. Kesimpulan .....................................................................................14
B. Saran ................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam tumbuhan yang ditaksir meliputi 300.000 jenis tumbuhan itu dalam
klasifikasinya dibagi-bagi menjadi sejumlah divisi. Tiap divisi seterusnya
berturut-turut dibagi lagi dalam takson yang lebih rendah, yaitu kelas, bangsa,
suku, marga, dan jenis. Masing-masing diberi nama sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang dimuat dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan, yang
selain sebagai sarana referensi sekaligus memberikan indikasi untuk kategori
takson yang mana nama-nama tersebut dimaksudkan.
Walaupun dalam abad ke-20 ini para ahli taksonomi pada umumnya
menganut sistem filogenetik, namun dalam penerapannya hasil klasifikasi masih
berbeda-beda. Yang dipilih disini ialah sistem filogenetik yang membagi alam
tumbuhan menjadi 5 divisi, yang salah satunya adalah Tumbuhan lumut
(Bryophyta), yang meliputi lebih kurang 25.000 jenis tumbuhan.
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah golongan tumbuhan tingkat rendah
yang secara filogenetik lebih tinggi daripada Thallophyta. Badannya masih
berupa talus, yaitu lembaran daun atau telah mempunyai batang dengan daun-
daun yang sangat sederhana, tetapi tidak terdapat akar kecuali rizoid.
Berdasarkan bentuk susunan tubuh, perkembangan gametangium dan
sporogoniumnya, tumbuhan lumut dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu:
Hepaticae (lumut hati), Anthocerotae (lumut tanduk) dan Musci (lumut daun).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
2. Bagaimana pembagian dari pengklasifikasian Lumut (Bryophyta)?
3. Apa saja klasifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta)?
4. Apa saja peranan Lumut (Bryophyta) bagi kehidupan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari tumbuhan Lumut (Bryophyta)
2. Mengetahui bagaimana pembagian dari pengklasifikasian Lumut
(Bryophyta)
3. Mengetahui klasifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta)
4. Mengetahui apa saja peranan Lumut (Bryophyta) bagi kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah golongan tumbuhan tingkat rendah
yang secara filogenetik lebih tinggi daripada Thallophyta. Dikatakan demikian
karena gametangium dan sporangiumnya selalu terdiri atas banyak sel
(multiseluler) dan selalu berdinding yang terdiri atas sel-sel mandul/steril.
Badannya masih berupa talus, yaitu lembaran daun atau telah mempunyai
batang dengan daun-daun yang sangat sederhana, tetapi tidak terdapat akar
kecuali rizoid. Badannya berwarna hijau, karena mempunyai sel-sel dengan
plastida yang mengandung klorofil a dan b. Karena hidupnya sudah mulai
meninggalkan udara, maka dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian
terhadap kehidupan darat, meskipun untuk terselenggaranya pembuahan masih
tetap memerlukan udara. Berdasarkan bentuk susunan tubuh, perkembangan
gametangium dan sporogoniumnya, tumbuhan lumut dibedakan menjadi tiga
kelas, yaitu: Hepaticae (lumut hati), Anthocerotae (lumut tanduk) dan Musci
(lumut daun).

Gambar. Jenis-jenis Lumut


(Sumber: www.siswapedia.com)

3
Lumut atau yang sering disebut Bryophyta merupakan kelompok tanaman
yang mulai hidup di daratan. Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling
kuno. Fosil spora dan dan juga gametophytnya (terutama hepatics), telah
ditemukan sekitar 400 juta tahun yang lalu.

Gambar. Siklus Hidup Lumut


(sumber: rumushitung.com)
Tumbuhan lumut memiliki siklus hidup yang terdiri atas dua fase, yaitu fase
haploid yang merupakan generasi seksual atau generasi gametofit dan fase
diploid yang merupakan generasi aseksual atau generasi sporofit. Gametofit
adalah generasi pembentuk gamet, dan ini merupakan tumbuhan yang hidup
bebas, berasal dari perkecambahan spora. Sedangkan sporofit adalah generasi
pembentuk spora yang merupakan suatu badan yang hidup menempel pada
gametofit, berasal dari hasil persatuan gamet jantan dan gamet betina. Dalam
siklus hidup yang normal kedua generasi tersebut bergantian secara teratur.
Tetapi apabila keadaan lingkungan tidak memenuhi syarat, dapat pula terjadi
penyimpangan yang, antara lain terjadi peristiwa-peristiwa antara lain:
- Apogami, yaitu terbentuknya sporofit tanpa melalui persatuan gamet
jantan dan betina, misalnya sel telur yang tidak dibuahi dapat tumbuh
membentuk sporofit.
- Apospori, yaitu terbentuknya gametofit tanpa melalui pembentukan spora
terlebih dahulu, misalnya beberapa sel dari jaringan sporofit. Diduga
dinding sporogonium dapat tumbuh dan berkembang menjadi gametofit.

4
B. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Jumlah spesies tumbuhan lumut hingga saat ini masih sulit untuk
memperkirakannya karena terbatas penelitiannya. Data-data yang beredar
mengenai jumlah spesies Lumut validitas masih dipertanyakan. Diperkirakan
tumbuhan Lumut sekitar 14.000-15.000 spesies, dengan rincian yang sekitar
8.000 spesies lumut sejati, 6.000 spesies lumut hati, dan 200 spesies hornworts.
a. Kelas Hepaticae (Lumut Hati)
Kebanyakan lumut ini hidup di tempat-tempat basah, sehingga struktur
tubuhnya bersifat higromorf. Hanya sedikit sekali yang mampu hidup di
tempat kering seperti kulit pohon (xeromorf). Lumut yang hidup di batang
pohon, daun bersifat epifit. Lumut hati berasal dari kata hepatica yang
artinya hati. Kelas ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Gametofit berwarna hijau, pipih, dorsiventral. Struktur talus sederhana
terdiri atas batang dan daun-daun serta rizoid yang menempel pada
tanah.
- Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas dan di
dalamnya tidak ada kolumela.
- Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema,
karena protonema hanya berkembang menjadi buluh pendek.
- Kebanyakan hidup di tempat-tempat basah, sehingga struktur
tubuhnya adalah higromorf. Namun ada juga yang memiliki struktur
xeromorf, hidup pada tempat-tempat kering seperti kulit-kulit pohon
atau tanah dan batu cadas.
- Di dalam tubuh terdapat alat penyimpan udara, atau dapat menjadi
kering tanpa menyebabkan kematiannya.

5
Gambar. Lumut Hati (Hepaticae)
(Sumber: ragamorganisme.blogspot.com)
Hepaticae dibedakan menjadi 4 bangsa dengan ciri-ciri antara lain:
1) Ordo Sphaerocarpales
Menurut Khairani (2018) menyatakan bahwa lumut hati yang
termasuk Ordo Sphaerocarpales disebut juga dengan lumut botol
yang memiliki tangkai sporogonium pendek serta memiliki selubung
pada organ reproduksinya. Lumut hati jenis ini disebut dengan lumut
botol dikarenakan bentuknya yang menyerupai botol yang di
dalamnya terlihat seperti ada ruang kosong. Ordo sphaerocarpales
terdiri dari 3 Famili, yaitu Sphaerocarpaceae, Riellaceae dan Famili
Naiaditaceae yang keberadaannya sudah punah. Contoh: Riella
Americana, Sphaerocarpus californicus, S. cristatus, S. donelli.

Riella ameriana Sphaerocarpus californicus


2) Ordo Marchantiales
Gametofit berupa talus sederhana. Gametangium letaknya
tenggelam di dalam talus, arkegonium mempunyai 6 sel saluran
leher. Struktur anatomis talus menunjukkan adanya diferensiasi
jaringan. ada ruang udara dan porus . Sporofit terdiri dari kapsul saja
atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul. Dinding kapsul terdiri atas 1
lapis sel saja.
Ordo ini dibedakan menjadi 5 suku/familia, yaitu: Ricciaceae,
Corsiniaceae, Targioniaceae, Marchantiaceae, dan Monocleaceae.
Diantaranya yang sering dijumpai adalah:
a) Famili Ricciaceae

6
Suku ini yang paling sederhana di antara suku lainnya.
Habitus berupa lembaran, hidup di tempat lembab, di batu cadas
atau tanah liat. Gametangium tenggelam dalam jaringan talus.
Sporofit terdiri dari kapsul saja dan tetap berada di dalam
jaringan talus. Arkespora hanya membentuk spora tapi tidak
clatera. Contoh: Riccia trichocarpa, R. glauca, dll.
b) Famili Marchantiaceae
Sudah lebih maju tingkat perkembangannya daripada
Ricciaceae. Talus seperti pita, agak tebal dan berdaging,
bercabang- cabang menggarpu. Berumah dua, tempat anteridium
dan arkegonium terpisah. Gametangium memiliki penyangga
atau pendukung, disebut reseptakel yang bertangkai panjang
dinamakan arkegoniofor dan anteridiofor. Contoh:
Marchantia polymorpha.
3) Ordo Jungermaniales
Gametofit berupa talus sederhana atau terdiri dari batang dengan
daun-daun dan rizoid. Habitus berupa lembaran bercabang
menggarpu dengan duduk daun ke samping. Hidup di atas tanah atau
pada batang-batang pohon, di daerah tropika juga sebagai epifil pada
daun pohon-pohonan dalam hutan. Arkegonium pada yang berupa
talus diselubungi oleh daun-daun steril yang disebut periketium,
sedangkan yang berupa daun-daun dilindungi oleh periantium.
Sporofit terdiri dari kaki, seta dan kapsul. Dinding kapsul terdiri atas
satu lapis sel, tidak ada kolumela. Arkespora membentuk spora dan
elatera. Ordo ini dibedakan atas 2 sub ordo, yaitu Metzegeriaceae
atau Anacrogynae (contohnya: Pelia epiphylla, Metzegeria
conjugate, Ricardia pinguis, Blasia pusila) dan Jungermaniaceae atau
Acrogynae (Contoh: Plagiochilla asplenoides, Cephaloziella
pleniceps, Porella bolanderi).
4) Ordo Calobryales

7
Gametofit tidak mempunyai batang dengan daun-daun tersusun
dalam 3 baris. Gametangium terbentuk di ujung batang. Arkegonium
mempunyai 4 sel saluran leher, bentuknya seperti botol. Anteridium
ovoid, terdapat di bagian vertikal talus. Sporofit terdiri dari kaki, seta
dan kapsul. Dinding kapsul terdiri atas satu lapis sel. Bentuk kapsul
memanjang. Contoh: Calobryum blumei, C.
Mnioides, Haplomitrium.
b. Kelas Anthocerotae (Lumut Tanduk)

Gambar. Lumut tanduk (Anthocerotae)


(Sumber: jenis.net)
Anthocerotae dibedakan dengan Hepaticae oleh adanya kloroplas yang
berisi pirenoid serta perkembangan gametofit dan sporofit yang lebih
lengkap. Selain itu, ciri-ciri lainnya adalah:
- Gametofit berupa talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh
melekat pada tanah dengan rizoid.
- Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang
berbentuk ginjal.
- Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas
talus, demikian juga dengan arkegoniumnya.
- Sporogonium mempunyai bentuk seperti tanduk, terdiri atas kaki dan
kaki (tidak ada seta), dinding sporogonium terdiri atas sel-sel yang
mengandung kloroplas dan epidermis mempunyai stomata.
- Kapsul spora mempunyai kolumela (jaringan steril), arkespora selain
membentuk spora juga membentuk pseudoelatera.

8
- Spora berkecambah tidak membentuk protonema.
- Anthocerotae terdiri dari 1 bangsa yaitu Anthocerotales, suku
Anthocerotaceae, dan genus yaitu Anthoceros dan Notothylus.
c. Kelas Musci (Lumut Daun)
Musci adalah kelas yang paling besar dan paling tinggi tingkat
perkembangannya di antara ketiga kelas Bryophyta. Kelas ini disebut lumut
daun karena tubuhnya sudah jelas dibedakan antara batang dan daun,
meskipun masih bersifat semu, sehingga lebih tepat disebut cauloid dan
filoid. tutup Tumbuha Andreaeal 1) Bangsa Sp Hidup Lumut daun meliputi
± 12.000 jenis yang memiliki daerah agihan yang sangat luas.

Gambar. Lumut daun (Musci)


(sumber: meteriipa.com)
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang secara berkala
mengalami kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat
tumbuh. Selain itu lumut daun juga dapat tumbuh di antara rumput-rumput,
di atas batu-batu cadas, di batang-batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air. Di tempat-tempat yang kering, lumut
daun membentuk badan-badan yang berupa bantalan, sedangkan yang hidup
di tanah-tanah hutan membentuk lapisan-lapisan seperti permadani. Ciri-ciri
lain dari kelas ini adalah:
1) Gametofit dibedakan menjadi tingkatan-tingkatan :
a) Protonema yang terdiri benang-benang yang bercabang dan
berwarna hijau. Pada beberapa marga protonema dapat berbentuk
daun lain.

9
b) Gametofor yang berbatang dan berdaun mempunyai rizoid.
2) Sporogonium terdiri atas kaki, seta dan kapsul. Bagian kaki yang masuk
spora berben ke jaringan gametofit berfungsi sebagi haustorium. Sedang
seta atau Contoh tangkai sporogonium umumnya panjang dan berwarna
kuning agak coklat atau agak merah.
3) Tumbuhan lumut daun dibagi menjadi 3 bangsa, yaitu Sphagnales, tepat
disebut Andreaeales, dan Eubryales:
a) Ordo Sphagnales
- Hidup di rawa-rawa atau daerah banyak air, membentuk
rumpun atau bantalan
- Protonema berbentuk daun kecil dengan tepi daun yang
bertoreh, terdiri atas satu lapis sel, menempel pada alas dengan
rizoid. Tiap protonema hanya akan membentuk satu gametofor.
- Gametofor terdiri atas batang-batang bercabang dengan daun-
daun. Batang bercabang 2 tegak & membentuk roset di ujung.
- Jaringan pada batang seperti spons parenkim, sama dgn mesofil
daun.
- Contoh: marga Sphagnum yang terdiri atas 336 jenis.

Lumut Sphagnum
b) Ordo Andreaeales
- Hidup di batuan lembab, banyak yang hidup di pegunungan
yang tinggi.
- Protonema berupa pita yang bercabang-cabang.
- Tumbuhan dewasa punya daun-daun kecil, dibagian pangkal
talus terdapat rizoid.

10
- Struktur sporofit & gametofit dgn ciri di antara Sphagnales &
Eubryales.
- Jaringan sporogen melengkapi kolumela.
- Sporofit muda dilindungi oleh kaliptra yang berbentuk seperti
topi bayi. Jika sporoftit masak, pecah dengan 4 katup.
- Contoh-contoh: Anderaea rupestris, A. petrophila.

Anderaea rupestris
c) Ordo Eubryales/Bryales
- Anggotanya meliputi sebagian besar Musci, dan sebagian telah
jadi fosil.
- Protonema berkembang baik.
- Perkembangan sporofit paling sempurna dan maju sehingga
dijadikan dasar klasifikasi tingkat famili, genus dan spesies.
- Susunan anatomi daunnya yang sangat mendukung adaptasi
terhadap kekeringan.
C. Peranan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia, diantaranya:
1. Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan
kehadiran lumut. Sifat penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut
membantu tanah terjaga kepadatannya dan tidak mudah mengalami
erosi.
2. Mengurangi bahaya banjir: Lumut juga berperan dalam mencegah
bencana banjir, karena air hujan yang turun diserap dengan baik oleh
tumbuhan lumut.

11
3. Meningkatkan sumber air: Manfaat tumbuhan lumut juga dirasakan
saat musim kemarau datang. Musim yang berpotensi mendatang
kekeringan ini memberikan ancaman minimnya ketersediaan air bagi
manusia. Lumut membantu mengatasinya, karena lumut mempercepat
proses penyerapan air saat kemarau sehingga mampu menjaga
ketersediaan air tanah atau air sumur.
4. Mensuplai oksigen: Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki
zat hijau. Layaknya tumbuhan lain, lumut juga melakukan fotosintesis.
Hasil dari fotosintesis ini salah satunya adalah menghasilakan manfaat
oksigen bagi manusia.
5. Sebagai bahan pembuatan obat kulit Hal ini pertama kali di lakukan
negara China, dimana pada zaman dahulu lumut di jadikan masyarakat
china untuk membuat ramuan tradisional untuk mengatasi penyakit
kulit.
6. Bahan pembuatan obat mata; Lumut memiliki sifat yang baik yaitu
bisa dijadikan sebagai antibakteri. Sifat inilah yang digunakan oleh
dunia medis untuk mengobati beberapa penyakit mata.
7. Sebagai obat hepatitis: Tidak hanya bagi mata, penyakit yang
menyerang hati seperti hepatitis juga bisa diobati dengan obat yang
tebuat dari lumut jenis marchantia polymorpha.
8. Sebagai obat antiseptic: Lumut juga di gunakan sebagai zat antiseptik
yang membantu membunuh kuman-kuman. Zat antiseptik sering
jumpai dalam pembuatan sabun-sabun kesehatan dan juga obat kumur
pembersih mulut. Untuk membuat zat antiseptik di butuhkan lumut
berjenis frullania tamaricis.
9. Obat penyakit jantung: Lumut cratoneuron dapat diproses menjadi
obat yang dapat menormalkan detak jantung.
10. Obat pneumonia: Lumut memang berperan penting dalam dunia
medis. Tidak hanya mata, kulit, hati, hingga jantung. Lumut juga
bermanfaat dalam pembuatan obat untuk penyakit pneumonia.

12
11. Mengobati luka bakar dan luka luar: Pernah mengalami luka bakar atau
luka luar akibat terjatuh atau tergores benda tajam. Bagi orang china
dahulu ketika mengalami hal serupa, mereka menggunakan lumut
untuk mengatasinya. Kini dunia medis menciptakannya lebih steril,
sifat antiseptik pada lumut jenis canocphalum di gunakan untuk
mengatasi obat luka bakar dan luka luar.
12. Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk
kepentingan operasi. Obat bius yang digunakan oleh medis terbuat
juga dari lumut dengan jenis rhodobryum giganteum.
13. Obat Hipertensi: Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga
digunakan sebagai pembuatan obat darah tinggi. Sifat penenang pada
lumut bisa di jadikan obat untuk mengontrol tekanan darah.
14. Mengatasi bisa ular: Lumut juga dapat menghilangkan racun ular.
Lumut yang digunakan adalah lumut jenis marchantia polymorpha.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah golongan tumbuhan tingkat rendah
yang secara filogenetik lebih tinggi daripada Thallophyta. Berdasarkan bentuk
susunan tubuh, perkembangan gametangium dan sporogoniumnya, tumbuhan
lumut dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu: Hepaticae (lumut hati),
Anthocerotae (lumut tanduk) dan Musci (lumut daun). Beberapa spesies
tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
diantaranya menahan erosi tanah, mengurangi bahaya banjir, meningkatkan
sumber air, mensuplai oksigen, sebagai bioindikator lingkungan sekitar, dan
dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan tertentu.
B. Saran
Saran kami dalam pembelajaran mata kuliah ini ialah diharapkan pembaca
agar dapat mengenal lebih mengetahui “Klasifikasi Lumut (Bryphyta) dan
Peranan Lumut (Bryphyta) dalam Kehidupan”. Selain itu, diharapkan pembaca
dapat menambah pengetahuannya lagi tentang materi ini dengan mencari
referensi dari berbagai buku bacaan maupun dari internet. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hasnunidah, N. 2018. Botani Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ngadiani, N., dan Restia, ASD. 2020. Exploring The Type Of Ferns (Pteridophyta)
To Realize The Wonorejo Surabaya Mangrove Forest Ecology Balance.
International Conference On Innovation In Research. 1469: 6.
https://iopscience.iop.org/.

Sianturi, ASR., dkk. 2020. Eksplorasi Tumbuhan Paku Pteridophyta Diwilayah


Ketinggian Yang Berbeda. Semarang: LPPM Universitas Negeri Semarang.

Silalahi, M. 2014. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Jakarta Timur: Universitas


Kristen Indonesia.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Identifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) di Kawasan Hutan Lindung Pematang


Kubuato Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten
Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/Id/Eprint/18657.

Identifikasi Lumut Hati Dan Lumut Tanduk di Taman Hutan Raya Wan Abdul
Rachman Youth Camp Kabupaten Pesawaran Lampung
Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/Id/Eprint/17129.

Karakteristik Lichenes di Kawasan Perkebunan Kopi Desa Bukit Mulie Kabupaten


Bener Meriah Sebagai Referensi Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/10155/.

15

Anda mungkin juga menyukai