Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EMBRIOLOGI TUMBUHAN

PERKEMBANGAN BRYOPHYTA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
1. TRI WULANDARI (2110801005)
2. TIARA NURHALIZAH (2110801010)
3. LINCOLN WAHYU ANJANI (2120801012)
4. NURMALA (2120801021)

Dosen Pengampu :

BINAR AZWAR ANAS HARFIAN,S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu


Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Bryophyta”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui pengembangan internet di
desa-desa. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.

Palembang, 27 February 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................v
BAB I...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan...........................................................................................1
BAB II.....................................................................................................2
A. Ciri – Ciri Bryophyta....................................................................3
B. Reproduksi Bryophyta.................................................................. 3
C. Daur Hidup Bryophyta..................................................................4
D. Klarifikasi Bryophyta................................................................... 5
E. Manfaat Bryophyta....................................................................... 10
BAB III................................................................................................... 11
A. Kesimpulan...................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 12
SOAL EVALUASI............................................................................... 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anthoceros Leavis................................................................ 6


Gambar 2 Anthoceros Fusiformis........................................................ 6
Gambar 3 Marchantia polymorpha...................................................... 7
Gambar 4 Riccia Fluintas..................................................................... 7
Gambar 5 Plagiochilia asplenoides...................................................... 7
Gambar 6 Pnellia Epiphylla..................................................................7
Gambar 7 Andreaaea Rupestris............................................................ 8
Gambar 8 Sphagnum Fimbriatum....................................................... 9
Gambar 9 Sphagnum Spuarrosum....................................................... 9
Gambar 10 Sphagnum Autifolium....................................................... 9
Gambar 11 Polytrichum Communae.................................................... 10
Gambar 12 Pogonatum Cirrhatum.......................................................10

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesies dari Ordo Anthocerotales...................................... 6


Tabel 2.2 Spesies dari Ordo Marchantiales....................................... 7
Table 2.3 Spesies dari Ordo Jungermaniels........................................7
Table 2.4 Spesies dari Ordo Andreales............................................... 8
Table 2.5 Spesies Dari Ordo Sphagnales.............................................9
Table 2.6 Spesies Dari Ordo Bryales................................................... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia tumbuh–tumbuhan dikenal sebagai Kingdom plantae. Anggota
kingdom plantae meliputi Kormophyta , yaitu kelompok tumbuhan yang sudah
dapat dibedakan dengan jelas akar , batang, dan daunnya. Kormophyta
dibedakan menjadi dua berdasarkan cara perkembangbiakannya, Yaitu
Kormophyta Berspora dan Kormophyta Berbiji. Lumut Bryophyta Dan Paku –
Pakuan (Pteridophyta) termasuk Kormophyta Berspora. Pada tumbuhan lumut ,
fase gametofit lebih dominan, sedangkan pada tumbuhan paku, fase
sporofitnya yang dominan.
Secara Umum Bryophyta memiliki bentuk tubuh tumbuhan yang rendah,
dengan tinggi hanya beberapa milimeter dan tegak di permukaan tanah. Bentuk
tubuh lumut merupakan peraliham dari thalus kebentuk kormus. Habitat
Bryophyta sangat beragam, mereka dapat hidup di permukaan tanah, bebatuan
maupun menempel di pohon-pohon. Karena kemampuan hidup yang istimewa
tersebut, maka sering kali lumut disebut tumbuhan pioneer, karena setelah
Bryophyta mengawali kehidupan pada permukaan yang tandus, segera akan
diikuti oleh semakin beragamnya jenis tumbuhan lain yang hidup di Kawasan
tersebut. Dengan demikian maka tampak bahwa tumbuhan lumut memiliki
peran yang sangat penting dalam suatu ekosistem.(Sulistyowati, 2014).

B. Tujuan
Tujuan dari pembahasan Makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Ciri – Ciri Bryophyta.
2. Reproduksi Bryophyta.
3. Daur Hidup Bryophyta.
4. Klarifikasi Bryophyta.
5. Manfaat Bryophyta.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Tumbuhan Lumut (Bryophyta) , berasal dari Bahasa Yunani (Bryon)


merupakan tumbuhan pertama yang hidup didarat. Lumut merupakan tingkat
struktural yang paling sederhana diantara semua tanaman darat. Lumut dapat
ditemukan diberbagai tempat , mulai dari kutub utara (arktika) melintasi daerah
tropis hingga ke daerah kutub selatan. Meskipun lumut menyukai tempat yang
lembab , tumbuhan tersebut dapat juga hidup didaerah gurun, lumpur, dan sungai.
Hal ini dikarenakan ketergantungan lumut yang masih sangat tinggi terhadap air,
karena air ini memiliki peran peting dalam reproduksi lumut itu sendiri.
Spermanya seperti sperma alga hijau, memiliki flagela dan harus berenang dari
anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Bryophyta penyebarannya
menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta
tahun yang lalu (Syarief, 2009).

Menurut Vahista (1980), Bryophyta merupakan jenis tumbuhan rendah


yang pertama beradaptasi dengan lingkungan darat, tidak seperti halnya jamur
yang mesti kehilangan klorofil. Para ahli tertarik nya peralihan bentuk thallus ke
bentuk kormus. Bryophyte menunjukan adanya kemajuan-kemajuan dibandingkan
dengan thalophyta, antara lain :

a. Sekalipun ada yang serupa thallus, tapi sudah memiliki jaringan pengangkut
bersifat ototrof.
b. Adanya fase gametofit yang menyolok atau jelas tampak.

Bryophyta atau Lumut adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio,


berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun. Lumut mengalami
metagenesis yaitu terjadinya pergiliran keturunan antara gametofit dan sporofit.
Gametofit merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang
menghasilkan sperma atau ovum, sedang sporofit merupakan generasi yang
menghasilkan spora. Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan)
berbentuk seperti gada yang menghasilkan sperma dan arkhegonium (sel kelamin
betina) berbentuk seperti botol yang menghasilkan ovum. Selain pembiakan

2
generatif lumut juga berkembangbiak secara vegetatif yaitu dengan kuncup dan
daya regenerasi yang tinggi (Syarief, 2009).

A. CIRI – CIRI BRYOPHYTA


Adapun ciri – ciri Bryophyta yaitu :
a. Pada umumnya bekuran kecil dengan tinggi kurang dari 2 cm
b. Lumut tidak memiliki akar, batang, dan daun.
c. Lumut memiliki Rizoid.
d. Dinding sel tersusun atas sellulose.
e. Hidup dirawa – rawa atau ditempat yang lembap
f. Gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium.
g. jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai
berikut :
 Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang membentuk
rizoid – rizoid epidermis.
 Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel
dinamakan korteks.
 Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang
dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral
(makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
h. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak
ada pertumbuhan membesar.
i. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
 Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
 Seta atau tangki.
 Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan
peralihan antara seta dan kotak spora.
 Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas
menjadi tudung kotak spora.
 Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam
pembentukan spora.

3
B. Reproduksi Bryophyta
Lumut dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual (Vegetatif) dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui
pembentukan tunas (gemma) , penyebaran spora, dan fragmentasi.Reproduksi
seksual (generatif) dilakukan dengan cara peleburan antar sel gamet jantan
(spermatozoid) dan gamet betina (ovum). Spermatozoid dihasilkan oleh alat
kelamin jantan (anteridium), sedangkan ovum dihasilkan oleh alat kelamin
betina (arkegonium). Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet–
gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam
gametofit ( Hanny, 2006).
Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol
dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti
gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan
didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid

Berdasarkan letak anteridium dan arkegonium , lumut dapat dibedakan


atas dua kelompok berikut :

1. Lumut Homotalus , merupakan kelompok lumut yang memiliki


anteridium dan arkegonium pada satu tubuh (talus). Lumut demikian
disebut juga lumut berumah satu.
2. Lumut Heterotalus , merupakan kelompok lumut yang masing – masing
talusnya memiliki anteridium dan arkegonium saja. Lumut demikian
disebut juga dengan lumut berumah dua.

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui


suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.

C. Daur Hidup Bryophyta


Tumbuhan mengalami metagenesis, yaitu pergiliran keturunan antara fase
gametofit dan fase sporofit. Fase gametofit lebih dominan dibangdingkan fase
sporofit. Struktur yang sering kita lihat berupa tumbuhan lumut adalah fase
gametofit yang haploid (n).

4
Daur hidup lumut bermula dari spora haploid yang jatuh ditempat lembap
dan tumbuh menjadi Protonema. Protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan
lumut. Tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (Penghasil
Spermatozoid) dan arkegonium (Penghasil Sel Telur). Fase ini disebut
sebagai fase gametofit karena terjadi pembentukan gamet pada lumut tersebut.
Kemudian, penyatuan sel telur dan sel spermatozoid akan membentuk zigot
yang bersidat diploid. Zigot akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
menghasilkan sporogonium. Melalui meiosis dalam sporogonium, akan
dihasilkan spora yang haploid. Fase ini disebut sebagai fase sporofit karena
dihasilkan spora. Spora yang jatuh ditempat yang lembap akan tumbuh dan
berkembang menjadi protonema. Begitu seterusnya daur hidup terulang lagi
( Bransfield, 2002).

D. Klasifikasi Bryophyta

Menurut Campbell (2002), Bryophyta terdiri atas dua kelas. Yaitu kelas
Hepaticae (Lumut Hati) dan kelas Musci (Lumut Daun). Keduanya berbeda
bentuk susunan tubuh dan perkembagan gametangium (lumut hati) serta
sporogoniumnya. Klasifikasi Bryophyta adalah sebagai berikut :

1. KELAS : HEPATICAE ( Lumut Hati )

Talusnya pipih dorsiventral , berwarna hijau , agak berdaging,


bercabang menggarpu, bagian ventral terdapat rizoid, dan sisik – sisik
ventral. Hidup ditanah lembab, bebatuan dan batang pohon . kelas ini
mencakup 3 ordo yaitu Anthocerotales, Marchantiales, Jungermaniels.

a. Ordo Anthocerotales

Terdiri satu familia saja, yakni famili Anthocerotaceae. Gametofit


memiliki talus berbentuk cakram dengan tepih teroreh, bisanya melekat
pada tanah dengan rizoid.

Lumut ini memiliki talus sederhana, sel – selnya memiliki satu


kloroplas seperti pada alga. Disisi bawah talus terdapat stoma yang
hampir selalu terisi lendir. Anteridium terkumpul dalam suatu lekukan

5
disisi atas talus, demikian pila arkegoniumnya. Sporangium tidak
terangkat, berbentuk seperti tanduk dengan panjang 10 sampai 15 cm.

Contoh spesies :
 Anthoceros fusiformis
Tabel 2.1 Gambar Spesies dari Ordo Anthocerotales

Gambar : Anthoceros Leavis Gambar : Anthoceros


Fusiformis

b. Ordo Marchantiales

Talus berbentuk pita, berdaging, berwarna hijau, lebar sekitar 2 cm,


bercabang menggarpu dengan rusuk tengah yang tidak begitu jelas.
Disisi bawah talus terdapat rizoid dan sel – sel yang menyerupai daun
yang dinamakan sisik vntral. Disisi atas talus terdapat kuncup, sebagai
alat pembiak vegetatif. Gametangium didukung oleh tangkai yang
tumbuh tegak, berumah dua, jadi arkegonium dan anteredium terdapat
pada talus terpisah.

Tangkai pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor dan


tangkai pendukung anteridium dinamakan anteridiofor. Arkegonium
menghasilkan sel telur, sedangkan anteridium menghasilkan
spermatozoid. Dengan perantara air sprematozoid membuahi ovum
membentuk zigot jadi pembuahan lumut kebanyakan terjadi saat musim
penghujan. Ordo Marchantiales terbagi menjadi 2 famili, yaitu:

 Familia : Marchantiaceae

Contoh Spesies : Marchantia polymorpha

Marchantia geminata

6
 Familia : Ricciaceae

Contoh Spesies : Riccia Fluintans

Riccia Nutans

Tabel 2.2 Gambar Spesies dari Ordo Marchantiales

Gambar : Marchantia polymorpha Gambar : Riccia Fluintas

c. Ordo Jungermaniels

Umumnya talusnya kecil, berbentuk pita kecil dengan berbentuk


percabangan menggarpu menyerupai Marchantia. Hidup diatas tanah,
menempel (epifit) pada batang pohon atau pada daun pohon – pohon
dihutan. Kebanyakan telah memiliki bagian seperti batang dengan dua
baris semacam daun – daun kecil yang letaknya agak miring.
Ordo Jungermaniels terbagi menjadi 2 famili, yaitu :
 Familia : Acrogynaceae
Contoh Spesies : Plagiochila Asplenoides
 Familia : Anacrogynaceae
Contoh Spesies : Pnellia Epiphylla

Tabel 2.3 Gambar Spesies dari Ordo Jungermaniels

Gambar : Plagiochilia asplenoides Gambar : Pnellia Epiphylla

7
2. KELAS : MUSCI (lumut daun)
Musci lebih maju dibandingkan dengan Hepaticae karena telah
memiliki batang dan daun sederhana, meski akarnya masih berupa rizoid.
Tumbuh diatas tanah yang lembab, batu cadas, batang pohon, dan air. Alat
kelamin terkumpul pada ujung batang dan pada ujung cabang. Ada yang
berumah satu (monoesis) dan berumah dua (diesis). Talus lumut jantan
biasanya berukuan kecil, setelah membentuk beberapa daun segera
menghasilkan anteridium. Talus lumut betina mempunyai banyak daun
dan menghaslkan arkegonium. spora yang dihasilkan lumut jantan lebih
kecil daripada spora yang dihasilkan lumut betina. Jadi, pada msci mulai
tampak gejala heterospori. Didaerah gambut lumut dapat menutupi areal
yang sangat luas. Kelas musci meliputi 3 ordo, yaitu Andreales,
Sphagnales, dan Bryales.
a. Ordo Andreales

Ordo Andreales hanya terdiri satu famili , yakni


familia Andreaceae, dengan satu marga Andreaeae. Protenema
berbentuk seperti pita bercabang – cabang . kapsul spora mula - mula
diselubungi kaliptra berbentuk seperti tutup kepala bayi. Kolumela
diselubungi jaringan sporogen.

Contoh spesies :

 Andreaaea Rupestris

Tabel 2.4 Gambar Spesies dari Ordo Andreales

Gambar : Andreaaea Rupestris

8
b. Ordo Sphagnales

Ordo Sphagnales hanya terdiri satu family yakni


familia Sphagnaceae dengan satu marga Sphagnum. Kebanyakan hidup
dirawa – rawa membentuk rumpun atau bantalan. Lumut yang telah
mati akan membentuk tanah gambar. Protenema berbentuk seperti daun
kecil, tepinya bertoreh, terdiri atas selapis sel.

Contoh Spesies :

 Sphagnum Fimbriatum
 Sphagnum Spuarrosum
 Sphagnum Autifolium
Tabel 5. Gambar Spesies Dari Ordo Sphagnales

Gambar : Sphagnum Gambar : Gambar : Sphagnum


Fimbriatum Sphagnum Autifolium
Spuarrosum

c. Ordo Bryales
Ordo bryales sebagian besar berupa lumut daun. Kapsul spora telah
mengalami diferensiasi yang maju. Sporangium bertangkai yang
dinamakan seta dimana pangkalnya tertanam dalam jaringan tumbuhan
gametofitnya. Bagian atas seta dimanakan apofisis. Didalam kapsul
spora terdapat ruang – ruang spora yang dipisahkan oleh jaringan
kolumela. Bagian atas dinding kapsul spora erdapat tutup (operculum),
yang tepinya terdapat lingkaran sempit disebut Cincin. Sel – sel cincin
ini mengandung lendir sehingga dapat mengembang dan menyebabkan
terbukanya operculum. Ordo Bryales meliputi beberapa famili
diantaranya famili Polytritrichaceae.
Contoh Spesies :

9
 Polytrichum Communae
 Pogonatum Cirrhatum

Tabel 2.6 Gambar Spesies Dari Ordo Bryales

Gambar : Polytrichum Gambar : Pogonatum Cirrhatum


Communae

E. Manfaat Bryophyta
Berikut ini adalah beberapa manfaat tumbuhan lumut bagi manusia
yaitu
a. Machantia Polymorpha sebagai obat penyakit Hepatitis.
b. Sphagnum Fimbriatum, Sphagnum Squarrosum, Sphagnum
Acutifolium, Sphagnum Ruppinense sebagai Pengganti Kapas.
c. Sebagai bantalan lumut di hutan , mampu menyerap air hujan dan air
salju yang mencair.
d. Lumut gambut di daerah rawa sebagai penyubur tanah.
e. Lumut merupakan vegetasi perintis ( tumbuhan pionir )

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Bryophyta (Lumut)


adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio, berspora tapi belum
mempunyai akar, batang dan daun. Lumut mengalami metagenesis yaitu
terjadinya pergiliran keturunan antara gametofit dan sporofit. Gametofit
merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang menghasilkan
sperma atau ovum, sedang sporofit merupakan generasi yang menghasilkan
spora. Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti
gada yang menghasilkan sperma dan arkhegonium (sel kelamin betina)
berbentuk seperti botol yang menghasilkan ovum.

 Menurut letak gametangia, lumut dibedakan menjadi :


1. Lumut berumah satu : bila anteridium dan arkegonium terdapat dalam
satu individu.
2. Lumut berumah dua: bila dalam satu individu terdapat anteridium dan
arkegonium saja.
 Klarifikasi Lumut di bedakan menjadi 2 kelas :
1. Hepaticae (lumut hati)
2. Musci (lumut daun)
 Peranan lumut dalam kehidupan :
a. Spagnum merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti
kapas dan sebagai bahan bakar.
b. Lumut hati sebagai indikator daerah yang lembab dan dipakai obat
penyakit hati (hepatitis).
c. Lumut bersama dengan algae membentuk liken (lumut kerak) yang
merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang gersang.
d. Di hutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan dan salju yang
mencair, sehingga mengurangi kemungkinan adanya banjir dan
kekeringan di musim panas.
e. Lumut gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah

11
DAFTAR PUSTAKA

Bransfield, P. 2002. A2 Level Biology. London : Longman

Campbell. 2002. Biologi . Jiilid 1 . JAKARTA : penerbit Erlangga

Desy Aristria Sulistyowati, L. K. P. dan E. W. (2014). Keanekaragaman


Marchantiophyta Epifit Zona Montana di Kawasan Gunung
Ungaran, Jawa Tengah Desy Aristria Sulistyowati , Lilih Khotim
Perwati dan Erry Wiryani Abstrak, 16(1).

Henny Riandari. 2006. Biology Billigual : penerbit Tiga serangkai

Syarief. 2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK

Vahishta.P.C.1980. Botani Bryophyta.Newdelhi : Lpd

12
SOAL EVALUASI

1. Jelaskan tentang peranan bryophyta!


Jawaban: Lumut mempunyai manfaat terhadap manusia, seperti
Marchantia polymorpha, lumut ini termasuk kedalam klasifikasi
lumut hati, dan sesuai dengan namanya lumut ini dapat digunakan
sebagai pengobatan hepatitis (infeksi pada hati). Jenis jenis lumut
gambut seperti Sphagnum yang termasuk kedalam klasifikasi lumut
daun dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.
Dalam lingkungan, lumut mempunyai peran sebagai penyedia
oksigen, penyimpan air. Lumut dapat menyimpan air yang
tertangkap diantara daun dan tangkainhya karena selnya seperti
rozoid dan sel parenkim nya yang dapat menyerap air dan garam
mineral dan bersifat seperti spons.

2. Bagaimana reproduksi pada Bryophyta?


Jawaban: Bryophyta (tumbuhan lumut) dapat bereproduksi secara aseksual
(vegetatif) dan secara seksual (generatif). Reproduksi aseksual
terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel
induk spora di dalam sporangium (kotak spora), Reproduksi
seksual (generatif) dilakukan dengan cara peleburan antar sel gamet
jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum).

3. Bagaimana struktur tubuh Bryophyta?


Jawaban: Bryophyta memiliki ukuran tubuh yang kecil, tetapi tersusun
atas struktur-struktur yang disebut sebagai struktur gametofit dan
struktur sporofit. Stuktur gametofit merupakan bagian dari
tumbuhan lumut yang berperan dalam menghasilkan sel gamet
jantan maupun betina.

4. Apa manfaat Bryophyta dalam ekosistem?


Jawaban: Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem, diantaranya
sebagai peresap air (sifat selnya menyerupai spon), untuk

13
memepertahankan kelembaban, penghasil oksigen melalui proses
fotosintesis yang cepat dan sebagai penyerap polutan

5. Kenapa lumut termasuk Bryophyta?


Jawaban: Karena lumut merupakan jenis tumbuhan yang nggak punya
organ sejati (akar, batang, dan daun). Mereka menggunakan rhizoid
atau mirip akar yang digunakan untuk menempel pada tanah maupun
media lainnya.

6. Bagaimana daur hidup tumbuhan lumut?


Jawaban: Daur hidup lumut bermula dari spora haploid yang jatuh
ditempat lembap dan tumbuh menjadi Protonema. Protonema akan
tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut akan
menghasilkan anteridium (Penghasil Spermatozoid) dan arkegonium
(Penghasil Sel Telur). Fase ini disebut sebagai fase gametofit karena
terjadi pembentukan gamet pada lumut tersebut. Kemudian, penyatuan
sel telur dan sel spermatozoid akan membentuk zigot yang bersidat
diploid. Zigot akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
menghasilkan sporogonium. Melalui meiosis dalam sporogonium,
akan dihasilkan spora yang haploid. Fase ini disebut sebagai fase
sporofit karena dihasilkan spora. Spora yang jatuh ditempat yang
lembap akan tumbuh dan berkembang menjadi protonema. Begitu
seterusnya daur hidup terulang lagi.

7. Bagaimana cara Bryophyta beradaptasi agar dapat bertahan hidup di daratan?


Jawaban:
Bryophyta(tumbuhan lumut) dapat bertahan di dataran dengan cara yaitu
gametofit dan juga sporofit. Fase gametofit ialah siklus hidup lumut yang
menghasilkan gamet sedangkan fase sporofit ialah saat lumut menghasilkan
spora. Dalam siklus hidup gametofit lebih mendominasi daripada fase
sporofit.

14
8. Apakah Bryophyta memiliki sistem pembuluh angkut?
Jawaban: Bryophyta adalah tumbuhan yang tak memiliki pembuluh
angkut (nonvaskular).

9. Dimana habitat Bryophyta?


Jawaban: Tumbuhan pada divisi bryophyta atau briofita ini hidup di tempat
yang basah, seperti tanah lembap, rawa, dan arus air.

10. Apakah Bryophyta menghasilkan spora?


Jawaban: Bryophyta merupakan bagian dasar dari pohon filogenik untuk
tumbuhan yang ada di wilayah daratan, dengan struktur tubuh
dengan fase gametofit dan sporofit yang berumur
pendek. Bryophyta memiliki tahapan seksual (gametofit) pada siklus
hidupnya dan tahapan sporofit dengan organ
penghasil spora (sporangium)

15

Anda mungkin juga menyukai