Disusun Oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak
lupa saya haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabiyullah Muhammad Saw.
Makalah yang berjudul “Chrysophyta" ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Taksonomi Tumbuhan Tak berpembukuh pada jurusan Pendidikan Biologi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Univeristas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah
berperan dan membantu menyelesaikan makalah ini. Diantaranya:
1. Dra Mini wulansari, M.Si selaku dosen pengampuh mata kuliah Taksonomi Tumbuhan
tak berpembuluh
2. Kepada Orang Tua yang telah memberikan doa, bantuan, dan dorongan baik yang
bersifat materil maupun non materil
3. Kepada teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami ucapkan terima
kasih banyak. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat pahala disisi Allah Swt.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di
manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum
ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam
beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta
(Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta
(Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler.
Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown
Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta
peranannya dalam kehidupan manusia.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di
tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah,
atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu
memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang
dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami
dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran
yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan
zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat dikelompokkan
menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu ganggang cokelat
(Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta), ganggang
hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Chrysophyta?
2. Sebutkan Ciri Dan Habitat Chrysophyta!
3. Jelaskan Klasifikasi Chrysophtya!
4. Apa Manfaat Dari Crysophyta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Chrysophyta
2. Untuk mengetahui ciri dan habitat Chrysophyta
3. Untuk mengetahui klasifikasi Chrysophyta
4. Untuk mengetahui manfaat dari Chrysophyta
BAB II
PEMBAHASAN
Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang
pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti
“keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa
karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofi l a dan c
sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat keemasan. Sumber lain
ada yang menyebutkan bahwa warna keemasan disebabkan oleh pigmen yang bernama
fukosantin (fucoxanthin).
Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa jenis ada yang
hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai
laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai simpanan makanan pada alga ini. Alga
keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan
dapat merayap seperti Amoeba. Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari
selulosa.
Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula
yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua flagella sehingga disebut
sebagai biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur dinding selnya tersusun atas
pektin. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Selain hidup di perairan,
ada juga Chrysophyta yang hidup di darat.
Alga pirang yang hidup di darat sering ditemui sebagai selaput seperti beludru di
tepi kolam, tepi perairan, atau di tanah yang lembab. Selain laminarin, Chrysophyta
menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk minyak sehingga merupakan komponen
penting dalam pembentukan minyak bumi. Filum Chrysophyta terdiri atas sekitar 5.300
jenis, dan 5.000 di antaranya adalah diatom yang sekarang sudah dimasukkan dalam
Filum tersendiri yaitu Bacillariophyta.
■ Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
■ Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak).
Ganggang yang uniseluler di perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.
■ Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada juga
yang hidup darat terutama di tempat-tempat yang basah.
■ Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
■ Hidup soliter atau berkoloni.
Navicula, sering disebut dengan diatome atau ganggang kersik, bentuk tubuhnya
kotak atau elips, jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang berfungsi
sebagai bahan penggosok, campuran semen atau penyerap nitrogliserin pada bahan
peledak. Reproduksinya membelah diri dengan memisahkan bagian tubuhnya yang
terdiri dari hipoteka (kotak) dan epiteka (tutup).
Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang kadang-
kadang bercabang. Jenis yang hidup di darat menempel pada permukaan dengan
rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar yang tidak berwarna. Filamen Vaucheria
berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding sekat yang disebut senosit. Di dalam
sitoplasma terdapat vakuola besar di tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak
inti, plastida yang berbentuk cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa
minyak dalam bentuk tetes-tetes minyak.
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air
tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan
tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae
di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
•Secara Seksual
Secara Seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang
dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot
tumbuh menjadi filamen baru.
•Secara Vegetatif
-Chrysophyceae
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
•Sporik
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel)
dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada
chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan
bulat.Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih,
mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan
epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama.
Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi
epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan
lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.
•Pembelahan Mitosis
7.Manfaat Chrysophyta:
•bahan penyaring
•bahan penggosok
•penyekat dinamit
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden
algae) atau ganggang pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos
yang berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki
pigmen berupa karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan
klorofi l a dan c sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat
keemasan.
Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa jenis ada yang
hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai
laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai simpanan makanan pada alga ini.
Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula
yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua flagella sehingga disebut
sebagai biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur dinding selnya tersusun atas
pektin. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Selain hidup di perairan,
ada juga Chrysophyta yang hidup di darat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-dan-contoh-
chrysophyta-atau-ganggang-keemasan.html?m=0
https://www.murid.co.id/reproduksi-alga-chrysophyta/
https://www.sridianti.com/chrysophyta.html
https://sel.co.id/mengenal-alga-keemasan-chrysophyta-serta-penjelasannya-lengkap