Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN TAK BERPEMBULUH

CHRYSOPHYT (ALGA KEEMASAN )

Disusun Oleh :

1. Wiliaz Salsadiva (2010207012)


2. Marginda Fron Eka (2010207005)
3. Dea Rahma Wandari (2010207022)
4. Huzifah (2010207026)
5. Miftahul Jannah (2010207018)
6. Rizki Khoirunnisa (2010207021)

Kelas : Biologi 1 (20071)

Mata kuliah : taksonomi tumbuhan tak berpembuluh

Dosen Pengampu : Dra Mini wulansari, M.Si

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak
lupa saya haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabiyullah Muhammad Saw.

Makalah yang berjudul “Chrysophyta" ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Taksonomi Tumbuhan Tak berpembukuh pada jurusan Pendidikan Biologi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Univeristas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang.

Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah
berperan dan membantu menyelesaikan makalah ini. Diantaranya:

1. Dra Mini wulansari, M.Si selaku dosen pengampuh mata kuliah Taksonomi Tumbuhan
tak berpembuluh

2. Kepada Orang Tua yang telah memberikan doa, bantuan, dan dorongan baik yang
bersifat materil maupun non materil

3. Kepada teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami ucapkan terima
kasih banyak. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat pahala disisi Allah Swt.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan.

Baturaja, 31 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di
manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum
ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam
beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta
(Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta
(Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler.
Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown
Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta
peranannya dalam kehidupan manusia.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di
tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah,
atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu
memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang
dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami
dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran
yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan
zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat dikelompokkan
menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu ganggang cokelat
(Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta), ganggang
hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Chrysophyta?
2. Sebutkan Ciri Dan Habitat Chrysophyta!
3. Jelaskan Klasifikasi Chrysophtya!
4. Apa Manfaat Dari Crysophyta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Chrysophyta
2. Untuk mengetahui ciri dan habitat Chrysophyta
3. Untuk mengetahui klasifikasi Chrysophyta
4. Untuk mengetahui manfaat dari Chrysophyta
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Alga Keemasan / Chrysophyta

Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang
pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti
“keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa
karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofi l a dan c
sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat keemasan. Sumber lain
ada yang menyebutkan bahwa warna keemasan disebabkan oleh pigmen yang bernama
fukosantin (fucoxanthin).

Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa jenis ada yang
hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai
laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai simpanan makanan pada alga ini. Alga
keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan
dapat merayap seperti Amoeba. Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari
selulosa.

Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula
yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua flagella sehingga disebut
sebagai biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur dinding selnya tersusun atas
pektin. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Selain hidup di perairan,
ada juga Chrysophyta yang hidup di darat.

Alga pirang yang hidup di darat sering ditemui sebagai selaput seperti beludru di
tepi kolam, tepi perairan, atau di tanah yang lembab. Selain laminarin, Chrysophyta
menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk minyak sehingga merupakan komponen
penting dalam pembentukan minyak bumi. Filum Chrysophyta terdiri atas sekitar 5.300
jenis, dan 5.000 di antaranya adalah diatom yang sekarang sudah dimasukkan dalam
Filum tersendiri yaitu Bacillariophyta.

2.2. Ciri- ciri Chrysophyta

Ganggang keemasan (Chrysophyta) mempunyai ciri atau karakteristik secara


umum sebagai berikut.

■ Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.

■ Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak).
Ganggang yang uniseluler di perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.

■ Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Namu


adapula yang bersifat heterotrof dengan menyerap makanan.

■ Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada juga
yang hidup darat terutama di tempat-tempat yang basah.

■ Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.

■ Dinding sel mengandung selulosa, pektin atau silika.

■ Sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela untuk bergerak terutama yang


memiliki dinding sel. Namun ada juga yang bersifat amoeboid (bergerak merayap seperti
Amoeba) bagi Chrysophyta yang tidak berdinding sel.

■ Memiliki pigmen karoten, xantofil, klorofil a dan klorofil c.

■ Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
■ Hidup soliter atau berkoloni.

■ Menyimpan cadangan makana dalam bentuk laminarin atau minyak.

2.3. Klasifikasi Chrysophyta

Alga keemasan diklasifikasikan ke dalam tiga kelas, yaitu

 Xanthophyceae (ganggang hijau kuning). Mempunyai klorofil, xantofil. Contoh:


Vaucheria sp.

 Chrysophyceae (ganggang coklat-keemasan). Mempunyai klorofil dan karoten. Contoh:


Ochromonas, Synura.

 Bacillariophyceae (diatom). Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah (sawah,


got, parit). Tubuh uniseluler, ada yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan,
yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Contoh: Navicula, Pinnularia. Namun
sekarang diatom sudah dipisahkan dari Filum Chrysophyta dan dimasukkan dalam
Filum tersendiri yaitu Bacillariophyta.

Berdasarkan jenis selnya, Chrysophyta dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

Chrysophya Uniseluler (Bersel Tunggal)

 Ochromonas, merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yang mempunyai dua flagela,


satu panjang dan satu pendek. Ochromonas dapat tumbuh secara autotrof dengan
menggunakan energi cahaya matahari atau secara heterotrof dengan menyerap
makanan.

 Navicula, sering disebut dengan diatome atau ganggang kersik, bentuk tubuhnya
kotak atau elips, jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang berfungsi
sebagai bahan penggosok, campuran semen atau penyerap nitrogliserin pada bahan
peledak. Reproduksinya membelah diri dengan memisahkan bagian tubuhnya yang
terdiri dari hipoteka (kotak) dan epiteka (tutup).

 Pinnularia, mirip dengan diatome.


Chrysophya Multiseluler (Bersel Banyak)

 Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang kadang-
kadang bercabang. Jenis yang hidup di darat menempel pada permukaan dengan
rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar yang tidak berwarna. Filamen Vaucheria
berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding sekat yang disebut senosit. Di dalam
sitoplasma terdapat vakuola besar di tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak
inti, plastida yang berbentuk cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa
minyak dalam bentuk tetes-tetes minyak.

2.4. Habitat Alga Chrysophyta

Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air
tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan
tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae
di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.

6.Reproduksi Alga Chrysophyta

Berikut ada beberapa reproduksi alga Chrysophyta

•Secara Seksual

Secara Seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang
dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot
tumbuh menjadi filamen baru.

•Secara Vegetatif

Secara Vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya


mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.

-Chrysophyceae

Pada Chrysophyceae dilakukan secara vegetative dengan membelah secara longitudinal


dan fragmentasi, ada 2 macam yaitu:
•Koloni

Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.

•Sporik

Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel)
dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada
chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan
bulat.Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih,
mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.

-Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual.

•Diatom Bereproduksi Secara Aseksual

Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan
epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama.
Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi
epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan
lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.

•Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang


berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut,
diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan
telur.Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan
berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran
normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan
mitosis.

7.Manfaat Chrysophyta:

•Sebagai makanan ikan


•campuran semen

•bahan penyaring

•solasi penyuling gasoline dan glukosa

•serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.

•Sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi.

•bahan penggosok

•bahan pembuat isolasi

•penyekat dinamit

•bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat

•Berperan sebagai plankton

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden
algae) atau ganggang pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos
yang berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki
pigmen berupa karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan
klorofi l a dan c sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat
keemasan.
Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa jenis ada yang
hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai
laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai simpanan makanan pada alga ini.

Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula
yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua flagella sehingga disebut
sebagai biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur dinding selnya tersusun atas
pektin. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Selain hidup di perairan,
ada juga Chrysophyta yang hidup di darat.

B. Kritik Dan Saran


Hanya ini yang dapat dipaparkan penulis melalui penulisan ini meskipun jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekuragan mohon dimaafkan. Untuk itu penulis masih
sangat membutuhkan kritik atau saran dari para pembaca terhadap penulisan
dalammenanggapi makalah yang telah dibuat agar bisa bermanfaat dan memberikan
motivasi untuk masa depan yang jauh lebih baik dari sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

https://www.biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-dan-contoh-
chrysophyta-atau-ganggang-keemasan.html?m=0

https://www.murid.co.id/reproduksi-alga-chrysophyta/

https://www.sridianti.com/chrysophyta.html
https://sel.co.id/mengenal-alga-keemasan-chrysophyta-serta-penjelasannya-lengkap

Anda mungkin juga menyukai