Anda di halaman 1dari 10

Laporan Mini Riset

BOTANI CRYPTOGAMAE

DOSEN PENGAMPU : Syarifah Widya Ulfa, M.Pd

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Botani Cryptogamae

OLEH :

ADIBA NAZILA HAZEINA NST 0310182089


DINI AISYAH RANGKUTI 0310182083
HALIMAH 0310183112
TEDY KURNIAWAN 0310182044
RAVITA SITORUS 0310182052

Tadris Biologi IV / Semester III

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak berhingga kepada kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas Mini
riset pada mata kuliah Botani Cryptogamae sesuai waktunya.

Rasa sangat terimakasih kepada Dosen mata kuliah Botani Cryptogamae yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pengerjaan tugas ini dan memberikan kesempatan
bagi kelompok kami untuk melakukan pengamatan di wilayah kota medan, serta rasa syukur
kepada kedua orang tua yang selalu mendukung baik materi maupun moril yang tak ternilai,
serta teman-teman saya di kelas P. Biologi 4 yang selalu memberikan arahan daan pendapat.

Dalam pengerjaan tugas ini, penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itulah penulis tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas tugas-tugas di masa yang akan datang.
Dan penulis berharap, semoga tugas ini bisa memberi suatu manfaat bagi saya dan para
pembaca semua sehingga menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Medan, 20 Oktober 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II LANDASAN TEORI


A. Tumbuhan Lumut 2
B. Tumbuhan Paku 2
C. Jamur 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 5

BAB IV HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 6
B. Pembahasan 7

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Botani cryptogamae merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
tingkat rendah yang berkembangbiak dengan tidak memakai biji. Organ-organ pada tubuh
masih belum sempurna (thalus), namun pada beberapa tumbuhan sudah dapat dibedakan
mengenai bagian daun, batang dan akar (golongan paku-pakuan). Daunnya mengandung
spora untuk alat kembang biaknya. Karena tidak berbunga, kelompok cryptogamae diartikan
sebagai kelompok tumbuhan yang tidak menghasilkan bunga dan biji atau sering pula
diartikan sebagai golongan tumbuhan penghasil spora.
Tumbuhan cryptogamae tidak kalah besarnya dalam segi keanekaragaman dengan
tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan ini memiliki keanekaragaman yang berlimpah. Dalam
Botani Crytogamae memiliki divisi-divisi yang membedakan tumbuhan tersebut dengan
tumbuhan lainnya. Divisi-divisi tersebut ialah Divisi Schizophyta, Divisi Thallophyta, Divisi
Bryophyta dan Divisi Pteridophyta. Masing-masing dari divisi tersebut memiliki sistematika,
perkembangbiakan serta peranan yang berbeda-beda.
Botani merupakan ilmu yang bertujuan untuk mencari keterangan tentang morfologi,
fungsi atau fisiologi, perilaku suatu tumbuhan. Tumbuhan hidup dapat dipelajari dari
persfektif yang berbeda. Botani juga tidak hanya mempelajari kelompok dari kerajaan
tumbuhan saja tetapi juga mempelajari Jamur, Bakteri, Lumut Kerak dan fikologi.
Berdasarkan banyaknya dan beranekaragamnya tumbuhan crytogamae yang ada di
berbagai lingkungan hidup, kami mengadakan sebuah riset mini atau studi lapangan di
Kecamatan Medan Marelan. Riset mini ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati secara
langsung tumbuhan crytogamae pada habitatnya. Membuktikan apakah tumbuhan
crytogamae ini memang memiliki keanekaragaman yang berlimpah. Apakah tumbuhan
crytogamae ini banyak ditemukan di wilayah tersebut. Jenis tumbuhan crytogamae apa
sajakah yang ada di daerah tersebut. Jenis tumbuhan crytogamae apa saja yang mendominasi
di wilayah tersebut. Mengenali ciri morfologi pada tumbuhan crytogamae. Serta apa saja
manfaat yang dihasilkan dari tumbuhan crytogamae itu sendiri pada lingkungan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu:
1. Apakah tumbuhan crytogamae memiliki keanekaragaman yang berlimpah di daerah
tersebut ?
2. Jenis tumbuhan crytogamae apa sajakah yang ada di daerah tersebut ?
3. Jenis tumbuhan crytogamae apa yang mendominasi di daerah tersebut ?
4. Bagaimana ciri-ciri morfologi tumbuhan crytogamae yang ditemukan di daerah
tersebut ?
5. Apakah manfaat dari tumbuhan crytogamae bagi daerah tersebut ?

C. Tujuan
Riset mini ini dilakukan bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Botani Crytogamae. Serta melatih penulis untuk mengadakan riset mini yang diharapkan
dapat memberi gambaran mengenai tumbuhan crytogamae di Kecamatan Medan Marelan.
Baik itu keanekaragaman, jenis-jenis, jenis-jenis yang dominan, dan ciri-ciri morfologi, serta
manfaat dari tumbuhan crytogamae.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Cryptogamae adalah ilmu yang mempelajari jenis - jenis tumbuhan tingkat
rendah yang yang berkembang biak dengan tidak memakai biji. Organ-organ masih belum
sempurna meskipun ada yang sudah dapat dibedakan akar, batang dan daun. Daunnya
mengandung spora untuk alat kembang biaknya.1
Alga berukuran beragam dari beberapa mikrometer sampai bermeter-meter
panjangnya. Organisme ini mengandung klorofil serta pigmen- pigmen lainnya. Algae hidup
di air. Algae renik yang terapung-apung merupakan bagian dari fitoplankton (flora laut
tersuspensi). Dan berguna sebagai sumber makanan yang penting bagi organisme lain. Algae
berkembangbiak secara seksual. Algae mempunyai peranan dalam kehidupan yaitu sebagai
suplemen makanan kesehatan, sebagai bahan makanan, untuk membuat agar-agar,
menghasilkan iodium, bahan membuat kapsul, dan bahan membuat es krim.2
Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara
relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau
ganggang secara keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan golongan Thallopyta yang
lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai hubugan
kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang paling primitif dan mulai muncul
pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki stuktur yang kompleks, diperkirakan
terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang yang tumbuh di bumi, kebanyakan diantaranya
hidup dilaut, species yang hidup diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan
yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat.3
Pada Divisi Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium,
demikian pula sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Arkegonium adalah
gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut perut, dan
bagian yang sempit leher. Mikrogametangium (anteredium) adalah gametangium jantan yang
berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas
selapis sel-sel mandul. Pada Divisi Bryophyta embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil
yang akan menghasilkan spora, yaitu sporogonium 4

1
Syarifah widya,2017, botani cryptogamae, medan :perdana publishing. h. 56
2
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, Yogyakarta : Gadjah Mada Unipersity Press, 2009.h.120
3
Salwa rezeqi, 2018, Taksonomi Organisme tingkat rendah, FMIPA: UNIMED
4
Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, h. 41
Lumut dapat tumbuh di atas tanah-tanah yang gundulyang periodic mengalami
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini edapt hidup. Kebanyaka
dari lumut-lumut daun suka akan tempat-tempat yang basah, tetapi ada p-ula yang tumbuh di
tempat yang kering. Beberapa macam di antaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan
kekeringan sampai bertahun-tahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang
berupa bantal atau gebalan, dan di atas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu lapisan
yangyang menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan di pegunungan daerah tropik batang-
batang dan cabang-cabang pohon-pohonanpenuh dengan lumut-lumut yang menempel berupa
bantalan atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan iti pohon-pohonnya
seakan-akan penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air. Suasana dalam hutan yang
demikian amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering disebut hutan lumut atau hutan
berkabut 5
Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus. Tempat hidup di tanah yang
lembab, di pohon, di batu merah. Lumut mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk pelekat
pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur hara ke seluruh bagian tubuh. Lumut
mengalami metagenesis. Organ kelamin jantan berupa anteredium yang menghasilkan
spermatozoid dan organ betina berupa arkegonium yang menghasilkan ovum. Divisi
Bryophyta dibagi menjadi tiga classis yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis
Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis
Hepaticopsida berbentuk lembaran, mempunyai rhizoid, hidup di tempat lembab dan berair.
Reproduksi seksual membentuk arkegonium dan anteredium. Classis Anthocerotpsida, hidup
di temat lembab, mengalami metagenesis antara fase sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup
ditempat yang terbuka, batang tegak bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif
dengan membentuk kuncup pada cabang batang
Tumbuhan Paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai
kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya,
yaitu akar, batang, dan daun.6 Pada Tumbuhan Paku akar itu tidak merupakan terusan
pertumbuhan dari kutub yang berhadapan dengan pucuk melainkan dari suatu
bagian calon batang yang lalu membentuk akar kesamping.
Akar yang keluar pertama-tama tidak dominan, melainkan segera disusul oleh akar-
akar lain yang semuanya keluar dari batang. Batang Tumbuhan Paku bercabang-cabang

5
Ibid
6
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, Yogyakarta : Gadjah Mada Unipersity Press, 2009.h.. 219.
menggarpu, atau jika tidak demikian, maka cabang-cabang yang dikeluarkan kesamping
itu tidak pernah berasal dari satu ketiak daun.
Akar Tumbuhan Paku telah mempunyai kaliptra, dan sel-sel kaliptranya
berasal dari ujung juga yang pada akar itu berbentuk tetraedrik dan bersifat membelah
dengan membentuk sekat-sekat yang sejajar dengan keempat dindingnya secara berganti-
ganti.7
Tumbuhan paku memilki daya adaptasi yang cukup tinggi, sehingga tidak jarang
dijumpai paku dapat hidup di mana-mana, diantaranya di daerah lembab, di bawah pohon, di
pinggiran sungai, di lereng-lereng terjal, di penggunungan bahkan banyak yang sifatnya
menempel di batang pohon, batu atau tumbuh di atas tanah. Jenis-jenis paku epifit yang
berbeda kebutuhannya juga akan berbeda terhadap cahaya. Ada yang menyenangi tempat
terlindung dan ada sebagian pada tempat tertutup.8
Tumbuhan Paku mengalami pergiliran generasi dari fase sporofit menuju fase
gametofit. Sporofit tumbuhan paku merupakan tumbuhan mandiri (bebas) yang terdiri atas
akar, batang dan daun, yang umumnya sudah memiliki sistem pembuluh angkut.

Gametofit tumbuhan paku disebut protalium (protalus) yang sangat tereduksi.9 Padanya
terdapat anteridium (biasanya pada bagian yang sempit) dan arkegonium (dekat dengan
lekukan yang lebar). Baik anteridium maupun arkegonium terdapat pada sisi bawah
protalium diantara rhizoid-rhizoidnya. Sehabis pembuahan, dari zigot tumbuh keturunan
yang diploid yaitu sporofitnya. 10
Sporangium dan sporanya terdapat pada daun-daun yang khusus (sporofil) atau
daun-daun biasa, seringkali sporangium terkumpul dan tertutup oleh suatu selaput yang
bentuknya sangat karakteristik, dan tempatnya pada sporofil pun bermacam-macam.11
Sporangium tumbuhan paku mempunyai lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi
jaringan sporogen. Sel-sel sporogen itu membulat, memisahkan diri satu sama lain menjadi
sel-sel induk spora. Masing-masing dengan pembelahan reduksi membentuk 4 spora yang

7
Ibid, h. 98
8
Siti rahmah lubis: Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Hutan
Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara, 2009, h 27
9
Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, Program Studi Pendidikan Biologi (PMIPA)
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya, 2010. h. 39.
10
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, h 220.
11
Ibid, h. 99
haploid. Spora hampir selalu tidak mengandung klorofil, tetapi seringkali berwarna agak
pirang karena mengandung korotenoid.12

12
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, h 224-225
BAB III

Metode Pelaksanaan

3.1 Waktu dan Tempat

Mini Riset tentang Crypto gamae ini dilaksanakan di kecamatan Medan Marelan,
pada tanggal 16 oktober kami melakukan mini riset di kelurahan labuhan deli, 17 oktober di
kelurahan paya pasir, 19 oktober di kelurahan rengas pulau, 20 oktober di kelurahan tanah
enam ratus, 23 oktober di kelurahan terjun.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untunmengamati tumbuhan Cryptogamae yang terdapat di


wilayah Kecamatan Marelan.

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

a. Observasi

format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data
observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton
televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah
sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).

b. Wawancara

Selain dengan teknik observasi, kami juga melakukan wawancara kepada warga
sekitar mengenai tumbuhan Cryptogamae yang terdapat di kecamatan marelan khususnya di
daeah KM 600. Wawancara merupakan salah satu tekik pengumpulan data dengan cara tanya
jawab kepada nara sumber.

Anda mungkin juga menyukai