Anda di halaman 1dari 4

Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut yang bagian

lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan aliran air
tawar, dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas lautan seperti pasang
surut, angin laut, dan perembesan air asin
Karakteristik umum wilayah laut dan pesisir adalah sebagai berikut.
1. Pesisir merupakan kawasan yang strategis karena memiliki topografi yang relatif
mudah dikembangkan dan memiliki akses yang sangat baik (dengan
memanfaatkan laut sebagai “prasarana” pergerakan).
2. Pesisir merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, baik yang
terdapat di ruang daratan maupun ruang lautan, yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Terdapat definisi wilayah pesisir dalam dua pendekatan, yaitu definisi scientific
dan definisi yang berorientasi pada kebijakan.
1. Menurut definisi scientific, wilayah pesisir yang diibaratkan sebagai pita yang
terbentuk dari daratan yang kering dan ruang yang berbatasan dengan laut (air
dan tanah di bawah permukaan laut) dimana proses-proses dan pemanfaatan
lahan yang terjadi di daratan secara langsung mempengaruhi proses-proses dan
pemanfaatan di laut dan sebaliknya.
2. berorientasi pada kebijakan
Saat ini, penentuan batas-batas wilayah pesisir didunia berdasarkan pada tiga
kriteria, yaitu (Dahuri et al., 1996):
1. Garis linier secara arbitrer tegak lurus terhadap garis pantai (coastline atau
shoreline).
2. Batas-batas administratif dan hukum negara.
3. Karakteristik dan dinamika ekologis (biofisik) yakni atas dasar sebaran spasial
dari karakteristik alamiah (natural features) atau kesatuan proses-proses
ekologis (seperti aliran sungai, migrasi biota dan pasang surut).
Komponen biotik yang menyusun suatu ekosistem pesisir dan laut terbagi atas
empat kelompok utama: (1) produser, (2) konsumen primer, (3) konsumer sekunder dan
(4) dekomposer.
Pada prinsipnya terdapat tiga proses dasar yang menyusun struktur fungsional
komponen biotik ini : (1) proses produksi (sintesa materi organik), (2) proses konsomasi
(memakan materi organik) dan (3) proses dekomposisi atau mineralisasi
(pendaurulangan materi).
Komponen abiotik dari suatu ekosistem pesisir dan laut terbagi atas tiga
komponen utama : (1) unsur dan senyawa anorganik, karbon, nitrogen dan air yang
terlibat dalam siklus materi di suatu ekosistem, (2) bahan organik, karbohidrat, protein
dan lemak yang mengikat komponen abiotik dan biotik dan (3) regim iklim, suhu dan
faktor fisik lain yang membatasi kondisi kehidupan.
Wilayah pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi
sumber daya yang sangat besar. Nybakken (1988), menyatakan kawasan pesisir terdapat
pada pantai zona intertidal yang memiliki variasi faktor lingkungan terbesar
dibandingkan dengan zona lainnya, sehingga kawasan ini memiliki keragaman
organisme yang sangat besar. Kawasan pesisir biasanya terdapat satu atau lebih
ekosistem pesisir.
Dilihat dari sudut ekologi, wilayah pesisir kita merupakan lokasi beragam
ekosistem yang unik dan saling terkait, dinamis dan produktif. Beberapa ekosistem
utama di wilayah pesisir yang dikemukakan di Indonesia adalah : (1) estuaria, (2) hutan
mangrove, (3) padang lamun, dan (4) terumbu karang.
1. Estuaria,
Estuaria adalah perairan pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas
dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan.
Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting, antara lain sebagai
berikut : (1) Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi
pasang-surut (tidal circulation). (2) Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan,
udang...) yang bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari
makanan (feeding ground). (3) Sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat
tumbuh besar (nursery ground) terutrama bagi sejumlah spesies ikan dan udang.
Sedangkan secara umum estuaria dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai :
tempat pemukiman, tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan, jalur
transportasi, bahkan juga pelabuhan maupun kawasan industri.

2. Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau bakau merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang
didominasi oleh beberapa spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan berkembang
pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Penyebaran hutan mangrove ditentukan
oleh berbagai faktor lingkungan, salah satu diantaranya adalah salinitas. Hutan
mangrove yang umumnya didominasi oleh pohon bakau dari empat genera
(Rhizophora, Avicennia, Sonneratia dan Bruguiera), memiliki daya adaptasi yang khas
untuk dapat hidup dan berkembang pada substrat berlumpur yang sering bersifat asam
dan anoksik.
Sebagai suatu ekosistem khas perairan pesisir, hutan mangrove memiliki
beberapa fungsi ekologis penting : (1) Sebagai peredam gelombang dan angin badai,
pelindung pantai dari abrasi, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut
oleh aliran air permukaan. (2) Sebagai penghasil sejumlah besar detritus, terutama yang
berasal dari daun dan dahan pohon bakau yang rontok. (3) Sebagai daerah asuhan
(nursery ground), daerah mencari makanan (feeding ground) dan daerah pemijahan
(spawning ground).

3. Padang Lamun
Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang hidup
terendam di dalam laut. Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar
laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi
pertumbuhannya. Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai dari
substrat berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang luas lebih sering
ditemukan di substrat lumpur-berpasir yang tebal antara hutan wara mangrove dan
terumbu karang.
Secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi
perairan pesisir, yaitu : produsen detritus dan zat hara, mengikat sedimen dan
menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling
menyilang. Di samping itu juga sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh
besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa
dewasanya di lingkungan ini, serta sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni
padang lamun dari sengatan matahari secara langsung.
4. Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas yang terdapat di perairan
pesisir daerah tropis. Secara umum terumbu karang terdiri atas tiga tipe: (1) terumbu
karang tepi (fringing reef), (2) terumbu karang penghalang (barrier reef), dan (3)
terumbu karang cincin atau atol.
Terumbu karang, khususnya terumbu karang tepi dan penghalang, berperan
penting sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari
laut. Selain itu, terumbu karang mempunyai peran utama sebagai habitat (tempat
tinggal), tempat mencari makanan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran
(nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota yang hidup
di terumbu karang atau sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai