Disusun oleh :
WAHIDA (202110134)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ilahi Robbul Izzati, yang berkat
rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Tujuan
penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Penulisan proposal penelitian ini peneliti mengambil judul “PROSES PERTUMBUHAN TANAMAN
penulisan,proposal penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun
penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………………….I
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………II
A. Rencana penelitian………………………………………………………………………………………………………………6
B. Analisis penelitian……………………………………………………………………………………………………………………6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun menyukai tempat-tempat atau area yang basah dan lembab, lumut tetap merupakan
jenis tumbuhan darat sejati. Lumut yang dapat hidup di area berair memang jarang kita jumpai,
terkecuali lumut jenis gambut dengan nama ilmiah sphagnum sp. Pada tumbuhan lumut,
sebenarnya tidak memiliki akar sebenarnya, pasalnya tumbuhan tersebut melekat menggunaan
perantaraan Rhizoid atau akar semu. Hal ini karena tumbuhan lumut ini merupakan peralihan
bentuk antara tumbuhan yang ber-Talus atau Talofita dengan tumbuhan yang ber-Kormus atau
Kormofita.
Tumbuhan lumut memiliki klorofil sehingga memiliki sifat autotrof. Tumbuhan tersebut mampu
tumbuh di berbagai macam media, sedangkan yang hidup di daun-daun disebut juga dengan
epifil. Karena tumbuhan lumut merupakan sebuah tumbuhan kecil dan lembut. Dan tumbuhan
tersebut tak memiliki bunga atau bahkan biji, maupun daun-daun yang secara sederhana
1
Tumbuhan lumut adalah sebuah tumbuhan pelopor, yakni tumbuhan yang mampu tumbuh di
suatu media sebelum tumbuhan yang lain bisa tumbuh di media tersebut. Hal ini bisa terjadi
karena tumbuhan lumut tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil namun membentuk sebuah
koloni yang bisa menjangkau area secara luas. Jaringan tumbuhan lain yang telah mati dijadikan
sebagai sumber hara untuk tumbuhan lumut serta tumbuhan yang lain.
Tumbuhan lumut ini juga menunjukkan diferensiasi yang cukup tegas antara bagian organ untuk
penyerap hara dan juga organ fotosintetik. Akan tetapi, belum mempunyai akar serta daun sejati.
Pada kelompok tumbuhan lumut tersebut juga tidak mempunyai pembuluh sejati. Organ
penyerap hara yang dimiliki tumbuhan ini bukanlah akar namun akar semu yang disebut dengan
rizoid.
Di dalam bahasa umum, istilah “lumut” biasanya merujuk sejumlah divisio. Klasifikasi secara
tradisional menggabungkan juga jenis lumut hati dalam Bryophyta. Sehingga di dalamnya akan
terangkum adanya lumut tanduk, lumut sejati atau musci dan lumut hati. Namun, dalam
2
parafiletik, karenanya diputuskan untuk memisahkan lumut tanduk dan lumut hati ke luar dari
kelompok Bryophyta. Di seluruh dunia setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tumbuhan lumut, 3.000
Seperti apa dan bagaimana tumbuhan lumut, bagaimana pertumbuhan serta perkembangannya
lumut.
3
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, tak
hanya untuk penulis tetapi juga pembaca ataupun pihak-pihak yang berkepentingan.
Mampu menentukan seperti apa sesungguhnya habitat atau tempat tumbuhan lumut
hidup.
Mengembangkan setiap potensi usaha yang bisa dihasilkan dari bermacam kerajinan dari
tumbuhan lumut.
4
1.5 METODE PENULISAN
Berdasarkan sejumlah teori yang sudah ada sebelumnya, beberapa jenis tumbuhan lumut
mempunyai lingkup kehidupan yang cukup luas. Namun beberapa diantaranya hanya mampu
hidup di habitat atau tempat hidup khusus. Secara umum tumbuhan lumut tidak mampu tumbuh
di sebuah habitat yang kering, sebagian besar tumbuhan lumut hidup di tempat yang memiliki
kelembaban cukup tinggi, dan juga teduh. Namun saat dikaji secara menyeluruh, bisa dikatakan
jika sebagian besar tumbuhan lumut mempunyai range ekologi yang sedikit lebih sempit dan
5
lumut tersebut mamiliki nilai penting yang terbilang besar dan digunakan sebagai indikator
mengenai habitat atau lingkungan tertentu. Ada sebuah faktor biotik yang berpengaruh pada
kehidupan tumbuhan lumut yang menyangkut berbagai masalah kompetisi, salah satu diantara
ialah koloni tumbuhan lumut tersebut. Baik dalam memperoleh makanan ataupun untuk
Faktor cahaya, pada umumnya tumbuhan lumut normalnya memerlukan 500 – 1300 lux
untuk intensitas cahaya. (hal ini nantinya yang menjadi bahan percobaan menggunakan
Faktor pasokan air, intensitas penghisapan air sangat tergantung dari kandungan air yang
ada pada setiap tumbuhan. Berikut bagaimana tumbuhan lumut bisa beradaptasi dalam
1. Speies endohydrik, biasanya air yang diambil didapat dari substrat yang kemudian
evaporasi yang lain (sifat dari permukaan tumbuhan ialah water rapellent atau
6
nutrien yang kaya, area yang basah, serta poreus atau berpori. Contohnya:
bagian tubuh tumbuhan lumut mampu menghisap maupun menyimpan air yang
Faktor edafik, yang meliputi bagian tanah, humus, serta batuan. Pasalnya tumbuhan
lumut umumnya mampu hidup di atas tanah yang berhumus dan juga bebatuan, sehingga
7
2.2 PERRUMUSAN HIPOTESA
Munculnya tumbuhan lumut di suatu tempat cap kali dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan,
yang meliputi faktor abiotik dan biotik. Sangat jarang sekali ada tumbuhan lumut yang
ditemukan memiliki sifat individu. Pasalnya tumbuhan lumut ini selalu hidup berkelompok serta
memiliki beberapa bentuk kehidupan secara khusus. Biasanya tumbuhan lumut mampu tumbuh
di area atau habitat yang lembab ataupun berair. Meskipun demikian tumbuhan lumut pun juga
masih memerlukan paparan cahaya matahari dengan cukup. Namun sayangnya tumbuhan lumut
kurang mampu hidup di area atau habitat yang gersang dan cenderung panas, ditambah lagi
selalu memperolah cahaya matahari secara langsung. Karenanya, hal tersebut membuat
tumbuhan lumut sangat mudah dijumpai di sekitar selokan, kawasan pinggir sungai, ataupun di
saluran pembuangan.
8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Rencana penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah, oleh
Identifikasi variabel, yaitu sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi sebuah penelitian.
Ada sejumlah variabel penting dalam sebuah penelitian. Untuk bisa mengetahui pengaruh
dari sebuah variabel pada variabel yang lainnya. Pengamatan perlu dilakukan pada
variabel yang lainnya dibuat secara terkontrol (tetap) untuk mengisolir adanya fenomena
yang bisa berpengaruh hasil dari pengamatan tersebut. Berikut beberapa variabelnya.
2. Tidak bebas, yakni morfologi dari tumbuhan lumut (dari mulai pengukuran luas
3. Variabel terkontrol, yakni luas media kayu, ember, hingga volume air
9
Pemilihan peralatan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
seluruh objek yang ada dalam penelitian. Terutama ketika melakukan penelitian pada alat
maupun bahan supaya tujuan yang ingin didapat dari penelitian tersebut bisa tercapai.
Pengamatan pun dilakukan untuk bertujuan ingin mencatat seluruh peristiwa atau hal
penting yang terjadi dengan objek penelitian tersebut. Pengamatan harusnya dilakukan
dengan lebih teliti serta akurat di setiap fase atau tingkatan penelitiannya.
Mengumpulkan seluruh data serta hasil penelitian, dari mulai pencatatan data yang harus
Pengumpulan data tersebut bertujuan agar bisa mengamati tiap-tiap perubahan yang
Mengolah serta menganalisis semua data, pengolahan hingga penyajian data yang penting
10
Berikut beberapa hal yang seharusnya dianalisis:
1. Setiap data yang dibuat apakah bisa menghasilkan atau menciptakan kurva yang
mulus
3. Data tersebut, apakah bisa diabaikan saja atau ada sebuah alasan tersendiri
Kesimpulan,
Kesimpulan yaitu berkenaan tentang perumusan mengenai hasil apa yang didapatkan dari
1. Membuat sebuah laporan kegiatan tentang penelitian, yaitu hasil penelitian yang
kegiatan penelitian.
11