Anda di halaman 1dari 20

KLASIFIKASI FUNGI/JAMUR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Fungki Sri Rejeki, MP

Disusun Oleh :

1. Bayu Lambung Pratama (20230001)

2. Fitria (20230005)

3. M. Dimas Aditio (20230006)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT. sholawat serta salam kita sampaikan kepada nabi kita Muhammad SAW.
Atas limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KLASIFIKASI
FUNGI/JAMUR”

Penulis tidak lupa juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen


Pengampu Mata Kuliah Pengantar Agroindustri yang telah membimbing penulis
dalam pembuatan makalah ini.

Mengingat akan kemampuan yang penulis miliki, dalam penulisan laporan


ini masih banyak kekurangan dalam hal penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersangkutan akan sangat membantu dalam
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi
penulis dan pembaca .

Surabaya, 15 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

2.1 Definisi Jamur (Fungi)...............................................................................3

2.2 Klasifikasi Jamur(Fungi)...........................................................................7

2.3 Morfologi Jamur(Fungi)..........................................................................12

2.4 Reproduksi Jamur(Fungi) .......................................................................13

2.5 Peran Jamur(Fungi) pada bidang Industri................................................14

BAB III PENUTUP.......................................................................................16

3.1 Kesimpulan..............................................................................................16

3.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun
tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya
tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan
lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim
hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur
ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan
jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur
kuping.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler
dan multiseluler. Tubuh nyater diri dari benang-benang yang disebut hifa,
hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generative.
  Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembang biak,
jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun
yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan
masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang
bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat.
Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan
simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap
makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat
bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat
pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan
atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,

1
beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air.
Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes. 

1.2  RumusanMasalah
1.2.1   Bagaimana struktur tubuh jamur/fungi?
1.2.2    Bagaimana cara hidup dan habitat fungi?
1.2.3    Bagaimanakah Reproduksi jamur/fungi ?
1.2.4   Apasajakah Klasifikasi fungi ?
1.2.5   Bagaimana peran fungi pada bidang industri?

1.3   Tujuan
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui struktur tubuh jamur/fungi
1.3.2 Untuk mengetahui cara hidup dan habitat fungi
1.3.3 Untuk mengetahui Reproduksi jamur/fungi
1.3.4 Untuk mengetahui Klasifikasi fungi
1.3.5 Untuk mengetahui peranan fungi pada bidang industri

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI FUNGI

Jamur (fungi) bersifat eukariotik dan tidak berklorofil.  jamur (fungi)


bereproduksi secara aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi.
Sedangkan secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur
(fungi) hidup ditempat-tempat lembap, air laut, air tawar, ditempat yang asam dan
bersimbosis dengan ganggang membentuk lumut (lichenes).

Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) adalah yang
sifatnya eukariotik dan tidak berklorofil. jamur (fungi) ini reproduksi dengan
secara aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan
dengan secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur
(fungi) ini hidupnya ditempat-tempat yang berlembap, air laut, air tawar, ditempat
yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang membentuk lumut (lichenes).

Pengertian Jamur (Fungi) Menurut Para Ahli

1. Gandjar dkk (2006)

Menurut Gandjar dkk (2006) menyatakan bahwa : jamur atau fungi adalah
sel eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding
sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding
selnya, dan mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora,
melakukan reproduksi seksual dan aseksual.

2. Campbell (2003)

Menurut Campbell (2003) menyatakan bahwa Fungi merupakan eukariota,


dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah
dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang

3
umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan,
organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.

Ciri – Ciri Jamur (Fungi)

 Tidak memiliki klorfil, sehingga jamur merupakan tumbuhan heterotrof 


yang hidup sebagai parasit.
 Mempunyai inti sejati
 Tubuh terdiri atas satu sel atau banyak sel
 Tubuh berapa benang-benang halus yang disebut hifa.
 Tubuh belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun (thallus).
 Menyimpan makanan dalam bentuk glikogen.
 Dinding sel tersusun oleh zat kitin.
 Berkembang biak dengan membentuk spora, membelah diri, dan
fragmentasi.

Struktur Tubuh Jamur (Fungi)

 Struktur tubuh fungi yaitu terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh
sebuah dinding sel yang mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur
mirip dengan sebuah zat kitin pada kerangka luar athropoda sobat. Zat kitin ini
tersusun atas polisakarida, yang sifatnya kuat dan fleksibel.
 Benang-benang halus yang tersusun di tubuh jamur disebut dengan hifa.
 Hifa pada jamur bisa bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk
sebuah jaringan yang disebut dengan miselium.
 Miselium ini yang akan membentuk sebuah jalinan hingga terbentuknya
tubuh buah seperti pada jamur merang.
 Selain itu, hifa pada jamur juga mempunyai pembatas atau sekat antar sel
yang disebut dengan septa. Septa pada jamur mempunyai pori yang cukup besar
sehingga organel sel bisa mengalir dari sel ke sel lainnya.
 Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak mempunyai sekat yang disebut
dengan hifa asepta. Hifa ini adalah massa sitoplasma yang panjang dan
mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik.

4
Inti sel yang jumlahnya banyak dikarenakan pembelahan inti sel yang berulang
tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
 Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium
memungkinkan jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
 Jamur yang bersifat parasitisme mempunyai hifa yang termodifikasi yang
dinamakan dengan haustorium.
 Nah, haustorium ini mempunyai ujung yang fungsinya menembus jaringan
host dan mengabsorbsi nutrisi dari host.
 Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk sebuah
alat reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan
dengan miselium generative.

Habitat Jamur

Habitat Fungi yaitu di darat (terestrial) dan di tempat lembap

Kingdom fungi terdiri atas 4 divisi yaitu:

1. Zygomycotina, hipa tidak bersekat, bersifat saprofit


Contoh; Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.
2. Ascomycotina, hifa bersekat, berinbti banyak
Contoh: Trichoderma reesel menghasilkan enzim selulosa untuk memproduksi
protein sel tunggal (PST).
3. Basidiomycotina, hifa bersekat membentuk tubuh buah (basidiokarp),
umumnya maroskopis.
Contoh: Volvariela vilvaceae (jamur merang) dan Amanita phalloides
menghasilkan racun yang mematikan.
4. Deuteromycotina (kelompok jamur yang belum diketahui cara refroduksi
generatifnya) ciri-ciri hifa bersekat, berukuran mikroskopis. Contohnya:
Helmintosporium oryzae, merusak kecambah dan buah. Ephidermatophyyon
flocosum, menyebabkan penyakit kaki atlet.

Pada jamur adan juga menguntungkan, namun ada juga yang dapat
merugikan, misalnya dapat menyebabkan penyakit dan kebusukan. Untuk contoh

5
penyakit yang disebabkan oleh jamur seperti panu, kadas dan keputihan.
Sedangkan untuk kebusukan dapat menyerang akar, batang, daun dan buah
tanaman yang menyebabkan petani rugi. Hal ini karena jamur berhubungan
dengan kehidupan kita, maka untuk itu kita mempelajari jamur lebih mendalam.

Cara Hidup Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme


lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat
itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.

 Parasit obligat

Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di
luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

 Parasit fakultatif

Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

 Saprofit

Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim
hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks
menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa.

6
Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam
bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya
adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya.

Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza,


yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup
di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

2.2 KLASIFIKASI FUNGI


1. Zygomycota
Zygomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang memiliki bentuk
Spora dengan berdinding tebal (Zygospora). Organisme ini pada umumnya,
tumbuh berkembang pada daratan sebagai Saprofit yang tidak memiliki Klorofil,
memiliki Hifa yang tidak bersekat (Septum) dan memiliki banyak Inti
Sel.Zygomycota ini Berkembang Biak secara Vegetative, yaitu Terbentuk sebagai

Aplanospora yang tumbuh berkembang pada Ekosistem Daratan, dan Zoospore


yang tumbuh berkembang pada Ekosistem Perairan. Sedangkan Zygomycota yang
Berkembang Biak secara Generative, yaitu Dengan membentuk Oogami atau
Gametaniogami.

Ciri – Ciri Zygomycota

7
Zygomycota memiliki ciri-ciri :

 Hidup sebagai saprofit


 Tubuh bersel banyak, hifa membentuk anyaman (miselium) yang tidak
bersekat.
 Reproduksi aseksual dengan membentuk spora, sedangkan reproduksi
seksual dengan konjungsi antara dua hifa yang menghasilkan zigospora
 Hampir semua anggotanya hidup didarat.

Contoh  Zygomycota

 Rhizopus Stoloniferus, untuk membuat tempe


 Rhizopus Nigricans, jamur roti penghasil asam fumarat.
 Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan
yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya
bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
 Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
 Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
 Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.

2. Ascomycota 

Ascomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) berbentuk berupa Spora,
yang terbentuk dalam perkembangbiakan secara Generative (Seksual).

Spora ini terbentuk di dalam Sel Gelembung, dan memiliki bentuk wujud
seperti Kantung yang disebut Askus. Lalu Spora dalam Sel Gelembung tersebut
akan menghasilkan Askospora.

Ciri – Ciri Ascomycota 

Ascomycota memiliki ciri-ciri :

 Mempunyai struktur khusus yang disebut askus (kantong)

8
 Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler
 Hifanya bersekat dan berinti banyak.
 Hidupnya ada yang parasit, saporfit, ada yang bersimbosis dengan
ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
 Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk tunas-tunas, pada
multiseluler membentuk spora dari konidia. Secara generatif dengan membentuk
askus yang meghasilkan askospora.

Contoh Ascomycota :

 Sacharomyces cerevisae (ragi) untuk membuat bir, roti maupun alkohol.


 Penicillium notatumn dan Penicellium chrysogenum, penghasil
antibiotik penisilin.
 Aspergillus wentii untuk membuat kecap

3. Basidiomycota

Basidiomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang memiliki bentuk
tubuh besar (Makroskopis), memiliki Spora yang terbentuk dalam Basidium, dan
setiap Basidium memiliki 4 macam Basidiospora.

Basidiomycota ini berkembang biak secara Vegetative, yaitu Dengan


membentuk Fragmentasi Hifa, sedangkan jenis Basidiomycota yang berkembang
biak secara Generative, yaitu Dengan membentuk Basidiospora pada Basidium.

Proses pertumbuhan pada Basidiomycota, yaitu Dimulai dengan


perkembangan pada Spora Basidium atau Konidium, setelah itu Spora Basidium
tersebut, akan berubah menjadi Benang Hifa yang memiliki Sekat (Septum)
dengan Satu Membran Inti Sel, kemudian Hifa tersebut akan membentuk berupa
Miselium.

9
Ciri – Ciri Basidiomycota

Basidiomycota memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

 Memiliki miselium yang bersekat-sekat, dari miselium tumbuh tubuh buah


(basidokrap) yang beraneka ragam bentuknya.
 Dalam basidiokarp terdapat jalinan-jalinan benang hifa. Jika benang hifa
yang bermuatan positif bertemu dengan basidium yang bermuatan negatif, maka
akan terjadi plasmogami dan membentuk miselium dikariotik.
 Ujung miselium menggelembung membentuk basidium untuk
memproduksi empat spora bertangkai.
 Berkembang biak secara seksual dengan basidiospora dan aseksual dengan
konidispora.
 Kebanyakan berukuran makroskopis, hidup sebagai parasit dan saprofit

Contoh Basidiomycota :

 Volvariela volvacae (Jamur merang), dapat dimakan dan sudah


dibudidayakan.
 Auricularia polytricha (jamur kuping) Bisa dikonsumsi dan dapat
dibudidayakan.
 Amanita phalloides dan Amanita muscaria (jamur beracun), habitat
didaerah subtropis.
 Ustilago maydis (Jamur api), banyak terdapat pada batang kayu.

10
4. Deuteromycota

Deuteromycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang belum diketahui,
cara Bereproduksi Seksualnya. Karena hal tersebut Deuteromycota ini merupakan
Jamur yang tidak sempurna, bersifat Saprofit pada materi Senyawa Organik.

Sebagian besar hidup sebagai Parasit pada Tumbuhan tingkat tinggi, sebagai
penyebab utama rusaknya beberapa Tanaman Budidaya, menimbulkan pelapukan
pada Pohon Berkayu, dan juga dapat menimbulkan penyakit pada Manusia.

Ciri – Ciri Deuteromycota

Deuteromycota memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

 Jamur tak sempurna fungi (imferfecti)


 karena Belum diketahui cara reproduksi generatifnya.
 Perkembangbiakan aseksual dengan konidia.
 Hifanya bersekat
 Hidup sebagai saprofit dan parasit
 Tubuh berukuran mikroskopis

Contoh Deuteromycota

 Monillia sitophila (jamu oncom)


 Ephidermophyton floocosum, menyebabkan penyakit pada kaki atlet.
 Curvularia sp, hidup parasit pada tumbuhan
 Microsporum sp, dan Trighophyton sp, menyebabkan penyakit kurap.

2.3 MORFOLOGI JAMUR


Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

11
Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay
beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5
sampai 30 µm tau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.

Tubuh  atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan
spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan
beberapa filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding


berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa


mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma.  Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;
haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :

1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau
septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-
tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu ruang

12
ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi
oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.

Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif. Beberapa hifa dari


miselium somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan.
Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk pembentukan spora dan biasanya
tumbuh meluar ke udara dari mideum.

2.4 REPRODUKSI JAMUR


Reproduksi Jamur (Fungi)

Spora fungi mempunyai berbagai bentuk dan ukuran, dan bisa dihasilkan
secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora yaitu organisme
uniseluler , tetapi ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari
struktur hifa yang terspesalisasi.

Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi


mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora
secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh
jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell
2003).

Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan
dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu sebagai berikut :

 Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap
askus.
 Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk
gada yang dinamakan basidium.
 Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada
beberapa cendawan melebur.

13
 Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.

2.5 PERAN JAMUR PADA BIDANG INDUSTRI

1) Peran Jamur dalam Pembuatan Kecap

Jamur memberikan banyak manfaat bagi manusia, salah satunya peran jamur
dalam pembuatan kecap. Jamur yang berperan dalam pembuatan kecap adalah
Aspergilus wentii. Kecap adalah salah satu jenis penyedap makanan yang diolah
dengan proses fermentasi.

2) Peran Jamur dalam Pembuatan Tempe

Selain peran jamur dalam pembuatan kecap, peran bagi manusia yang
selanjutnya adalah dalam proses pembuatan tempe. Jamur yang berperan dalam
proses pembuatan tempe adalah Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, dan
Rhizopus stoloniferus. Tempe kedelai dibuat dari bahan kedelai, sedangkan tempe
bongkrek dibuat dari bahan kedelai dan ampas kelapa.

3) Peran Jamur dalam Pembuatan Keju

Selain dalam pembuatan kecap dan tempe, peran jamur bagi manusia juga
bermanfaat dalam proses pembuatan keju. Jamur yang berperan dalam proses
pembuatan keju adalah Penicillium requeforti dan Penicillium camemberti.

4) Peran Jamur dalam Pembuatan Tape

Jamur yang berperan dalam pembuatan tape adalah Saccharomyces


cerevisiae .Dalam pembuatan tape, ada dua jamur yang berperan dengan cara
Endomycopsisfibuligera yang berperan mengubah tepung menjadi gula sehingga
berasa manis dan Saccharomyces cerevisiae atau Rhizopusoryzae yang dapat
mengubah gula menjadi alkohol.

14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum
fungi hidup dengan cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi
adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan.

Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara


simbiotik dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar
fungi adalah organisme multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi selsel oleh
dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh
selulosa dan kitin (polisakarida yang mengandung unsur 4). Fungi dapat
berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.

Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan
sejati atau berfilamen di dalam dunia fungi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.

3.2 Saran
Semoga dengan dengan makalah ini memberikan sedikit ilmu pengetahuan
mengenai klasifikasi fungi, cara pengembangbiakannya, jenis-jenisnya, serta
pemanfaatannya dalam bidang industri.
saya sebagai penulis menyadari sepenunya bahwa makalah ini masih
banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna . oleh karena itu kritik yang
membangun, amat sangat dibutuhkan penulis dalam mengembangkan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asfihan, Akbar. 2020, “ Jamur “,https://adalah.co.id/jamur/. diakses pada tanggal


21 Maret 2021

Pendidikan, Dosen. 2021. Kingdom Fungi (Jamur).


https://www.gurupendidikan.co.id/klasifikasi-jamur/. Diakses pada tanggal
21 Maret 2021

Studio, Ali. 2021. “ Pengertian, ciri, cara hidup,habitat,reproduksi dan


klasifikasi jamur” . https://pendidikan.co.id/pengertian-ciri-cara-hidup-
habitat-reproduksi-dan-klasifikasi-jamur/. diakses pada tanggal 21 Maret
2021

Sakti, Zein. 2016. ”Peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan bagi
kehidupan “.https://www.awalilmu.com/2016/11/peranan-jamur-yang-
menguntungkan-dan-merugikan-bagi-kehidupan.html. diakses pada tanggal
21 Maret 2021

Bitar. 2020. “ Klasifikasi Jamur “.https://seputarilmu.com/2020/05/klasifikasi-


jamur.html. diakses pada tanggal 21 Maret 2021

Efrina. 2020. “Peranan Jamur dalam Kehidupan”.


https://tambahpinter.com/peranan-jamur/. diakses pada tanggal 21 Mret 2021

Fredi Lesmana. 2013. Makalah Jamur dan Klasifikasinya.


https://www.academia.edu/31040539/Makalah_Jamur_dan_Klasifikasinya.
diakses pada tanggal 22 Maret 2021

17

Anda mungkin juga menyukai