Anda di halaman 1dari 5

BAB II

KEADAAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Instansi


Taman Nasional Wakatobi terletak pada koordinat 123015'00" -
124045'00" Bujur Timur (BT) ; 05015'00" - 06010'00" Lintang Selatan (LS),
Posisi Taman Nasional Wakatobi terletak dipertemuanLaut Banda dan Laut
Flores. Taman nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi,
menurut
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, yang dimaksud taman nasional yakni kawasan
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem
zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Kawasan Kepulauan Wakatobi dan perairan di sekitarnya ditetapkan
sebagai Taman Nasional Wakatobi melalui tahapan sebagai berikut:
1. Survey Penilaian Potensi Sumberdaya Alam Laut Wakatobi
Tahun1987 (Surat Dirjen PHPA Tanggal 9 Tahun 1987);
2. Usul Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep.
Tukang Besi/Wakatobi (Surat Ka. Sub BKSDA Sultra
No.34/IV/6/SBKSDA-4/91 tanggal 6 April 1991);
3. Permohonan Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di
Kep. Tukang Besi/ Wakatobi (Surat Kakanwil Dephutbun Prop.Sultra
No.533/270/Kwl-PHPA/91 tanggal 29 Mei 1991):
4. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan
Tukang Besi/Wakatobi (Surat Sekwilda Tk. II Buton No. 523.3/1255
tanggal 3 Juni 1991);
5. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang
Besi/Wakatobi (Surat Sekwilda Tk. I Sultra No. 566/3240tanggal 4 Juni
1991);
6. Usul Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di
Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Dirjen PHPA No. 1340/DJVI/PA-
4/1991 tanggal 31 Juli 1991);
7. Rekomendasi Usulan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang
Besi/Wakatobi (Surat Dirjen PHPA No. 2387/DJ-VI/PA-4/1991 tanggal 28
Agustus 1991);
8. Rekomendasi Usulan Kawasan Konservasi Laut di Pulau Moromaho
Dsk. Kab. Dati II Buton Prop. Sultra (Surat Dirjen PHPA
No.3801/DJVI/PA-4/1992 tanggal 12 Nopember 1992);
9. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Sulawesi
Tenggara (Surat Ka. Sub BKSDA Sultra No. 602/V/7/SBKSDA-
4/93tanggal 17 Juli 1993);
10. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan
Tukang Besi/Wakatobi (Surat Bupati KDH Tk.IIButon No.522.51/3226
tanggal 3 Nopember 1993);
11. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep. Tukang
Besi/Wakatobi (Surat Ka. Kanwil Dephutbun Prop. Sultra
No.106/6168/Kwl-PHPA/93 tanggal 19 Nopember 1993);
12. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep.
TukangBesi/Wakatobi (Radiogram Pembantu Gub. Wil. Kepulauan
Prop.Sultra No. 522.51/201 tanggal 25 Nopember 1993);
13. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut Sulawesi
Tenggara (Surat Kadis Perikanan Dati I Sultra No. 523/3220/1993
tanggal 13 Nopember 1993);
14. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan
Tukang Besi/Wakatobi (Surat Kadis Perikanan Dati I Sultra
No.523.2/85/1994 tanggal 11 Januari 1994);
15. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan
Tukang Besi/Wakatobi (Surat Gubernur KDH Tk. I Sultra
No.522.51/2548 tanggal 7 Maret 1994);
16. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan
Tukang Besi/Wakatobi (Surat Menhut RI No. 976/Menhut-VI/94
tanggal 2 Juli 1994);
17. Penunjukan Kawasan Perairan Kep. Wakatobi di Kab. Dati II Buton,
Prop. Sultra seluas ± 306.690 (Tiga ratus enam ribu enam ratus
sembilan puluh) Hektar sebagai Taman Wisata Alam Laut (SK.Menhut RI
No. 462/KPTS-II/1995 tanggal 4 September 1995);
18. Penunjukan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas
1.390.000 Ha sebagai Taman Nasional (SK. Menhut RI
No.393/KptsVi/1996 tanggal 30 Juli 1996);
19. Organisasi dan Tata Kerja Balai dan Unit Taman Nasional (SK.Menhut RI
No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997);
20. Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional (SK. Menhut RI No.
6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002);
21. Penetapan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas
1.390.000 Ha sebagai Taman Nasional. (SK. Menhut RI
No.7651/Kpts-II/2002 tanggal 19 Agustus 2002);
22. Penegasan Menhut bahwa letak dan luas TNW tidak berubah, pulaupulau
yang telah berpenduduk dijadikan zona penyangga (Surat Menhut No.
723/Menhut-II/2005) tanggal 13 Nopember 2005);
23. Perubahan nama Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (TNKW)
menjadi Taman Nasional Wakatobi (TNW) (Permenhut
No.P.29/Menhut-II/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Taman Nasional;
24. Organisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional (Permenhut
No.P.03/Menhut-II/2007);
25. Organisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional (Permen LHK
No.P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016)
SPTN Wilayah II terdiri dari 2 (dua) wilayah pengelolaan resort yaitu
resort
pengelolaan wilayah Kaledupa dan resort pengelolaan wilayah Kaledupa
Selatan. Potensi sumber daya alam pada kawasan TNW di SPTN Wilayah II
Resort Kaledupa meliputi 7 (tujuh) dari 8 (delapan) jenis sumber daya yang
ada di Taman Nasional Wakatobi yaitu ekosistem terumbu karang, hutan
mangrove, burung pantai/laut, padang lamun, lokasi pemijahan ikan (SpaGs),
mamalia laut atau cetacea, dan ikan ekonomis penting, sedangkan potensi
sumber daya alam pada kawasan TNW di SPTN Wilayah II Resort Kaledupa
Selatan terdapat 5 (lima) dari 8 (delapan) jenis sumber daya yang ada di
Taman Nasional Wakatobi yaitu ekosistem terumbu karang, hutan mangrove,
burung pantai/laut, padang lamun, dan mamalia laut atau cetacea.
2.2. Visi dan Misi Instansi
1. Visi
Visi pengelolaan TNW adalah “Taman Nasional Wakatobi”
Sebagai Destinasi Ekowisata Bahari Unggulan Dunia”.
2. Misi
1) Mempertahankan status kawasan yang telah ditata batas secara fisik
baik batas kawasan maupun zonasinya, memiliki status hukum yang
jelas, sistem pengelolaan yang mantap dan dinamis, memperoleh
pengakuan dan dukungan baik dari pemerintah Kabupaten Wakatobi
dan Masyarakat.
2) Mempertahankan keutuhan, kualitas dan daya dukung SDAHE
Kawasan TNW dan terjaminnya system penanganan limbah yang
baik, yang dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi perikanan
dan pariwisata bahari pada zona pemamfaatan dan kawasan di
sekitarnya dan untuk pengembangan pendidikan dan penelitian
kelautan serta tergali dan termanfaatkannya potensi jasa lingkungan.
3) TNW dikelolah oleh organisasi yang mantap yang memiliki SDM
yang Profesional, sarpras yang memadai, sistem pengelolaan adaptif
dan didukung pendanaan berkelanjutan.
2.3. Program kerja instansi
1. Monitoring Mangrove
2. Rehabilitasi Mangrove
3. Monitoring Lamun
4. Monitoring
2.4. Tugas dan Fungsi Pokok Instansi
Tupoksi SPTN Wil.II Kaledupa berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.07/Menlhk/Setjen/
OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional pada Pasal 28 yaitu melaksanakan
kegiatan inventarisasi potensi, penataan kawasan, pengelolaan kawasan,
perlindungan dan pengamanan, pengendalian kebakaran hutan, evaluasi
kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem, penutupan kawasan, pengendalian
dan pemanfaatan jenis tumbuhan. dan satwa liar untuk kepentingan non
komersial, pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan, penyuluhan,
bina cinta alam dan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan.
2.5. Struktur Organisasi Instansi

Anda mungkin juga menyukai