Oleh
Kelompok 1
1. Seliyani (14222161)
2. Selviana Darmayanti (14222162)
3. Sely Marselina (14222163)
4. Septi Herfina M (14222164)
5. Siti Fatimah (14222165)
Dosen Pembimbing
Riri Novita Sunarti, M. Pd
PALEMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya hingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Penulis tahu, bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dari sisi isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak
dari kesadaran itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sebagai penambahan pengetahuan bagi penulis dalam menyusun
laporan di lain waktu.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada ibu
Riri Novita Sunarti, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam mata kulia ekologi
tumbuhan ini, yang telah memberikan pembimbingan terhadap penyelesaian
laporan ini.
Penulis,,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alelopati merupakan suatu istilah yang telah lama dikenal dan pertama
kali digunakan oleh Hans Molisch tahu n 1937 (dalam junaedi et al, 2006)
berasal dari kata allelon (saling) dan pathos (menderita). Menurut Molisch,
alelopati meliputi interaksi biokimia secara timbal balik, merupakan senyawa
yang bersifat menghambat maupun memacu antara semua jenis tumbuhan
termasuk mikroorganisme. Pada tahun 1974, rice memberikan batasan
alelopati sebagai keadaan yang merugikan yang dialami tumbuhan akibat
tumbuhan lain, melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan ke
lingkunganya. Pada tahun 1984, Rice melaporkan bahwa senyawa organik
yang yang bersifat menghambat pada suatu tingkat konsentrasi, ternyata dapat
memberikan rangsangan pada tingkat konsentrasi lain. Di alam terdapat dua
jenis alelopati yaitu alelopati yang sebenarnya merupakan senyawakimia yang
dilepas ke lingkungan sekitarnya dalam bentuk senyawa aslinya. Sedangkan
alelopati fungsional merupakan senyawa kimia yang dilepas ke lingkungan
sekitarnya, kemudian bersifat meracun setelah mengalami perubahan yang
disebabkan oleh mikroba tanah. Jenis alelopati tersebut memiliki kemampuan
untuk menghambat kehidupan tumbuhan yang lainnya mulai dari sedia benih
sampai tumbuhan dewasa (Campbell, 2004).
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui
senyawa kimia. Sedangkan menurut Rohman dan I wayan Sumberartha (2001)
alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang
menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain
yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan
oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari
suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan,
dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia
tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan.
Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dapat dibagi
menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau
tanaman lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu
tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya
sendiri atau individu lain yang sama jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia
bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya (Indrianto
2006).
Terlepas dari suatu kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah
material percobaan yang cicik, karena tidak terdapat di alam. Ekstrak tersebut
sering sekali tidak steril sehingga transformasi bakteri barang kali telah
berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan
ekologis. Penelitian seperti ini sulit ditafsirkan. Pertanyaannya adalah apakah
beberapa tanaman mempunyai suatu pegaruh toksik pada tanaman lainnya
yang tumbuh di lapangan dan ini harus terpisah dari setiap kompetisi untuk
cahaya, air dan hara. Itulah sebabnya mengapa kita perlu mempelajari
pengaruh alelopati ini terhadap tumbuhan lain (Irwan, 1992).
Untuk melihat lebih lanjut dan langsung mengamati perngaruh allelopati
dari alang-alang (Imperata cylindrica) terhadap pertumbuhan kacang panjang
(Vigna cylindrica L) maka dilakukan suatu percobaan. Dimana dari jenis
tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica) akan dibuatkan suatu ekstrak
yang kemudian didalamnya akan dimasukkan jenis biji tanaman. Dan dalam
percobaan ini jenis biji yang akan digunakan yaitu biji kacang panjang
B. Tujuan
Tujuan praktikum pada percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh ekstrak daun alang-alang terhadap pertumbuhan kacang panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alelopati
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui
senyawa kimia. Pendapat lain mengungkapkan bahwa alelopati merupakan
suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia
dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing
dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini diartikan sebagai pengaruh negatif dari
suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan,
dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia
tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Indriyanto, 1999).
Menurut Ranto ada beberapa pengaruh alelopati bagi tumbuhan yaitu:
1. Menghambat penyerapan hara oleh akar tanaman
2. Menghambat pembelahan sel
3. Menghambat pertumbuhan tanaman
4. Menghambat aktivitas fotosintesis
5. Memacu atau menghambat respirasi
6. Menurunkan permeabilitas membran
7. Menghambat aktivitas enzim
8. Menghambat fiksasi N dan nitrifikasi
C. Kacang Panjang
Kacang panjang merupakan tanaman penghasil protein dalam budidaya
tanaman kacang panjang biasanya tumbuh bersama-sama dengan berbagai
jenis tumbuhan lain (Gulma) yang dapat melepaskan senyawa endogen
alelopati untuk menekan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Oleh karena itu dianggap perlu untuk dilakukan suatu kajian melalui
penelitian untuk mengetahui pengaruh alelopati yang berasal dari ekstrak
alang-alang terhadap tanaman kacang panjang dan pertumbuhan vegetatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati dari ekstrak
alang-alang terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
panjang (Indriyanto, 2006).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
C. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Membuat ekstrak dari daun alang-alang dengan cara di blender sampai
halus
3. Ambil ekstraknya, kemudian gunakan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%,
50%, dan 100%.
4. Masukan ekstrak alang-alang ke dalam botol dan beri tanda konsentrasinya
agar tidak tertukar saat proses pengulangan dalam penyiraman ekstraks
5. Isi tanah ke dalam polibag
6. Masukakan benih kacang panjang ke dalam polibag yang telah terisi tanah
7. Setelah itu lakukan penyiraman menggunakan ekstrak daun alang-alang
sebanyak 3 kali pengulangan .
8. Penyiraman dilakukan setiap hari selama 3 minggu, pengukuran dilakukan
5 hari sekali, yaitu pada hari ke 5, 10, 15, dan 20 lakukan selama 3
minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1 hasil pengamatan pertumbuhan kacang panjang yang telah diberi
ekstrak daun alang-alang pada hari ke 5-20
No Konsentrasi Jumlah daun (helai) Tinggi batang (cm)
Hari Hari
5 10 15 20 5 10 15 20
1. 10% 2 4 5 7 3,3 6,7 11,1 15
A. Kesimpulan
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui
senyawa kimia. Alelopati dibuat dari bagian tumbuhan alang-alang (Imperata
cylindrica) yaitu daunnya yang dibuat ekstrak memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang panjang. Di lihat dari awal
menyiraman ekstrak alang-alang belum terdapat pengaruhnya terhadap
tanaman tapi setelah dilakukan pengulangan ektrak alang-alang pada minggu
pertama hari ke lima setelah penanaman baru terlihat pengaruhnya pada
tanaman kacang panjang yaitu kacang panjang tumbuh tinggi dan berdaun
banyak, oleh karena itu alelopati dapat dikatakan sebagai penghambat
pertumbuhan tanaman disekita karena tidak ada komponen vegetasi lain yang
tumbuh disekitar tanaman kacang panjang sehingga tidak ada gulma yang
mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2004. Biologi Jilid 3, Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga