Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN DESA GILI INDAH

NOMOR: 03 TAHUN 2014


TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR DAN LAUT DESA GILI INDAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA GILI INDAH

Menimbang : a. bahwa dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut,


telah terjadi konflik pemanfaatan ruang, sehingga perlu
penataan ruang pemanfaatan berdasarkan kesepakatan
bersama;
b. bahwa ekosistem pesisir dan laut memiliki fungsi ekologis dan
ekonomis yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
sehingga perlu dipelihara dan dikelola dengan baik agar
terlindung dari segala aktivitas perusakan;
c. bahwa untuk menjaga keutuhan garis pantai akibat abrasi,
perlu pengaturan tata guna lahan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu membentuk
Peraturan Desa tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir dan
Laut.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5490);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5073);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3699);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang
Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 134 (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4779);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4587);
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Lombok Utara
(Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara
Nomor 19).
Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


dan
KEPALA DESA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR
DAN LAUT

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara;
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang Kabupaten
Lombok Utara;
4. Kawasan adalah bagian dari wilayah pesisir dan laut yang batasnya ditentukan
berdasarkan lingkup pengamatan tertentu, dengan fungsi utama yaitu fungsi
lindung dan fungsi budidaya;
5. Pesisir adalah kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan
laut kearah darat sampai batas wilayah kecamatan pesisir dan kearah laut
sampai sejauh 4 mil laut diukur dari garis pantai pulau terluar saat surut
terendah kearah laut lepas;
6. Laut adalah ruang wilayah lautan yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait dengannya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek fungsional;
7. Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu baik
yang bersifat dinamis atau statis;
8. Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tetap tidak tertutupi oleh air
laut;
9. Garis Pantai adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan garis air rendah
dengan daratan pantai yang dipakai untuk menetapkan titik terluar di pantai
wilayah laut;
10. Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui
penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya
dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan
Ekosistem;
11. Zona adalah bagian dari wilayah yang disepakati bersama antar pemangku
kepentingan, utama untuk penggunaan tertentu;
12. Ekosistem adalah tatanan unsur sumber daya ikan dan lingkungannya, yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas sumber daya ikan;
13. Terumbu karang adalah struktur alami di dalam laut dangkal yang tahan
terhadap gempuran ombak sebagai hasil proses-proses sedimentasi dan
kontruksi karang koral hematipik ganggang berkapur dan organisme yang
mengekresikan kapur;
14. Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut desa Gili Indah adalah suatu
badan, dewan, komisi atau lembaga dengan sebutan lain yang dibentuk untuk
menjalankan fungsi koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan yang
ditunjuk oleh desa;
15. Izin adalah dispensasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Desa ini meliputi:


(a) Kawasan Perairan meliputi Perairan disekitar Desa Gili Indah;
(b) Kawasan Daratan meliputi sepanjang garis pantai Desa Gili Indah sampai
batas bawah jalan lingkar pulau.

BAB III
KAWASAN PERAIRAN

Pasal 3

(1) Kawasan Perairan Desa Gili Indah diatur dengan sistem Zonasi;
(2) Zonasi Kawasan Perairan terdiri dari Zona Inti, Zona Pemanfaatan, Zona
Perikanan Berkelanjutan (Sub Zona Perikanan Berkelanjutan Karang) dan Zona
lainnya (Sub Zona Rehabilitasi, Sub Zona Perlindungan dan Sub Zona
Pelabuhan);
(3) Zona Inti diperuntukkan sebagai perlindungan mutlak habitat dan populasi
ikan;
(4) Zona Pemanfaatan diperuntukkan sebagai perlindungan dan pelestarian habitat
dan populasi ikan; pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan;
(5) Zona Perikanan Berkelanjutan diperuntukkan bagi perlindungan habitat dan
populasi ikan, penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan,
budidaya ramah lingkungan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan
pengembangan, dan pendidikan.

BAB IV
KEGIATAN DISETIAP ZONA

Pasal 4

(1) Zona Inti


(a) Kegiatan yang tidak diperbolehkan yakni kegiatan wisata menyelam,
snorkeling dan berenang, wisata speargun atau memanah ikan, watersport,
wisata perahu kaca (glass bottom boat), sarana dan pelayanan untuk
melakukan wisata petualangan marine walk, sarana dan pelayanan untuk
melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise), kapal selam,
penenggelaman kapal (ship wreck), budidaya, berlayar melintas, tambatan
kapal (mouring buoy), berlabuh baik kapal berkapasitas < 10 gross tonage
dan atau >10 gross tonage, upacara adat dan atau ritual keagamaan,
menyelam untuk mengambil biota, pengambilan karang hidup atau mati,
pancing, jaring atas, nelayan panah atau speargun, rawai dasar, pancing
cumi pada malam hari (tidak buang jangkar), mengambil biota atau angsat
(gleaning), jaring terinjang (gill net), jaring muroami dan mogong, jaring
trawl, huhate (pole & line), payang, bubu, akar tuba, sianida, bom/bahan
peledak dan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan lainnya,
pemasangan rumpon, penangkapan ikan dengan menggunakan kompresor,
pembuatan foto, video, film untuk tujuan komersial dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh dilakukan namun harus mendapatkan izin yakni
kegiatan penelitian, pendidikan, pemeliharaan, pemulihan, rehabilitasi dan
peningkatan sumber daya ikan dan ekosistemnya.

(2) Zona Pemanfaatan


(a) Kegiatan yang boleh dilakukan yakni wisata menyelam, snorkeling dan
berenang, surfing, wisata perahu kaca (glass bottom boat), berlayar
melintas, tambatan kapal (mouring buoy), upacara adat dan atau ritual
keagamaan, pancing cumi pada malam hari (tidak buang jangkar) dan
pembuatan foto, video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh tapi memerlukan izin adalah sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan marine walk, penenggelaman kapal
(ship wreck), penelitian, pendidikan, pemeliharaan, pemulihan dan
rehabilitasi sumber daya ikan dan ekosistemnya dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan komersial;
(c) Kegiatan yang tidak boleh adalah wisata speargun atau memanah ikan,
jetsky, banana boat, windsurfing, wisata water sport lain, sarana dan
pelayanan untuk melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise), kapal
selam, budidaya, berlabuh baik kapal berkapasitas < 10 gross tonage dan
atau > 10 gross tonage, menyelam untuk mengambil biota, mengambil
karang mati atau hidup, pancing, jaring atas, panah atau speargun, rawai
dasar, mengambil biota atau angsat (gleaning), jaring terinjang, muroami
dan mogong, jaring trawl , huhate (pole & line), payang, bubu, akar tuba,
sianida, bom atau bahan peledak dan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan lainnya, pemasangan rumpon, penangkapan ikan dengan
menggunakan kompresor.

(3) Zona Perikanan Berkelanjutan


(a) Kegiatan yang boleh dilakukan yakni wisata menyelam, wisata speargun
atau memanah ikan, windsurfing, surfing, wisata water sport lain, wisata
perahu kaca (glass bottom boat), berlayar melintas, tambatan kapal (mouring
buoy), upacara adat dan atau ritual keagamaan, menyelam untuk
mengambil biota, pancing, jaring atas, panah atau speargun, rawai dasar,
pancing cumi pada malam hari (tidak buang jangkar), dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh tapi memerlukan izin adalah sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise), kapal selam,
penenggelaman kapal (ship wreck), penelitian, budidaya, pendidikan,
pemeliharaan, pemulihan dan rehabilitasi sumber daya ikan dan
ekosistemnya, pemasangan rumpon dan pembuatan foto, video, film
untuk tujuan komersial;
(c) Kegiatan yang tidak boleh adalah snorkeling dan berenang, jetsky, banana
boat, sarana dan pelayanan untuk melakukan wisata petualangan marine
walk, berlabuh baik kapal berkapasitas < 10 gross tonage dan atau > 10
gross tonage, mengambil karang mati atau hidup, mengambil biota atau
angsat (gleaning), mengambil biota atau angsat (gleaning), jaring terinjang,
muroami dan mogong, jaring trawl , huhate (pole & line), payang, bubu, akar
tuba, sianida, bom atau bahan peledak dan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan lainnya, penangkapan ikan dengan menggunakan kompresor.

(4) Sub Zona Perikanan Berkelanjutan Karang


(a) Kegiatan yang boleh dilakukan yakni wisata menyelam, snorkeling dan
berenang, surfing, wisata perahu kaca (glass bottom boat), berlayar
melintas, tambatan kapal (mouring buoy), upacara adat dan atau ritual
keagamaan, menyelam untuk mengambil biota, pancing, panah atau
speargun, rawai dasar, pancing cumi pada malam hari (tidak buang
jangkar), dan pembuatan foto, video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh tapi memerlukan izin adalah sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan marine walk, penenggelaman kapal
(ship wreck), budidaya, penelitian, pendidikan, pemeliharaan, pemulihan
dan rehabilitasi sumber daya ikan dan ekosistemnya dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan komersial;
(c) Kegiatan yang tidak boleh adalah wisata speargun atau memanah ikan,
jetsky, banana boat, windsurfing, wisata water sport lain, sarana dan
pelayanan untuk melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise), kapal
selam, berlabuh baik kapal berkapasitas < 10 gross tonage dan atau > 10
gross tonage, mengambil karang mati atau hidup, jaring atas, mengambil
biota atau angsat (gleaning), jaring terinjang, muroami dan mogong, jaring
trawl, huhate (pole & line), payang, bubu, akar tuba, sianida, bom atau
bahan peledak dan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan lainnya,
pemasangan rumpon, penangkapan ikan dengan menggunakan kompresor.

(5) Sub Zona Rehabilitasi


(a) Kegiatan yang boleh dilakukan yakni wisata menyelam, snorkeling dan
berenang, wisata perahu kaca (glass bottom boat), berlayar melintas,
tambatan kapal (mouring buoy), upacara adat dan atau ritual keagamaan,
pancing cumi pada malam hari (tidak buang jangkar) dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh tapi memerlukan izin adalah sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan marine walk, penenggelaman kapal
(ship wreck), penelitian, pendidikan, pemeliharaan, pemulihan dan
rehabilitasi sumber daya ikan dan ekosistemnya dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan komersial;
(c) Kegiatan yang tidak boleh adalah wisata speargun atau memanah ikan,
jetsky, banana boat, windsurfing, surfing, wisata water sport lainnya, sarana
dan pelayanan untuk melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise),
kapal selam, budidaya, berlabuh baik kapal berkapasitas < 10 gross tonage
dan atau > 10 gross tonage, menyelam untuk mengambil biota, mengambil
karang mati atau hidup, pancing, jaring atas, panah atau speargun, rawai
dasar, mengambil biota atau angsat (gleaning), jaring terinjang, muroami
dan mogong, jaring trawl , huhate (pole & line), payang, bubu, akar tuba,
sianida, bom atau bahan peledak dan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan lainnya, pemasangan rumpon, penangkapan ikan dengan
menggunakan kompresor.

(6) Sub Zona Perlindungan


(a) Kegiatan yang boleh dilakukan yakni wisata menyelam, snorkeling dan
berenang, wisata perahu kaca (glass bottom boat), berlayar melintas,
tambatan kapal (mouring buoy), upacara adat dan atau ritual keagamaan,
pancing cumi pada malam hari (tidak buang jangkar) dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh tapi memerlukan izin adalah sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan marine walk, penenggelaman kapal
(ship wreck), penelitian, pendidikan, pemeliharaan, pemulihan dan
rehabilitasi sumber daya ikan dan ekosistemnya dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan komersial;
(c) Kegiatan yang tidak boleh adalah wisata speargun atau memanah ikan,
jetsky, banana boat, windsurfing, surfing, wisata water sport lainnya, sarana
dan pelayanan untuk melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise),
kapal selam, budidaya, berlabuh baik kapal berkapasitas < 10 gross tonage
dan atau > 10 gross tonage, menyelam untuk mengambil biota, mengambil
karang mati atau hidup, pancing, jaring atas, panah atau speargun, rawai
dasar, mengambil biota atau angsat (gleaning), jaring terinjang, muroami
dan mogong, jaring trawl , huhate (pole & line), payang, bubu, akar tuba,
sianida, bom atau bahan peledak dan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan lainnya, pemasangan rumpon, penangkapan ikan dengan
menggunakan kompresor.

(7) Sub Zona Pelabuhan


(a) Kegiatan yang boleh dilakukan wisata perahu kaca (glass bottom boat),
berlayar melintas, tambatan kapal (mouring buoy), upacara adat dan atau
ritual keagamaan, pancing cumi pada malam hari (tidak buang jangkar),
berlabuh kapal berkapasitas < 10 gross tonage, pancing dan pembuatan
foto, video, film untuk tujuan non komersial;
(b) Kegiatan yang boleh tapi memerlukan izin adalah dan pembuatan foto,
video, film untuk tujuan komersial;
(c) Kegiatan yang tidak boleh adalah yakni wisata menyelam, snorkeling dan
berenang, wisata speargun atau memanah ikan, jetsky, banana boat,
windsurfing, surfing, wisata water sport lainnya, sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan marine walk, sarana dan pelayanan
untuk melakukan wisata petualangan (kapal layar cruise), kapal selam ,
penenggelaman kapal (ship wreck), budidaya, penelitian, pendidikan,
pemeliharaan, pemulihan dan rehabilitasi sumber daya ikan dan
ekosistemnya, berlabuh kapal berkapasitas > 10 gross tonage, menyelam
untuk mengambil biota, mengambil karang mati atau hidup, jaring atas,
panah atau speargun, rawai dasar, mengambil biota atau angsat (gleaning),
jaring terinjang, muroami dan mogong, jaring trawl , huhate (pole & line),
payang, bubu, akar tuba, sianida, bom atau bahan peledak dan alat
tangkap yang tidak ramah lingkungan lainnya, pemasangan rumpon,
penangkapan ikan dengan menggunakan kompresor.
Pasal 5

Setiap warga dan pengunjung Desa Gili Indah, dilarang untuk :


(a) Membuang jangkar kecuali di Sub Zona Pelabuhan;
(b) Menjual, membunuh, mengambil, melukai, mengganggu (mengejar,
mengarahkan, menyentuh, memberi makan) penyu dan telur penyu, manta,
hiu dan lumba-lumba.

BAB V
LOKASI ZONASI GILI AIR

Pasal 6

(1) Zona Inti terletak antara Safari dengan Salabose;


(2) Zona Pemanfaatan terletak antara Cafe Biba dengan Sunrise;
(3) Sub-Zona Perikanan berkelanjutan karang terletak antara Villa Karang dengan
Safari dan antara Salabose dengan Cafe Biba;
(4) Sub Zona Rehabilitasi terletak antara Paradiso Bar dengan Seven Sea;
(5) Tidak terdapat Sub Zona Perlindungan di Gili Air;
(6) Sub Zona Pelabuhan terletak antara Sunrise dengan Paradiso Bar dan antara
Seven Sea dengan Villa Karang;
(7) Batas koordinat lokasi zonasi sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat 1, ayat 2,
ayat 3, ayat 4, ayat 5 dan ayat 6 tercantum dalam lampiran peraturan ini.

BAB VI
LOKASI ZONASI GILI MENO

Pasal 7

(1) Zona Inti terletak di Taked Timuk Meno;


(2) Zona Pemanfaatan terletak antara Jetty dengan Royal Reef dan antara Bounty 1
dengan Joglo, serta daerah danau;
(3) Sub Zona Perikanan Berkelanjutan Karang terletak antara Joglo dengan Cafe
Diana 2, antara Cafe Diana 1 dengan Jetty, serta antar Kontiki dengan Bounty
2;
(4) Sub Zona Rehabilitasi terletak antara Bungalow Nautilus dengan Kontiki;
(5) Tidak terdapat Sub Zona Perlindungan di Gili Meno;
(6) Sub Zona Pelabuhan terletak antara Royal Reef dengan Bungalow Nautilus,
antara Bounty 1 dan Bounty 2 dan antara Diana Cafe 1 dengan Diana Cafe 2;
(7) Batas koordinat lokasi zonasi sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat 1, ayat 2,
ayat 3, ayat 4, ayat 5 dan ayat 6 tercantum dalam lampiran peraturan ini.

BAB VII
LOKASI ZONASI GILI TRAWANGAN

Pasal 8

(1) Zona Inti terletak antara Dewi Sri Bungalow dengan Villa Aston;
(2) Zona Pemanfaatan terletak antara Villa Aston dengan Nusa Tiga dan antara PLN
dengan Fortuna;
(3) Sub Zona Perikanan Berkelanjutan Karang terletak antara Nusa Tiga dengan
PLN dan antara Kokomo dengan Sunset Bar;
(4) Sub Zona Rehabilitasi terletak antara Jetty dengan Kokomo;
(5) Sub Zona Perlindungan terletak antara Sunset Bar dengan Dewi Sri Bungalow;
(6) Sub Zona Pelabuhan terletak antara Fortuna dengan Jetty;
(7) Batas koordinat lokasi zonasi sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat 1, ayat 2,
ayat 3, ayat 4, ayat 5 dan ayat 6 tercantum dalam lampiran peraturan ini.
BAB XIII
KAWASAN DARATAN

Pasal 9

(1) Pemerintah Desa melakukan pemanfaatan Kawasan Daratan dengan


memperhatikan karakteristik topografi, biofisik, hidro-oseanografi pesisir,
kebutuhan ekonomi dan budaya;
(2) Dalam pemanfaatan Kawasan Daratan memperhatikan fungsi-fungsi untuk:
(a) Perlindungan terhadap gempa bumi dan atau tsunami;
(b) Perlindungan pantai dari erosi, intrusi dan abrasi;
(c) Perlindungan sumberdaya buatan dari bahaya badai, banjir dan bencana
alam lainnya;
(d) Perlindungan terhadap ekosistem pesisir;
(e) Pengaturan ruang saluran air limbah dan air kotor;
(f) Pengaturan menjamin hak akses publik.
(3) Pemanfaatan Kawasan Daratan yang tidak sesuai dengan fungsi-fungsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) perlu dilakukan penyesuaian;
(4) Terhadap bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi, dilakukan penyesuaian
dengan alternatif:
(a) Merubah bentuk bangunan;
(b) Dibongkar atau dipindah ketempat lain.

BAB IX
ORGANISASI PENGELOLA KAWASAN PESISIR DAN LAUT DESA GILI INDAH

Pasal 10

(1) Pelaksana Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut Desa Gili Indah dilakukan
oleh Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut;
(2) Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut Desa Gili Indah merupakan
lembaga non-struktural yang bertugas untuk membantu desa dan bertanggung
jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa di Desa Gili Indah;
(3) Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut yang dimaksud dalam pasal 10
ayat 1 dipilih dan dikukuhkan oleh Kepala Desa;
(4) Struktur Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut meliputi Ketua,
Sekertaris, Bendahara dan perwakilan masing-masing dusun;
(5) Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut Desa Gili Indah memiliki peran:
(a) Melakukan pengawasan dan penegakan peraturan desa;
(b) Melakukan pembinaan dan pemberdayaan kelompok;
(c) Mengelola sumberdaya pesisir dan laut;
(d) Mengelola dana pungutan partisipasi pengelolaan kawasan pesisir dan laut;
(e) Melakukan pengamanan bagi pelaku yang tertangkap tangan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan desa;
(f) Mengkoordinasikan pelaksanaan, perencanaan dan pemanfaatan ruang dan
sumber daya pesisir;
(g) Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan
pengelolaan sumberdaya pesisir;
(h) Memfasilitasi pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan yang akan diterbitkan izinnya;
(i) Melakukan pemungutan dana Partisipasi kepada pemanfaat kawasan;
(j) Menaungi kelompok atau lembaga masyarakat yang ada di Desa Gili Indah
yang melakukan pelestarian ekosistem terumbu karang (dan lingkungan
daratan).

BAB X
PEMBIAYAAN

Pasal 11

(1) Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut oleh Organisasi Pengelola
Kawasan Pesisir dan Laut bersumber dari dana Partisipasi Pengelolaan
Kawasan Pesisir dan Laut;
(2) Sumber dana Partispasi Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut berasal dari
para pelaku Pemanfaat Kawasan Desa Gili Indah dan uang sanksi atau denda
seperti yang tercantum pada pasal 14;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya dana Partisipasi Pengelolaan
Kawasan Pesisir dan Laut diatur dengan Surat Keputusan;
(4) Organisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut wajib membuat Rencana
Pendapatan dan Belanja Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut.

BAB XI
PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 12

(1) Oraganisasi Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut melakukan pelaporan


pertanggungjawaban setiap tahunnya kepada Kepala Desa;
(2) Pengawasan dan pemeriksaan keuangan dapat dilakukan oleh desa maupun
pihak ketiga yang kompeten.

BAB XII
PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 13

(1) Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dilakukan oleh para pihak dengan
cara konsultasi, penilaian ahli, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau memilih adat
istiadat atau kebiasaan atau kearifan lokal;
(2) Cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai
kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi;
(3) Penyelesaian sengketa melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya
penyelesaian sengketa diluar pengadilan dinyatakan tidak berhasil oleh salah
satu atau para pihak yang bersengketa.

BAB XIII
SANKSI

Pasal 14

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam peraturan desa ini
dikenakan denda sesuai dengan keputusan musyawarah bersama di Desa
dengan besaran denda sebagai berikut:
(a) Pasal 4 ayat (1) butir a dan b sebesar Rp. 10,000,000
(b) Pasal 4 ayat (2) butir b dan c sebesar Rp. 8,000,000
(c) Pasal 4 ayat (3) butir b dan c sebesar Rp. 7,000,000
(d) Pasal 4 ayat (4) butir b dan c sebesar Rp. 6,000,000
(e) Pasal 4 ayat (5) butir b dan c sebesar Rp. 5,000,000
(f) Pasal 4 ayat (6) butir b dan c sebesar Rp. 5,000,000
(g) Pasal 4 ayat (7) butir b dan c sebesar Rp. 5,000,000
(2) Apabila melanggar, maka alat yang digunakan akan di sita dan dikenakan
denda berdasarkan pasal 14 ayat 1;
(3) Apabila melanggar ketentuan pasal 5, maka akan dilaporkan kepada Organisasi
Pengelola Kawasan Pesisir dan Laut Desa Gili Indah.

Pasal 15

(1) Uang yang diperoleh dari denda seperti pada pasal 14 dialokasikan untuk
kegiatan Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut;
(2) Mekanisme Pengelolaan Dana tersebut diatur dengan Surat Keputusan.

Pasal 16

Pengambilan ikan dengan menggunakan bom, sianida, jaring muroami dan


pengambilan karang dilaporkan ke aparat yang berwenang.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai
pelaksanaan Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut, akan diatur lebih lanjut
dengan Surat Keputusan melalui musyawarah desa;
(2) Dengan ditetapkannya Peraturan Desa ini, maka ketentuan desa yang berlaku
sebelumnya yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan ketentuan
ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB XV
PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Desa ini mulai diberlakukan sejak tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa Gili Indah.
Lampiran 1. Koordinat Batas Zonasi

Nama Titik Garis Lintang (S) Garis Bujur (E)


Gili Trawangan
Jetty 08⁰21'18.1" 116⁰02'34.6"
Fortuna 08⁰21'05.9" 116⁰02'39.7"
Villa Aston 08⁰20'49.6" 116⁰01'40.5"
Dewi Sri Bungalow 08⁰21'27.8" 116⁰01'52.1"
Sunset Bar 08⁰21'32.1" 116⁰01'54.6"
Kokomo 08⁰21'36.1" 116⁰02'26.1"
PLN 08⁰20'27.1" 116⁰02'30.4"
Nusa Tiga 08⁰20'20.8" 116⁰02'21.5"
Gili Meno
Kontiki 08⁰21'23.8 116⁰03'41.9"
Bungalow Nautillus 08⁰21'14.3" 116⁰03'42.0"
Cafe Diana 1 08⁰20'50.0" 116⁰03'05.2"
Cafe Diana 2 08⁰20'52.3" 116⁰03'05.2"
Bounty 1 08⁰21'16.1" 116⁰03'11.7"
Bounty 2 08⁰21'19.9" 116⁰03'12.7"
Jetty 08⁰21'02.7" 116⁰03'43.3"
Royal Reef 08⁰21'07.1" 116⁰03'42.7"
Taket titik 1 08⁰20'54.7" 116⁰03'56.0"
Taket titik 2 08⁰20'42.0" 116⁰03'57.7"
Taket titik 3 08⁰20'42.6" 116⁰04'06.9"
Taket titik 4 08⁰20'58.5" 116⁰04'01.8"
Gili Air
Cafe Biba 08⁰21'32.0" 116⁰05'14.8"
Sunrise 08⁰21'44.3" 116⁰05'14.9"
Child out 08⁰21'49.9" 116⁰05'15.3"
Paradiso Bar 08⁰21'53.7" 116⁰05'09.3"
Seven Sea 08⁰21'51.8" 116⁰05'05.9"
Safari 08⁰21'50.0" 116⁰04'40.8"
Salabose 08⁰21'43.6" 116⁰04'36.1"
Villa Karang 08⁰21'52.5" 116⁰04'50.0"
Lampiran 2. Peta Zonasi Desa Gili Indah

Anda mungkin juga menyukai