Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Meskipun menyukai tempat-tempat atau area yang basah dan lembab, lumut tetap merupakan
jenis tumbuhan darat sejati. Lumut yang dapat hidup di area berair memang jarang kita jumpai,
terkecuali lumut jenis gambut dengan nama ilmiah sphagnum sp. Pada tumbuhan lumut,
sebenarnya tidak memiliki akar sebenarnya, pasalnya tumbuhan tersebut melekat menggunaan
perantaraan Rhizoid atau akar semu. Hal ini karena tumbuhan lumut ini merupakan peralihan
bentuk antara tumbuhan yang ber-Talus atau Talofita dengan tumbuhan yang ber-Kormus atau
Kormofita.

Tumbuhan lumut memiliki klorofil sehingga memiliki sifat autotrof. Tumbuhan tersebut mampu
tumbuh di berbagai macam media, sedangkan yang hidup di daun-daun disebut juga dengan
epifil. Tumbuhan lumut merupakan sebuah tumbuhan kecil dan lembut. Tumbuhan tersebut tak
memiliki bunga atau bahkan biji, maupun daun-daun yang secara sederhana menutupi bagian
batang liat yang begitu tipis.

Tumbuhan lumut adalah sebuah tumbuhan pelopor, yakni tumbuhan yang mampu tumbuh di
suatu media sebelum tumbuhan yang lain bisa tumbuh di media tersebut. Hal ini bisa terjadi
karena tumbuhan lumut tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil namun membentuk sebuah
koloni yang bisa menjangkau area secara luas. Jaringan tumbuhan lain yang telah mati dijadikan
sebagai sumber hara untuk tumbuhan lumut serta tumbuhan yang lain.

Tumbuhan lumut ini juga menunjukkan diferensiasi yang cukup tegas antara bagian organ untuk
penyerap hara dan juga organ fotosintetik. Akan tetapi, belum mempunyai akar serta daun sejati.
Pada kelompok tumbuhan lumut tersebut juga tidak mempunyai pembuluh sejati. Organ
penyerap hara yang dimiliki tumbuhan ini bukanlah akar namun akar semu yang disebut dengan
rizoid. Tumbuhan lumut ini memiliki daun dapat berfotosintesa.
Di dalam bahasa umum, istilah “lumut” biasanya merujuk sejumlah divisio. Klasifikasi secara
tradisional menggabungkan juga jenis lumut hati dalam Bryophyta. Sehingga di dalamnya akan
terangkum adanya lumut tanduk, lumut sejati atau musci dan lumut hati. Namun, dalam
perkembangan proses taksonomi tumbuhan memperlihatkan bahwa penggabungan tersebut
parafiletik, karenanya diputuskan untuk memisahkan lumut tanduk dan lumut hati ke luar dari
kelompok Bryophyta. Di seluruh dunia setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tumbuhan lumut, 3.000
jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Seperti apa dan bagaimana tumbuhan lumut, bagaimana pertumbuhan serta perkembangannya
serta pengaruh terhadap cahaya terhadap tumbuhan lumut.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk:

Ingin membuktikan perbedaan tentang kecepatan pertumbuhan pada tumbuhan lumut.

Ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai makhluk hidup, khususnya tumbuhan
lumut.

Ingin mengetahui lebih jauh mengenai tumbuhan lumut.

1.4 MANFAAT

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, tak
hanya untuk penulis tetapi juga pembaca ataupun pihak-pihak yang berkepentingan.

Mampu menentukan seperti apa sesungguhnya habitat atau tempat tumbuhan lumut hidup.

Mampu mendeskripsikan bagaimana proses pertumbuhan dari tanaman lumut.


Mampu menganalisis setiap masalah yang terjadi dalam proses pertumbuhan lumut.

Mampu memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Mampu mengembangkan setiap potensi usaha yang bisa dihasilkan dari bermacam kerajinan dari
tumbuhan lumut.

1.5 METODE PENULISAN

Dalam proses pembuatan laporan dilakukan dengan beberapa cara :

Observasi secara mendalam.

Membaca sejumlah buku yang berkaitan di perpustakaan umum dan sekolah.

Mengumpulkan semua data yang berkaitan dari internet.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

Berdasarkan sejumlah teori yang sudah ada sebelumnya, beberapa jenis tumbuhan lumut
mempunyai lingkup kehidupan yang cukup luas. Namun beberapa diantaranya hanya mampu
hidup di habitat atau tempat hidup khusus. Secara umum tumbuhan lumut tidak mampu tumbuh
di sebuah habitat yang kering, sebagian besar tumbuhan lumut hidup di tempat yang memiliki
kelembaban cukup tinggi, dan juga teduh.

Namun saat dikaji secara menyeluruh, bisa dikatakan jika sebagian besar tumbuhan lumut
mempunyai range ekologi yang sedikit lebih sempit dan juga terbatas. Karenanya tumbuhan
lumut tersebut mamiliki nilai penting yang terbilang besar dan digunakan sebagai indikator
mengenai habitat atau lingkungan tertentu. Ada sebuah faktor biotik yang berpengaruh pada
kehidupan tumbuhan lumut yang menyangkut berbagai masalah kompetisi, salah satu diantara
ialah koloni tumbuhan lumut tersebut. Baik dalam memperoleh makanan ataupun untuk
mendapatkan tempat hidup. Sedang faktor abiotiknya sendiri lebih kompleks, meliputi:

Faktor cahaya, pada umumnya tumbuhan lumut normalnya memerlukan 500 – 1300 lux untuk
intensitas cahaya. (hal ini nantinya yang menjadi bahan percobaan menggunakan paparan sinar
matahari).

Faktor temperatur, atau suhu udara di sekitar habitat lumut.

Faktor pasokan air, intensitas penghisapan air sangat tergantung dari kandungan air yang ada
pada setiap tumbuhan. Berikut bagaimana tumbuhan lumut bisa beradaptasi dalam mengambil
pasokan air :

Speies endohydrik, biasanya air yang diambil didapat dari substrat yang kemudian dihantarkan
langsung secara internal ke setiap organ daun ataupun permukaan evaporasi yang lain (sifat dari
permukaan tumbuhan ialah water rapellent atau penolak). Pada umumnya tumbuhan lumut hidup
di substrat yang memiliki nutrien yang kaya, area yang basah, serta poreus atau berpori.
Contohnya: Marchantiaceae, Polytricaceae, Mniaceae, dan lain sebagainya.

Spesies ektohydric, biasanya air cukup mudah diabsorbsi kemudian hilang melalui berbagai
macam permukaan tubuh. Karakteristiknya sendiri di semua bagian tubuh tumbuhan lumut
mampu menghisap maupun menyimpan air yang diperoleh dari udara. Misalnya: lumut hati
berdaun, Grimiaceae, Orthitricaceae, dan lain sebagainya.

Faktor angin, serta

Faktor edafik, yang meliputi bagian tanah, humus, serta batuan. Pasalnya tumbuhan lumut
umumnya mampu hidup di atas tanah yang berhumus dan juga bebatuan, sehingga tumbuhan
lumut dikatakan memiliki sifat saprofit.

2.2 PERRUMUSAN HIPOTESA

Munculnya tumbuhan lumut di suatu tempat cap kali dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan,
yang meliputi faktor abiotik dan biotik. Sangat jarang sekali ada tumbuhan lumut yang
ditemukan memiliki sifat individu. Pasalnya tumbuhan lumut ini selalu hidup berkelompok serta
memiliki beberapa bentuk kehidupan secara khusus. Biasanya tumbuhan lumut mampu tumbuh
di area atau habitat yang lembab ataupun berair.

Meskipun demikian tumbuhan lumut pun juga masih memerlukan paparan cahaya matahari
dengan cukup. Namun sayangnya tumbuhan lumut kurang mampu hidup di area atau habitat
yang gersang dan cenderung panas, ditambah lagi selalu memperolah cahaya matahari secara
langsung. Karenanya, hal tersebut membuat tumbuhan lumut sangat mudah dijumpai di sekitar
selokan, kawasan pinggir sungai, ataupun di saluran pembuangan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RENCANA PENELITIAN

Rencana penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah, oleh
karenanya penulis menyusun beberapa rencana. Berikut diantaranya:

Identifikasi variabel, yaitu sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi sebuah penelitian. Ada
sejumlah variabel penting dalam sebuah penelitian. Untuk bisa mengetahui pengaruh dari sebuah
variabel pada variabel yang lainnya. Pengamatan perlu dilakukan pada variabel tersebut, serta
mengukur variabel yang dapat mempengaruhinya. Sedangkan, variabel yang lainnya dibuat
secara terkontrol (tetap) untuk mengisolir adanya fenomena yang bisa berpengaruh hasil dari
pengamatan tersebut. Berikut beberapa variabelnya.

Variabel bebas, yakni cahaya matahari

Variabel tidak bebas, yakni morfologi dari tumbuhan lumut (dari mulai pengukuran luas dari
tumbuhan lumut yang ada di media objek)

Variabel terkontrol, yakni luas media kayu, ember, hingga volume air

Pemilihan peralatan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Melakukan aktivitas pengamatan secara akurat, yakni melakukan pengamatan pada seluruh objek
yang ada dalam penelitian. Terutama ketika melakukan penelitian pada alat maupun bahan
supaya tujuan yang ingin didapat dari penelitian tersebut bisa tercapai. Pengamatan pun
dilakukan untuk bertujuan ingin mencatat seluruh peristiwa atau hal penting yang terjadi dengan
objek penelitian tersebut. Pengamatan harusnya dilakukan dengan lebih teliti serta akurat di
setiap fase atau tingkatan penelitiannya.

Mengumpulkan seluruh data serta hasil penelitian, dari mulai pencatatan data yang harus
dilakukan dengan jelas agar mendukung kelancaran penelitian yang dilakukan. Pengumpulan
data tersebut bertujuan agar bisa mengamati tiap-tiap perubahan yang mungkin saja terjadi.
Mengolah serta menganalisis semua data, pengolahan hingga penyajian data yang penting supaya
mampu menganalisis data dengan baik dan benar. Berikut beberapa hal yang seharusnya
dianalisis:

Setiap data yang dibuat apakah bisa menghasilkan atau menciptakan kurva yang mulus

Selain kurva, apakah ada data yang lain

Data tersebut, apakah bisa diabaikan saja atau ada sebuah alasan tersendiri mengapa hal tersebut
terjadi.

Kesimpulan, yaitu berkenaan tentang perumusan mengenai hasil apa yang didapatkan dari
sebuah penelitian kualitatif.

Membuat sebuah laporan kegiatan tentang penelitian, yaitu hasil penelitian yang
dikomunikasikan dengan cara tertulis, salah satu bentuknya ialah laporan kegiatan penelitian.

3.2 ALAT DAN BAHAN

Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa alat dan juga bahan yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan penelitian agar memperoleh hasil yang lebih maksimal. Berikut alat-alat
yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini:

Ember

Gayung

Pisau

Kertas hvs

Alat tulis

Penggaris

Sedangkan bahan-bahan yang harus disiapkan untuk digunakan dalam mendukung penelitian ini,
diantaranya:

Kayu
Air

3.3 JADWAL PENELITIAN DAN LANGKAH-LANGKAHNYA

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan jadwal serta langkah-langkah yang signifikan untuk
mendukung penelitian berjalan dengan lancar.

Mempersiapkan alat-alat dan juga bahan yang dipergunakan untuk mendukung kegiatan
penelitian.

mempersiapkan 2 buah ember yang nantinya akan dipergunakan untuk 2 tahap perlakuan, ada
baiknya pilih ember yang sama.

Masing-masing ember harus di isi dengan air sekitar 100 ml supaya kelembabannnya tetap
terjaga (biasanya tinggi air dalam ember sekitar 1 cm).

Letakan media yang sudah disediakan untuk lumut bisa tumbuh, berupa kayu berukuran 10 x 15
cm di masing-masing ember yang sudah disiapkan sebelumnya.

Letakan masing-masing ember di lokasi yang berbeda

Letakan ember A di lokasi dekat sumur atau tempat yang lembab dengan kualitas pencahayaan
yang cukup terang.

Letakan ember B di lokasi depan halaman rumah yang memiliki suhu udara lebih panas dengan
kualitas pencahayaan yang sangat terang .

Kemudian setelah beberapa hari berlalu lakukan pengamatan pada kedua ember tadi, apakah
sudah terlihat ada tanda-tanda lumut yang tumbuh di masing-masing ember tersebut?

Tinjau masing-masing ember dalam 3 hari sekali, kemudian catat hasilnya.

Dalam peninjauan tadi apakah ada sejumlah perbedaan mengenai pola pertumbuhan lumut yang
ada di kedua ember tersebut?

Catat semua hal yang terjadi baik perbedaan maupun peristiwa yang terlihat.

Olah seluruh data yang sudah terkumpul, kemudian buat grafik perbandingan.
Selanjutnya tarik sebuah kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Contoh Proposal Penelitian Ilmiah Tentang Pengaruh Nilai Tukar Rupiah

Contoh Proposal Penelitian Ilmiah Tentang Pengaruh Nilai Tukar Rupiah

A. JUDUL

Pengaruh Dari Nilai Tukar Rupiah Serta Suku Bunga Riil Dengan Kredit Dan Cadangan Primer
Untuk Para Nasabah Bank Mandiri.

B. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai permasalahaan ekonomi kini harus dihadapi dunia di era sekarang ini terasa semakin
pelik. Semakin lambatnya laju pertumbuhan ekonomi secara global sebagai akibat dari
peningkatan berbagai harga komoditas dunia terlebih harga minyak serta pangan. Ditambah lagi
dengan semakin parahnya krisis keuangan yang belakangan juga melanda negeri Paman Sam,
Amerika Serikat, sehingga mengakibatkan berbagai industri keuangan global menjadi luluh
lantak. Krisis tersebut akan menyebabkan banyak terjadinya peningkatan berbagai inflasi di
sejumlah negara, yang kemudian akan diikuti juga dengan adanya kenaikan suku bunga, hingga
gejolak pada nilai tukar uang.

Mengingat sejumlah sistem keuangan sebuah negara tak mampu berdiri sendiri, pasalnya setiap
sistem keuangan sebuah negara saling memiliki terterkaitan serta terintegrasi bersama sistem
keuangan dari negara lainnya secara global. Karena itu guncangan dunia akibat problematika
keuangan global ini bisa menjadi sebuah ujian yang akan menguji seberapa kuat perekonomian
nasional kedepannya nanti. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap
fenomena tersebut dengan berbagai tesis yang berjudul: “Pengaruh Dari Nilai Tukar Rupiah
Serta Suku Bunga Riil Dengan Kredit Dan Cadangan Primer Untuk Para Nasabah Bank
Mandiri”.

Sebuah literatur empiris yang telah melakukan pengujian mengenai dampak inflasi pada
pertumbuhan serta kualitas kredit dari perbankan domestik sebelumya pernah dikerjakan oleh
Bank Indonesia sekitar tahun 2008. Hasil dari pengujian tersebut menunjukan jika adanya inflasi
telah mempengaruhi adanya pertumbuhan serta kualitas kredit atau NPL secara signifikan. Akan
tetapi, pengaruh dari inflasi tersebut tidak bersifat langsung. Pasalnya, sudah ditansmisikan
melalui adanya pertumbuhan ekonomi yang menggunakan proxy IPI atau Industrial Production
Index. Selanjutnya dengan menggunakan perkiraan angka yang diperoleh dari BI rate, IPI, nilai
tukar uang hingga harga minyak dunia ke depan, sebuah hasil simulasi menunjukkan jika setiap
adanya kenaikan inflasi senilai 1% akan membuat pertumbuhan kredit menuruk sekitar 0,12%.
Serta meningkatkan nilai NPL diangka sekitar 0,02%.

Sedangkan, menurut Perry Warjiyo (2006) di dalam papernya yang berjudul “Stabilitas Sistem
Perbankan Dan Kebijakan Moneter: Keterkaitan Dan Perkembangannya Di Indonesia”,
menyebutkan jika adanya keterkaitan yang sangat erat diantara stabilitas serta kondisi kesehatan
perbankan dengan adanya kebijakan finansial melalui pengambilan kebijakan berkaitan dengan
perubahan inflasi, suku bunga, hingga kurs rupiah.

Perumusan Masalah

Di dalam penelitian yang penulis lakukan ini mencoba untuk merumuskan persoalan dengan
beberapa pertanyaan:

Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah dalam USD, GBP, serta JPY terhadap adanya cadangan
primer yang ada di Bank Mandiri ?

Bagaimana pengaruh dari suku bunga riil di Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, dan juga
Jepang terhadap cadangan primer yang ada di Bank Mandiri?
Bagaimana pula pengaruh dari nilai tukar mata uang rupiah dengan USD, GBP, serta JPY
terhadap kredit yang diberikan untuk para nasabah di Bank Mandiri ?

Bagaimana pula pengaruh dari suku bunga riil yang ada di Indonesia, Inggris, Amerika Serikat,
dan juga Jepang terhadap pemberian kredit yang diberikan untuk para nasabah di Bank Mandiri ?

Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini memiliki sejumlah tujuan, diantaranya untuk:

Agar bisa mengetahui serta menganalisis pengaruh dari nilai tukar mata uang rupiah terhadap
mata uangasing seperti USD, GBP, serta JPY terhadap cadangan primer milik Bank Mandiri.

Agar dapat mengetahui sekaligus menganalisis adanya pengaruh terhadap suku bunga riil di
Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, dan juga Jepang terhadap adanya cadangan primer di Bank
Mandiri.

Agar dapat mengetahui sekaligus menganalisis adanya pengaruh nilai tukar mata uang rupiah
terhadap mata uang USD, GBP, serta JPY terhadap pemberian kredit untuk para nasabah di Bank
Mandiri.

Agar dapat mengetahui serta menganalisis sejumlah pengaruh mengenai suku bunga riil di
Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, serta Jepang terhadap pemberian kredit untuk para nasabah
Bank Mandiri.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini mudah-mudahan bisa memberi manfaat tak hanya bagi
penulis saja, namun juga bagi setiap pembaca maupun beberapa pihak lainnya yang memiliki
kepentingan.

Manfaat secara akademik

Penelitian yang dilakukan ini memiliki hubungan yang sangat erat sekali dengan mata kuliah
Manajemen Perkreditan, Manajemen Dana Bank, Institusi Depositori, Keuangan Internasional,
hingga Pasar Modal. Sehingga dengan dilakukannya penelitian ini penulis berharap agar seluruh
pihak yang memiliki kepentingan bisa lebih memahaminya isinya dengan lebih baik

Manfaat di dalam praktik atau implementasi

Penelitian ini lebih fokus pada Bank Mandiri yang digunakan sebagai objek dari penelitian,
sehingga sangat diharapkan agar para pemangku jabatan dan pengambil kebijakan yang ada di
dalam internal Bank Mandiri ataupun pihak lainnya yang juga berkepentingan agar dapat
mempergunakan hasil dari penelitian yang dilakukan penulis sebagai bahan untuk dijadikan
sebagai pertimbangan dalam mengambilan kebijakan maupun keputusan penting untuk yang
dapat berpengaruh pada nasabah.

Pembatasan Masalah

Mengingat tema dan ruang lingkus dari penelitian yang dilakukan penulis begitu luas, maka
penulis melakukan pembatasan pada tema permasalahan yang akan diangkat tersebut pada:

Mengingat ada begitu banyak jumlah bank yang ada di Indonesia, maka di dalam penelitiaan ini
penulis hanya mempergunakan aktiva milik Bank Mandiri untuk bahan penelitian.

Aktiva sebuah bank terdiri dari sejumlah pos penting, sehingga penulis akan membuat
pengelompokan pos-pos dalam aktiva tersebut dengan berdasarkan skala prioritas dalam
penggunaan dana, yakni:

Cadangan primer; cadangan ini terdiri dari kas, kemudian penempatan di Bank Indonesia, serta
giro yang ada di bank lain, dan juga penempatan di lain.

Cadangan sekunder; cadangan yang terdiri dari sejumlah kepemilikan surat berharga, dan
obligasi dari pemerintah.

Kredit yang diberikan pada nasabah; kredit ini terdiri dari sejumlah kredit yang diberikan pada
nasabah bank.

Investasi agar mendapatkan pendapatan; investasi ini terdiri dari sejumlah penyertaan.

Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, penulis hanya ingin lebih fokus dengan pembahasan
mengenai cadangan primer serta kredit yang diperuntukan bagi nasabah.
Sesuatu yang tak mungkin bisa penulis lakukan ialah memasukan seluruh data mengenai suku
bunga, inflasi, hingga seluruh kurs mata uang rupiah terhadap semua mata uang negara lainnya,
maka di dalam penelitiaan yang akan dilakukan ini penulis membatasi penelitian hanya dengan
mempergunakan data dari suku bunga, inflasi, serta kurs mata uang rupiah terhadap mata uang
dari beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan juga Jepang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data triwulan yang di peroleh dari tahun 2000
hingga tahun 2008 yang diawali dengan data triwulan ke IV di tahun 2000 hingga data triwulan
ke II di tahun 2008.

Pemilihan data yang digunakan sebagai bahan penelitian semuanya diperoleh dari data sekunder
yang didapat dari semua laporan bulanan, triwulan, hingga tahunan yang ada di Bank Indonesia.
Seluurh data yang terkumpul merupakan data runtun waktu atau time series.

Alat-alat yang dipergunakan untuk menganalisis data statistik supaya dapat diolah, serta
ditampilkan, kemudian dimanipulasi sehingga bisa menyajikan sebuah informasi yang lengkap
dalam penelitian ini dengan mempergunakan sebuah peranti lunak atau yang disebut software
SPSS serta EView

C. TINJAUAN PUSTAKA

Neraca Bank

Dikutip dari sebuah suplemen kuliah yakni “Institusi Depositori dan Pasar Modal” karya
Soedijono yang menyebutkan jika untuk memenuhi sebuah ketentuan hukum, maka sarana yang
digunakan untuk mengambil keputusan manajerial, sarana untuk kegiatan perencanaan serta
pengawasan, serta semua badan usaha yang menjadi penyelenggara sistem akuntansi yang
menyuguhkan haisl laporan keuangan, minimal harus memiliki neraca dan juga laporan laba
rugi. Neraca dalam sebuah bank bisa dibagi kembali dalam dua bagian, yakni aktiva serta pasiva.
Kemudian, pasiva dalam sebuah bank ialah terdiri dari modal dan utang.

Kurs dan Inflasi


Ada sejumlah pengertian dari inflasi yang dikutip dari beberapa sumber, yaitu diantaranya:

Dikutip dari sebuah artikel yang tayang di situs Organisasi.Org, yang berjudul “Pengertian
Inflasi, Stagnasi & Stagflasi Serta Dampak Sosial Inflasi”, yang dimaksud dengan Inflasi ialah
sebuah keadaan yang membuat harga barang-barang pada umumnya mengalami kenaikan serta
kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama dan juga terus-menerus.

Dikutip dari situs Wikipedia Bahasa Indonesia, inflasi merupakan sebuah proses meningkatnya
seluruh harga-harga barang secara umum serta berkelanjutan (continue) yang berkaitan dengan
adanya mekanisme pasar karena disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya, meningkatnya
konsumsi masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih hingga memicu konsumsi dan bahkan
spekulasi, hingga termasuk juga akibat dari adanya kurang lancarnya alur distribusi barang.

Dikutip dari laman Investopedia, inflasi adalah sebuah ukuran tingkat kuantitatif di mana tingkat
harga rata-rata sebuah barang dan jasa tertentu dalam suatu perekonomian meningkat selama
beberapa periode waktu. Inflasi ini adalah kenaikan harga secara umum di mana satu unit mata
uang membeli secara efektif lebih sedikit daripada pada periode sebelumnya. Sering dinyatakan
sebagai persentase, inflasi dengan demikian mengindikasikan penurunan daya beli mata uang
suatu negara.

Inflasi serta Kurs Rupiah dalam perspektif Bank Indonesia

Seperti yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian
diubah dalam UU No. 3 Tahun 2004 sebagai tujuan dari Bank Indonesia yakni untuk mencapai
serta menjaga nilai rupiah tetaap stabil (Pasal 7). Amanat tersebut memberikan sebuah peran
yang sangat jelas bagi bank sentral di dalam perekonomian, sehingga di dalam melaksanakan
tugasnya Bank Indonesia bisa lebih fokus untuk mencapai “single objective”.

Nilai rupiah yang stabil tercermin dari adanya tingkat inflasi serta nilai tukar mata uang yang
terjadi. Tingkatan inflasi terlihat dari adanya kenaikan harga-harga barang secara umum. Ada
sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi, berikut diantaranya yang terbagi
menjadi 2 jenis inflasi, yakni tekanan inflasi yang diperoleh dari segi permintaan dan juga dari
segi penawaran.

Dengan demikian, BI hanya mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi adanya tekanan


inflasi yang asalnya dari segi permintaan. Oleh karena itu, untuk bisa mencapai serta menjaga
kestabilan tingkat inflasi agar tetap rendah, maka diperlukan sebuah kerjasama serta komitmen
dari segenap pelaku ekonomi, tak cuma dari pihak pemerintah saj atetapi juga pihak swasta.

Suku Bunga

Ada sejumlah pengertian yang berkenaan dengan suku bunga, berikut diantaranya:

Seperti yang dituturkan oleh Djaslim Saladin, melalui “Konsep Dasar Ekonomi Dan Lembaga”,
beliau menguraikan sebuah pendapat dari David Ricardo yang mengungkapkan bahwa bunga
merupakan apabila memang banyak yang bisa dilakukan dengan mempergunakannya, maka
banyak pula yang akan diberikan dengan mempergunakannya. Sedang menurut Bohm Bawaer, ia
mengangap jika bunga tersebut timbul karena sebagian orang lebih suka dengan barang di masa
yang akan datang, serta menganggap bunga merupakan diskonto yang seharusnya dibayarkan.
Bunga juga ditentukan oleh adanya ketersediaan serta permintaan dengan dana yang nantinya
akan dipinjam.

Menurut penuturan Manuharawati serta Rudianto Artiono di dalam sebuah buku berjudul
Matematika Keuangan, disebutkan jika bunga merupakan sebuah jasa dalam bentuk uang yang
diberikan seorang peminjam ataupun pembeli kepada orang yang memberikan pinjaman modal
maupun penjual dengan persetujuan bersama.

Menurut penuturan M. Farid M yang dikemukakan dalam tesisnya, beliau menguraikan jika
dalam sebuah literatur ekonomi, yang disebut dengan suku bunga ialah ‘harga’ yang ada di pasar
uang dan modal. Harga yang dimaksud di sini ialah harga yang harus dibayarkan dari
penggunaan uang dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Menurut pernyataan Nopirin yang dikutip dari bukunya berjudul “pengantar ilmu ekonomi
makro-mikro”, dalam buku tersebut beliau menguraikan jika diartikan dalam pengertian sempit,
sejumlah kaum klasik berpendapat jika suku bunga adalah hasil interaksi yang ada diantara
tabungan serta investasi. Definisi dari kaum klasik tersebut cuma mencakup sejumlah aktivitas
fiskal. Sedangkan pengertian dari suku bunga yang diungkapkan oleh John Maynard Keynes,
ialah bahwa suku bunga sangat ditentukan oleh adanya penawaran serta permintaan terhadap
mata uang.

D. RUMUSAN HIPOTESA

Berdasakan hasil dari tinjauan pustaka ataupun kerangka pemikiran tersebut, penulis pun
mencoba ingin membuat rumusan hipotesis yang nantinya akan menguji kebenarannya, apakah
hasil dari penelitian bisa menerima atau bahkan menolak dari hasil hipotesis tersebut, berikut
diantaranya:

: Tak ada pengaruh antara nilai tukar rupiah dengan mata uang USD, GBP, serta JPY dengan
cadangan primer milik Bank Mandiri.

: Tak ada pengaruh antara suku bunga riil di Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, serta Jepang
dengan cadangan primer yang ada di Bank Mandiri.

: Tak ada pengaruh antara nilai tukar mata uang rupiah dengan USD, GBP, serta JPY dengan
kredit yang diberikan untuk pada nasabah Bank Mandiri.

: Tak ada pengaruh antara suku bunga riil di Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, serta Jepang
dengan kredit yang diberikan pada nasabah Bank Mandiri.

E. METODE PENELITIAN

Data Penelitian

Sumber Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian didapat dari adanya LTBI atau Laporan Tahunan Bank
Indonesia, laporan triwulanan PEKKI atau Perkembangan Ekonomi Keuangan serta Kerjasama
Internasional bersama Bank Indonesia, serta Laporan Keuangan Publik Triwulanan Neraca dari
PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK.

Jenis Data

Aktiva milik Bank Mandiri

Pos-pos yang terdapat di dalam aktiva Bank Mandiri yang merupakan variabel terikat serta
dikelompokan yang berdasarkan pada skala prioritas pemakaian dana, yakni:

Cadangan primer, yang terdiri dari kas, baik pada penempatan di Bank Indonesia, giro yang ada
di bank lain, maupun penempatan di bank yang lainnya.

Cadangan sekunder, yang terdiri dari sejumlah kepemilikan surat berharga, maupun obligasi
pemerintah.

Kredit yang diberikan untuk nasabah, yang terdiri dari sejumlah nilai kredit yang diberikan,

Investasi yang digunakan sebagai pendapatan, yang terdiri dari sejumlah penyertaan.

Dalam penelitian yang dilakukan ini, penulis hanya ingin lebih fokus pada cadangan primer serta
kredit yang diberikan kepada nasabah.

Kurs mata uang rupiah terhadap USD, JPY dan GBP

Kurs mata uang rupiah terhadap USD, JPY dan GBP, merupakan sebuah variabel bebas. USD
serta GDP adalah nilai tukar 1 dalam mata uang negara Amerika Serikat serta Inggris terhadap
mata uang rupiah, sedang untuk JPY adalah nilai tukar 100 dalam mata uang Jepang pada mata
uang rupiah.

Tingkat suku bunga serta inflasi yang ada di Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang.
Tingkat suku bunga yang dirilis oleh masing-masing bank sentral di sebuah negara akan
dikurangi adanya inflasi yang terjadi di masing-masing negara tersbeyt sehingga akan diperoleh
tingkat suku bunga yang riil. Tingkat suku bunga yang riil di Indonesia, Inggris, Amerika
Serikat, dan Jepang adalah variabel bebas.

Tipe Data

Penggunaan data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang cara
pengumpulannya dilakukan dengan mengumpulkan data time series atau runtun waktu. Data-
data yang dikumpulkan tersebut kemudian diterbitkan oleh Bank Indonesia secara berkala dalam
bentuk buletin maupun laporan triwulan serta tahunan. Dengan begitu keabsahan dari data
tersebut menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari lembaga tersebut.

Objek Penelitian

Dalam penulisan penelitian ilamiah ini yang digunakan sebagai objek penelitian ialah Bank
Mandiri.

Periode Pelaksanaan Penelitian

Data yang dipergunakan adalah data triwulanan yang diambil dari data triwulan ke IV tahun
2000 hingga data triwulan ke II tahun 2008.

Variabel dan Model Penelitian

Variabel Penelitian

Variabel keterangan Jenis Notasi


Y1 Cadangan primer Variabel terikat I YCP

Y2 Kredit nasabah Variabel terikat II YKUN

X1 Nilai tukar mata uang rupiah terhadap USD Variabel bebas I XUSD

X2 Nilai tukar mata uang rupiah terhadap GBP Variabel bebas II XGBP

X3 Nilai tukar mata uang rupiah terhadap JPY Variabel bebas III XJPY

X4 Suku bunga riil di Indonesia Variabel bebas IV XSBIN

X5 Suku bunga riil di Amerika Serikat Variabel bebas V XSBAS

X6 Suku bunga riil di Inggris Variabel Bebas VI XSBIG

X7 Suku bunga riil di Jepang Variabel bebas VII XBSJP

Dari informasi tabel yang ada di atas maka dapat diperoleh model penelitian, yakni sebagai
berikut:

=a++++++++ε

=a++++++++ε

Alat-Alat Yang Dibutuhkan

Alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mencari berbagai macam keterkaitan yang ada diantara
sejumlah variabel diatas tersebut ialah sebuah perangkat lunak ataupun software EViews 5.0
serta SPSS 13.0 for windows. Software EViews serta SPSS sendiri merupakan sebuah perangkat
lunak yang berbasis operasi windows yang kerap digunakan dalam menganalisis data statistik
supaya dapat diolah dengan mudah, kemudian ditampilkan, ataupun dimanipulasi sehingga bisa
menyajikan sebuah informasi tertentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Untuk
angka 5.0 serta 13.0 sendiri merupakan versi dari software EViews dan juga SPSS.

Model Analisa

Agar bisa menemukan keterkaitan yang ada di antara variabel yang terdapat dalam penelitian
yang dilakukan ini, penulis memilih untuk menggunakan analisa regresi linier melalui metode
kuadrat yang terkecil. Analisa regresi tersebut bertujuan agar bisa mengetahui adanya koefisien
determinasi, koefisien korelasi, maupun koefisien regresi. Kemudian penulis akan melakukan
beberapa pengujian hipotesis yakni dengan menggunakan pengujian hipotesa secara parsial
dengan memakai t test serta pengujian hipotesa secara simultan dengan memakai F test.

Di dalam sebuah persamaan regresi linier ada sebuah perbedaan diantara Y yang merupakan
hasil observasi yang didapat dari sebuah data sampel yang memiliki nilai Y yang sebenarnya.
Perbedaan tersebutlah yang dinamakan dengan error atau kesalahan pengganggu ataupun
residual. Sehingga semakin kecil nilai dari kesalahan pengganggu tersebut maka akan semakin
valid dari nilai Y yang merupakan hasil dari observasi dalam memprediksi nilai Y dari populasi.

Sejumlah buku melambangkan adanya kesalahan penggangu menggunakan lambang U, namun


ada pula yang menggunakan lambang ε. Dengan munculnya kesalahan pengganggu tadi, maka
ada sejumlah asumsi di dalam analisa regresi yang menggunakan metode kuadrat paling kecil,
karenanya estimasi yang bisa dihasilkan memiliki sifat BLUE. Sejumlah asumsi tersebut
diantaranya merupakan asumsi normalitas, asumsi homokedastiditas, asumsi autokorelasi, serta
asumsi multikolinieritas.

F. PREDIKSI BIAYA PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini adalah sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan untuk memenuhi
syarat-syarat tugas akhir guna mendapatkan gelar sarjana di universitas Muhamadiah Solo, oleh
karena itu selurung biaya yang digunakan dalam penelitian ini ditanggung sepenuhnya oleh
penulis.

G. JADWAL WAKTU PENELITIAN

Minggu pertama: Untuk proses persiapan.

Minggu kedua hingga keempat: Proses pengumpulan berbagai data, pengolahan serta analisis
data dengan menggambil garis besarnya saja.
Minggu kelima hingga kesembilan: Proses penyusunan draf laporan, dimulai dari bab pertama
hingga bab V

Minggu kesepuluh hingga keduabelas: Laporan akhir penelitian

H. DAFTAR PUSTAKA

Hendri Jhon. 2009. “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap Cadangan
Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri”. Tesis Universitas Gunadarma. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai