Taman Nasional Wakatobi terletak pada koordinat 123015'00" - 124045'00" Bujur Timur (BT) ; 05015'00" - 06010'00" Lintang Selatan (LS), Posisi Taman Nasional Wakatobi terletak dipertemuanLaut Banda dan Laut Flores. Taman nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang dimaksud taman nasional yakni kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan Kepulauan Wakatobi dan perairan di sekitarnya ditetapkan sebagai Taman Nasional Wakatobi melalui tahapan sebagai berikut: 1. Survey Penilaian Potensi Sumberdaya Alam Laut Wakatobi Tahun1987 (Surat Dirjen PHPA Tanggal 9 Tahun 1987); 2. Usul Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep. Tukang Besi/Wakatobi (Surat Ka. Sub BKSDA Sultra No.34/IV/6/SBKSDA-4/91 tanggal 6 April 1991); 3. Permohonan Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep. Tukang Besi/ Wakatobi (Surat Kakanwil Dephutbun Prop.Sultra No.533/270/Kwl-PHPA/91 tanggal 29 Mei 1991): 4. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Sekwilda Tk. II Buton No. 523.3/1255 tanggal 3 Juni 1991); 5. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Sekwilda Tk. I Sultra No. 566/3240tanggal 4 Juni 1991); 6. Usul Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Dirjen PHPA No. 1340/DJVI/PA- 4/1991 tanggal 31 Juli 1991); 7. Rekomendasi Usulan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Dirjen PHPA No. 2387/DJ-VI/PA-4/1991 tanggal 28 Agustus 1991); 8. Rekomendasi Usulan Kawasan Konservasi Laut di Pulau Moromaho Dsk. Kab. Dati II Buton Prop. Sultra (Surat Dirjen PHPA No.3801/DJVI/PA-4/1992 tanggal 12 Nopember 1992); 9. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Sulawesi Tenggara (Surat Ka. Sub BKSDA Sultra No. 602/V/7/SBKSDA- 4/93tanggal 17 Juli 1993); 10. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Bupati KDH Tk.IIButon No.522.51/3226 tanggal 3 Nopember 1993); 11. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep. Tukang Besi/Wakatobi (Surat Ka. Kanwil Dephutbun Prop. Sultra No.106/6168/Kwl-PHPA/93 tanggal 19 Nopember 1993); 12. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kep. TukangBesi/Wakatobi (Radiogram Pembantu Gub. Wil. Kepulauan Prop.Sultra No. 522.51/201 tanggal 25 Nopember 1993); 13. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut Sulawesi Tenggara (Surat Kadis Perikanan Dati I Sultra No. 523/3220/1993 tanggal 13 Nopember 1993); 14. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Kadis Perikanan Dati I Sultra No.523.2/85/1994 tanggal 11 Januari 1994); 15. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Gubernur KDH Tk. I Sultra No.522.51/2548 tanggal 7 Maret 1994); 16. Rekomendasi Penetapan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Tukang Besi/Wakatobi (Surat Menhut RI No. 976/Menhut-VI/94 tanggal 2 Juli 1994); 17. Penunjukan Kawasan Perairan Kep. Wakatobi di Kab. Dati II Buton, Prop. Sultra seluas ± 306.690 (Tiga ratus enam ribu enam ratus sembilan puluh) Hektar sebagai Taman Wisata Alam Laut (SK.Menhut RI No. 462/KPTS-II/1995 tanggal 4 September 1995); 18. Penunjukan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas 1.390.000 Ha sebagai Taman Nasional (SK. Menhut RI No.393/KptsVi/1996 tanggal 30 Juli 1996); 19. Organisasi dan Tata Kerja Balai dan Unit Taman Nasional (SK.Menhut RI No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997); 20. Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional (SK. Menhut RI No. 6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002); 21. Penetapan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas 1.390.000 Ha sebagai Taman Nasional. (SK. Menhut RI No.7651/Kpts-II/2002 tanggal 19 Agustus 2002); 22. Penegasan Menhut bahwa letak dan luas TNW tidak berubah, pulaupulau yang telah berpenduduk dijadikan zona penyangga (Surat Menhut No. 723/Menhut-II/2005) tanggal 13 Nopember 2005); 23. Perubahan nama Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (TNKW) menjadi Taman Nasional Wakatobi (TNW) (Permenhut No.P.29/Menhut-II/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional; 24. Organisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional (Permenhut No.P.03/Menhut-II/2007); 25. Organisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional (Permen LHK No.P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016) SPTN Wilayah II terdiri dari 2 (dua) wilayah pengelolaan resort yaitu resort pengelolaan wilayah Kaledupa dan resort pengelolaan wilayah Kaledupa Selatan. Potensi sumber daya alam pada kawasan TNW di SPTN Wilayah II Resort Kaledupa meliputi 7 (tujuh) dari 8 (delapan) jenis sumber daya yang ada di Taman Nasional Wakatobi yaitu ekosistem terumbu karang, hutan mangrove, burung pantai/laut, padang lamun, lokasi pemijahan ikan (SpaGs), mamalia laut atau cetacea, dan ikan ekonomis penting, sedangkan potensi sumber daya alam pada kawasan TNW di SPTN Wilayah II Resort Kaledupa Selatan terdapat 5 (lima) dari 8 (delapan) jenis sumber daya yang ada di Taman Nasional Wakatobi yaitu ekosistem terumbu karang, hutan mangrove, burung pantai/laut, padang lamun, dan mamalia laut atau cetacea. 2.2. Visi dan Misi Instansi 1. Visi Visi pengelolaan TNW adalah “Taman Nasional Wakatobi” Sebagai Destinasi Ekowisata Bahari Unggulan Dunia”. 2. Misi 1) Mempertahankan status kawasan yang telah ditata batas secara fisik baik batas kawasan maupun zonasinya, memiliki status hukum yang jelas, sistem pengelolaan yang mantap dan dinamis, memperoleh pengakuan dan dukungan baik dari pemerintah Kabupaten Wakatobi dan Masyarakat. 2) Mempertahankan keutuhan, kualitas dan daya dukung SDAHE Kawasan TNW dan terjaminnya system penanganan limbah yang baik, yang dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi perikanan dan pariwisata bahari pada zona pemamfaatan dan kawasan di sekitarnya dan untuk pengembangan pendidikan dan penelitian kelautan serta tergali dan termanfaatkannya potensi jasa lingkungan. 3) TNW dikelolah oleh organisasi yang mantap yang memiliki SDM yang Profesional, sarpras yang memadai, sistem pengelolaan adaptif dan didukung pendanaan berkelanjutan. 2.3. Program kerja instansi 1. Monitoring Mangrove 2. Rehabilitasi Mangrove 3. Monitoring Lamun 4. Monitoring 2.4. Tugas dan Fungsi Pokok Instansi Tupoksi SPTN Wil.II Kaledupa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.07/Menlhk/Setjen/ OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional pada Pasal 28 yaitu melaksanakan kegiatan inventarisasi potensi, penataan kawasan, pengelolaan kawasan, perlindungan dan pengamanan, pengendalian kebakaran hutan, evaluasi kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem, penutupan kawasan, pengendalian dan pemanfaatan jenis tumbuhan. dan satwa liar untuk kepentingan non komersial, pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan, penyuluhan, bina cinta alam dan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan. 2.5. Struktur Organisasi Instansi