Anda di halaman 1dari 51

-1-

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN
SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NOMOR 16
JAKARTA 10110 KOTAK POS 4130 JKP 10041
TELEPON (021) 3519070 (LACAK), FAKSIMILE (021) 3520346
LAMAN www.kkp.go.id

PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut pasal 43 Peraturan Menteri


Kelautan dan Perikanan Nomor 31/PERMEN-KP/2020
tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi, perlu
menetapkan Petunjuk Teknis Pengawasan Kawasan
Konservasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Kawasan
Konservasi;
Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
-2-

154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 5073);
3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);
5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63
Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan Dan Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
5);
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
12/PERMEN-KP/2013 tentang Pengawasan Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 862);
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
31/PERMEN-KP/2020 tentang Pengelolaan Kawasan
Konservasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1165);
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
47/PERMEN-KP/2020 tentang Pelaksanaan Tugas
Pengawas Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1083);
-3-

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor


48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1114;
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30
Tahun 2021 tentang Pengawasan Ruang Laut (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 746);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER
DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Pengawasan adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjamin terciptanya
tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang
Kelautan dan Perikanan.
2. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu
sehingga menjadi suatu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan
dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
3. Zona inti adalah bagian dari kawasan konservasi yang ditujukan untuk
perlindungan mutlak terhadap target konservasi.
4. Zona pemanfaatan terbatas adalah bagian dari kawasan konservasi yang
ditujukan untuk kegiatan perikanan dan pariwisata secara berkelanjutan
5. Zona lain sesuai dengan peruntukannya merupakan zona di luar zona inti
dan zona pemanfaatan terbatas yang berfungsi untuk mendukung kawasan
konservasi.
6. Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan pemanfaatan kawasan
konservasi yang dilaksanakan tanpa izin tertulis dengan tetap
memperhatikan ketentuan pemanfaatan kawasan konservasi.
7. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat adalah kegiatan pemanfaatan
kawasan konservasi yang memerlukan izin.
-4-

8. Kegiatan yang tidak diperbolehkan adalah kegiatan yang dilarang untuk


dilaksanakan di dalam kawasan konservasi.
9. Pelayaran rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional dan
mempunyai karakteristik tersendiri untuk melaksanakan angkutan di
perairan dengan menggunakan kapal layar termasuk pinisi, kapal layar
bermotor, dan/atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia dengan
ukuran tertentu.
10. Pelayaran kapal penumpang regular domestik adalah kegiatan
pengangkutan penumpang di perairan menggunakan kapal pengangkut
yang beroperasi secara regular.
11. Pelayaran kapal penumpang wisata/kapal pesiar adalah kegiatan
pengangkutan penumpang di perairan dengan tujuan wisata menggunakan
kapal wisata/kapal pesiar.
12. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian
kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
13. Pendidikan adalah kegiatan baik formal maupun non formal yang ditujukan
kepada sasaran atau peserta didik secara aktif dalam rangka meningkatkan
pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap.
14. Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan,
yang tidak dalam keadaan dibudidayakan, dengan alat atau cara apa pun,
termasuk kegiatan menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya.
15. Pembudidayaan ikan selanjutnya disebut budidaya adalah usaha
pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan atau organisme air lainnya
16. Pembudidaya ikan kecil adalah pembudidaya ikan yang melakukan
pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
17. Pariwisata alam perairan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha yang
terkait dengan wisata alam perairan pada kawasan konservasi.
18. Infrastruktur pariwisata alam perairan adalah segala bentuk infrastruktur
untuk menunjang kegiatan pariwisata alam perairan, contoh: dermaga
wisata, hotel terapung, restoran terapung dan landas pacu sea plane.
-5-

19. Bangunan dan instalasi di laut adalah setiap konstruksi, baik yang berada
di atas dan/atau di bawah permukaan laut, baik yang menempel pada
daratan maupun yang tidak menempel pada daratan serta didirikan
dan/atau ditempatkan di kawasan konservasi.
20. Pemanfaatan air laut selain energi adalah pemanfaatan air laut menjadi
suatu produk tertentu selain untuk keperluan energi, seperti kegiatan
penampungan, penjernihan dan penyaluran air minum atau air baku.
21. Pembuatan foto, film, dan video komersial adalah kegiatan membuat foto,
film dan video dengan tujuan komersial, misalnya untuk iklan dari sebuah
produk, untuk poster, atau yang lainnya.
22. Landing, take off dan taxiing seaplane adalah kegiatan mendarat, lepas
landas atau berjalannya seaplane/pesawat terbang laut di permukaan laut.
23. Pengawas Perikanan adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai tugas
mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perikanan.
24. Polisi Khusus PWP-3-K yang selanjutnya disebut Polsus PWP-3-K adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi kewenangan kepolisian
khusus untuk melakukan pengawasan di bidang PWP-3-K.
25. Masyarakat adalah masyarakat, masyarakat hukum adat, dan Pokmaswas
yang berada di kawasan konservasi.
26. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kelautan dan perikanan.
27. Pengelola adalah unit yang melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi.
28. Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,
yang selanjutnya disingkat UPT PSDKP, adalah Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal.
29. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang menyelenggarakan tugas
dan fungsi di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya peraturan Direktur Jenderal ini adalah sebagai dasar
dan acuan bagi Pengawas Perikanan serta Polsus PWP-3-K dalam
melaksanakan tugas pengawasan kawasan konservasi.
-6-

(2) Tujuan ditetapkannya peraturan Direktur Jenderal ini adalah untuk


menyamakan persepsi dan tindakan bagi pengawas perikanan serta Polsus
PWP-3-K dalam melaksanakan tugas pengawasan kawasan konservasi.

BAB II
LOKASI DAN OBYEK PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Lokasi Pengawasan
Pasal 3
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilaksanakan di kawasan konservasi yang
ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari:
a. kawasan konservasi nasional; dan/atau
b. kawasan konservasi daerah.
(2) Pengawasan kawasan konservasi dilakukan di lokasi:
a. zona inti;
b. zona pemanfaatan terbatas; dan/atau
c. zona lain sesuai peruntukan kawasan

Bagian Kedua
Obyek Pengawasan
Pasal 4
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilakukan terhadap:
a. kegiatan yang diperbolehkan;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan.
(2) Pengawasan kawasan konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. kegiatan perikanan; dan
b. non perikanan.
(3) Daftar kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
Pasal 5
(1) Pengawasan terhadap kegiatan yang diperbolehkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, dilakukan terhadap:
a. Kegiatan perikanan, meliputi:
1) pelayaran nelayan kecil; dan
-7-

2) lalu lintas kapal penangkap ikan > 10 GT.


b. Kegiatan non perikanan, meliputi:
1) pelayaran rakyat; dan
2) pelayaran kapal penumpang reguler domestik.
(2) Pengawasan terhadap kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, dilakukan terhadap:
a. Kegiatan perikanan, meliputi:
1) penelitian perikanan;
2) pendidikan perikanan;
3) penangkapan ikan;
4) penangkapan ikan oleh nelayan yang bermukim di sekitar kawasan
konservasi;
5) pembudidayaan ikan; dan
6) pembudidayaan ikan oleh pembudidaya ikan kecil.
b. Kegiatan non perikanan, meliputi:
1) pelayaran kapal penumpang wisata/kapal pesiar;
2) penelitian;
3) pendidikan;
4) pariwisata alam perairan;
5) penyediaan infrastruktur pariwisata alam perairan;
6) pendirian dan/atau penempatan bangunan laut;
7) penempatan instalasi air laut;
8) pemanfaatan air laut selain energi;
9) pembuatan foto, film, dan video komersial; dan
10) landing, take off, dan taxiing seaplane.
(3) Pengawasan terhadap kegiatan yang tidak diperbolehkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, dilakukan terhadap:
a. Kegiatan perikanan, meliputi:
1) kegiatan perikanan di zona inti; dan
2) kegiatan perikanan tanpa izin.
b. Kegiatan non perikanan, meliputi:
1) kegiatan non perikanan di zona inti;
2) reklamasi;
3) penambangan mineral dan batubara dengan metode terbuka;
4) pembuangan (dumping); dan
5) pembuangan air ballast kapal.
-8-

BAB III
PENGAWAS KAWASAN KONSERVASI
Pasal 6
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilakukan oleh Pengawas Perikanan
dan/atau Polsus PWP-3-K.
(2) Pengawasan kawasan konservasi untuk kegiatan perikanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pengawas Perikanan.
(3) Pengawasan kawasan konservasi untuk kegiatan non perikanan
sabagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Polsus PWP-3-K.
Pasal 7
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Pengawas Perikanan dan/atau Polsus
PWP3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) wajib dilengkapi:
a. surat tugas dari pimpinan unit kerja;
b. pakaian dinas dan atribut, terdiri dari:
1) pakaian dinas dan atribut Pengawas Perikanan untuk Pengawas
Perikanan; dan
2) pakaian dinas dan atribut Polsus PWP-3-K untuk Polsus PWP-3-K.
c. sarana dan prasarana.
(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c antara
lain:
a. kapal pengawas perikanan;
b. pesawat udara;
c. moda transportasi darat;
d. drone;
e. peta kawasan konservasi perairan;
f. peta lokasi kegiatan pemanfaatan kawasan konservasi;
g. global positioning system (GPS);
h. alat komunikasi;
i. alat dokumentasi;
j. teropong binoculer;
k. scuba diving;
l. mega phone;
m. komputer;
n. telepon seluler;
o. peralatan pengamanan berupa alat kejut listrik, rompi pelindung, borgol
atau lainnya; dan
p. form pengawasan.
-9-

