Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

Judul penelitian : PROSES PERTUMBUHAN TANAMAN LUMUT

Disusun oleh :

WAHIDA (202110134)

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

STIE MUJAHIDIN TOLI TOLI 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ilahi Robbul Izzati, yang berkat

rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Tujuan

penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menempuh ujian akhir semester di universitas stie mujahidin toil toli.

Penulisan proposal penelitian ini peneliti mengambil judul “PROSES PERTUMBUHAN TANAMAN

LUMUT” Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan

penulisan,proposal penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun

penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi

semua pihak yang berkenan memanfaatkannya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………………….I

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………II

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………III

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………………iv

1.1. Latar belakang masalah …………………………………………………………………………………………………….1


1.2. Rumusan masalah……………………………………………………………………………………………………………. 3
1.3. Tujuan penelitian…………………………………………………………………………………………………………….. 3
1.4. Manfaat penelitian ……………………………………………………………………………………………………….... 4
1.5. Metode penulisan………………………………………………………………………………………………………….. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………...4

A. Kajian teori ……….…………………………………………………………………………………………………………….. 4


B. Perumusan hipotesa……………………………………………………………………………………………………………. 5

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN……………………………………………………………………………………………………………6

A. Rencana penelitian………………………………………………………………………………………………………………6
B. Analisis penelitian……………………………………………………………………………………………………………………6

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………………………………………………….. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Meskipun menyukai tempat-tempat atau area yang basah dan lembab, lumut tetap merupakan

jenis tumbuhan darat sejati. Lumut yang dapat hidup di area berair memang jarang kita jumpai,

terkecuali lumut jenis gambut dengan nama ilmiah sphagnum sp. Pada tumbuhan lumut,

sebenarnya tidak memiliki akar sebenarnya, pasalnya tumbuhan tersebut melekat menggunaan

perantaraan Rhizoid atau akar semu. Hal ini karena tumbuhan lumut ini merupakan peralihan

bentuk antara tumbuhan yang ber-Talus atau Talofita dengan tumbuhan yang ber-Kormus atau

Kormofita.

Tumbuhan lumut memiliki klorofil sehingga memiliki sifat autotrof. Tumbuhan tersebut mampu

tumbuh di berbagai macam media, sedangkan yang hidup di daun-daun disebut juga dengan

epifil. Karena tumbuhan lumut merupakan sebuah tumbuhan kecil dan lembut. Dan tumbuhan

tersebut tak memiliki bunga atau bahkan biji, maupun daun-daun yang secara sederhana

menutupi bagian batang liat yang begitu tipis.

1
Tumbuhan lumut adalah sebuah tumbuhan pelopor, yakni tumbuhan yang mampu tumbuh di

suatu media sebelum tumbuhan yang lain bisa tumbuh di media tersebut. Hal ini bisa terjadi

karena tumbuhan lumut tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil namun membentuk sebuah

koloni yang bisa menjangkau area secara luas. Jaringan tumbuhan lain yang telah mati dijadikan

sebagai sumber hara untuk tumbuhan lumut serta tumbuhan yang lain.

Tumbuhan lumut ini juga menunjukkan diferensiasi yang cukup tegas antara bagian organ untuk

penyerap hara dan juga organ fotosintetik. Akan tetapi, belum mempunyai akar serta daun sejati.

Pada kelompok tumbuhan lumut tersebut juga tidak mempunyai pembuluh sejati. Organ

penyerap hara yang dimiliki tumbuhan ini bukanlah akar namun akar semu yang disebut dengan

rizoid.

Tumbuhan lumut ini memiliki daun dapat berfotosintesa.

Di dalam bahasa umum, istilah “lumut” biasanya merujuk sejumlah divisio. Klasifikasi secara

tradisional menggabungkan juga jenis lumut hati dalam Bryophyta. Sehingga di dalamnya akan

terangkum adanya lumut tanduk, lumut sejati atau musci dan lumut hati. Namun, dalam

perkembangan proses taksonomi tumbuhan memperlihatkan bahwa penggabungan tersebut

2
parafiletik, karenanya diputuskan untuk memisahkan lumut tanduk dan lumut hati ke luar dari

kelompok Bryophyta. Di seluruh dunia setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tumbuhan lumut, 3.000

jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Seperti apa dan bagaimana tumbuhan lumut, bagaimana pertumbuhan serta perkembangannya

serta pengaruh terhadap cahaya terhadap tumbuhan lumut.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk:

 Ingin membuktikan perbedaan tentang kecepatan pertumbuhan pada tumbuhan lumut.

 Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai makhluk hidup, khususnya tumbuhan

lumut.

 Ingin mengetahui lebih jauh mengenai tumbuhan lumut.

3
1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, tak

hanya untuk penulis tetapi juga pembaca ataupun pihak-pihak yang berkepentingan.

 Mampu menentukan seperti apa sesungguhnya habitat atau tempat tumbuhan lumut

hidup.

 Mendeskripsikan bagaimana proses pertumbuhan dari tanaman lumut.

 Menganalisis setiap masalah yang terjadi dalam proses pertumbuhan lumut.

 Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

 Mengembangkan setiap potensi usaha yang bisa dihasilkan dari bermacam kerajinan dari

tumbuhan lumut.

4
1.5 METODE PENULISAN

Dalam proses pembuatan laporan dilakukan dengan beberapa cara :

 Observasi secara mendalam.

 Membaca sejumlah buku yang berkaitan di perpustakaan umum dan sekolah.

 Mengumpulkan semua data yang berkaitan dari internet.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

Berdasarkan sejumlah teori yang sudah ada sebelumnya, beberapa jenis tumbuhan lumut

mempunyai lingkup kehidupan yang cukup luas. Namun beberapa diantaranya hanya mampu

hidup di habitat atau tempat hidup khusus. Secara umum tumbuhan lumut tidak mampu tumbuh

di sebuah habitat yang kering, sebagian besar tumbuhan lumut hidup di tempat yang memiliki

kelembaban cukup tinggi, dan juga teduh. Namun saat dikaji secara menyeluruh, bisa dikatakan

jika sebagian besar tumbuhan lumut mempunyai range ekologi yang sedikit lebih sempit dan

juga terbatas. Karenanya tumbuhan

5
lumut tersebut mamiliki nilai penting yang terbilang besar dan digunakan sebagai indikator

mengenai habitat atau lingkungan tertentu. Ada sebuah faktor biotik yang berpengaruh pada

kehidupan tumbuhan lumut yang menyangkut berbagai masalah kompetisi, salah satu diantara

ialah koloni tumbuhan lumut tersebut. Baik dalam memperoleh makanan ataupun untuk

mendapatkan tempat hidup.

Sedang faktor abiotiknya sendiri lebih kompleks, meliputi:

 Faktor cahaya, pada umumnya tumbuhan lumut normalnya memerlukan 500 – 1300 lux

untuk intensitas cahaya. (hal ini nantinya yang menjadi bahan percobaan menggunakan

paparan sinar matahari).

 Faktor temperatur, atau suhu udara di sekitar habitat lumut.

 Faktor pasokan air, intensitas penghisapan air sangat tergantung dari kandungan air yang

ada pada setiap tumbuhan. Berikut bagaimana tumbuhan lumut bisa beradaptasi dalam

mengambil pasokan air :

1. Speies endohydrik, biasanya air yang diambil didapat dari substrat yang kemudian

dihantarkan langsung secara internal ke setiap organ daun ataupun permukaan

evaporasi yang lain (sifat dari permukaan tumbuhan ialah water rapellent atau

penolak). Pada umumnya tumbuhan lumut hidup di substrat yang memiliki

6
nutrien yang kaya, area yang basah, serta poreus atau berpori. Contohnya:

Marchantiaceae, Polytricaceae, Mniaceae, dan lain sebagainya.

2. Spesies ektohydric, biasanya air cukup mudah diabsorbsi kemudian hilang

melalui berbagai macam permukaan tubuh. Karakteristiknya sendiri di semua

bagian tubuh tumbuhan lumut mampu menghisap maupun menyimpan air yang

diperoleh dari udara. Misalnya: lumut hati berdaun, Grimiaceae, Orthitricaceae,

dan lain sebagainya.

 Faktor angin, serta

 Faktor edafik, yang meliputi bagian tanah, humus, serta batuan. Pasalnya tumbuhan

lumut umumnya mampu hidup di atas tanah yang berhumus dan juga bebatuan, sehingga

tumbuhan lumut dikatakan memiliki sifat saprofit.

7
2.2 PERRUMUSAN HIPOTESA

Munculnya tumbuhan lumut di suatu tempat cap kali dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan,

yang meliputi faktor abiotik dan biotik. Sangat jarang sekali ada tumbuhan lumut yang

ditemukan memiliki sifat individu. Pasalnya tumbuhan lumut ini selalu hidup berkelompok serta

memiliki beberapa bentuk kehidupan secara khusus. Biasanya tumbuhan lumut mampu tumbuh

di area atau habitat yang lembab ataupun berair. Meskipun demikian tumbuhan lumut pun juga

masih memerlukan paparan cahaya matahari dengan cukup. Namun sayangnya tumbuhan lumut

kurang mampu hidup di area atau habitat yang gersang dan cenderung panas, ditambah lagi

selalu memperolah cahaya matahari secara langsung. Karenanya, hal tersebut membuat

tumbuhan lumut sangat mudah dijumpai di sekitar selokan, kawasan pinggir sungai, ataupun di

saluran pembuangan.

8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RENCANA PENELITIAN

Rencana penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah, oleh

karenanya penulis menyusun beberapa rencana. Berikut diantaranya:

 Identifikasi variabel, yaitu sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi sebuah penelitian.

Ada sejumlah variabel penting dalam sebuah penelitian. Untuk bisa mengetahui pengaruh

dari sebuah variabel pada variabel yang lainnya. Pengamatan perlu dilakukan pada

variabel tersebut, serta mengukur variabel yang dapat mempengaruhinya. Sedangkan,

variabel yang lainnya dibuat secara terkontrol (tetap) untuk mengisolir adanya fenomena

yang bisa berpengaruh hasil dari pengamatan tersebut. Berikut beberapa variabelnya.

1. Variabel bebas, yakni cahaya matahari

2. Tidak bebas, yakni morfologi dari tumbuhan lumut (dari mulai pengukuran luas

dari tumbuhan lumut yang ada di media objek)

3. Variabel terkontrol, yakni luas media kayu, ember, hingga volume air

9
 Pemilihan peralatan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

 Melakukan aktivitas pengamatan secara akurat, yakni melakukan pengamatan pada

seluruh objek yang ada dalam penelitian. Terutama ketika melakukan penelitian pada alat

maupun bahan supaya tujuan yang ingin didapat dari penelitian tersebut bisa tercapai.

Pengamatan pun dilakukan untuk bertujuan ingin mencatat seluruh peristiwa atau hal

penting yang terjadi dengan objek penelitian tersebut. Pengamatan harusnya dilakukan

dengan lebih teliti serta akurat di setiap fase atau tingkatan penelitiannya.

 Mengumpulkan seluruh data serta hasil penelitian, dari mulai pencatatan data yang harus

dilakukan dengan jelas agar mendukung kelancaran penelitian yang dilakukan.

Pengumpulan data tersebut bertujuan agar bisa mengamati tiap-tiap perubahan yang

mungkin saja terjadi.

 Mengolah serta menganalisis semua data, pengolahan hingga penyajian data yang penting

supaya mampu menganalisis data dengan baik dan benar.

10
Berikut beberapa hal yang seharusnya dianalisis:

1. Setiap data yang dibuat apakah bisa menghasilkan atau menciptakan kurva yang

mulus

2. Selain kurva, apakah ada data yang lain

3. Data tersebut, apakah bisa diabaikan saja atau ada sebuah alasan tersendiri

mengapa hal tersebut terjadi.

Kesimpulan,

Kesimpulan yaitu berkenaan tentang perumusan mengenai hasil apa yang didapatkan dari

sebuah penelitian kualitatif.

1. Membuat sebuah laporan kegiatan tentang penelitian, yaitu hasil penelitian yang

dikomunikasikan dengan cara tertulis, salah satu bentuknya ialah laporan

kegiatan penelitian.

11

Anda mungkin juga menyukai