Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BOTANI TUMBUHAN RENDAH

“BRYOPHYTA”

OLEH:
KELOMPOK II (Dua)

1. DIKI AYDIL AKBAR 5. ISMATUL AULIA


2. ANDI REZKY 6. SRI ULFYANDARI
LESTARI 7. MERRIANDARI
3. YUNITA KURNIA SARI 8. ASRIA
4. RISMAYANTI 9. ASMIRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT.yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring
dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.makalah ini
menjelaskan secara ringkas mengenai Lumut (Bryophyta).Penulis menyadari akan
kekurangan dari makalah ini. Karena Tak ada gading yang tak retak.oleh karena
itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
berguna bagi pembaca.

Kolaka,11 December 2019

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Pengertian Bryophyta.............................................................................................. 3
B. Struktur Bryophyta.................................................................................................. 4
C. Ekologi Bryphyta .................................................................................................... 5
D. Proses Reproduksi Bryophyta ................................................................................. 5
E. Klasifikasi Bryophyta ............................................................................................. 7
1) Musci (Lumut Daun)........................................................................................... 7
2) Hepaticae (Lumut Hati) ...................................................................................... 7
3) Anthocerotaceae (Lumut Tanduk) ...................................................................... 9
4) Licen (Lumut Kerak) .......................................................................................... 9
F. Peranan Bryophyta dalam Kehidupan................................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 122
A.Kesimpulan ............................................................................................................. 122
B. Saran ....................................................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 1313

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel
pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut
adalah pada pohon, kayu mati,kayu lapuk, serasah, tanah dan batuan dengan
kondisi lingkungan lembab dan penyinaranyang cukup. Kehidupan lumut
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti, suhu, kelembabandan cahaya.
Lumut yang hidup seperti pada pohon akan dipengaruhi oleh struktur
permukaankulit kayu atau tempat tersebut harus lembab dengan intensitas
cahaya yang cukup.
Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian
darikeanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian Ada
24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut
membutuhkan kondisilingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus
kehidupan tumbuhan tersebut. DivisiBryophyta dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut
tanduk (Anthocerotopyhta) hanya 500 spesies; dan lumut daun
(Bryopsida)memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus.
Bryophyta termasuk salah satu bagian kecil dari flora yang belum
banyak tergali jugamerupakan salah satu penyokong keanekaragaman flora.
Tumbuhan lumut tersebar luas danmerupakan kelompok tumbuhan yang
menarik. Mereka hidup di atas tanah, batuan, kayu, dankadang – kadang di
dalam air. Lumut hati dan lumut daun yang hidup menyendiri biasanyatidak
menarik. Namun dapat tampak bahkan menarik jika tumbuh berkelompok.
Padaumumnya jenis tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan
daratan, dansebagian besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan
lembab dan terlindung.Meskipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut
sejati (Bryopsida), dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya
mengalami peremajaan jika air tersedia kembali

1
Kelas Bryopsida terdiri dari ordo Archidiales, Polytrichales,
Fissidentales, Dicranales,Funariales, Eubryales, Isobryales, Buxbaumiales,
Hyponobryales dan Tetraphidales. Polytrichales merupakan lumut yang
memiliki penyebaran yang luas di dunia beberapa yang telah dikenali
sebanyak 19 genus dan lebih kurang 370 spesies.

Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem.


Seperti lahangambut sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut.
Sehingga keberadaanlumutsebagai penutup permukaan tanah juga
mempengaruhi produktifitas, dekomposisisertapertumbuhan komunitas di
hutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Bryophyta?
2. Bagaimana struktur dan bentuk bryophyta?
3. Bagaimana ekologi Bryophyta?
4. Bagaimana proses reproduksi Bryophyta?
5. Bagaimana klasifikasi Bryophyta?
6. Apakah peran dari bryophyte?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Bryophyta
2. Mengetahui struktur dan bentuk Bryophyta
3. Mengetahui ekologi Bryophyta
4. Mengetahui proses reproduksi bryophyte
5. Mengetahui klasifikasi Bryophyta
6. Mengetahui peran beryphyta

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bryophyta
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan
spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang
lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat
kecuali di laut
Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan
tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan
antara ketiga tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen
fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan
utama
Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan
berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan
mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri
dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul,
zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium
betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya
merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatic
Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena
lumut (kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan
makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada
substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan
berpembuluh juga berbeda
Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam
merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya
sangat tereduksi. Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan
generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama
perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit

3
B. Struktur Bryophyta

Bryophyta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:


1. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
2. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk
susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama
susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita
jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta).
3. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang
berbeda-beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian-
bagian sebagai berikut:
a) Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang membentuk
rizoid-rizoid epidermis.
b) Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan
korteks.
c) Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memanjang dan
berguna untuk mengangkut air dan garam-garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
4. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih
dari satu lapis sel. Sel–sel daun kecil , sempit panjang dan mengandung
kloroplas yang tersusun seperti jala.
5. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak
ada pertumbuhan membesar.
6. Rizoid tampak seperti rambut / benang-benang , berfungsi sebagai akar
untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-
garam mineral (makanan).

4
C. Ekologi Bryphyta
Bryophyta adalah kelas tanaman darat non-vaskular. Mereka
berukuran kecil dan herba dan biasanya tumbuh pada tikar. Lumut adalah
salah satu jenis yang paling umum dan terkenal dari bryophyta. Dalam
ekosistem tertentu, tanaman ini memiliki pengaruh yang sangat penting pada
kehidupan organisme di sekitar mereka. Hal ini terutama berlaku di hutan
hujan tropis dan di daerah beriklim basah, seperti boglands dan rawa-rawa.
Dalam iklim ini, bola lumut membentuk dan menyerap air. Air yang diserap
menjadi diresapi dengan zat yang berbeda dari tanaman itu sendiri. Misalnya,
ion tertentu dan unsur kimia masuk ke air sementara masih dalam bola lumut.
Setelah waktu yang singkat, bola lumut melepaskan air yang telah diperkaya,
yang mungkin telah menjadi asam. Air yang dirilis kadang-kadang
mengandung bahan organik dan, seiring waktu, dapat membuat ekosistem
baru, seperti rawa-rawa.

D. Proses Reproduksi Bryophyta


Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya.
Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang di bentuk dalam sporofit,
sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik
gamet jantan maupun betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam
gametangium, yaitu sebagai berikut:
1) Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol
dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut
leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Diatas
perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar, sel ini akan
megalami pembelahan dan menghasilkan sel telur.
2) Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti
gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan
didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid. Sel induk ini
membelah secara miosis dan menghasilkan spermatozoid yang bentuknya

5
seperti spiral pendek, sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya
terdapat dua bulu cambuk.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian
melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Jika anteredium
dan arkegium terdapat dalam satu individu mata tumbuhan lumut tersebut
berumah satu (monoesis). Sedangkan jika dalam individu hanya terdapat
anteredium atau arkrgonium saja maka tumbuhan tersebut berumah dua
(diesis).
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sprofit menghasilkan spora yang
akan berkecambah menjadi protomena. Selanjutnya dari protomena akan
muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom
(haploid) yang menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut
archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan)
yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid).
Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang
disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya.
Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada,
sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol
dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher.
Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama
(monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set
kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya
pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai
pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian
ujungnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis.
Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus
hidup telah lengkap.

6
E. Klasifikasi Bryophyta
1) Musci (Lumut Daun)

Gambar 2. Lumut Daun (Musci)


Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan
daun meskipun ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis
lumut yang banyak dijumpai sehingga paling banyak dikenal. Contoh-
contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria, Pogonatum
cirratum, dan Sphagnum. Ciri-ciri Lumut Daun adalah sebagai beikut:
 Memiliki struktur tubuh yang mirip batang, daun dan akar (Rhizoid)
tapi tak memiliki sel/jaringan seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endospore dan eksospora.
 Kumpulannya membentuk hamparan hijau yang luasdan memiliki sifat
seperti karet busa sehingga mampu menyerap dan menahan air.
 Mudah ditemukan (permukaan tanah, batu-batuan, kulit pohon dan
ditembok).
 Gametofitnya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu protonema (bertalus,
berbentuk benang) dan gametofora (berupa tumbuhan lumut).

2) Hepaticae (Lumut Hati)


Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual
dengan peleburan gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan
pembentukan gemmae. Lumut hati tubunya terbagi menjadi dua lobus,
sehingga tampak seperti lobus pada hati. lumut hati mencakup sekitar
6.500 spesies. Bentuk gametofit pada lumut tersusun dari struktur yang
membentuk hati pipih yang disebut dengan talus yang tidak terdiferensiasi

7
menjadi akar, batang dan daun. Dalam sporangium tumbuhan lumut hati
terdapat elatera (sel yang berbentuk gulungan) yang akan terlepas saat
kapsul terbuka dan membantu memancarkan spora. Contohnya adalah
Marchantia polymorpha.

Gambar 3. Lumut Hati (Hepaticae)


Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati
bertalus (thallose liverwort) dan lumut hati berdaun (leafy liverwort).
Lumut hati melekat pada substrat dengan rhizoid uniselluler. Pada
kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik.
Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan
tidak berklorofil. Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan
cara kapsul pecah menjadi 4 bagian memanjang atau lebih. Ciri-ciri lumut
hati adalah sebagai berikut:
 Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
 Gametofit berbentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk
seperti payung.
 Tidak memiliki jaringan meristematic sehingga sporofitnya terbatas.
 Berkembang secara generative dengan oogami, dan secara vegetative
dengan fragmentasi,tunas dan kuncup eram (gemma atau struktur
seperti mangkok dipermukaan gametofit).
 Lumut hati sering ditemui ditanah yang lembab, seperti hutan hujan
tropis.

8
3) Anthocerotaceae (Lumut Tanduk)

Gambar 4. Lumut Tanduk (Anthocerotaceae)


Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip
seperti tanduk hewan. Masing-masing mempunyai kloroplas tunggal
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut. Contohnya
adalah Anthoceros leavis.Ciri-ciri lumut Tanduk adalah:
 Tubuhnya mirip lumut hati namun sporofitnya membentuk kapsul
yang memanjang (seperti tanduk).
 Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi berlekuk.
 Rhizoid berada pada bagian ventral
 Berhabitat didaerah yang mempunyai kelembaban yang tinggi

4) Licen (Lumut Kerak)


Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dari golongan
Ascomycotina atau Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau
Cyanobacteria bersel satu (fikobion). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Lumut kerak
bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Dalam
hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan
terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang

9
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi
tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali

Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan dua tanaman yang


hidup bersama (bersimbiosis), yaitu antara fungi (jamur) dan yang
berwarna hijau disebut ganggang (alga) sehingga secara morfologi dan
fisiologi merupakan suatu kesatuan. Ganggang membuat makanan untuk
jamur. Sebab utama hijau yang dimilikinya memungkinkan ganggang
melakukan proses fotosintesis, memasak makanan. Sementara itu, tugas
jamur adalah member perlindungan terhadap kekeringan. Lichenes adalah
tanaman yang hebat. Berbeda dari lumut biasa yang tumbuh di tempat
lembap, lichenes bias tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang
sangat dingin dan kering. Lichenes ini hidup secara epifit pada pohon-
pohonan tetapi dapat juga hidup di atas tanah terutama di daerah sekitar
kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan juga gunung-gunung
yang tinggi

F. Peranan Bryophyta dalam Kehidupan


Dalam kehidupan, tumbuhan bryophyta juga memiliki manfaat, di
antaranya adalah:
1) Dalam ekosistem yang masih alami, bryophyta merupakan tumbuhan
perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati
oleh tumbuhan yang lain.
2) Bryophyta dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat
mencegah terjadinya banjir.
3) Bryophyta jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat
radang hati.
4) Bryophyta Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas
Bryophyta gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur
tanah.

10
5) Tumbuhan bryophyta memiliki peran dalam ekosistem sebagai
penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di
pepohonan,berbatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau
dengan bulu-bulu halus yang terdapat di setiap bagian tumbuhannya. Hidup di
rawa-rawa atau tempat yang lembab.Daun lumut tersusun atas selapis sel
berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang
daunnya dan segalanya.Adapun klasifikasi pada lumut diantaranya yaitu lumut
daun(music), lumut tanduk (anthocerotaceae), dan lumut hati (hepaticiae).
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya, reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid, yang di bentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gametnya ,baik gamet jantan
maupun gamet betina yang di bentuk dalam gametosit.
B. Saran
Sebagai mahasiswa sangat penting untuk mempelajari tumbuhan lumut
mengingat keanekaragaman tumbuhan lumut yang terdapat di Indonesia
memiliki potensi sebagai obat-obatan karena mengandung zat aktifnya. Hal
tersebut juga dapat membuka peluang ekonomi yang besar bagi industry obat-
obatan yang membutuhkan bahan baku alami sebagai bahan dasar untuk
membuat obat-obatan dan keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri dapat
dipertahankan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Haspara, 2004,Biologi. Widia Duta, Surakarta.
Kimball, J. W.,1992,Bioligi, Erlangga, Jakarta.
Lovelles,1989, Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerak Tropik
2.Erlangga, Jakarta.
Prawirohartono,Slamet.1989.Biologi.Erlangga, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai