Anda di halaman 1dari 33

MINI RISET BOTANI CRYPTOGAMAE

Identifikasi Tumbuhan Tingkat Rendah


Pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota

Dosen Pengampu : Syarifah Widya Ulfa, M.Pd

DISUSUN OLEH,
Kelompok 2

Anggrian El Ritli (0310183118)


Atala Anjani Sembiring (0310182156)
Dewi Safitri (0310182055)
Dinda Astri Pradira (0310182077)
Miftahul Jannah Tanjung (0310183129)
Najihan Arizka (0310183148)

PENDIDIKAN BIOLOGI – 4
SEMESTER III

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A. 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala.
atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan mini riset mengenai “Identifikasi Tumbuhan Tingkat Rendah Pada
Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota” Pada Mata Kuliah Botani Cryptogamae.
Dengan dosen pengampu Syarifah Widya Ulfa, M.Pd. Meskipun masih kurang dari
kesempurnaan. Sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad shallallahu a’alaihi
wa sallam. Semoga kita diberi syafaat di akhirat kelak Aamiin yaa rabbal ‘alamiinn.
Mini riset ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan dibantu oleh
anggota kelompok kami sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan mini riset ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan, kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari semua pihak terutama guru pembimbing yang membaca mini riset
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat
bermanfaat terhadap para pembaca.

Medan, 20 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................................ii

Bab I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1. Latar Belakang...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
3. Tujuan ................................................................................................................2

Bab II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................3

Bab III METODE PELAKSANAAN.............................................................................11

1. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................................11


2. Metode Penelitian...............................................................................................11

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................13

Bab V KESIMPULAN...................................................................................................20
1. Kesimpulan.........................................................................................................20
2. Saran...................................................................................................................20
LAMPIRAN....................................................................................................................21

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Botani Cryptogamae merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tumbuhan-


tumbuhan dalam tingkatan yang rendah yang berkembang biak dengan tidak memakai
biji. Organ-organ pada tubuh masih belum jelas, namun pada beberapa tumbuhan sudah
dapat dibedakan mengenai bagian daun, batang dan akar. Botani merupakan ilmu yang
bertujuan untuk mencari keterangan tentang morfologi, fungsi, perilaku suatu
tumbuhan. Tumbuhan hidup dapat dipelajari dari presfektif yang berbeda. Botani juga
tidak hanya mempelajari kelompok dari kerajaan tumbuhan saja tetapi juga mempelajari
Jamur, Bakteri, Lumut Kerak dan fikologi.
Dalam Botani Crytogamae memiliki divisi-divisi yang membedakan tumbuhan
tersebut dengan tumbuhan lainnya. Divisi-divisi tersebut ialah Divisi Schizophyta,
Divisi Thallophyta, Divisi Bryophyta dan Divisi Pteridophyta. Masing-masing dari
divisi tersebut memiliki sistematika, perkembangbiakan serta peranan yang berbeda-
beda.
Pada studi lapangan kali ini yaitu mengenai mengidentifikasian yang termasuk
kedalam tumbuhan tingkat rendah pada kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.
Studi lapangan ini bertujuan agar dapat mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah
secara langsung dari habitatnya, dapat mengenali morfologi dari tumbuhan tersebut
secara langsung di Kecamatan Medan Maimun dan Kecamatan Medan Kota serta dapat
wawasan kepada mahasiswa Biologi serta kepada para pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Tumbuhan Tingkat Rendah apa sajakah yang ditemukan pada Kecamatan
Medan Maimun dan Medan Kota?
2. Hal apakah yang dapat menyebabkan Tumbuhan Tingkat Rendah tersebut
dapat tumbuh pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota?

1
3. Bagaimana Klasifikasi serta Morfologi dari masing-masing Tumbuhan
Tingkat Rendah yang telah ditemukan pada Kecamatan Medan Maimun dan
Medan Kota?
4. Apakah peranan dari Tumbuhan Tingkat Rendah yang telah ditemukan pada
Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Tumbuhan Tingkat Rendah yang ditemukan pada
Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Tumbuhan Tingkat
Rendah dapat hidup pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.
3. Untuk mengetahui klasifikasi serta morfologi dari Tumbuhan Tingkat
Rendah yang telah ditemukan pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan
Kota.
4. Untuk mengetahui peranan pada Tumbuhan Tingkat Rendah yang telah
ditemukan pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Divisi Schizophyta (Tumbuhan Belah)


Schizophyta  atau tumbuhan belah merupakan kelompok yang mempunyai ciri
khusus yaitu berkembang biak dengan membelah diri. Schizophyta  berasal dari bahasa
Yunani  scizein  artinya membelah dan  phyton adalah tumbuhan. Tumbuhan belah
dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang
paling rendah sehingga dari segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan  yang paling
tua dan paling primitif. 

Ciri umum dari kelompok ini adalah : 


1.  Berkembang biak dengan cara membelah diri,
2.  Tubuh terdiri dari satusel
3.  Protoplas belum terdeferensiasi dengan jelassehingga inti sel

Kelompok schizophyta mempunyai dua kelas yaitu :

1. Kelas Bakteri (Schizomycetes)


A. Ciri-ciri umum :
1. Tubuh uniseluler (bersel satu)
2. Tidak berklorofil  Hidupnya bersifat autotrof
3. Reproduksi dengan cara membelah diri(dengan pembelahan Amitosis)
4. Habitatbakteri hidup dimana-mana/kosmopolit
5. Satuan ukuran bakteri adalah mikron (10 - 3µ)
B. Bentuk-bentuk bakteri
1. Kokus : bentuk bulat, monokokus, diplokokus, streptokokus, stafilokokus,
sarkina
2. Basil : bentuk batang, diplobasil, streptobasil
3. Spiral : bentuk spiral, spirilium (spiri kasar), spirokaet (spiral halus)
4. Vibrio : bentuk koma

3
C. Alat gerak bakteri
Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu cambuk/flagel.
Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, dibedakan 5
macam bakteri, yaitu :
1. Atrich : bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia coli
2. Monotrich : mempunyai satu flagel salah satu ujungnya. contoh: Vibrio
cholera
3. Lopotrich : mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya.
contoh: Rhodospirillum rubrum
4. Ampitrich : mempunyai satu atau lebih flagelpada kedua ujungnya. contoh:
Pseudomonas aeruginosa
5. Peritrich : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya. contoh:
salmonella typhosa

2. Kelas Ganggang biru / ganggang belah (Chyanophyceae/ Scizophyceae)


Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama
dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran
mikroskopis, keberadaanya tersebar luas dan banyak ditemukan di perairan tanah yang
lembab, permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan
pula di tempat yang kurang menguntungkan lingkungannya.
Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow
Stone Park di Amerika. Ganggang Biru dikatakan sebagai salah satu vegetasi perintis
karena mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 85 derajat C (sumber air
panas ).

Ciri – ciri dan sifat ganggang hijau biru

1. Tumbuhan bersel satu, berbentuk benang (filamen) dan hidup berkoloni

2. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin
dan fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru)

3. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang- kadang


berlendir

4
4. Inti sel tidak memiliki membran (prokarion)

5. Pada umumnya tidak bergerak (gerakan merayap atau meluncur pada alas yang
basah)

6. Tidak mempunyai bulu cambuk (gerakan adanya kontraksi tubuh dan


pembentukan lendir)

7. Perkembangbiakan vegetatif (membelah)

2. Divisi Thallophyta (tumbuhan Talus)

Divisi ini meliputi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh yang
berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih
belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah
dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus. Ciri
laen dari tumbuhan talus ini adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga
banyak sel yang kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah
mengalami diferensiasi). Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual)
dan generatif (seksual) dengan spora sebagai alat perkembangbiakannya.
Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet yang terbentuk
didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada tumbuhan talus ada tiga
cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrof dan simbiosis.

A. Ganggang atau Algae

Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang
hidup melekat pada sesuatu yang ada di dalam air misalnya batu disebut bentos Jenis-
jenis ynag dapat bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu
cambuk atau flagel.

Tubuh alga terdapat berbagai zat warna (pigmen), yaitu :


1. klorofil : warna hijau

5
2. fikosantin : warna perang/ coklat
3. fikoeritrin : warna merah
4. karoten : warna keemasan
5. xantofil : warna kuning

B. Jamur / Fungi

Jamur atau cendawan tidak mempunyai kormotofora, oleh sebab itu umumnya
tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatanya terdapat bermacam-nacam zat
warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warna itu umumnya terdiri atas senyawa
aromatic yang idak mengandung N. Talus hanya pada yang paling sederhana saja yang
telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membrane yang terdiri atas kitin dan bukan
selulosa.
Bagian tubuh yang vegetatif terdiri atas benang-benang halus yang dinamakan
hifa, yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat
ada yang tidak. Pembiakan dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di
air berupa spora kembara yang mempunyai bulu cambuk.
Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam
sel-sel khusus (askus), jadi merupakan endospora ada yang di luar basidiumdan disebut
eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan
konidium.
Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan bebagai cara, yaitu isogami,
anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami. Jamur hidup sebagai saprofit
atau parasit ada yang di dalam air, kebanyakan di daratan. Dalam laut jarang sekali
terdapat jamur. Kebanyakan dari yang hidup sebagai saprofit dapat dipiara pada substrat
buatan. Sebagai zat makanan cadangan terdapat glikogen, lemak.

3. Lumut kerak atau Lichenes

Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae tetapi sedemikian
rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.

6
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas
tanah, terutama di daerah tundradi sekitar kutub utara. Lichenes tmemerlukan syarat-
syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Karena panas yang terik Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering
tetapi tidak mati dan jika kemudian turun hujan Lichenes dapat hidup kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. Tubuh
buah baru terbaru setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Algae
yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonodium, dapat bersel tunggal atau berupa
koloni.
Bentuk Lichenes biasanya bergantung pada macam cara hidup bersama antara
kedua macam organisme yang menyusunya. Hidup bersama antara dua organisme yang
berlainan jenis disebut Isimbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut
simbion.
Pada Lichenes simbiosis antara Fungi dan Algae diberikan tafsiran yang
berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanay
saling menguntungakan.
Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus
terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada beberapa jenis Lichenes,
pembiakan berlangsung dengan perantara soredium yaitu kelompok kecil sel-sel
ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi
suatu badan yang terlepas dari induknya.

4. Divisi Bryophyta

Bryophyta berasal dari dua kata “bryon” dan “phyta”. Bryon berarti lumut


dan phyta berarti tumbuhan. Jadi bryophyte dapat diartikan sebagai tumbuhan lumut.
Tumbuhan lumut merupakan divisi tumbuhan yang hidup didarat , tidak berpembuluh,
umumnya berukuran kecil (dapat berukuran mikroskopik atau tidak terlihat jika tanpa
bantuan mikroskop) dan berwarna hijau.  Divisi bryophyta ini termasuk kedalam
anggota kingdom plantae (tumbuhan). Lumut mempunyai sel-sel plastid yang

7
menghasilkan klorofil a dan b sehingga dapat melakukan melakukan fotosintesis. Oleh
karena itu, lumut bersifat autrotrof karena dapat membuat makanan sendiri.
Lumut merupakan peralihan anatara tumbuhan bertalus (belum memiliki akar,
batang dan daun sejati) dengan tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang dan
daun sejati). Lumut tudak berpembuluh dan tidak berakar, namun memiliki rizoid (bulu-
bulu akar) sebagai pengganti akar.  Melalui rizoid lumut dapat menempel dan menyerap
air dan mineral. Setelah air masuk ketubuh lumut kemudian didistribusikan keseluruh
bagian tubuh dengan cara difusi, dengan daya kapilaritas maupun aliran sitoplasma. Hal
inilah yang menyebabkan lumut hanya dapat hidup ditempat yang teduh dan dirawa.
Lumut tidak dapat tumbuh tinggi dan besar seperti tumbuhan lain, pada umumnya
ukurannya tidak lebih 20 cm.

A. Klasifikasi Bryophyta

Dalam klasifikasi, bryophyta termasuk ke dalam tumbuhan kingdom plantae,


divisi yaitu bryophyta, dan terbagi menjadi 3 class yaitu Hepaticopsida (Hepaticae),
Anthocerotopsida (Anthocerotae) dan Bryopsida (Musci).

1. Hepaticopsida terdapat beberapa ordo sebanyak 7 yaitu Takakiales, Calobryales,


Jungermanniales, Metzgeriales, Marchantiales, Sphaerocarpales dan
Monocleales.
2. Anthocerotopsida, hanya ada 1 (satu) ordo yaitu Anthocerotales.
3. Bryipsida memiliki 5 Sub-class yaitu Spagnidae, Andreacidae, Buxbaumidae,
Bryidae dan Polytrichadae. Sedangkan ordo meliputi Spagnales, Andreacales,
Buxbaumiales, Fissidentales, Discranales, Pottiales, Grimmiales, Funariales,
Schistostegales, Tetraphidales, Eubryales, Isobryales, Hookeriales,
Hypnobryales, Polytrichadae, Polytrichales dan Dawsoniales. Sistem klasifikasi
bryophyta ini mengadopsi dari Takhtajan (1953), Schuster (1953), Parihar
(1965) dan Udar (1976). Ketiga klasifikasi dari bryophyta memiliki
karakteristiknya sendiri yaitu:

8
4. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Pteridophyta atau yang sering dikenal dengan sebutan tumbuhan paku


merupakan sebuah tumbuhan tingkat tinggi yang sudah mempunyai akar, daun dan
batang sejati. Tumbuhan paku ini bisa ditemukan hidup di tempat yang lembab
(higrofit), hidup di air (hidrofit) maupun menempel pada pohon lainnya (epifit).
Pteridophyta tidak dapat menghasilkan biji dalam proses seksualnya, melainkan
meereka juga aka melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan atau
perkembangbiakannya.pada Saat ini sudah ada sekitar 12.000 spesies pteridophyta yang
telah ditemukan.
A. Klasifikasi Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku ini dapat dibedakan menjadi 3
kelompok, yakni:
1. Paku Homospora
Paku homospora merupakan tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora
yang mempunyai jenis kelamin serta ukuran sama, tidak dapat dibedakan antara
spora jantang maupun betina. Tumbuhan jenis ini sering disebut juga Tumbuhan
paku Isospora.
2. Paku Heterospora
Paku heterospora merupakan tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora
yang ukurannya sangat berbeda antara spora jantang maupun betina. Spora
jantan ini layaknya berukuran lebih kecil sehingga disebut mikrospora.lalu
Sedangkan spora betina berukuran cukup besar sehingga disebut makrospora.
Paku heterospora sering dikenal dengan sebutan an-isospora.
3. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang sangat
berbeda jantan dan betina namun ukuran sporannya hampir sama.

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku ini juga dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yakni:
1. Paku Homospora

9
Tumbuhan paku homospora dapat menghasilkan spora dengan ukuran yang
sama dan tidak dapat dibedakan antara spora jantan maupun spora betina.
Tumbuhan jenis ini dapat dikenal juga dengan sebutan paku isospora,
misalnya : Lycopodium sp (paku kawat).
2. Paku Heterospora
Tumbuhan paku jenis ini menghasilkan spora yang sangat berbeda ukuran
sehingga disebut an-isospora. Spora jantan dikenal mikrospora karena
berukuran yang kecil,lalu sedangkan spora betina berukuran lebih besar
sehingga dikenal dengan makrospora, misalnya : Selaginella sp (paku rane).
3. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang
berbeda beda, namun ukuran sporanya hampir sama. misalnya : Equisetum
debile (paku ekor kuda).

B. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku


Pada umumnya, tumbuhan paku ini dikenal dengan ciri khas daun mudanya
yang akan menggulung pada bagian  ujungnya. Meskipun sebenarnya ciri ini hanya
berlaku pada ciri ini sebenarnya hanya berlaku pada paku leptosporangiatae dan juga
anggota Marattiales. Ada beberapa Ciri-ciri morfologi tumbuhan paku antara lain yakni:

 Mempunyai akar, batang atau daun.


 Mempunyai pembuluh angkut xilem atau floem.
 Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga mencapai
setinggi kurang lebih 6 meter.
 Penampilan luar tumbuhan paku beraneka ragam, mulai yang berupa pohon ,
semak, epifit, tumbuhan
Merambat, mengapung di air, hingga hidrofit atau yang lain sebagainya.

10
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan
penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut
diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.  tujuan penelitian ini ialah mencari serta
menemukan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan langsung di dalam kehidupan.
Penelitian jenis ini disebut juga dengan applied research.  tujuan penelitian ini ialah
mencari serta menemukan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan langsung di dalam
kehidupan. Penelitian jenis ini disebut juga dengan applied research.

A. Tempat dan Waktu Peneltian


1. Tempat Penelitian
a. Kecamatan Medan Maimun, Sumetera Utara
b. Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara
2. Waktu Penelitian
Penelitian pertama dillaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2019 dan
penelitian kedua dilaksanakan pada tanggal 30 November 2019

B. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan berupa metode observasi. Metode


observasi (pengamatan langsung) adalah metode pengumpulan data dengan mengamati
secara langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat kejadian-kejadian yang
ada. Observasi dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti atau
dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek
(benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan

11
individu-individu yang diteliti. Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap proses pelaksanaan kerja dan hasil kerja yang diperoleh dan untuk
menilai kompetensi-kompetensi yang dikuasai.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

A. LICHENES

Lichenes merupakan organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan


Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu
kesatuan. Pada kedua kecamatan yang kami datangi yaitu pada kecamatan Medan
Maimun dan Medan Kota terdapat beberapa lichenes. Licehenes hidup sebagai epifit
pada pohon-pohon, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar
kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh Lichenes. Algae
yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berupa
koloni. Bentuk Lichenes biasanya bergantung pada macam cara hidup bersama antara
kedua macam organisme yang menyusunnya

Tubuh Lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan


dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Pada
lumut kerak berdaun (feliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang
susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk
menempel pada substrat atau yang disebut dengan rizoid. Menurut bentuk
pertumbuhannya, lumut kerak terbagi menjadi empat tipe, yaitu:

a. Krustose. Lumut kerak jenis ini mempunyai thallus yang berukuran kecil, datar,
tipis dan selalu melekat kepermukaan batu, kulit pohon atau pun di tanah
b. Folios. Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya tersusun
oleh lobus-lobus dan relatif lebih longgar melekat pada bagian susbtratnya
c. Frutikos. Bagian bentuk thallusnya berupa semak dengan banyak cabang
dengan btnuknya yang seperti pita. Jika thallus tegak seperti semak atau
menggantung seperti jumbai atau pita.

13
Squamulose. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertidih dan sering memiliki
struktur tubuh buah yang disebut podetia.

Divisi : Lichenes

Class : Ascolichenes

Ordo : Lecanorales

Family : Parmeliaceae

Genus : Parmelia

Species : Parme

B. Lumut Hati

Menganalisis data yang kami Peroleh, secara kualitatif, tempat yang lembab dan
mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat,
sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung lebih
lambat apalagi pada lumut hati. Secara kuantitatif, lumut adalah sekelompok vegetasi
kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas
menutupi permukaan. Lumut hati kami temukan dibeberapa Kelurahan dibeberapa
Kecamatan.

Kingdom: Plantae

Divisi: Marchantiophyta

Kelas: Marchantiales

Family: Marchantiaceae

Genus: Marchantia

Spesies: Marchantia polymorpha

14
Berikut tabel data lumut hati

Kecamatan Kelurahan Habitat Jumlah


Medan Kota Sitirejo I Tembok yang 1 Lumut hati
lembab dengan luas ± 4cm
Sudirejo I Bebatuan yang 3 Lumut hati
lembab dengan luas rata-
rata ± 5cm
Medan Maimun Kampung Baru Batang Pohon 1 Lumut hati
dengan luas ± 6cm

C. GANODERMA

Ganodema merupakan jamur yang sangat mematikan pada tanaman terutam


kelapa sawit. Salah satu sifat yang dapat digunakan untuk medeteksi adannya
ganoderma adalah dengan menggunakan media semiselektif untuk ganoderma yang di
dalamnya mengandung tanin. Salah satu ciri khusus Ganoderma adalah kemampuanya
dalam mendegradasi tanin sehingga kenampakan media menjasi berwarna kuning
kecoklatan.

Pada beberapa bagian pangkal batang tanaman kelapa sawit yang telah
terserang Ganoderma boninense memiliko potensi untuk menjadi sumber inokulan.
Oleh karena itu perlu dilakukan tes untuk mengetahui bagian-bagian tanaman mana saja
yang berpotensi sebagai sumber inokulan. Hal ini juga dapat menjadi informasi untuk
mengetahui pola penyebabaran / infeksi Ganoderma boninense pada bagian tanaman
kelapa sawit.

Secara makroskopis, awalnya tampak sebagai salah satu bonggol kecil bewarna
putih dan berkembang menjadi berbentuk kipas, tebal dan keras. Terkadang tubuh bah
seperti mempunyai tangkai. Letaknya sendiri berdekatan, saling menutup atau saing
bersambungan sehingga menjadi sebuah susunan besar. Warna permukaan atas tubuh

15
buah bervariasi. Mulai dari cokelat muda sampai cokelat tua, biasanya tampak
mengkilat, khususnya pada waktu masih muda.

Kingdom: Fungi

Filum: Basidiomycota

Kelas: Homobasidiomycetes

Ordo: Polyporales

Famili: Ganodermataceae

Genus: Ganoderma

Spesies: P. Karst

D. Paku-Pakuan

Pteridophyta atau yang lebih sering kita sebut dengan tumbuhan paku
merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang sudah memiliki akar, daun dan batang sejati.
Tumbuhan paku ini dapat ditemukan hidup di tempat yang lembab (higrofit), hidup di
air (hidrofit) atau menempel pada pohon lain (epifit). Pteridophyta tidak menghasilkan
biji dalam proses seksualnya, melainkan meereka melepaskan spora sebagai alat
penyebarluasan dan perkembangbiakannya. Saat ini sudah ada sekitar 12.000 spesies
pteridophyta yang telah dikenali.

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua
fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit
dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan
kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki
rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari
spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium
(antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium

16
(archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan
bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan
paku baru.

Klasifikasi

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas: Pteridopsida

Sub Kelas: Polypoditae

Ordo: Polypodiales

Famili: Dryopterydaceae

Genus: Nephrolepis

Spesies: Nephrolepis biserrata

E. Alga hijau

Alga hijau juga disebut sebagai Chlorophyta. Hal itu berkaitan dengan warnanya
yang hijau. Warna hijau di alga hijau dikarenakan oleh pigmen klorofil yang terkandung
di dalamnya. Selain itu, alga hijau juga memiliki pigmen karoten yang memberi warna
kuning. Sehingga, ada jenis alga yang memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini
yang menjadi salah satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke dalam filum Chlorophyta.

17
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Alga hijau termasuk dalam
kingdom Protista, karena dia terdiri dari sel eukariotik yang masih sederhana.

Alga hijau dikelompokkan ke dalam makhluk hidup fotoautotrof. “Foto” memiliki


arti “cahaya” dan “autotrof” memiliki arti “mampu menciptakan makanan sendiri”. Jadi,
alga mampu menciptakan mnmakanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari
melalui proses fotosintesis, seperti halnya tumbuhan. Hal itu, memungkinkan alga
menjadi produsen primer bagi ekosistem laut dan menjadi makanan bagi individu
lainnya.

Pada penelitian ini, kami menemukan alga hijau didaerah yang sedikit lembab,
tumbuhan alga tersebut berdekatan dengan tumbuhan lain, jumlah alga yang telah kami
temukan ± 2 alga hijau dengan luas rata-rata ± 5 cm.

Klasifikasi Alga Hijau (Chlorophyta)


Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Halimedales
Genus : Caulerpa
Spesies : Caulepra Racesmosa

F. Lumut Daun

Lumut daun memiliki bentuk mirip dengan tumbuhan yang biasa kita temui. Lumut
daun telah memiliki daun, batang yang tegak, dan rizoid yang mirip akar tumbuhan.
Lumut daun seringkali disebut lumut sejati. Di bagian ujung lumut ini terdapat bagian
yang menggembung sebagai penghasil spora. Tumbuhan lumut daun dapat ditemukan di
tanah, tembok, dan tempat-tempat lain. Lumut hati kami temukan dibeberapa Kelurahan
dibeberapa Kecamatan.

18
Berikut tabel data lumut hati

Kecamatan Kelurahan Habitat Jumlah


Medan Kota Pasar Baru Bebatuan yang 1 Lumut daun
lembab dengan luas ± 35cm
Pandau Hulu Tembok yang 1 Lumut daun
lembab dengan luas 1,5
Meter
Medan Maimun Sei Mati Batang Pohon 1 Lumut daun
dengan memanjang
± 6cm

Dari tabel yang diatas habitat lumut daun dapat tumbuh juga di antara rumput-
rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam
air jarang ditemukan. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai
struktur yang bermacam-macam.

Klasifikasi Lumut Daun :

Kingdom : Plantae

Division : Bryophyta

Kelas : Bryopsida

Ordo : Bryopceales

Family : Bryopceae

Genus : Bryopsida

Spesies : Bryopsida sp

BAB V

19
KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tumbuhan tingkat rendah


di kecamatan Medan Kota dan Medan Maimun kami menemukan seperti Genodarma,
Lichenes, Tumbuhan paku, Lumut daun, Lumut hati, dan Alga hijau di beberapa
kelurahan yang habitat seusuai dengan isi materi yang ada di atas.

Saran

Besar harapan kami akan menjadi lengkapnya Mini Riset ini dikemudian hari
maka dari itu penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para
pembaca. Saran kami adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan Mini Riset ini
menjadi lebih baik sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah
disampaikan kiranya dapat diminimalisir Sehingga Mini Riset ini menjadi lebih baik.

20
Lampiran

Lumut Daun

21
22
Lumut hati

23
Paku

24
Alga Hijau

25
Jamur Kayu

26
Lichenes

27
Dokumentasi

28
Pengalaman masing-masing dari kami selama melakukakan mini riset Botani
Cryptogamae

1. Pengalaman saya selama mata kuliah Botani Cryptogamae


Selama mengikuti mata kuliah botani saya memperoleh banyak sekali ilmu
maupun pengalaman tentang tumbuh-tumbuhan yang tingkat rendah. Yang mana
kita tau dengan belajar botani kita paham apa itu morfologi, anatomi, habitat,
dan peranan pada tumbuhan, disini juga kita bisa sambil menghafal nama-nama
latin tumbuhan. Kita juga mengamati langsung apa yang mau kita pelajarin yaitu
dengan praktikum ke LAB. Jadi dari saya dengan belajar mata kuliah botani
saya bisa memahami tumbuhan.

2. Pengalaman selama miniriset banyak sekali cobaan, dimulai dari temen ngaret,
tidak ada helm, waktunya bentrokan dan juga tidak tau jalan. Selama miniriset
juga kami merasa kepanasan, pulang muka belang dan juga diliatin orang
kenapa kami di sepanjang jalan pada nunduk ke bawah.

3. Pengalaman saya selama mata kuliah Botani Cryptogamae dan pengalaman


sama saat melakukan miniriset botani cryptogamae.
Pengalaman saya selama mengikuti selama mata kuliah botani cryptogamae saya
sangat memahami materinya dan dapat mengetahui tentang tumbuha-tumbuhan
yang tingkat rendah dan saya juga dapat mengetahui nama-nama latin pada
tumbuhan tingkat rendah. Dan pada praktikum saya suka karna banyak hal yang
saya tidak tau menjadi tau . Dan pada saat selama mini riset banyak pengalaman
saya. Yang saya dapatin dari mulai tumbuh-Tumbahan tingkat rendah disekitar
kota Maimun

4. Pengalamannya selama melakukan miniriset botani Cryptogamae, dimana pada


saat miniriset lumayan banyak tumbuhan yang ditemukan dan terdapat beberapa
tumbuhan tingkat rendah seperti tumbuhan paku, jamur, dan lumut. Miniriset ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan cara melihat secara
langsung tempat-tempat dimana yang terdapat banyak tumbuhan tingkat rendah
tersebut.

29
5. Pengalaman saya selama mini riset botani crptogamae saya masih banyak
menemukan tumbuhan tingkat rendah seperti paku-pakuan, alga, lichens di
daerah medan kota dan medan maimun.

6. Pengalaman saya selama melakukan miniriset Botani Cryptogamae. Ketika saya


melakukan mini riset banyak halangan yang terjadi, misalnya waktu kami yang
tidak pernah bisa disatukan, teman yang telat, kurangnya helm dan tidak tahu
jalan. Namun dibalik itu kami dapat mengetahui berbagai macam tumbuhan
tingkat rendah secara langsung. Mini riset kedua kami lakukan di pagi hari,
sebelum miniriset sarapan bubur ayam dulu, kemudia miniriset diterik panas.

30

Anda mungkin juga menyukai