Oleh :
Nama : Tesalonika K. Risakotta
NIM : 136-9916-002
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kepulauan Wakatobi terletak di pertemuan Laut Banda dan Laut Flores.
Wakatobi merupakan kependekan dari nama empat pulau besar yang ada di
kawasan tersebut, yaitu Pulau Wangi-wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan
Pulau Binongko. Luas masing-masing pulau adalah Pulau Wangi-wangi (156,5
km2), Pulau Kaledupa (64,8 km2), Pulau Tomia (52,4 km2), dan Pulau Binongko
(98,7 km2).
Kekayaan sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan
keunikannya dengan panorama bawah laut yang menakjubkan menjadikan
kepulauan Wakatobi dijuluki surga bawah laut di antara pusat segitiga karang
dunia (The heart of coral triangle centre) yaitu wilayah yang memiliki
keanekaragaman terumbu karang dan keanekaragaman hayati lainnya (termasuk
ikan) tertinggi di dunia, yang meliputi Philipina, Indonesia sampai kepulauan
Solomon. Kekayaan keanekaragaman hayati laut menjadikan Kepulauan
Wakatobi ditunjuk sebagai Taman Nasional Laut berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan No.393/Kpts-VI/1996 tanggal 30 Juli 1996 dan ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan No.7651/Kpts/II/2002 tanggal 19 Agustus 2002
dengan luasan 1.390.000 Ha.
Tujuan penetapan taman nasional ini adalah terjaminnya sistem penyangga
kehidupan untuk pelestarian keanekaragaman hayati (bidoversity conservation)
sebagai perwakilan ekosistem wilayah ekologi perairan laut Banda-Flores (Banda
Flores Marine Eco-region), menjamin terwujudnya pembangunan ekonomi
daerah secara berkelanjutan (sustainable development) terutama dari sektor
perikanan dan pariwisata, serta menjamin tersedianya sumber mata pencaharian
yang berkelanjutan (sustainable livelihood) bagi masyarakat setempat.
1. 2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penulisan ini adalah untuk mengkaji tentang
Status Taman Nasional Wakatobi, Zonasi Taman Nasional Wakatobi serta
Ancaman yang dihadapi oleh Taman Nasional Wakatobi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Status Taman Nasional Wakatobi
Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi
Sulawesi Tenggara. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Buton
yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2003. Pemerintah
pusat pada tahun 1995 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
462/KPTS-11/1995 telah menetapkan bahwa wilayah Wakatobi sebagai Taman
Wisata Alam Laut.
Dasar penetapan tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa Kepulauan
Wakatobi merupakan salah satu wilayah yang mempunyai keanekaragaman laut
yang terlengkap di dunia. Pada tahun 1996 dengan SK Menteri Kehutanan Nomor
393/KPTS-VI/1996 status daerah tersebut ditingkatkan menjadi wilayah
konservasi, dengan status Taman Nasional. Luas kawasan taman Nasional
Wakatobi adalah 1.390.000 ha, sama persis atau overlap dengan luas wilayah
Kabupaten Wakatobi.
Wakatobi dan perairan disekitarnya telah kukuh ditetapkan sebagai Taman
Nasional melalui tahapan yang amat panjang, yaitu sebagai berikut :
1. Bermula dari Survei Penilaian Potensi Sumberdaya Alam Laut Wakatobi
yang dilaksanakan Tim Ditjen PHPA bersama WWF (World Wild Life
Fund) pada bulan September 1989, dan beberapa kegiatan penelitian Tim
Operasi Wallacea, ekspedisi Tim Universitas Indonesia; penelitian Tim
Kelautan dari P3O-LIPI
2. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang
Besi/Wakatobi (Surat Sekwilda Tk. II Buton No. 523.3/1255 tanggal 3 Juni
1991)
3. Dukungan Rekomendasi Bupati KDH Tk. II Buton No. 522.51/3226 tanggal
3 Oktober 1993 dan Rekomendasi Gubernur KDH Tk. I Sulawesi Tenggara
No. 522.51/2548 tanggal 7 Maret 1994.
4. Penunjukan Kawasan Perairan Kepulauan Wakatobi di Kabupaten Dati II
Buton, Propinsi Sulawesi Tenggara seluas ± 306.690 ha sebagai Taman
Wisata Alam Laut (marine conservation area) SK. Menhut No. 462/KPTS-
II/1995 tanggal 4 September 1995)
5. Penunjukan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas 1.390.000
ha sebagai Taman Nasional pada tanggal 30 Juli 1996 berdasarkan
Keputusan Menhut No.393/Kpts-VI/1996
6. Taman Nasional Kepulauan Wakatobi ditetapkan sebagai Unit Taman
Nasional berdasarkan Keputusan Menhut No.185/Kpts-II/1997 tanggal 31
Maret 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional (BTN)
dan Unit Taman Nasional
7. Penetapan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas 1.390.000 ha
sebagai Taman Nasional (SK. Menhut No.7651/Kpts-II/2002)
8. Perubahan nama Taman Nasional Kepulauan Wakatobi menjadi Taman
Nasional Wakatobi, Peraturan Menhut No. P.29/Menhut-II/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
3. 1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :
Kepulauan Wakatobi ditunjuk sebagai Taman Nasional Laut
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.393/Kpts-VI/1996
tanggal 30 Juli 1996 dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan No.7651/Kpts/II/2002 tanggal 19 Agustus 2002
Zonasi Taman Nasional Wakatobi terbagi atas enam (6) zona yaitu
zona inti, zona perlindungan bahari, zona pariwisata, zona
pemanfaatan lokal, zona pemanfaatan umum dan zona
khusus/daratan.
Ancaman utama Taman Nasional Wakatobi adalah kerusakan
terumbu karang akibat perubahan temperatur air laut yang dramatis,
penangkapan ikan dengan cara tidak ramah lingkungan (bahan
peledak dan racun sianida), penambangan pasir, pembangunan
infrastruktur di daerah pesisir, pengembangan kegiatan wisata yang
tidak memperhatikan aspek lingkungan, masalah sampah serta
pencemaran lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA