Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan zat umum yang terdapat di Bumi sehingga kita sering
melewatkan sifat-sifatnya yang unik. Semua kehidupan melibatkan air. Air
merupakan pelarut yang sangat baik untuk berbagai senyawa ionik, dan untuk
berbagai zat yang lain mampu membentuk ikatan hydrogen dengan air. Air adalah
suatu senyawa yang mempunya sifat istimewa, ion OH- dan ion H+ air sangat
menentukan sifat biologis dan struktur molekul senyawa yang ada di dalamnya,
seperti protein, lipida, dan banyak lagi komponen lain dalam sel.

Air mempunyai sifat fisika yang tergolong unik, antara lain adalah dalam hal
tegangan permukaan, kalor penguapan, kerapatan suhu, dan kapasitas melarutkan.
Air juga memiliki sifat kimia yaitu air tersusun oleh molekul-molekul triatomik
sederhana yaitu H2O tetapi tingkah laku air sangat kompleks, dan beberapa hal
agak unik. Sifat unik air muncul terutama muncul dari struktur molekuler dan
resultante gaya-gaya inter molekulnya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu bergantung dengan air, jika tidak ada
air maka kehidupan semua makhluk hidup akan mengalami kekeringan bahkan
menyebabkan kematian. Setelah mempelajari makalah ini, anda akan dapat
memahami bagaimana struktur, ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik , sifat larutan
konsentrasi ion hidrogen dan buffer dari air serta integrasinya dalam Alquran.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana struktur air?
2. Bagaimana ikatan hidrogen pada air?
3. Bagaimana interaksi hidrofobik air?
4. Bagaimana sifat larutan pada air?
5. Bagaimankah konsentrasi ion hidrogen air?
6. Apa yang dimaksud dengan buffer?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur dari air.
2. Untuk mengetahui bagaimana ikatan hidrogen pada air.

1
3. Untuk mempelajari interaksi hidrofobik air.
4. Untuk mengetahui sifat larutan pada air.
5. Untuk mengetahui konsentrasi ion hidrogen air.
6. Untuk mempelajari maksud dari buffer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Air

Air murni tersusun oleh bagian terbesar berupa H216O dan sebagian kecil
antara lain H217O dan H218O. Tampak disini bahwa oksigen yang terikat adalah
merupakan isotop. Untuk selanjutnya yang dimaksud air murni dalam
pembahasan ini dirumuskan sebagai H2O. Molekul air mengandung dua atom H
yang berikatan dengan sau atomO dan merupakan molekul nonlinier. Atom-atom
hidrogen dalam molekul air berikatan dengan oksigen melalui pasangan elektron-
elektron secara kovalen. struktur tiga dimensi dari molekul air mirip dengan
tetrahedral, struktur ini dikenal sebagai tetrahedron yang mempunyai sudut lebih
kecil daripada tetrahedral. Pada struktur tiga dimensi ini, oksigen berada di
pusatnya sedang hidrogen berada di dua sudutnya. Antara kedua atom H tersebut
membentuk sudut 105, sedangkan sudut tetrahedral sebenarnya adalah 109,5.
Oleh karena itu tetrahedral pada air agak miring atau condong, akibatnya elektron-
elektron dalam molekul air tidak tersebar merata. Pada sisi O yang berhadapan
dengan H banyak tersebar elektron, sehingga pada O akan terbentuk muatan
negatif setempat. Akibat selanjutnya pada sisi H yang terbuka akan membentuk
muatan positif. Sehingga molekul air bersifat dwikutub atau dipole.1
Air murni adalah suatu persenyawaan kimia yang paling sederhana,
komposisi kimianya terdiri dari dua atom hidrogen (H) dan satu atom oksigen (O)
yang saling berikatan. Atom-atom hidrogen terikat pada atom oksigen secara
asimetris, sehingga kedua atom hidrogen berada di satu ujung, sedangkan atom
oksigennya berada di ujung lainnya.2

1
Sugiyono, Kimia Pangan, (Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, 2004), hal.14
2
Tjutju Susana, Air Sebagai Sumber Kehidupan, Jurnal Oseana Vol. 28 No. 3,
2003, hal. 20-21.

3
B. Ikatan Hidrogen
Air adalah suatu senyawa yang mempunya sifat istimewa, ion OH- dan ion H+
air sangat menentukan sifat biologis dan struktur molekul senyawa yang ada di
dalamnya, seperti protein, lipida, dan banyak lagi komponen lain dalam sel.3

Sifat Fisika Air

Air mempunyai sifat fisika yang tergolong unik, antara lain adalah dalam hal
tegangan permukaan, kalor penguapan, kerapatan suhu, dan kapasitas
melarutkan.4

1. Tegangan permukaan

Adanya ikatan hidrogen dalam molekul air menyebabkan air cenderung bersatu
membentuk suatu kekuatan yang dinamakan kohesi. Daya kohesi ini diperlukan
untuk melawan kekuatan dari luar molekul yang akan memecahkan ikatan-ikatan
hidrogen. Kekuatan kohesi ini terjadi pada batas antara air dan udara, sehingga
membentuk suatu “kulit” di permukaan air. “kulit” ini cukup kuat untuk
menyangga benda-benda kecil, kekuatan ini disebut tegangan permukaan. Di
antara sekian banyak zat cair, air memiliki tegangan permukaan yang paling
tinggi, hal ini memungkinkan terjadinya asosiasi organisme baik yang hidup di
bawahnya maupun di atasnya.

2. Kalor penguapan

Air memiliki kalor penguapan yang tinggi, hal ini nampak ketika air
dipanaskan maka proses penguapannya akan berlangsung lebih lambat
dibandingkan dengan cairan-cairan lainnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
kekuatan ikatan hidrogen di antara molekul air yang harus diputuskan agar
molekul dapat terlepas.

3. Kerapatan suhu

Pada umumnya cairan akan semakin rapat dengan semakin dinginnya


suhu. Jika cairan didinginkan sampai menjadi padat, maka wujud padat dari cairan
ini menjadi lebih rapat dibandingkan dengan wujud cairnya. Kondisi demikian
3
Rabiah Afifah, Biokimia Terintegrasi Alquran, (Medan: CV. Pusdikra Mitra
Jaya, 2019), hal. 49.
4
Tjutju Susana, hal. 19.

4
tidk terjadi pada air, karena air memiliki kerapatan suhu yang aneh. Air akan
menjadi semakin rapat bila didinginkan sampai pada suhu 4oC dan dalam proses
pendinginan selanjutnya, maka ketetapa air semakin menurun. Keunikan sifat fisik
air inilah yang menyebabkan es lebih dingin dibandingkan dengan air dan dapat
terapung di atas air. Sifat ini berperan penting dalam kehidupan di laut, karena
jika tidak memiliki sifat tersebut maka sebagian besar volume larutan tidak dapat
dihuni karena air laut menjadi berbentuk gumpalan-gumpalan es yang besar.

4. Kapasitas melarutkan

Air dapat melarutkan zat-zat kimia dan dapat digunakan sebagai medium yang
di dalamnya berlangsung berbagai reaksi kimia. Kebanyakan proses-proses kimia
yang berlangsung, menyangkut reaksi yang menggunakan air sebagai pelarutnya.
Kemampuan air dalam proses melarutkan zat-zat kimia disebut sebagai daya larut
air, dan daya larut tersebut tergantung kepada sifat terpolarisasinya molekul air
dan ikatan hidrogen. Sebagai pelarut polar air juga dapat melarutkan berbagai
macam garam bergantung pada interaksi antara ion-ion garam dengan muatan
listrik yang dimiliki oleh molekul air.

Sifat Kimia Air

Air memiliki rumus kimia H2O. Dalam bentuk ion molekul air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H +) yang berikatan dengan sebuah
ion hidroksida (OH-). Air tersusun oleh molekul-molekul triatomik sederhana
yaitu H2O tetapi tingkah laku air sangat kompleks, dan beberapa hal agak unik.
Sifat unik air muncul terutama muncul dari struktur molekuler dan resultante
gaya-gaya inter molekulnya.

Ikatan Hidrogen dari molekul Air

Ikatan hidrogen (hydrogen bond) adalah jenis khusus interaksi dipol-dipol


antara atom hidrogen dalam ikatan polar, seperti N-H, O-H dan F-H dengan atom
elektronegatif O, N atau F14,15,16,17,18,19. Sifat elektronegatif atom oksigen yang
sangat tinggi lebih lanjut mengakibatkan terbentuknya ikatan hidrogen antar
molekul air yang sangat kuat pula. 5

5
Solemanriau, Air sebagai sarana peningkatan IMTAQ (Integrasi Kimia dan
Agama), Jurnal Sosial Budaya Vol. 8 No. 02, 2011, hal. 274-275.

5
Ikatan hidrogen antar molekul-molekul air sangat penting bagi kehidupan di
planet bumi ini. Tanpa ikatan hidrogen, air akan mencari sekitar pada suhu
-100oC. Dan mendidih pada suhu -90oC. Ikatan hidrogen mengakibatkan sifat
keanehan (abnormal) yang sangat jarang ditemui yaitu fasa cair lebih rapat dari
pada fasa padatnya; bagi hampir semua senyawa, molekul-molekul terkemas lebih
rapat pada fasa padatannya dari pada fasa cairnya, sehingga padatan mempunyai
kerapatan (densitas) lebih besar dan konsikuensinya padatan akan mengendap
kearah dasar ketika mulai mengkristal dari fasa cairnya. Adanya ikatan hidrogen
antar molekul air menunjukkan salah satu bukti kebesaran dan kasih sayang Allah
SWT kepada semua makhluk yang ada dimuka bumi ini. Mudah bagi Allah SWT
untuk melenyapkan kehidupan di dunia ini salah satunya Allah SWT hilangkan
ikatan hidrogen yang ada pada antar molekul air, maka semua bentuk kehidupan
di dunia ini akan musnah. 6

C. Interaksi Hidrofobik
Air dapat pula mendispersi senyawa amfipatik, yaitu senyawa yang sekaligus
mengandung gugus hidrofobik dan gugus hidrofilik (gugus polar) dalam
molekulnya, misalnyaasam lemak. Senyawa yang bersifat polar akan melarutkan
senyawa yang bersifat polar pula, oleh Karena itu air yang bersifat polar tidak
melarutkan rantai hidrokarbon nonpolar pada asam nukleat, sehingga terbentuklah
misel. Untuk memasukkan struktur nonpolar seperti rantai hidrokarbon diperlukan
energy yang besar karena dalam hal ini molekul air seakan-akan dipaksa lebih
mengatur diri.
Dalam misel sendiri terdapat pula suatu daya tarik sesamanya melalui
interaksi Van de Walls yaitu antara hidrokarbon yang bertetangga. Daya tarik ini
disebut interaksi hidrofobik. Stabilitas sistem yang dibentuk oleh ikatan ini sangat
baik. Contoh lain komponen sel yang membentuk struktur nonpolar dengan
bagian hidrofobiknya tersembunyi dari air ialah protein dan asam nukleat.7
Molekul –molekul nonpolar bersifat tidak larut dalam air sehingga disebut
sebagai molekul hidrofobik. Ikatan kovalen antara dua atom karbon dan antara
atom karbon dengan atom hidrogen adalah contoh-contoh ikatan nonpolar. Gugus
samping alifastik dan aromatic suatu protein dan basa asam nukleat mempunyai
Ibid,.
6

7
Rabiah Afifah., hal. 53-54.

6
sifat nonpolar. Kekuatan yang mendorong terjadinya asosiasi atau agregasi antara
molekul-molekul hidrofobik di dalam air disebut sebagai interaksi hidrofobik.
Interaksi hidrofobik merupakan kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya
pelipatan makromolekul, misalnya protein dan pembentukan membrane sel.8
Bila molekul nonpolar dikelilingi oleh air, kekuatan interaksi air-air yang
terbentuk akan mengelilingi molekul terlarut yang menggantikan interaksi yang
lemah antara molekul terlarut dalam air. Akibat dari peristiwa akan meningkatkan
pengaturan molekul air yang mengelilingi zat terlarut dan menghasilkan nilai
entropi yang negatif pada disolusi. Menurunnya entropi merupakan perbandingan
pada daerah permukaan nonpolar dari molekul. Dua gabungan seperti molekul
nonpolar dalam air mereduksi seluruh area permukaan nonpolar yaitu solven,
seperti juga mereduksi sejumlah struktur air, untuk itu penggabungan ini
menghasilkan entropi yang baik.
Pada kekuatan Van de Walls, interaksi hidrofobik merupakan kelemahan
tersendiri (0,1 sampai 1,2kj mol-1 untuk setiap kuadrat angstrom yang diperoleh
yang diperoleh dari permukaan karbon ), tapi total ikatan hidrofobik pada
interaksi obat-reseptor merupakan hal yang sangat pokok. Demikian juga halnya,
seluruh kekuatan interaksi hidrofobik antara dua molekul sangat bergantung pada
kualitas efek sterikantara dua molekul. Hal ini tidak cukupuntuk menghilangkan
semua gangguan dari solven antarfase, ancaman yang besar bila entropi harus
berperan pada setiap yang terjebak dalam molekul air.9
Bila ada dua buah gugus nonpolar seperti gugus lifofik pada suatu obat dan
gugus nonpolar pada reseptor yang masing-masing dikelilingi oleh molekul air,
saling mendekat satu dengan yang lain maka molekul air ini akan menjadi kacau
dalam usaha untuk bergabung dengan molekul air yang lain. Peningkatan
kekacauan molekul air akan meningkatkan entropi yang berakibat pada
menurunnya energi bebas yang menstabilkan komplek obat reseptor. Stabilisasi
yang dilakukan untuk menjaga stabilitas komplek obat reseptor akibat
menurunnya energy bebas komplek obat reseptor disebut interaksi hidrofobik.
Interaksi ini bukan merupakan gaya atraktif dari dua gugus nonpolar “yang larut”

8
Yuwono Triwibowo, Biologi Molekuler, (Jakarta: Erlangga), hal.31.
9
Muchtaridi, dkk., Kimia Medisinal (Dasar-dasar dalam Perancangan Obat), (Jakarta:
Prenadamedia Group,2018), hal.102.

7
satu dengan yang lainnya tetapi lebih kompensasi dari turunnya energy bebas
gugus nonpolar karena meningkatnya entropi dari molekul air yang
mengelilinginya.
Jenkis berpendapat bahwa gaya hidrofobik merupakan suatu factor yang
berperan sangat penting untuk interaksi non kovalen intermolekul dalam larutan
air. Sedangkan Hildebrant berpendapat bahwa interaksi hidrofobik itu tidak
ada.10
D. Sifat Larutan
1. Difusi
Difusi adalah suatu proses di mana molekul-molekul dalam larutan
mendistribusikan dirinya secara merata di seluruh larutan. Derajat distribusi ini
bergantung pada beberapa faktor sepeti suhu dan besar partikel.11
Air berdifusi melintasi membrane dari wilayah yang berkorentrasi zat terlarut
lebih rendah ke wilayah yang berkonsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi sampai
konsetrasi zat terlarut pada kedua sisi membran setara. Difusi air melintasi
membrane permeable selektif disebut osmosis.12
2. Osmotik

Jika suatu larutan dipisahkan dari air dengan suatu membran semipermeabel,
maka air akan merembas masuk kedalam larutan tersebut. Perpindahan air melalui
membran semipermeabel ini disebut dengan osmosis.13 Osmosis adalah
bergeraknya molekul air melalui membrane semipermeabel dari laruan berkadar
rendah menuju larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama. 14 Osmosis pada
hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari

10
Rollando, Pengantar Kimia Medisinal, (Malang: CV.Seribu Bintang, 2017),
hal.20.
11
Rabiah Afifah , hal. 54.
12
Yunita Sari, “Difusi Kristal KMnO 4 Dalam Perlarutan Dan Tekanan Osmotik
Cairan Sel Epidermis Pada Daun Rhoe discolor”. Jurnal Sel dan Lingkungan. Tanpa
volume.
13
Rabiah Afifah, hal. 55.
14
I. Made S. Anthara, “Homeostasis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kuncing”,
Buletin Veteriner Udayana. Vol 3 (1): 23-37.

8
suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah. Tekanan yang
terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmotik.15

Jadi tekanan osmotik suatu larutan ialah sejumlah tekanan yang harus
diberikan kepada larutan tersebut untuk mencegah penambahan isinya jika ia
dipisahkan oleh membran sempermeabel. Jika tekanan osmotik larutan di luar sel
lebih besar dibandingkan dengan di dalam sel, maka tekanan di luar sel tersebut
dikatanan hipertonik terhadap sel. Perpindahan air dari dalam ke luar sel
mengakibatkan sel berkeriput, ini disebut plasmolisis. Sebaliknya cairan di luar
sel bisa juga hipotonik, terhadap cairan sel. Air akan pindah ke dalam sel dan
menyebabkan sel itu melembab, proses ini disebut plasmotisis.16

3. Dialisis

Dialisis merupakan salah satu jenis transpor aktif, di mana molekul-molekul


zat terlarut akan bergerak melalui membran selektif permeabel yang
memperlihatkan adanya pemidahan molekul-molekul kecil dari mplekul besar.17

Jika membran sel dapat meloloskan beberapa molekul atau ion lain (bukan
hanya air saja), maka molekul-molekul kompleks yang besar dapat dipisahkan
dari molekul atau io yang sederhana yang lebih kecol. Misalnya larutan garam
NaCl dan albumin. Jika larutan ini dipisahkan dari air oleh membran yang dapat
−¿ , ¿
meloloskan ion Na+¿dan Cl ¿
tapi tidak meloloskan molekul albumin, maka garam
NaCl dapat dipisahkan dengan albumin. Supaya larutan albumin bebas NaCl,
maka air di sebelahnya harus sering ditukar. Proses pemisahan yang membiarkan
molekul sederhana berdifusi melalui membrane dianamakan dialysis.18

E. Konsentrasi Ion Hidrogen

15
A. M. Arlita, “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap Penyerapan Larutan
Gula pada Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian. Vol 2 (1):85-94.
16
Rabiah Afifah Daulay, hal. 55.
17
Maman Rumanta, Modul 1 Biologi dan Lingkungan Hidup (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2014), hal. 1.25.
18
Rabiah Afifah Daulay, hal. 57.

9
Konsentasi ion hidrogen (pH) adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari
larutan atau derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.19

Pengelompokan asam dan basa menjadi kuat dan lemah dipengaruhi oleh
banyak sedikitnya ion-ion yang terurai. Larutan asam dan basa kuat dalam air
hampir semua molekulnya terurai menjadi ion-ion, sedangkan pada asam lemah
dan basa lemah hanya sedikit molekulnya yang terurai menjadi ion-ion ,
sedangkan pada asam lemah dan basa lemah hanya sedikit molekulnya yang
terurai menjadi ion-ion , anion dari asam dan kation dari basa yang akan
membentuk garam.20

Secara teoritis, untuk menghitung konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang
terionisasi dalam larutan. Reaksi penetralan asam dan basa dapat juga dinyatakan
dalam reaksi ion bersihnya.

1. Reaksi penetralan Asam Dan Basa

Reaksi Penetralan asam dan basaa dapat dikelompokkan menjadi empat


sebagai berikut :

a. Reaksi Penetralan asam kuat dan basa kuat, reaksi ini menghasilkan
garam yang bersifat netral
Contoh : HCl (aq) + NaOH (aq) => NaCl (aq) + H2O

Reaksi Ion : H+ (aq) + OH-(aq) => H2O

b. Reaksi Penetralan asam lemah dan basa kuat, reaksi ini menghasilkan
garam yang bersifat basa dan air
Contoh : CH3COOH (aq) + NaOH (aq) + CH3COONa (aq)
+ H2O (l)

Reaksi Ion : H+ (aq) + OH- (aq) => H2O (l)

c. Reaksi Penetralan basa lemah dsn asam kuat, reaksi ini akan
membentuk garam yang bersifat asam dan air

19
Sentot Budi Raharjo, Kimia Berbasis Eksperimen 2 (Jakarta:PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2008), hal. 176
20
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung:ITB

10
Contoh : NH4OH (aq) + HCl (aq) => NH4Cl (aq) + H2O (l)
Reaksi Ion : NH4OH (aq)+ H+ (aq)=> NH4+ (aq) + H2O (l)
d. Reaksi penetralan basa lemah dan asam lemah, reaksi ini akan
menghasilkan larutan garam yang bersifat asam, basa, atau netral
tergantung dari kekuatan relatif asam lemah dan basa lemah tersebut.
Contoh : CH3COOH- (aq) + NH4OH (aq)=> NH4CHOO
(aq) + H2O (l)

Reaksi Ion : NH3(aq)+ CHOO- (aq) => NH4CHOO (aq).21

Kadar asam suatu larutan bisa berarti faktor kuantitas keasaman atau faktor
intensitas keasaman. Faktor kuantitas keasaman ialah jumlah asam yang ada
dalam satuan volume tertentu, baik berbentuk ion atau molekul.22

Reaksi yang terjadi antara larutan asam dan larutan basa akan membentuk
larutan garam, hal ini disebut juga dengan reaksi penetralan dimana Ph larutan
yang terbentuk adalah netral (pH=7).

Suatu larutan dikatakan asam, jika kadar pH-nya lebih kecil dari 7.0 dan
dianggap basa jika kadar pH-Nya melebihi 7.0 karena kadar pH menggunakan
skala logaritma, bukan linear, maka nilai pH 6 mengindikasikan 10 kali lebih
banyak proton H dari pada Nilai Ph 7, dan begitu juga dengan pH 5
mengindikasikan 10 kali lebih banyak proton dari pada pH 6.

F. Buffer

Buffer merupakan suatu sistem dalam larutan yang terdiri dari asam dan basa
konjugasi yang pH-Nya dipertahankan tidak berubah walaupun dengan
penambahan ion-ion OH- atau H+. Biasanya larutan Buffer terdiri dari campuran
asam bronsted lemah dan basa konjugasinya, misalnya campuran asam asetat
dengan natrium asetat atau campuran amonium hidroksida dengan amonium
klorida.23

21
Rabiah Afifah Daulay, hal. 46
22
Ibid., hal. 57
23
Ibid, hal.59

11
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau
oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.24

a. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH< 7). Untuk


mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya
basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan lain-
lain. Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat
dalam larutan.

b.      Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH> 7). Untuk


mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan
berlebih. Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan
amonia dan larutan amonium klorida.

G. Integrasi Alquran

Air merupakan salah satu karunia Allah SWT yang tak ternilai harganya. Air
adalah sumber kehidupan, materi kehidupan, padanya bergantunglah berbagai
mahluk hidup dimuka bumi ini, manusia, binatang dan tumbuhan bahkan mahluk
Allah SWT yang ghaib yang hidup diluar dimensi fisikpun sangat menyukai air
sebagai media kehidupannya. Allah SWT telah menyebutkan kata-kata air dalam
al-Qur’anul Karim sebanyak 33 kali bentuk nakirah (indefenitif) dan 16 kali
dalam bentuk ma’rifat (defenitif) seperti pada Qs. An-Nahl (16) : 10-11, Qs. Qảf
(50): 9, Qs. Ar-Rủm (30) : 24, Qs. al-Anbiyả` (21) : 30, Qs. al-A’rảf (7) : 49-51,

Yayan Sunarya, Mudan dan Aktif Belajar Kimia (Bandung: PT. Setia Purna
24

Invers, 2007), hal.187.

12
Qs. Hủd (11) : 40, Qs. An-Anfảl (8) : 11, Qs. al-Furqản (25) : 48 dan Qs. al-
Mả’idah (5) : 6.

Sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam al-Qur’an diantaranya Surat An-


Nahl surat ke 16 ayat 10-11 dan Surat al-Anbiyaa’ surat ke 21 ayat 30 yang
berbunyi :

Artinya : Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan {QS.An-
Nahl (16) : 10-11}

Dalam tafsir Ibnu Katsir mengatakan Ketika Allah telah menyebutkan apa
yang telah Dia berikan nikmat kepada mereka, yaitu berupa binatang-binatang
ternak, dan binatang-binatang melata, mulailah Dia menyebutkan nikmat-Nya
yang diberikan kepada mereka yaitu berupa turunnya hujan dari langit, yang di
dalam hujan itu ada air minum dan kenikmatan dunia untuk mereka dan binatang-
binatang mereka.

Maka Allah berfirman: lakum minHu syaraabun (“Dan untukmu sebagiannya


menjadi minuman.”) Maksudnya, Allah menjadikannya tawar lagi cair, yang
mudah bagimu meminumnya, dan Allah tidak menjadikannya asin lagi pahit.

Wa minHu syajarun fiiHi tusiimuun (“Dan sebagiannya [menyuburkan]


tumbuh-tumbuhan yang [pada tempat tumbuhnya] kamu mengembalakan

13
ternakmu.”) Maksudnya Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dari hujan itu
untukmu, yang kamu semua menggembalakan ternak-ternakmu di tempat itu,
seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu `Abbas, `Ikrimah, adh-Dhahhak, Qatadah
dan Ibnu Zaid dalam Firman Allah: fiiHi tusiimuun (“Di tempat itu kamu
menggembalakan ternakmu.”)

Tusiimuun; yaitu menggembalakan, dari lafazh itu pula disebut “al-ibilus saa-
imatu” artinya, Unta yang digembalakan. Akar kata dari kata tersebut artinya
penggembalaan.

Dan firman Allah: yunbitu lakum biHiz zar’a waz zaituuna wan nakhila wal
a’naaba wa min kulits tsamaraat (“Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu
tanaman-tanaman, zaituun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan,”)
maksudnya Allah mengeluarkannya dari bumi, dengan air yang hanya satu macam
ini, keluarlah buah-buahan itu dengan segala perbedaan, macamnya, rasanya,
warnanya, baunya dan bentuknya.

Dan untuk itu Allah berfirman: inna fii dzaalika la-aayatal liqaumiy
yatafakkaruun (“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
[kekuasaan- Allah] bagi kaum yang memikirkan,”) maksudnya sebagai dalil dan
bukti bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya)
kecuali Allah.

Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui


bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala

14
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?{QS. Al-
Anbiyaa’ (21) : 30}.

Dalam tafsir Jalalayn maksud ayat diatas adalah (Apakah tidak) dapat dibaca
Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu,
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu)
bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh
lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang
sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga
dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat
menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan
yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan
dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku

Menurut tafsir Quraish Shihab maksud ayat diatas ialah Sitologi (ilmu tentang
susunan dan fungsi sel), misalnya, menyatakan bahwa air adalah komponen
terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap
makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Sedang Biokimia menyatakan
bahwa air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media,
faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah
proses interaksi itu sendiri. Sedangkan Fisiologi menyatakan bahwa air sangat
dibutuhkan agar masing-masing organ dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya
fungsi itu akan berarti kematian.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Air murni adalah suatu persenyawaan kimia yang paling sederhana, komposisi
kimianya terdiri dari dua atom hidrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang
saling berikatan. Atom-atom hidrogen terikat pada atom oksigen secara asimetris,
sehingga kedua atom hidrogen berada di satu ujung, sedangkan atom oksigennya
berada di ujung lainnya.

Air mempunyai sifat fisika yang tergolong unik, antara lain adalah dalam hal
tegangan permukaan, kalor penguapan, kerapatan suhu, dan kapasitas melarutkan.
Berdasarkan sifat kimianya Air tersusun oleh molekul-molekul triatomik
sederhana yaitu H2O tetapi tingkah laku air sangat kompleks, dan beberapa hal
agak unik. Sifat unik air muncul terutama muncul dari struktur molekuler dan
resultante gaya-gaya inter molekulnya.

Air merupakan salah satu karunia Allah SWT yang tak ternilai harganya. Air
adalah sumber kehidupan, materi kehidupan, padanya bergantunglah berbagai
mahluk hidup dimuka bumi ini, manusia, binatang dan tumbuhan bahkan mahluk
Allah SWT yang ghaib yang hidup diluar dimensi fisikpun sangat menyukai air
sebagai media kehidupannya. Allah SWT telah menyebutkan kata-kata air dalam
al-Qur’anul Karim sebanyak 33 kali bentuk nakirah (indefenitif).

B. Saran

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan air bahkan menjadi


kebutuhan utama dalan kehidupan makhluk hidup. Apapun yang diciptakan oleh
Allah memiliki manfaatnya masing-masing sehingga semua yang diciptakan-Nya
tidak ada yang menjadi sia-sia

Jadi besar harapan kami untuk para pembaca lebih memahami dan
mempelajari isi dari makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan bisa
menjadi referensi baru bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan
yang lebih mengenai Biokimia yaitu pembahasan tentang air.

Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar kedepannya makalah yang akan kami buat
menjadi lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

17
Afifah Rabiah. 2019. Biokimia Terintegrasi Alquran. Medan: CV. Pusdikra Mitra
Jaya.

Anthara I. Made S. Homeostasis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kuncing”,


Buletin Veteriner Udayana. Vol 3 (1).

Arlita A. M., “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap Penyerapan Larutan


Gula pada Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian. Vol 2
(1).

Muchtaridi, dkk. 2018. Kimia Medisinal (Dasar-dasar dalam Perancangan


Obat). Jakarta: Prenadamedia Group.

Raharjo Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2. Jakarta:PT Tiga


Serangkai Pustaka Mandiri.

Rollando. 2017. Pengantar Kimia Medisinal. Malang: CV.Seribu Bintang.

Rumanta Maman. 2014. Modul 1 Biologi dan Lingkungan Hidup. Jakarta:


Universitas Terbuka.

S Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung:ITB

Sari Yunita. Difusi Kristal KMnO4 Dalam Perlarutan Dan Tekanan Osmotik
Cairan Sel Epidermis Pada Daun Rhoe discolor”. Jurnal Sel dan
Lingkungan. Tanpa volume.

Solemanriau. 2011. Air sebagai sarana peningkatan IMTAQ (Integrasi Kimia dan
Agama), Jurnal Sosial Budaya Vol. 8 No. 02.

Sugiyono. 2004. Kimia Pangan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri


Yogyakarta.

Sunarya Yayan. 2007. Mudan dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Setia Purna
Invers.

Susana Tjutju. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan, Jurnal Oseana Vol. 28 No.
3.

Triwibowo Yuwono. (TT). Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai