DISUSUN OLEH,
Kelompok 2
PENDIDIKAN BIOLOGI – 4
SEMESTER III
Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala.
atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan mini riset mengenai “Identifikasi Tumbuhan Tingkat Rendah Pada
Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota” Pada Mata Kuliah Botani Cryptogamae.
Dengan dosen pengampu Syarifah Widya Ulfa, M.Pd. Meskipun masih kurang dari
kesempurnaan. Sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad shallallahu a’alaihi
wa sallam. Semoga kita diberi syafaat di akhirat kelak Aamiin yaa rabbal ‘alamiinn.
Mini riset ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan dibantu oleh
anggota kelompok kami sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan mini riset ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan, kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari semua pihak terutama guru pembimbing yang membaca mini riset
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat
bermanfaat terhadap para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
Bab I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. Latar Belakang...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
3. Tujuan ................................................................................................................2
Bab V KESIMPULAN...................................................................................................20
1. Kesimpulan.........................................................................................................20
2. Saran...................................................................................................................20
LAMPIRAN....................................................................................................................21
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Tumbuhan Tingkat Rendah apa sajakah yang ditemukan pada Kecamatan
Medan Maimun dan Medan Kota?
2. Hal apakah yang dapat menyebabkan Tumbuhan Tingkat Rendah tersebut
dapat tumbuh pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota?
1
3. Bagaimana Klasifikasi serta Morfologi dari masing-masing Tumbuhan
Tingkat Rendah yang telah ditemukan pada Kecamatan Medan Maimun dan
Medan Kota?
4. Apakah peranan dari Tumbuhan Tingkat Rendah yang telah ditemukan pada
Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Tumbuhan Tingkat Rendah yang ditemukan pada
Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Tumbuhan Tingkat
Rendah dapat hidup pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.
3. Untuk mengetahui klasifikasi serta morfologi dari Tumbuhan Tingkat
Rendah yang telah ditemukan pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan
Kota.
4. Untuk mengetahui peranan pada Tumbuhan Tingkat Rendah yang telah
ditemukan pada Kecamatan Medan Maimun dan Medan Kota.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
C. Alat gerak bakteri
Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu cambuk/flagel.
Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, dibedakan 5
macam bakteri, yaitu :
1. Atrich : bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia coli
2. Monotrich : mempunyai satu flagel salah satu ujungnya. contoh: Vibrio
cholera
3. Lopotrich : mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya.
contoh: Rhodospirillum rubrum
4. Ampitrich : mempunyai satu atau lebih flagelpada kedua ujungnya. contoh:
Pseudomonas aeruginosa
5. Peritrich : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya. contoh:
salmonella typhosa
2. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin
dan fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru)
4
4. Inti sel tidak memiliki membran (prokarion)
5. Pada umumnya tidak bergerak (gerakan merayap atau meluncur pada alas yang
basah)
Divisi ini meliputi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh yang
berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih
belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah
dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus. Ciri
laen dari tumbuhan talus ini adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga
banyak sel yang kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah
mengalami diferensiasi). Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual)
dan generatif (seksual) dengan spora sebagai alat perkembangbiakannya.
Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet yang terbentuk
didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada tumbuhan talus ada tiga
cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrof dan simbiosis.
Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang
hidup melekat pada sesuatu yang ada di dalam air misalnya batu disebut bentos Jenis-
jenis ynag dapat bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu
cambuk atau flagel.
5
2. fikosantin : warna perang/ coklat
3. fikoeritrin : warna merah
4. karoten : warna keemasan
5. xantofil : warna kuning
B. Jamur / Fungi
Jamur atau cendawan tidak mempunyai kormotofora, oleh sebab itu umumnya
tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatanya terdapat bermacam-nacam zat
warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warna itu umumnya terdiri atas senyawa
aromatic yang idak mengandung N. Talus hanya pada yang paling sederhana saja yang
telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membrane yang terdiri atas kitin dan bukan
selulosa.
Bagian tubuh yang vegetatif terdiri atas benang-benang halus yang dinamakan
hifa, yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat
ada yang tidak. Pembiakan dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di
air berupa spora kembara yang mempunyai bulu cambuk.
Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam
sel-sel khusus (askus), jadi merupakan endospora ada yang di luar basidiumdan disebut
eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan
konidium.
Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan bebagai cara, yaitu isogami,
anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami. Jamur hidup sebagai saprofit
atau parasit ada yang di dalam air, kebanyakan di daratan. Dalam laut jarang sekali
terdapat jamur. Kebanyakan dari yang hidup sebagai saprofit dapat dipiara pada substrat
buatan. Sebagai zat makanan cadangan terdapat glikogen, lemak.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae tetapi sedemikian
rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
6
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas
tanah, terutama di daerah tundradi sekitar kutub utara. Lichenes tmemerlukan syarat-
syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Karena panas yang terik Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering
tetapi tidak mati dan jika kemudian turun hujan Lichenes dapat hidup kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. Tubuh
buah baru terbaru setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Algae
yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonodium, dapat bersel tunggal atau berupa
koloni.
Bentuk Lichenes biasanya bergantung pada macam cara hidup bersama antara
kedua macam organisme yang menyusunya. Hidup bersama antara dua organisme yang
berlainan jenis disebut Isimbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut
simbion.
Pada Lichenes simbiosis antara Fungi dan Algae diberikan tafsiran yang
berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanay
saling menguntungakan.
Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus
terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada beberapa jenis Lichenes,
pembiakan berlangsung dengan perantara soredium yaitu kelompok kecil sel-sel
ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi
suatu badan yang terlepas dari induknya.
4. Divisi Bryophyta
7
menghasilkan klorofil a dan b sehingga dapat melakukan melakukan fotosintesis. Oleh
karena itu, lumut bersifat autrotrof karena dapat membuat makanan sendiri.
Lumut merupakan peralihan anatara tumbuhan bertalus (belum memiliki akar,
batang dan daun sejati) dengan tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang dan
daun sejati). Lumut tudak berpembuluh dan tidak berakar, namun memiliki rizoid (bulu-
bulu akar) sebagai pengganti akar. Melalui rizoid lumut dapat menempel dan menyerap
air dan mineral. Setelah air masuk ketubuh lumut kemudian didistribusikan keseluruh
bagian tubuh dengan cara difusi, dengan daya kapilaritas maupun aliran sitoplasma. Hal
inilah yang menyebabkan lumut hanya dapat hidup ditempat yang teduh dan dirawa.
Lumut tidak dapat tumbuh tinggi dan besar seperti tumbuhan lain, pada umumnya
ukurannya tidak lebih 20 cm.
A. Klasifikasi Bryophyta
8
4. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku ini juga dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yakni:
1. Paku Homospora
9
Tumbuhan paku homospora dapat menghasilkan spora dengan ukuran yang
sama dan tidak dapat dibedakan antara spora jantan maupun spora betina.
Tumbuhan jenis ini dapat dikenal juga dengan sebutan paku isospora,
misalnya : Lycopodium sp (paku kawat).
2. Paku Heterospora
Tumbuhan paku jenis ini menghasilkan spora yang sangat berbeda ukuran
sehingga disebut an-isospora. Spora jantan dikenal mikrospora karena
berukuran yang kecil,lalu sedangkan spora betina berukuran lebih besar
sehingga dikenal dengan makrospora, misalnya : Selaginella sp (paku rane).
3. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang
berbeda beda, namun ukuran sporanya hampir sama. misalnya : Equisetum
debile (paku ekor kuda).
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan
penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut
diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis. tujuan penelitian ini ialah mencari serta
menemukan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan langsung di dalam kehidupan.
Penelitian jenis ini disebut juga dengan applied research. tujuan penelitian ini ialah
mencari serta menemukan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan langsung di dalam
kehidupan. Penelitian jenis ini disebut juga dengan applied research.
B. Metode Penelitian
11
individu-individu yang diteliti. Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap proses pelaksanaan kerja dan hasil kerja yang diperoleh dan untuk
menilai kompetensi-kompetensi yang dikuasai.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
A. LICHENES
a. Krustose. Lumut kerak jenis ini mempunyai thallus yang berukuran kecil, datar,
tipis dan selalu melekat kepermukaan batu, kulit pohon atau pun di tanah
b. Folios. Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya tersusun
oleh lobus-lobus dan relatif lebih longgar melekat pada bagian susbtratnya
c. Frutikos. Bagian bentuk thallusnya berupa semak dengan banyak cabang
dengan btnuknya yang seperti pita. Jika thallus tegak seperti semak atau
menggantung seperti jumbai atau pita.
13
Squamulose. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertidih dan sering memiliki
struktur tubuh buah yang disebut podetia.
Divisi : Lichenes
Class : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Family : Parmeliaceae
Genus : Parmelia
Species : Parme
B. Lumut Hati
Menganalisis data yang kami Peroleh, secara kualitatif, tempat yang lembab dan
mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat,
sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung lebih
lambat apalagi pada lumut hati. Secara kuantitatif, lumut adalah sekelompok vegetasi
kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas
menutupi permukaan. Lumut hati kami temukan dibeberapa Kelurahan dibeberapa
Kecamatan.
Kingdom: Plantae
Divisi: Marchantiophyta
Kelas: Marchantiales
Family: Marchantiaceae
Genus: Marchantia
14
Berikut tabel data lumut hati
C. GANODERMA
Pada beberapa bagian pangkal batang tanaman kelapa sawit yang telah
terserang Ganoderma boninense memiliko potensi untuk menjadi sumber inokulan.
Oleh karena itu perlu dilakukan tes untuk mengetahui bagian-bagian tanaman mana saja
yang berpotensi sebagai sumber inokulan. Hal ini juga dapat menjadi informasi untuk
mengetahui pola penyebabaran / infeksi Ganoderma boninense pada bagian tanaman
kelapa sawit.
Secara makroskopis, awalnya tampak sebagai salah satu bonggol kecil bewarna
putih dan berkembang menjadi berbentuk kipas, tebal dan keras. Terkadang tubuh bah
seperti mempunyai tangkai. Letaknya sendiri berdekatan, saling menutup atau saing
bersambungan sehingga menjadi sebuah susunan besar. Warna permukaan atas tubuh
15
buah bervariasi. Mulai dari cokelat muda sampai cokelat tua, biasanya tampak
mengkilat, khususnya pada waktu masih muda.
Kingdom: Fungi
Filum: Basidiomycota
Kelas: Homobasidiomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Ganodermataceae
Genus: Ganoderma
Spesies: P. Karst
D. Paku-Pakuan
Pteridophyta atau yang lebih sering kita sebut dengan tumbuhan paku
merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang sudah memiliki akar, daun dan batang sejati.
Tumbuhan paku ini dapat ditemukan hidup di tempat yang lembab (higrofit), hidup di
air (hidrofit) atau menempel pada pohon lain (epifit). Pteridophyta tidak menghasilkan
biji dalam proses seksualnya, melainkan meereka melepaskan spora sebagai alat
penyebarluasan dan perkembangbiakannya. Saat ini sudah ada sekitar 12.000 spesies
pteridophyta yang telah dikenali.
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua
fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit
dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan
kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki
rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari
spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium
(antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium
16
(archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan
bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan
paku baru.
Klasifikasi
Kelas: Pteridopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Dryopterydaceae
Genus: Nephrolepis
E. Alga hijau
Alga hijau juga disebut sebagai Chlorophyta. Hal itu berkaitan dengan warnanya
yang hijau. Warna hijau di alga hijau dikarenakan oleh pigmen klorofil yang terkandung
di dalamnya. Selain itu, alga hijau juga memiliki pigmen karoten yang memberi warna
kuning. Sehingga, ada jenis alga yang memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini
yang menjadi salah satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke dalam filum Chlorophyta.
17
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Alga hijau termasuk dalam
kingdom Protista, karena dia terdiri dari sel eukariotik yang masih sederhana.
Pada penelitian ini, kami menemukan alga hijau didaerah yang sedikit lembab,
tumbuhan alga tersebut berdekatan dengan tumbuhan lain, jumlah alga yang telah kami
temukan ± 2 alga hijau dengan luas rata-rata ± 5 cm.
F. Lumut Daun
Lumut daun memiliki bentuk mirip dengan tumbuhan yang biasa kita temui. Lumut
daun telah memiliki daun, batang yang tegak, dan rizoid yang mirip akar tumbuhan.
Lumut daun seringkali disebut lumut sejati. Di bagian ujung lumut ini terdapat bagian
yang menggembung sebagai penghasil spora. Tumbuhan lumut daun dapat ditemukan di
tanah, tembok, dan tempat-tempat lain. Lumut hati kami temukan dibeberapa Kelurahan
dibeberapa Kecamatan.
18
Berikut tabel data lumut hati
Dari tabel yang diatas habitat lumut daun dapat tumbuh juga di antara rumput-
rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam
air jarang ditemukan. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai
struktur yang bermacam-macam.
Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp
BAB V
19
KESIMPULAN
Kesimpulan
Saran
Besar harapan kami akan menjadi lengkapnya Mini Riset ini dikemudian hari
maka dari itu penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para
pembaca. Saran kami adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan Mini Riset ini
menjadi lebih baik sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah
disampaikan kiranya dapat diminimalisir Sehingga Mini Riset ini menjadi lebih baik.
20
Lampiran
Lumut Daun
21
22
Lumut hati
23
Paku
24
Alga Hijau
25
Jamur Kayu
26
Lichenes
27
Dokumentasi
28
Pengalaman masing-masing dari kami selama melakukakan mini riset Botani
Cryptogamae
2. Pengalaman selama miniriset banyak sekali cobaan, dimulai dari temen ngaret,
tidak ada helm, waktunya bentrokan dan juga tidak tau jalan. Selama miniriset
juga kami merasa kepanasan, pulang muka belang dan juga diliatin orang
kenapa kami di sepanjang jalan pada nunduk ke bawah.
29
5. Pengalaman saya selama mini riset botani crptogamae saya masih banyak
menemukan tumbuhan tingkat rendah seperti paku-pakuan, alga, lichens di
daerah medan kota dan medan maimun.
30