Anda di halaman 1dari 21

SISTEMATIKA TUMBUHAN

“LUMUT (Bryophyta)”

Disusun Oleh:

Kelompok : 6 (Enam)

Kelas : 3B

Nama Anggota : 1. Fitri Nurjanah (A1D021036)

2. Meyliani Sri Utami (A1D021038)

3. Devy Janisca Shalihi (A1D021042)

4. Yusi Nurraini (A1D021045)

Dosen pengampu:
Dra. Kasrina, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Lumut (Bryophyta)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
dari ibu Dra. Kasrina, M.Si. pada mata kuliah Sitematika Tumbuhan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Lumut (Bryophyta) bagi para pembaca.
Pada kesempatan ini kami sebagai penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Dra. Kasrina, M. Si sebagai dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan
serta kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya
hingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan juga kritik yang membangun dari
berbagai pihak.

Bengkulu, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian atau Deskripsi Lumut


B. Peranan Lumut
C. Ciri-Ciri Identifikasi Lumut
D. Klasifikasi Lumut
E. Cara Pengkoleksian Terhadap Tumbuhan Lumut

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di
daerah hutan hujan tropis. Lumut merupakan kelompok tumbuhan epifit yang banyak
ditemukan tumbuh di batang pohon, kayu mati, kayu lapuk, tanah atau batuan, dengan
kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup. Tumbuhan lumut hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan darat khususnya di tempat-tempat yang lembab dan
basah. Tumbuhan lumut yang hidup pada permukaan kulit pohon biasa dikenal dengan
corticolous. Kulit pohon sebagai substrat lumut epifit umumnya bersifat kering sehingga
kebutuhan air lumut tersebut tergantung pada kelembapan udara disekitarnya.
Secara ekologi tumbuhan lumut memiliki peranan dalam konservasi tanah.
Lapisan lumut yang tebal di permukaan lahan yang terbuka ataupun di lantai hutan dapat
memperlambat aliran air sehingga mencegah erosi. Lumut yang berukuran kecil ini hidup
dengan membentuk koloni dan dapat menjangkau area yang cukup luas. Manfaat
tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk bagi tumbuhan
lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.
Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum
tumbuhan lain mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut tumbuhan
pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan dapat
menjangkau area yang cukup luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah
sebagai unsur hara dan pupuk bagi tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut
yang masih hidup.
Tumbuhan lumut di kawasan hutan hujan pegunungan terdapat melimpah dengan
keanekaragaman yang tinggi serta berperan dalam konservasi tanah, beberapa jenis
terancam kelestraiannya karena rusaknya ekosistem akibat teknologi serta pemekaran
daerah. Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies
tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Dalam
ekosistem tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai penyerap
polutan. Disamping itu tumbuhan lumut dapat hidup di wilayah-wilayah dimana
tumbuhan lain tidak tumbuh.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tumbuhan lumut (Bryophyta)?
2. Bagaimana ciri-ciri identifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta)?
3. Apa saja klasifikasi dari tumbuhan lumut (Bryophyta)?
4. Apa peranan tumbuhan lumut (Bryophyta)?
5. Bagaimana cara pengkoleksian terhadap tumbuhan lumut (Bryophyta)?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian atau deskripsi dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri identifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta)
3. Untuk mengetahui klasifikasi dan jenis tumbuhan lumut (Bryophyta)
4. Untuk mengetahui peranan dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
5. Untuk mengetahui cara pengkoleksian terhadap tumbuhan lumut (Bryophyta)
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lumut
Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang
hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak
dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm.
Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut
tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali didalam laut. Lumut mempunyai
sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B, sehingga dapat membuat
makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk kedalam kingdom plantae,
yang mana kingdom plantae meliputi semua organisme yang multiseluler dan telah
berdiferensiasi, eukariotik, dan dinding selnya mempunyai selulosa. Organisme yang
termasuk kedalam plantae ini hampir seluruhnya bersifat autotrof (membuat makanan
sendiri) dengan bantuan cahaya matahari saat proses fotosintesis.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan
telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa
sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut
(Gradstein,2003).
Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan
berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga
tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil
A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan
berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan
mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari
banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya
berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh
karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan
darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989). Lumut
dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali
Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut
tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan
rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan
Ariyanti, 2004).
Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan
generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi. 
Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual
(gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat
dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).

B. Ciri-Ciri Identifikasi Lumut


Secara umum, tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri, yakni:
1. Belum bisa dibedakan antara akar, batang, dan daunnya/ tidak memiliki akar,
batang, dan daun sejati, tetapi memiliki sesuatu yang mirip akar, disebut rizoid
(Akar semu).
2. Tidak punya berkas pembuluh (xilem dan floem).
3. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan) antara fase gametofit (fase
penghasil gamet) dan fase sporofit (fase penghasil spora).
4. Pada saat fase gametofit, lumut dapat membentuk gametangia (struktur
penghasil gamet) berupa anteridium yang menghasilkan gamet jantan
(spermatozoid), serta arkegonium yang menghasilkan gamet betina (ovum).
5. Umumnya hidup di tempat yang lembap dan teduh, seperti sungai dan hutan.
Mereka hidup di permukaan batuan, tanah, batang pohon, kayu lapuk, dan
lain-lain.
6. Mengandung klorofil, sehingga bisa memproduksi atau membuat makanannya
sendiri melalui proses fotosintesis.
7. Tumbuhan penghasil spora, dan berkembangbiak melalui gamet (gametofit).
8. Organ kelamin laki-laki pada lumut disebut dengan anteridium, sedangkan
organ betinanya disebut arkegonium.
9. Dinding sel lumut tersusun atas selulosa.
 
C. Klasifikasi Lumut

Kelas Bangsa

Lumut hati bertalus


(Marchantiales)

Lumut hati
(Hepaticae)
Lumut hati berdaun
Klasifikasi Bryophyta

(Jungermaniales)

Lumut tanduk Anthocerotales


(Anathocerotae)

Andreaeales

Lumut daun Sphognales


(Musci)

Bryales

Gambar 1. Klasifikasi Bryophyta, yang memiliki tiga kelas utama yaitu


lumut hati (hepaticeae), lumut tanduk (anthocerotaceae) dan lumut
daun (musci)

1. Lumut Hati (Hepaticopsida)


Lumut hati memiliki alat penghasil spora (sporangium)dengan kaki
pendukung yang disebut seta dan dilindungi oleh struktur yang disebut elater.
Setelah sporangium matang, seta menegak karena tekanan air dalam sel-selnya
dan akan mendorong spora untuk keluar dari sporangium. Spora matang akan
keluar ketika sporangium pecah dan elater juga membuka karena dipicu oleh
udara yang kering.
Lumut hati juga mungkin memiliki gametofit, tetapi sebagian besar berdaun
dengan daun dalam dua atau tiga baris. Organ seksual bersifat diskrit dan
umumnya berada di permukaan, serta dilindungi oleh struktur yang menyelimuti
dengan rhizoid uniseluler. Daun sering berlubang dan tidak memiliki pelepah, dan
seluruh daun terdiri dari satu sel yang menebal. Dalam kebanyakan kasus,
sporangium matang ketika dilindungi oleh struktur yang menyelimuti; setelah
matang, seta yang tidak berwarna akan mendorongnya di atas selubung pelindung.
Seta berstruktur tegak karena tekanan air di dalam sel-selnya.Seta biasanya
memiliki kutikula dan, oleh karena itu, tidak dapat menyerap air secara langsung.
Spora ditumpahkan ketika sporangium pecah yang berfungsi untuk mendorong
spora dan mencampur dengan sel-sel pelindung (elaters) untuk mengeringkan
udara. Elaters membuka dengan cepatsaat kering dan lemparkan spora ke udara,
dan kemudian seta akan gugur/ luruh.
a. Pengertian Lumut Hati (Hepaticopsida)
Menurut Gembong Tjitrosoepomo, dalam buku Morfologi Tumbuhan tahun
2005, lumut hati bisa hidup dan tumbuh dengan baik di tempat yang tingkat
kelembapannya tinggi dan teduh, jadi tidak menerima sinar matahari langsung.
Hepaticopsida atau lumut hati merupakan lumut dengan bentuk tubuh
lembaran dan pipih. Lumut ini umumnya bertahan hidup dengan menempel
pada substrat, salah satunya berupa bebatuan dengan bantuan rhizoid-nya.
Lumut hati ini biasa ditemukan di habitat yang lembab seperti hutan hujan
tropis dan permukaan sungai atau danau.
b. Ciri-Ciri Lumut Hati
1. Bentuk tubuh atau gametofitnya, umumnya berupa lembaran pipih, maupun
berlobus.
2. Banyak ditemukan di tempat lembab, seperti hutan hujan tropis.
3. Gametangia atau struktur penghasil gametnya berbentuk seperti payung.
4. Sporofitnya terletak menggantung pada gametofit betina.
c. Manfaat Lumut Hati
Manfaat Lumut hati yang sudah melalui berbagai proses bisa dimanfaatkan
sebagai tindakan pertolongan pertama apabila terkena racun ular. Namun itu
hanya sebagai pertolongan pertama untuk menetralisir racun. Selain itu, lumut
hati juga dapat mengobati penyakit Hepatitis C, bahan obat antiseptik (obat
luka), sedangkan pada tumbuhan, dapat membantu proses fotosintesis juga
pertumbuhan tanaman di sekitar, lumut hati juga dijadikan bahan pestisida
karena mengandung antioksidan alami untuk melenyapkan hama-hama
tanaman seperti virus, mikroba, maupun serangga sekalipun. Manfaat lain bagi
lingkungan, lumut hati dapat menahan erosi.
Gambar 2. Lumut hati dengan talus yang menempel di tanah. Belum
nampak alat perkembang biakan pada lumut hati tersebut.
Biasanya organ seksual lumut hati biasanya terletak di
bagian permukaan, dengan dilindungi oleh struktur
uniseluler yang menyerupai rizoid.

2. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)


Lumut tanduk (anthocerotales) selalu memiliki struktur yang dicirikan dengan
adanya sporofit yang berbentuk tanduk, dengan organ seksual yang tertanam
dalam bentuk tubuh yang disebut talus. Dalam perkembangbiakannya lumut
tanduk mengeluarkan spora terus menerus dari sporangiumnya untuk kemudian
berkembang menjadi lumut tanduk yang baru.
Pada lumut tanduk, struktur talus, terutama anatomi internal dan isi sel
merupakan hal penting yang dapat diamati untuk klasifikasi. Begitu juga sporofit
(yang mengandung dinding sporangial, spora dan ornamentasinya, dan sel steril
bercampur dengan spora) dan struktur silinder steril (jika ada) di sporangium. Bagian-
bagian tersebut merupakan bentuk spesifik yang ada pada lumut tanduk sehingga
memudahkan untuk klasifikasi.
a. Pengertian Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Tumbuhan ini biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya.
Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu
kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan
dua sel penutup. Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai
atau di sepanjang selokan.
Anthoserofita tidak berbeda jauh dengan lumut hati. Perbedaan lumut
tanduk dengan lumut hati adalah sporofitnya yang membentuk kapsul
memanjang dengan hamparan gametofit seperti karpet yang lebar. Lumut
tanduk berdasarkan asam nukleatnya memiliki kekerabatan hubungan yang
dekat dengan tumbuhan berpembuluh (trakeofita/tumbuhan vaskuler).
b. Ciri-Ciri Lumut Tanduk :
1. Bentuk tubuh atau gametofitnya, umumnya seperti lembaran.
2. Habitatnya di daerah dengan kelembaban yang tinggi.
3. Sporofitnya tumbuh menjulang pada gametofit, berbentuk kapsul
memanjang seperti tanduk, oleh karena itu dinamakan lumut tanduk.
4. Memiliki kapsul spora yang membukanya tidak bersamaan, tapi dimulai
dari bagian atas sporofit sampai ke bagian bawah.
c. Manfaat Lumut Tanduk
Salah satu manfaat lumut tanduk adalah untuk melindungi benih ikan. Oleh
karena itu, lumut tanduk ini biasanya ikut ditambahkan di bagian dasar
akuarium. Selain itu, lumut tanduk juga umumnya merupakan tumbuhan
pertama yang hidup di suatu lingkungan lembab karena mereka memiliki
kemampuan untuk bersimbiosis dengan sianobakteri pengikat nitrogen.

Gambar 3. Lumut tanduk dengan talus dan sporofit sebagai tempat


penghasil spora. Bagian bawah lumut merupakan talus
dengan alat perkembangbiakan jantan maupun betin

3. Lumut Daun (Bryopsida)


Lumut daun bagian tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang
termasuk kelasterbesar dalam divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta lebih dikenal
dengan lumut sejati, hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil, memiliki
bagian menyerupai akar (rizhoid), batang (semu), dandaun. Lumut yang dapat
tumbuh tegakini merupakan kelompok lumut terbanyak dibanding dengan lumut
lainnya, yaitu sekitar ± 12.000 jenis (spesies) dan tersebar hampir disetiap penjuru
dunia.
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah- tanah gundul yang secara bertahap
mengalami kegersangan, pada tanah bertekstur pasir yang bergerak sekalipun
dapat tumbuh, dapat dijumpai juga diantara rerumputan diatas batu-batuan cadas,
pada batang-batang dan cabang-cabang pohon, dirawa- rawa, tetapi jarang
didalam laut (Gembong, 1991). Lumut daunyang menghampar luas dapat
menyerapdan menahan air lebih lama dalam jumlah cukup. Hal ini terjadi karena
dalamhamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh
berkelompok secara erat dan padat untuk saling menguatkan, menyokong. Lumut
ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada
tempat tubuhnya.
a. Pengertian Lumut daun
Lumut Daun melekat di bagian akar pada tempat tumbuhnya. Bentuknya
berupa lembaran spiral dan berwarna hijau muda.
b. Ciri-Ciri Lumut Daun
1) Gametofitnya memiliki akar rhizoid, dengan struktur ‘daun’ yang melekat
langsung pada batang.
2) Sporofit umumnya tumbuh menumpang pada gametofit, berbentuk tegak
dengan tangkai dan kapsul di bagian atasnya.
3) Sporofit berwarna hijau ketika muda, tapi akan berubah warna kecoklatan
ketika sudah matang dan siap mengeluarkan spora.
4) Beberapa anggotanya memiliki kutikula di bagian ‘daun’ yang dapat
mencegah hilangnya air.
5) Batang dari lumut daun adalah semu yang tegak dengan lembaran daun
yang tersusun spiral, reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada
cabang batang.
c. Manfaat Lumut Daun
Lumut daun ini memiliki manfaat yang penting banget untuk menjaga
keseimbangan ekosistem kita. Salah satunya, karena lumut daun bisa berperan
buat menangkap dan ‘menyimpan’ karbondioksida, atau istilahnya carbon
sequestration sehingga bisa meminimalisir pemanasan global. Selain itu,
lumut daun juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Musci memiliki tiga bangsa yakni Andreaeales, Sphagnales, Bryales
(Gembong, 1991: 207). Bangsa Andreales memiliki satu suku yakni
Andreaeceae dengan marga Andreaea. Bangsa Sphagnales atau yang biasa
dikenal dengan sebutan lumut gambut merupakan bangsa yang memiliki satu
suku yakni Sphagnaceae dengan marga Sphagnum . Sedangkan bangsa
Bryales merupakan bangsa lumut yang sebagian besar lumut daun yang
dijumpai tergolong dalam bangsanya.
a) Andreaeaceae
Bangsa dari kelas Musci yang hanya memuat satu suku
(Famili) yakni suku Andreaeaceae, dengan satu marga (Genus)
Andreaea. Beberapa jenis dari bangsa Andreaeales yang kemudian
diklasifikasikan

1) Andreaea petrophila
Klasifikasinya:
K : Plantae
D : Bryophyta
K : Musci
B : Andreaeales
S : Andreaeaceae
M : Andreaea
Sp : Andreaea pterophila

Ciri-cirinya:

 Berwarna hitam kecoklatan, tempat hidupnya pada tempat lembab


dan basah.

 akar, daun, dan batang masih sulit dibedakan.

 Dapat ditemukan diatas pasir bergerak, diatas pipa air, diatas tanah
gundul yang mengalami kekeringan.

 Tidak memiliki kosta,

 Hidup merayap di tempat-tempat basah dan lembab.

 Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang- cabang, dan


terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.

2) Andrea rupestris
Klasifikasinya:
K : Plantae
D : Bryophyta
K : Musci
B : Andreaeales
S : Andreaeaceae
M : Andreaea
Sp : Andreaea rupestris

Ciri-cirinya:

 Tanaman kemerahan hitam, hitam atau coklat kehijauan.

 Daun melengkung lebar menyebar, pendek-lanset.

 ujung daun miring atau simetris.

 terdapat garis seluruh daun, sel basal

 laminal pendek,

 Sel marjinal panjang-persegi panjang bulat kuadrat pendek-


persegi panjang.

 lumen bulat, empat persegi panjang atau tidak teratur.

 Spora 20-32 (-50) m.

b) Sphagnaceae
Bangsa ini hanya terdapat satu suku Sphagnaceae dan satu
marga yaitu Sphagnum . Marga ini meliputi sejumlah besar jenis lumut
yang kebanyakan hidup di tempat-tempat yang berawa- rawa dan
membentuk rumpun atau bantalan, yang apabila dilihat dari atas maka
kecenderungan tiap-tiap tahun tampak bertambah luas. Sedangkan
bagian- bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah menjadi
gambut. Lumut ini berperan penting bagi kesuburan tanah.
Beberapa jenisdari bangsa Sphagnales:
1) Spahgnum fimbriatum
Klasifikasinya:
K : Plantae
D : Bryophyta
K : Musci
B : Sphagnales
S : Sphagnaceae
M : Sphagnum
Sp : Sphagnum fimbriatum

Ciri-cirinya:

 Batang banyak bercabang, cabang yang muda tumbuh tegak, dan


membentuk roset pada ujungnya.
 Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi pembalut bagian bawah
batang
 Habitat kebanyakan hidup di rawa-rawa
 Membentuk rumpun atau bantalan
 Cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang bulat dan
bertangkai di ketiak-ketiak daunnya
 Cabang-cabang betina mempunyai arkegonium pada ujungnya.
 Sporogonium membentuk tangkai pendek dengan kaki yang membesar
2) Spahgnum capillifolium
Klasifikasinya:
K : Plantae
D : Bryophyta
K : Musci
B : Sphagnales
S : Sphagnaceae
M : Sphagnum
Sp : Sphagnum capillifolium

Ciri-cirinya:

 Batang daun relatif panjang.


 Berbentuk seperti telur, diatas lebih sempit daripada dibawah (tumpul).
 Memiliki banyak pori-pori dibagian atas.
 Hidup di tepi berhutan sekitar rawa.
c) Bryales
Sebagian besar bangsa bryales merupakan lumut daun. berupa
lumut daun. Kapsul spora telah mengalami diferensiasi yang maju.
Sporangium bertangkai yang dinamakan seta di mana pangkalnya
tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Bagian atas seta
dinamakan apofisis. Di dalam kapsul spora terdapat ruang-ruang spora
yang dipisahkan oleh jaringan kolumela. Bagian atas dinding kapsul
spora terdapat tutup (operculum), yang tepinya terdapat lingkaran
sempit disebut cincin. Sel-sel cincin ini mengandung lendir sehingga
dapat mengembang dan menyebabkan terbukanya operculum.
Beberapa Spesies Bangsa Bryales
1) Bryum argenteum
Klasifikasinya:
K : Plantae
D : Bryophyta
K : Musci
B : Bryales
S : Bryaceae
M : Bryum
Sp : Bryum argenteum

Ciri-cirinya:

 Ukuran 1-25 mm.


 Tinggi 1-25mm
 Warna hijau kekuningan atau merah-coklat, dan bercabang.
 Daun tumpang tindih.
 Kapsul panjang dan merah kecoklatan
2) Bryum capillare
K : Plantae
D : Bryophyta
K : Musci
B : Bryales
S : Bryaceae
M : Bryum
Sp : Bryum capillare
Ciri-cirinya:
• Berwarna hijau.
• Bentuk daun semakin ujung semakin bulat.
• Hidup ditempat lembab.
• Kapsul matang terkulai dimusim semi.

D. Peranan Lumut
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, diantaranya:
1. Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran
lumut. Sifat penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah
terjaga kepadatannya dan tidak mudah mengalami erosi.
2. Mengurangi bahaya banjir: Lumut juga berperan dalam mencegah bencana
banjir, karena air hujan yang turun diserap dengan baik oleh tumbuhan lumut.
3. Meningkatkan sumber air: Manfaat tumbuhan lumut juga dirasakan saat
musim kemarau datang. Musim yang berpotensi mendatang kekeringan ini
memberikan ancaman minimnya ketersediaan air bagi manusia. Lumut
membantu mengatasinya, karena lumut mempercepat proses penyerapan air
saat kemarau sehingga mampu menjaga ketersediaan air tanah atau air sumur.
4. Mensuplai oksigen: Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat
hijau. Layaknya tumbuhan lain, lumut juga melakukan fotosintesis. Hasil dari
fotosintesis ini salah satunya adalah menghasilakan manfaat oksigen bagi
manusia.
5. Sebagai bahan pembuatan obat kulit Hal ini pertama kali di lakukan negara
China, dimana pada zaman dahulu lumut di jadikan masyarakat china untuk
membuat ramuan tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.
6. Bahan pembuatan obat mata; Lumut memiliki sifat yang baik yaitu bisa
dijadikan sebagai antibakteri. Sifat inilah yang digunakan oleh dunia medis
untuk mengobati beberapa penyakit mata.
7. Sebagai obat hepatitis: Tidak hanya bagi mata, penyakit yang menyerang hati
seperti hepatitis juga bisa diobati dengan obat yang tebuat dari lumut jenis
marchantia polymorpha.
8. Sebagai obat antiseptic: Lumut juga di gunakan sebagai zat antiseptik yang
membantu membunuh kuman-kuman. Zat antiseptik sering jumpai dalam
pembuatan sabun-sabun kesehatan dan juga obat kumur pembersih mulut.
Untuk membuat zat antiseptik di butuhkan lumut berjenis frullania tamaricis.
9. Obat penyakit jantung: Lumut cratoneuron dapat diproses menjadi obat yang
dapat menormalkan detak jantung.
10. Obat pneumonia: Lumut memang berperan penting dalam dunia medis. Tidak
hanya mata, kulit, hati, hingga jantung. Lumut juga bermanfaat dalam
pembuatan obat untuk penyakit pneumonia.
11. Mengobati luka bakar dan luka luar: Pernah mengalami luka bakar atau luka
luar akibat terjatuh atau tergores benda tajam. Bagi orang china dahulu ketika
mengalami hal serupa, mereka menggunakan lumut untuk mengatasinya. Kini
dunia medis menciptakannya lebih steril, sifat antiseptik pada lumut jenis
canocphalum di gunakan untuk mengatasi obat luka bakar dan luka luar.
12. Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk kepentingan
operasi. Obat bius yang digunakan oleh medis terbuat juga dari lumut dengan
jenis rhodobryum giganteum.
13. Obat Hipertensi: Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga
digunakan sebagai pembuatan obat darah tinggi. Sifat penenang pada lumut
bisa di jadikan obat untuk mengontrol tekanan darah.
14. Mengatasi bisa ular: Lumut juga dapat menghilangkan racun ular. Lumut yang
digunakan adalah lumut jenis marchantia polymorpha.
15. Dijadikan oleh jenis serangga kecil untuk tempat hidup dan berlindung.

Di ekosistem Hutan Hujan Tropis, lumut berperan penting dalam meningkatkan


kemampuan hutan untuk menahan air (water holding capacity). Selain itu, lumut juga
merupakan habitat penting bagi organisme lain, terutama populasi hewan invertebrate,
beberapa jenis anggrek, misalnya, tidak akan dapat bertahan andaikan tidak ada lumut
yang sehat. Bahkan lumut juga merupakan media yang baik bagi perkecambahan biji
tumbuhan tingkat tinggi. Selain itu juga tumbuhan lumut merupakan bioindikator
pencemaran lingkungan (Bawaihaty dkk, 2014).

Berdasarkan literatur Bawaihaty dkk, tahun 2014 Lumut juga berperan sebagai
tumbuhan pioneer atau sebagai tumbuhan perintis yang mana dapat dilihat dan
dibuktikan dengan adanya lumut yang tumbuh pada lahan yang sudah tidak sehat
karena adanya penebangan liar menggunakan mesin disitu lumut bisa tumbuh, lumut
biasanya tumbuh pada pohon yang ditebang. Lumut juga tumbuh pada pohon lapuk
dan pohon yang sudah mati, akan tetapi kondisi lumut yang tumbuh disana tidak
sesubur dengan kondisi lumut yang tumbuh pada pohon yang masih baik dan
kelembaban suhunya masih terjaga baik seperti pada hutan primer dengan ketinggian
tertentu. Jenis lumut yang biasa tumbuh pada pohon yang sudah lapuk dan mati
adalah jenis lumut floribundaria dan vesicularia , kedua jenis lumut tersebut termasuk
dalam kelas musci.

E. Cara Pengkoleksian Terhadap Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan
darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah
mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang
ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut.  Tumbuhan lumut
adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi daripada
golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap
lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam
perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio.
2.
B. Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini, berhubung karena
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki untuk
itulah kami minta maaf dan saran dari pembaca sangat bermanfaat untuk kesuksesan kami
dalam pembuatan makalah seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bawaihaty, N., dkk. 2014. Keanekaragaman dan Peran Ekologi Bryophyta di Hutan Sesaot
Lombok, (Nusa Tenggara Barat Diversity and Ecological Role Bryophyte in Sesaot
Forest, Lombok, West Nusa Tenggara). Jurnal Silvikultur Tropika, 05 (1), 13-17.

Fitria N. 2020. Keanekaragaman Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Di Kawasan Tahura Pocut


Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar Sebagai Sub Materi Pendukung Pembelajaran
Bryophyta Di Sman 1 Lembah Seulawah. SKRIPSI. Banda Aceh

Gradstein, S.R., 2003, Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional


Training  Course On Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens.
Bogor Indonesia.

Hasan, M. dan Ariyanti, N. S. 2004. Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional Gunung


Gede Pangrango Volume 1, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
Cibodas.

Lukitasari M. 2018. Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Deskripsi, Klasifikasi, Potensi


Dan Cara Mempelajarinya. CV. AE MEDIA GRAFIKA : Jawa Timur.

Tan, B.C. 2003. Bryophytes (Mosses). A Handout Lecture of Regional Training Course On
Biodeversity And Conversation of Bryophytes And Lichen. Bogor, Indonesia.

Tjitrosoepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai