Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat TUHAN Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan PenyertaanNya,
kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul Family Mytilidae dengan baik. Tujuan dari
penyusunan makalah ini untuk menyelesaikan tugas dari Dosen Mata Kuliah Avertebrata Air.
Makalah ini menjelaskan secara keseluruhan tentang family ini yaitu mulai dari
klasifikasi, morfologi, anatomi serta sistem organ dari jenis dalam family ini. Tak lupa penulis
ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak pihak yang telah berkontribusi dengan
membeikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami selaku penulis, semoga makalah ini dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang family ini bagi pembaca terlebih lagi bagi penulis. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
pembaca terkhususnya bagi Dosen Mata Kuliah Avertebrata Air demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 10 Oktober 2016

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bivalvia adalah kelas yang merupakan organisme terbanyak kedua pada Filum Moluksa
setelah Gastropoda sebagai organisme terbanyak pada Filum ini. Bivalvia adalah kelas dalam
moluska yang mencakup semua kerang kerangan memiliki cangkang (nama "bivalvia" berarti
dua cangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalvia. Ke dalam
kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima
meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas. Bivalvia memiliki beberapa family
yaitu Tridacnidae, Acridae, Ostridae, Mytilidae, Tellindae, Pteridae dan Lucinidae. Disini akan di
jelaskan family dari kelas Bivalvia yaitu Mytilidae. Famili Mytilidae memiliki spesies terbanyak
yaitu Perna viridis yang biasa disebut sebagai Kerang hijau atau Kerang Kupang. Kerang ini
bertubuh lunak dan mempunyai cangkang katup sepasang hewan ini disebut juga pelecys yang
artinya kapak kecil dan podos yang artinya kaki. Kerang jenis ini merupakan salah satu komoditi
penting bagi Nelayan di Jawa Timur. Kerang pada family ini menyukai tempat berpasir dan
berlumpur. Kerang ini mampu hidup sampai kedalaman 20 meter dan dapat hidup di berbagai
jenis substrat yaitu pada habitat keras, lunak, air dan hidup pada organisme lain. Kerang kupang
memiliki fekunditas yang tinggi, cepat tumbuh, masa anakan pendek dan mampu menyebar luas
sehingga termasuk jenis invader mampu menguasai satu wilayah atau ekosistem. Bentuknya
simetri bilateral yang terdiri dari dua keping cangkang yang dihubungkan oleh ligamen pada
bagian dorsal serta memiliki ukuran panjang. Family mytilidae memiliki jenis hewan /
organisme yang sangat bernilai ekonomis di pasaran sehingga jenis dalam family ini sangat
popular di Indonesia terkhususnya bagi komoditi penting bagi para nelayan dengan nilai kadar
protein yang tinggi bagi perkembangan manusia. Perna viridis merupakan salah satu kerang
yang terbaik untuk dijadikan biota test dalam biopollution. Kerang hijau memiliki keunggulan
sebagai bioindikator untuk memonitor substansi organic yang terdapat di laut karena memiliki
distribusi yang luas, hidup menetap, mudah di sampling, memiliki toleransi salinitas yang luas,
resistansi terhadap stress dan berbagai bahan kimia yang terakumulasi dengan jumah besar.
Kerang hijau memiliki distribusi yang luas pada wilayah Asia Pasifik dan memiliki nilai
komersial sebagai siput yang telah terkenal di belahan dunia.
B.
1.
2.
3.
4.
5.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana klasifikasi, taksonomi, morfologi dan anatomi dari Family Mytilidae?
Apa saja dan fungsi dari Alat gerak dan makanan bagi Family Mytilidae
Bagaimana fungsi system peredaran darah dan system pencernaan dari Family Mytilidae?
Bagaimana cara kerja respirasi, ekskresi serta osmoregulasi dari family Mytilidae ?
Bagaimana system reproduksi dan perkembangan bagi Family Mytilidae ?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Dapat mengetahui klasifikasi, morfologi dan anatomi dari Family Mytilidae.


2. Dapat mengetahui fungsi dari alat gerak dan makanan dari Family Mytilidae.
3. Dapat mengetahui fungsi dari system peredaran darah dan system pencernaan dari Family
Mytilidae.
4. Dapat mengetahui cara kerja respirasi, ekskresi serta osmoregulasi dari Family Mytilidae.
Dapat mengetahui system reproduksi dan perkembangan bagi Family Mytilidae.

BAB II
ISI
A. Klasifikasi, Morfologi dan Anatomi
Kelas Bivalvia memiliki jumlah spesise sekitar 9,200 - 10,000 dan semuanya
merupakan organisme akuatik. Family Mytilidae memiliki 52 genus di dunia. Salah satu
jenis dari Family Mytilidae terbanyak adalah jenis Perna viridis atau yang biasa disebut
kerang hijau. Kerang hijau ini memiliki taksonomi yaitu :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Moluska
Kelas
: Bivalvia
Ordo
: Mytiloida
Family
: Mytilidae
Genus
: Perna
Spesies
: Perna viridis
Nama lokal dari jenis ini selain Kerang Hijau juga disebut sirindit dan kerang kuku
sementara nama dagang dari jenis ini adalah Green mussels.
Kerang hijau
memiliki morfologi dan
anatomi yaitu memiliki
panjang tubuh antara 6.58.5 cm dan diameter
sekitar 1.5 cm. cirri khas
kerang ini terletak pada
warna cangkangnya yang
menimbulkan gradasi
warna gelap ke gradasi
warna kehijauan. Kerang ini tidak memiliki kepala (termasuk otak), organ yang terdapat
dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut dan anus. Jika dibuat sayatan memanjang dan
melintang, tubuh kerang akan tampak bagian-bagiannya. Bagian palig luar adalah
cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang.
Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak.
Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi
untuk tempat keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air. Insang,
berlapis lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung
pembuluh darah. Kaki pipih, dapat dipakai untuk berjalan bila kaki dijulurkan ke anterior.
Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang
menembus jantung, alat peredaran darah, dan alat ekskresi (ginjal). Kerang ini dapat
mencapai panjang maksimum 16.5 cm tetapi umumnya ditemukan berukuran 8 cm
(GOSLING;2004). Perna memiliki empat baris insang yang bermanfaat sebagai organ

respirasi dan organ filterfeeder. Secara morfologi, anggota famili Mytilidae mempunyai
cangkang yang tipis, permukaannya halus, berwarna kehijauan dan memiliki bercak bercak cokelatan atau guratan - guratan zig zag berwarna cokelat di dekat umbo dan
engsel cangkang, keduanya simetris dan umbonya melengkung ke depan. Persendiannya
halus dengan beberapa gigi yang sangat kecil. Perna dicirikan dengan bentuk yang agak
pipih, cangkang padat, dan mempunyai umbo pada tepi vertikal. Tipe alur cangkangnya
konsentrik, bersinar, berwarna hijau, dan kadang-kadang tepinya berwarna kebiruan.
Kedua cangkangnya berukuran sama meskipun salah satu cangkang agak sedikit lebih
cembung daripada yang lainnya. Perna juga dicirikan hanya dengan satu atau dua gigi
yang berkembang pada gigi hinge dan hilangnya otot aduktor interior. Pada spesies ini di
cangkang bagian kiri terdapat dua gigi kecil dan tumbuh satu gigi besar di sebelah kanan.
Bagian interior cangkang keperak-perakan dan berkilau, bekas tempat
otot terlihat sangat jelas. Otot aduktor anteriornya menghilang,
sedangkan otot aduktor posteriornya menipis dan memanjang terletak pada
pertengahan bagian posterior. Pada Perna viridis, tepi mantel
berwarna hijau kekuningan, tidak memiliki tentakel dan papillae.
Genus lain yang ada pada family Mitylidae yaitu Mytilus.
Pada kerang dewasa antara Perna dan Mytilus dapat
dibedakan oleh berkas otot penghubung yang meninggalkan
pola lebih melebar pada cangkang bagian dalam Perna.
Selain itu, terdapat otot anterior adductor pada Mytilus, termasuk pada individu yang
masih muda, sedangkan pada Perna tidak ditemukan adanya otot tersebut. Kerang hijau
memiliki dua katup cangkang dengan ukuran yang sama. Katup berengsel anterior
terdapat pada daerah umbo. garis pallial merupakan bagian dari kerang yang terdapat di
sepanjang mantel. Pada bagian dalam setiap katup terdapat dua otot, otot posterior
adductor lebih kecil dari otot anterior adductor. Otot anterior adductor dan otot posterior
adductor melekat pada karang, otot tersebut berfungsi untuk mengontrol pergerakan
karang. Bentuk kerang hijau agak meruncing pada bagian belakang, berbentuk pipih pada
bagian tepi serta dilapisi periostrakum pada bagian tengah cangkang. Pada fase juvenil
cangkang berwarna hijau cerah dan pada fase dewasa warnanya mulai memudar dan
menjadi coklat dengan tepi cangkang berwarna hijau. Sedangkan pada bagian dalam
cangkang berwarna hijau kebiruan (Cappenberg, 2008). Lapisan dalam dan luar pada
cangkang kerang hijau terdiri dari protein, sedangkan lapisan tengah merupakan mineral.

B. Alat gerak dan Makanan


Pergerakan yang dilakukan oleh Family Mylitidae disebut sebagai kaki yang
menyerupai kapak yang pipih (Pelecypoda) yang dapat dijulurkan ke luar berfungsi untuk
merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kaki pipih ini, dapat dipakai untuk berjalan bila
kaki dijulurkan ke anterior. Menurut BARNES (1974) dalam Cappenberg (2008)
mengatakan bahwa bentuk kaki peleecypoda merupakan pelebaran dari bagian tubuh
yang berbentuk pipih lateral seperti kapak kecil. Kerang hijau memiliki bentuk kaki kecil
seperti bentuk lidah, dengan alur pada permukaan ventral yang terus menerus sampai
lubang byssal. Dalam lubang ini, sekresi kental memancarkan, melewati alur dan
pengerasan secara bertahap pada saat kontak dengan air laut. Byssal sangat kuat dan
elastis yang berfungsi menahan kerang pada substrat keras. Untuk mengontrol pergerakan
karang hijau terdapat dua otot yaitu otot posterior adductor dan anterior adductor.
Dilihat dari cara makan, kerang hijau termasuk kelompok suspension feeder artinya untuk
mendapatkan makanan, yaitu fitoplankton, dentritus, diatom dan bahan organic lainnya
yang tersuspensi dalam air adalah dengan menyaring air tersebut. Tan dalam Suwignyo
dkk., (1984) menyatakan bahwa diatom dan dentritus adalah merupakan makanan utama
kerang hijau, sedangkan larva bivalvia dan gastropoda yang bukan merupakan
makananya dikeluarkan dalam bentuk pseudofaces yang terbungkus lender. Fox dalam
Tan (1975) juga mneyatakan bahwa karang hijau lebih menyukai diatom dibandingkan
dengan dinoflagellata sebagai makanannya. Tan dalam Suwignyo dkk, 1984 jua
mengatakan bahwa kerang hijau selalau aktif 24 jam menyaring makanannya secara terus
menerus. Jorgensen dalam Gierse & Pearse (1979) menyatakan bahwa makanan yang
tersuspensi dalam perairan dimanfaatkan kerang dengan jalan menyaring air tersebut.
Bahkan spesies lain seperti Mytilus edulis juga mampu melakukan seleksi antara
fitoplankton sebagai makanannyadengan partiel lumpur yang bukan makanannya.
Jorgensen menyatakan bahwa hewan suspension feeder dalam memilih atau mengambil
makanannya didasarkan pada bentuk, ukuran dan kelimpahan, bukan berdasarkan
kualitas atau nilai gizinya. Makanannya akan masuk ke dalam mulut melalui sifon.
C. Sistem Peredaran Darah dan Sistem Pencernaan
Sistem peredaran darah dari family Mylitidae yaitu terbuka, jantungnya terdiri
atas sebuah bilik dan dua serambi yaitu darah dari jantung ke sinus organ, ginjal, insang
dan kembali ke jantung. Darah kerang dari family ini biasanya tidak berwarna. Sistem
pencernaan dimulai dari mulut melalui sifon ventral, kerongkongan, lambung, usus dan
akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran
untuk keluarnya air. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah.

D. Respirasi, Ekskresi dan Osmoregulasi

System pernapasan atau Respirasi dari family Mytilidae yaitu menggunakan


insang. Sistem pernafasan pada kerang hijau terutama berlangsung pada insang, tempat
terjadinya fiksasi oksigen dari air yang masuk kedalam tubuh kerang hijau. Keberadan
siphon inhalant dan siphon exhalant memungkinkan tejadinya proses sirkulasi air dalam
tubuh kerang. Karena insangnya yang merupakan organ respirasi dipergunakan untuk
eksperimen pengukur respon perubahan oksidatif System ekskresi pada family ini terdiri
dari sepasang ginjal dan kelenjar kelenjar Pericardial. Ginjal ini berwarna coklat
kemeralian, berdinding tebal, dan berada pada tepi ventral dari pericardium, pada sisi
dorsal dari insang. Osmoregulasi dari family mytilidae pada spesies kerang hijau ada
hubungannya dengan perubahan salinitas terhadap perubahan laju filtrasi. Pada kondisi
ini kerang hijau berusaha beradaptasi mempertahankan kondisi tubuh terhadap
lingkungannya maka membutuhkan energy yang lebih besar dari kondisi normalnya.
Perubahan salinitas meningkatkan respirasi. kerang hijau, yang berarti meningkat
pula laju filtrasinya, karena pada waktu respirasi partikel makanan ikut terserap.
Menurut Port dan Parry (1966) dalam Wilbur dan Yonge (1983) bahwa osmoregulasi
kerang hijau yang merespon perubahan salinitas dengan meningkatkan respirasinya.
Volume air yang masuk melalui insang semakin bertambah, mengakibatkan respirasi
tertentu akan berdampak pada tingginya laju filtrasi. Menurut Lumbye (1985)
dalam Wilbur dan Yonge (1983) bahwa metabolism dipengaruhi oleh tingkat
osmotik lingkungan, sedangkan tekanan osmotik lingkungan dipengaruhi oleh tingkat
salinitas. Semakin jauh dari salinitas optimalnya semakin tinggi nilai laju filtrasinya.
Kerang hijau (Perna viridis) yang hidup dalam kondisi lingkungan yang berbeda dalam
lingkungan atau habitat asalnya, maka kerang tersebut akan melakukan adaptasi.
Demikian juga apabila hidup dalam salinitas yang berbeda dengan habitat salinitas
awalnya. Dalam kondisi salinitas yang berbeda maka hewan tersebut akan melakukan
proses adaptasi yaitu melalui pengaturan osmotik cairan tubuhnya yang disebut dengan
istilah osmoregulasi. Pengaturan cairan bertujuan untuk menyamakan konsentrasi garam
internal dengan konsentrasi garam di lingkungan sekelilingnya (Sutomo, 2004).
Mekanisme pengaturan osmose pada tubuh kerang hijau (Perna viridis) yaitu
dengan cara mengeluarkan kelebihan air tanpa kehilangan garam atau mengeluarkan
air dan garam dan mengganti garam. yang hilang dengan mengambil ion dari
lingkungan secara aktif (Nybakken, 1992 dalam Sutomo, 2004). Hewan yang hidup pada
salinitas yang sedikit berbeda dengan salinitas asal, maka proses adaptasi yang dilakukan
tidak terlalu berat dan semakin jauh perbedaan salinitas maka semakin berat proses
osmoregulasinya. Osmoregulasi kerang hijau (Perna viridis) yang merespon adanya
penurunan salinitas dengan meningkatkan laju filtrasi dan ada pula sebaliknya (Pott dan
Parry, 1966 dalam Wilbur dan Yonge, 1983).

E. Reproduksi dan Perkembangan

Dalam reproduksinya, hewan spesies Perna viridus memiliki alat kelamin yang
terpisah atau diocious, bersifat ovipora yang memiliki telur dan sperma yang berjumlah
banyak dan mikroskopik. Induk kerang hijau yang telah matang kelaminnya
mengeluarkan sperma dan sel telur kedalam air sehingga bercampur dan kemudian terjadi
pembuahan, telur yang telah dibuahi tersebut setelah 24 jam kemudian menetas dan
tumbuh berkembang menjadi larva kemudian menjadi spat yang masih bersifat
planktonic melayang - layang di perairan di sehingga berumur 15 20 hari sebelum
tumbuh sempurna seperti induknya dan menetap diperairan, kemudian benih atau spat
tersebut menempel pada subtract dan akan menjadi kerang hijau dewasa (induk) setelah 5
6 bulan kemudian dan diperkirakan mampu hidup selama dua tahun. Kerang
berkembang biak secara kawin. Umumnya berupah dua dan pembuahannya
internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang menjadi larva glosidium yang
terlintang oleh dua buah katup. Ada beberapa spesies yang dari katupnya keluar larva
panjang dan hidup sebagai parasit padahewan lain, misalnya pada ikan. Setelah beberapa
lama larva akan keluar dan hidup sebagaimana kerang itu sendiri.
Selain itu, famili Mytilidae dengan jenis Mytilus edulis terpisah dan gamet adalah
gudang ke dalam air di mana pembuahan terjadi. (Nordsieck, 2006; Tyler-Walters dan
Bibit, 2006) Kawin Sistem polygynandrous (promiscuous). Mytilus edulis menumbuhkan
dari bulan April sampai September, tergantung pada suhu air, arus, dan faktor lingkungan
lainnya. Dalam kebanyakan populasi, gonad istirahat mulai mengembangkan dari
Oktober sampai November, dengan gametogenesis terjadi sepanjang musim dingin
sehingga gonad yang matang di awal musim semi. Sebuah pemijahan parsial di musim
semi diikuti oleh gametogenesis cepat, dengan gonad jatuh tempo pada awal musim
panas, sehingga menghasilkan pemijahan sekunder kurang intensif pada akhir Agustus
atau September. Larva melahirkan di musim semi dapat mengambil keuntungan dari
mekar fitoplankton. Terjadinya pemijahan sekunder oportunistik, tergantung pada kondisi
lingkungan yang menguntungkan dan ketersediaan pangan. Gametogenesis, pemijahan,
dan strategi reproduksi bervariasi dengan lokasi geografis. Betina individu dapat
menghasilkan 5-8000000 telur, individu yang lebih besar dapat menghasilkan sebanyak
40 juta telur. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan larva mungkin selesai dalam
waktu kurang dari 20 hari namun pertumbuhan larva dan metamorfosis antara musim
semi dan awal musim panas, pada 10 C, biasanya memakan waktu 1 bulan. Pediveligers
dapat menunda metamorfosis hingga 40 hari pada 10 C atau sampai 6 bulan dalam
beberapa kasus. (Nordsieck, 2006; Tyler-Walters dan Bibit, 2006). Mytilus spp
berkembang biak dari kedalaman 0 meter pada surut maximum sampai dengan
kedalaman 11 meter di bagian bawah permukaan air laut. Kerang hijau matang gonad

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa Kelompok dari famili Mylitidae
memiliki 52 genus yang tersebar di seluruh dunia. Salah satu spesies yang paling
dominan adalah Perna viridus atau yang sering disebut Kerang hijau dengan nama
dagangnya yaitu green mussels. Kerang hijau ini memiliki Morfologi dan Anatomi yaiti
tidak memiliki kepala, organ yang terdapat dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut
dan anus. memilikin mantel yang terdapat dua lubang yang disebut sifon. Memiliki
cangkang yang tips, permukaannya halus berwarna kehijauan. Hewan ini juga memiliki
satu atau dua gigi yang berkembang pada gige hinge. Pada genus Perna tidak memiliki
otot anterior adductor seperti pada genus Mytilus. Bentuk cangkangnya merncing di
bagian belakang, berbentuk pipih pada bagian tepi serta dilapisis periostrakum pda
bagian tengah cangkang. Alat pergerakan oleh organisme dalam Filum ini menyerupai
kaki kapak yang pipih berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Dilihat
dari cara makan, seluruh dari hewan dalam family ini merupakan kelompok suspensi
feeder atau cara mendapatkan makananya dengan menyarik air tersebut. Makanan utama
dari spesies kerang ini adalah diatom dan dentritus Sistem peredaran darah dari hewan
ini adalah terbuka dan memiliki sistem pencernaan dimulai dari mulut melalui sifon
ventral, kerongkongan, lambung, usus dan terakhir pada anus. Sistek respirasi dari
hewan dalam spesies ini adalah menggunakan insang sedangkan sistem ekskresi dari
hewan ini memiliki sepasang ginjal dan kelenjar - kelenjar pericardial. Osmoregulasi
dari family ini ada hubungannya dengan perubaan salinitas terhadap perubahan laju
filtrasi. Osmeregulasi kerang hjau merespon adanya penurunan salinitas dengan
meningkatkan laju filtrasi. Mekanisme pengaturan osmose pada tubuh kerang hijau yaitu
dengan cara mengeluarkan kelebihan air tanpa kehilangan garam atau mengeluarkan air
dan garam dan mengganti garam yang hilang degan mengambil ion dari lingkungan
secara aktif. Dalam sistem reproduksi serta perkembangannya, kerang hijau memiliki
alat kelamin yang terpisah dan bersifat ovipar. Setelah terjadi pembuahan, telur akan
dibuahi selama 24 jam kemudian akan menetatas. Kemudian akan menjadi larva yang
bersifat planktonik sampai berumur 15 - 20 hari selanjutnya akan menjadi kerang
dewasa hingga 5 - 6 bulan dan mampu hidup selama dua tahun.

B. Saran
Kami penulis menyarankan bahwa, Family Mytilidae memiliki salah satu spesies
Kerang yang terkenal dengan keunggulannya sebagai bioindikator untuk pencemaran
bagi lingkungan perairan sehingga perlu adanya penelitian dengan menggunakan spesies
kerang hijau sebagai indikator faktor pembatas pencemaran di daerah perairan tersebut.
Selain itu, harus adanya pembudidayan kerang hijau di Ambon karna masih kurangnya
hal tersebut padahal kerang hijau memiliki protein yang tinggi dan sumber makanan
yang lezat dan baik bagi manusia. Perlu juga adanya, praktek yang dibuat oleh Dosen
Mata Kuliah seperti membedakan spesies dalam family tersebut agar kita bisa
mengetahui ciri khas yang membedakan spesies dalam family ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ulfah Ulil. 2016. Preparasi Dan Karakterisasi Limbah Biomaterial Cangkang Kerang
Hijau (Perna Viridis) Dari Pantai Labuhan Maringgai Sebagai Bahan Dasar
Biokeramik. Lampung: Universitas Lampung.

Kerang hijau. Wikipedia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerang_hijau , diakses pada 10


Oktober 2016.
2010. Polecypoda Molusca: Blogspot : http://biologinews.blogspot.co.id/2010/12/pelecypoda-molusca.html, diakses pada 10 Oktober 2016.
Izet. 2014. Moluska: Wordpress:
http://izetmutaqien.wordpress.com/2014/10/28/moluska/ diakses pada 11 Oktober 2016.
Hidayat, Nurul. 2014. Biologi laut: Blogspot :
http://rajanurulhidayat.blogspot.co.id/2014/06/biologi-laut.html diakses pada 12 Oktober
2016
Kerang Hijau Perna viridis: Karya Tulis Ilmiah: http://karyatulisilmiah.com/keranghijau-perna-viridis-l/ di akses pada 12 Oktober 2016
Permata, Sari. 2014. Kehidupan Kerang Hijau: Blogspot:
http://narindapermatasari.blogspot.co.id/2014/11/kehidupan-kerang-hijau.html diakses
pada 12 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai