Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Disusun Oleh
Kelompok 3:
1. Adelin Andara
2. Ahmad Yusuf K
3. Alif Sahwal
4. Ananda Reski A
5. Astri
6. Dasya Davana M

SMA NEGERI 1 NUNUKAN SELATAN


X IPA 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kita
hikmat dan akal budi sehingga tugas makalah yang berjudul “Tumbuhan Lumut
(Bryophyta)” ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikan penulisan naskah ini. Kami
menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun karya tulis
sederhana ii, tetapi kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun karya tulis
sederhana ini, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala ,masukan dan
kritik sangat kami harapkan semi perbaikan tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terima Kasih.

Nunukan, Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2

A. Pengertian & Ciri-Ciri...................................................................................................2


B. Struktur Tubuh..............................................................................................................3
C. Klasifikasi........................................................................................................................4
D. Reproduksi......................................................................................................................6
E. Peranan ...........................................................................................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

DOKUMENTASI...............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan,
bebatuanatau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang
terdapatdisetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan
lumut sebagaitumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di
tempat-tempatyang tidak layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan
lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk
manusia khususnya untuk pengobatan.
Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum
tumbuhanlain mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut tumbuhan
pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan dapat
menjangkau area yang cukup luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah
sebagai unsur hara dan pupuk bagi tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut
yang masih hidup.
Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies
tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Dalam
ekosis temtumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai penyerap
polutan. Disampingitu tumbuhan lumut dapat hidup di wilayah-wilayah dimana tumbuhan
lain tidak tumbuh.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Bryophyta (Tumbuhan Lumut).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
3. Untuk mengetahui struktur tubuh Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
4. Untuk mengetahui klasifikasi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
5. Untuk mengetahui cara reproduksi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
6. Untuk mengetahui peranan hidup Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

C. Manfaat
1. Memberikan informasi kepada siswa mengenai Bryophyta (tumbuhan limut) sebagai
bahan belajar bersama.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian & Ciri-Ciri
Tumbuhan lumut atau Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, bryon yang berarti
lumut dan phyton yang memiliki arti tumbuhan. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
peralihan dari tumbuhan bertalus (Thallophyta) yaitu tidak dapat dibedakan antara akar,
batang, dan daunnya menuju tumbuhan berkormus (Cormophyta) yaitu dapat dibedakan
antara bagian akar, batang, dan daunnya. Selain itu lumut juga tidak memiliki pembuluh
xylem dan floem. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah dan masuk
kedalam golongan tumbuhan epifit yang banyak dijumpai pada batang pohon, kayu mati,
kayu lapuk, tanah, maupun batuan. Tumbuhan lumut lebih menyukai tempat-tempat yang
bersuhu dingin atau di tempat yang lembab.
Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit, yaitu generasi yang menghasilkan
sel kelamin (gamet). Gamet jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh anteridium dan gamet
betina (ovum) dihasilkan oleh arkegonium. Anteridium didukung oleh anteridiofor dan
arkegonium didukung oleh arkegoniofor. Sprofit merupakan badan pembentuk spora yang
berkembang dari zigot (peleburan ovum dan spermatozoid).
Adapun ciri-ciri dari tumbuhan lumut antara lain:
1. Ukuran tumbuhan lumut hanya 10-20 cm dan lebar 1-2 cm.
2. Multiseluler (memiliki banyak sel).
3. Eukariotik (memiliki membran inti).
4. Tubuhnya tersusun atas sel-sel yang terdiri dari selulosa.
5. Pada permukaan luar tubuh terdapat lapisan lilin untuk menahan masuknya air.
6. Memiliki lapisan kulit dalam yang terdiri dari beberapa lapisan sel yang disebut
dengan korteks.
7. Peralihan dari Thallophyta (tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun) ke
Cormophyta (dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun).
8. Berwarna hijau karena mempunyai klorofil.
9. Tidak memiliki bunga dan biji serta tidak memiliki jaringan pengangkut (xylem dan
floem).
10. Memiliki silinder pusat yang tersusun dari sel parenkimatik yang memiliki fungsi
sebagai pengangkut air juga garam-garam mineral sebagai sumber makanan.
11. Berkembangbiak dengan menghasilkan spora.
12. Gametofit lebih dominan daripada sporofit.

2
B. Struktur Tubuh
Struktur tubuh tumbuhan lumut belum dapat dibedakan antara bagian akar, batang,
dan daun. Tumbuhan lumut tergolong kedalam tumbuhan bertalus yang artinya tidak
memiliki akar, batang, serta daun sejati juga tidak memiliki pembuluh xylem dan floem.
1. Rhizoid (akar)
Tumbuhan lumut tidak memiliki akar yang sebenarnya. Lumut hanya memiliki
akar semu disebut rhizoid yang berbentuk menyerupai benang untuk melekatnya
tumbuhan lumut di tempat tumbuhnya. Fungsi dari rizhoid sendiri seperti hal fungsi
akar pada umumnya, yaitu melekat pada tempat tumbuh (substrat) serta menyerap air
dan unsur hara. Rhizoid melakukan menyerapan dengan cara difusi osmosis yaitu
peristiwa berpindahnya air melewati membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang pekat. Rhizoid pada tumbuhan lumut hanya terdiri dari
satu lapis sel yang memanjang, tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi pada umunya
yang memiliki bermacam-macam jaringan serta memiliki berkas-berkas pengangkut.
2. Batang
Lumut merupakan tumbuhan yang belum menunjukkan secara jelas adanya
batang, hal ini yang menjadi alasan tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan
dari talofita menuju kormofita. Lumut hati dan lumut tanduk tidak berbatang dan
tidak mempunyai pembuluh angkut. Tubuhnya berbentuk lembaran (talus).
Sedangkan lumut daun mempunyai batang sederhana dengan pembuluh angkut
tunggal.
Bagian ujung tubuh lumut memiliki titik tumbuh yang terdapat sel pemula di pagian
ujungnya. Sel pemula ini biasanya membentuk 4 kerucut terbalik serta membuat sel
baru. Batang tumbuhan lumut jika disayat melintang dan diamati menggunakan
mikroskop, akan tampak bagian-bagian antara lain.
1) Epidermis, Merupakan lapisan jaringan terluar yang terdiri dari selapis sel tipis.
Sel-selnya sebagian besar membentuk rhizoid dan memanjang
2) Korteks, Korteks merupakan lapisan yang berada di bawah epidermis yang
tersusun dari beberapa lapis sel
3) Silinder Pusat, Tersusun dari sel-sel parenkim dimana sel-selnya tersusun
memanjang mengikuti arah dari batang, selain itu parenkim menjadi jaringan
pengangkut mengingat pada silinder pusat belum terdapat jaringan pengangkut.

3
3. Daun
Lumut hati dan lumut tanduk tidak mempunyai struktur daun. Lumut daun
mempunyai daun sedrhana, berbentuk pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut di
dalam ibu tulang daun, dan mengandug kroloplas.
Sistem transportasi tumbuhan lumut terjadi cara air masuk ke dalam tubuh
Bryophyta secara ambibisi. Imbibisi adalah proses penyerapan air oleh dinding sel
dan plasma sel dari luar sel. Selanjutnya, air tersebut didistribusikan ke bagian-
bagian tubuh secara difusi.

Struktur Tubuh Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

C. Klasifikasi
Tumbuhan lumut memiliki jenis yang cukup melimpah. Saat ini jumlah lumut yang
sudah ditemukan memiliki jumlah yang berkisar 16.000 spesies dan kemudian
dikelompok menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, antara lain:
lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun.
1. Lumut Hati (Hepaticopsida)
Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah.
Hepaticopsida (lumut hati) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Generasi gametofit berupa talus dan berbentuk lembaran-lembaran seperti hati.

4
b) Talus berwarna hijau dengan percabangan menggarpu. Pada sisi bawah terdapat
selapis sel-sel yang mempunyai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik
ventral. Talus melekat pada substrat dengan bantuan rhizoid.
c) Sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina.
 Contoh dari Hepaticopsida (lumut hati) yaitu:

Marchantia Polymorpha Lunuria sp.

2. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)


Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan.
Anthocerotopsida (lumut tanduk) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Generasi gametofit berupa talus dengan tepi rata atau bertoreh.
b) Sporofit tertancap di dalam gametofit, tetapi kapsul sporofit berada di luar talus
berbentuk seperti tanduk (horn).
c) Pangkal kapsul sporofit dilindungi oleh involukrum.
 Contoh dari Anthocerotopsida (lumut tanduk) yaitu:

Notothylas sp. Anthoceros sp.

5
3. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap,
menempel pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Bryopsida
(lumut daun) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Generasi gametofit berupa talus yang bentuknya seperti tumbuhan kecil.
b) Talusnya mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral.
Daun berfungsi untuk fotosintesis. Pada bagian dasar batang semu terdapat rhizoid
yang berbentuk seperti benang-benang halus dan berfungsi sebagai akar. Pada
bagian pucuk terdapat alat perkembangbiakan generatif berupa anteridium dan
arkegonium.
c) Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri, serta
bersifat sebagai parasit terhadap gametofit.
 Contoh dari Bryopsida (lumut daun) yaitu:

Sphagnum sp. Polytrichum sp.

D. Reproduksi
Tumbuhan lumut bereproduksi secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi
tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara teratur antara
generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Generasi sporofit menghasilkan spora,
sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gametofit
merupakan generasi yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut. Reproduksi
generatif dilakukan melalui perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina.
Reproduksi genertif dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Membentuk spora haploid (n) yang bersifat homospora.
b. Membentuk mangkuk gemma (gemma cup).

6
Berikut ini bagan metagenesis tumbuhan lumut

E. Peranan Hidup
Tumbuhan lumut memiliki ukuran yang sangat kecil, dibalik ukurannya yang kecil
tersimpan banyak sekali manfaat yang membuat tumbuhan ini tidak boleh diabaikan
begitu
saja. Selain memiliki peran penting dalam bidang ekologi, tumbuhan lumut juga
mengandung zat yang membuatnya berperan penting dalam bidang pengobatan.
1. Manfaat lumut bagi tumbuhan lain dan hewan
Tumbuhan lumut memiliki peran penting dalam keseimbangan air juga
akumulasi humus. Tumbuhan lumut memiliki tekstur seperi spon sehingga ia mampu
menyimpai curah hujan. Tumbuhan lumut menjadi habitat penting untuk organisme
lain, terutama terhadap populasi hewan invertebrata. Tumbuhan lumut juga sebagai
bahan makanan oleh hewan. Contoh hewan yang memanfaatkan tumbuhan lumut
sebagai sumber makanannya antara lain: Nematoda, Molusca, Arthropoda, Semut,
Belalang yang hidup di batu.
2. Manfaat lumut bagi manusia
a) Sebagai indikator deposit mineral, dikarenakan sistem penyaringan pada lumut
masih belum begitu sempurna di bandingkan dengan sistem penyaringan pada

7
tumbuhan tingkat tinggi. Hal ini yang membuat tumbuhan lumut lebih dipercaya
sebagai indikator terhadap mineral.
b) Lumut dapat dimanfaatkan sebagai holtikultura, seperti sebagai bahan tanah
tambahan, lumut juga dimanfaatkan sebagai ground cover bonsai dan ground
cover perkebuan, juga dapat dibuat menjadi karpet lumut yang berperan sebagai
menstabikan tanah dan menahan kelembapan atau uap.
c) Lumut dapat dimanfaatkan dalam bidang pengobatan. Kandungan ekstrak lumut
dapat dimanfaat sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan, dapat
menurunkan tekanan darah, epilepsi, antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka
bakar, luka sayatan, mampu memicu pertumbuhan rambut, menghilangkan racun
dari bisa ular, mendegradasi logam berat. Manfaat tumbuhan lumut sangat luar
biasa, namun masih tumbuhan lumut masih sangat minim menjadi perhatian.
Kenyataan tersebut terjadi kemungkinan dikrenakan bentuk lumut yang sangat
kecil sehingga mengalami sedikit kesulitan dalam pengambilan sampel. Beberapa
penggunaan tumbuhan lumut sebagai obat tradisional antara lain seperti pada
Hepaticae (lumut hati):
 Conocephalum conicum: berparan aktif sebagai antimikrobial, antifungal,
antipiretik, antidot, mengobati luka bekas sayatan, luka bakar, patah tulang,
bengkak, keracunan tergigit ular, dan juga batu empedu
 Frullania tamarisci : aktif berperan sebagai antiseptik.
3. Manfaat lumut bagi ekosistem
Tumbuhan lumut kaya akan manfaat. Tumbuhan lumut bermanfaat bagi hewan
dan tumbuhan lain juga bermanfaat bagi manusia salah satunya sebagai tanaman obat.
Tumbuhan lumut memiliki peran penting juga di dalam ekosistem. Tumbuhan lumut
juga memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan seperti dalam
pembentukan tanah, pengamanan terhadap erosi, membantu proses pelapukan serasah
hutan. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam meningkatkan kemampuan hutan
untuk menahan air. Lumut menjadi bioindikator pencemaran lingkungan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan lumut atau Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, bryon yang berarti
lumut dan phyton yang memiliki arti tumbuhan. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
peralihan dari tumbuhan bertalus (Thallophyta) yaitu tidak dapat dibedakan antara akar,
batang, dan daunnya menuju tumbuhan berkormus (Cormophyta) yaitu dapat dibedakan
antara bagian akar, batang, dan daunnya.
Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yaitu (1) Ukurannya hanya 10-20 cm dan lebar
1-2 cm, (2) Multiseluler, (3) Eukariotik, (4) Tubuhnya tersusun atas sel-sel yang terdiri
dari selulosa, (5) Pada permukaan luar tubuh terdapat lapisan lilin, (6) Memiliki lapisan
kulit dalam yang disebut dengan korteks, (7) Peralihan dari Thallophyta ke Cormophyta,
(8) Berwarna hijau karena mempunyai klorofil, (9) Tidak memiliki bunga dan biji serta
tidak memiliki jaringan pengangkut, (10) Memiliki silinder pusat yang tersusun dari sel
parenkimatik, (11) Berkembangbiak dengan menghasilkan spora, (12) Gametofit lebih
dominan daripada sporofit.
Struktur tubuh tumbuhan lumut belum dapat dibedakan antara bagian akar, batang,
dan daun. Struktur tubuh lumut terdiri dari akar semu yang disebut rhizoid, batang dan
daun. Berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, lumut diklasifikasikan menjadi tiga
jenis, yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthocerotopsida), dan lumut daun
(Bryopsida).
Tumbuhan lumut bereproduksi secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi
tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara teratur antara
generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Generasi sporofit menghasilkan spora,
sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gametofit
merupakan generasi yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut. Reproduksi
genertif dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) Membentuk spora haploid (n) yang bersifat
homospora, (2) Membentuk mangkuk gemma (gemma cup).
Dalam kehidupan, lumut memiliki beberapa peranan penting seperti manfaatnya
bagi hewan dan tumbuhan lain yaitu menjadi habitat penting untuk organisme lain seperti
hewan invertebrata, lalu juga menjadi bahan makanan bagi hewan lain. Selain bagi

9
hewan, lumut juga berfungsi bagi manusia, seperti sebagai indikator deposit mineral dan
dimanfaatkan dalam bidang pengobatan. Kemudian, adapula manfaat lumut bagi
ekosistem seperti dalam memelihara ekosistem hutan dalam pembentukan tanah,
pengamanan terhadap erosi, membantu proses pelapukan serasah hutan, meningkatkan
kemampuan hutan untuk menahan air, dan menjadi bioindikator pencemaran lingkungan.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan siswa dapat mengetahui keanekaragaman
hayati yang ada khususnya tumbuhan lumut (Bryophyta). Meskipun penulis
menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Moch. 2009. BIOLOGI untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) –
Madrasah Aliah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

Sulistyowati, Endah, dkk. 2016. Buku siswa biologi: untuk SMA/MA kelas X. Klaten:
PT. Intan Pariwara.

11
DOKUMENTASI PENGERJAAN MAKALAH

12

Anda mungkin juga menyukai