(3) Bentuk dan format surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB IV
TATA CARA PENGAWASAN
Pasal 8
Pengawasan Kawasan Konservasi dilakukan secara:
a. rutin; dan/atau
b. insidental.
Bagian Kesatu
Pengawasan Secara Rutin
Pasal 9
(1) Pelaksanaan pengawasan secara rutin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 huruf a, dilakukan dalam bentuk:
a. pengamatan tidak langsung; atau
b. pengamatan langsung.
(2) Pengamatan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan apabila:
a. data dan informasi yang dibutuhkan tersedia;
b. tidak ada potensi kerusakan/pencemaran;
c. tidak membutuhkan tambahan data primer in situ; dan/atau
d. tingkat kerawanan pelanggaran rendah.
(3) Pengamatan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan apabila:
a. data dan informasi yang dibutuhkan tidak lengkap;
b. terdapat potensi kerusakan/pencemaran;
c. data yang dibutuhkan merupakan data primer in situ; dan/atau
d. tingkat kerawanan pelanggaran sedang-tinggi.
Pasal 10
(1) Kegiatan pengawasan rutin melalui pengamatan tidak langsung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a berupa:
a. analisa dokumen laporan pelaku usaha; dan
b. penyusunan rekomendasi.
(2) Analisa dokumen laporan pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilakukan atas laporan yang disampaikan oleh pelaku usaha
- 10 -

yang memuat kepatuhan pelaku usaha terhadap standar pelaksanaan


usaha dan perkembangan kegiatan usaha.
(3) Penyusunan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berupa:
a. Penetapan bahwa pelaku usaha taat, apabila tidak ditemukan dugaan
pelanggaran; dan
b. Tindak lanjut pengawasan, apabila ditemukan dugaan pelanggaran.
Pasal 11
Kegiatan pengawasan rutin melalui pengamatan langsung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b, dilakukan dalam bentuk:
a. inspeksi lapangan; dan
b. patroli atau perondaan.
Pasal 12
Pengawasan rutin melalui inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) huruf a, dilakukan dengan tahapan:
a. penyusunan rencana inspeksi lapangan;
b. pelaksanaan inspeksi lapangan; dan
c. penyusunan laporan hasil inspeksi lapangan.

Pasal 13
Penyusunan rencana inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf a dilakukan denga cara:
a. Pembagian tugas Pengawas Perikanan/Polsus PWP3K;
b. Penyiapan sarana prasarana pengawasan;
c. Menganalisa dokumen pelaku usaha serta dokumen terkait lainnya;
d. Menentukan metode inspeksi lapangan dalam bentuk kunjungan fisik atau
inspeksi virtual; dan
e. Menentukan pelaku usaha, waktu, lokasi, obyek pengawasan dan tata cara
kunjungan lapangan.
Pasal 14
(1) Pelaksanaan inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf b dilakukan dalam bentuk:
a. kunjungan fisik; dan
b. melalui virtual.
(2) Pelaksanaan inspeksi lapangan melalui kunjungan fisik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan cara:
a. Pemberitahuan kepada pelaku usaha;
- 11 -

b. Pengamatan langsung terhadap kondisi lapangan;


c. pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen perizinan, meliputi:
1) Nomor Induk Berusaha (NIB);
2) Izin persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah untuk
pelaksanaan kegiatan usaha; dan
3) Perkembangan usaha.
d. Pemeriksaan proses pelaksanaan dan kesesuaian kegiatan dengan
perizinan;
e. Pemeriksaan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan zonasi
kawasan konservasi;
f. Meminta dokumen pengelolaan kawasan konservasi dan dokumen
terkait lainnya;
g. Meminta informasi dan/atau keterangan dari pihak terkait;
h. Pengambilan contoh/sampel, apabila diperlukan;
i. Mendokumentasikan kegiatan pengawasan; dan
j. Melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
pelanggaran peraturan perundang-undangan di kawasan konservasi.
Pasal 15
(1) Pelaksanaan inspeksi lapangan melalui virtual sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b dilakukan apabila:
a. Pencapaian lokasi sulit sampai sangat sulit;
b. Tingkat kepatuhan pelaku usaha tinggi;
c. Koneksi internet sedang sampai baik; dan/atau
d. Membutuhkan data dengan segera;
(2) Pelaksanaan inspeksi lapangan melalui virtual sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), sekurang-kurangnya dilakukan dengan cara:
a. Pemberitahuan kepada pelaku usaha;
b. Pengamatan langsung terhadap kondisi lapangan melalui foto
dan/atau video dan/atau live streaming yang dilakukan oleh pelaku
usaha;
c. pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen perizinan, meliputi:
1) Nomor Induk Berusaha (NIB);
2) Izin persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah untuk
pelaksanaan kegiatan usaha; dan
3) Perkembangan usaha.
- 12 -

d. Meminta penjelasan dari pelaku usaha secara lisan/tertulis disertai


materai yang cukup tentang proses pelaksanaan dan kesesuaian
kegiatan dengan perizinan;
e. Meminta pelaku usaha mengirimkan dokumen pengelolaan kawasan
konservasi dan dokumen terkait lainnya;
f. Meminta pelaku usaha mengambil dan mengirimkan contoh/sampel,
apabila diperlukan;
g. Meminta informasi dan/atau keterangan dari pihak terkait melalui
pernyataan tertulis bermaterai cukup dan/atau wawancara melalui
live streaming;
h. Mendokumentasikan kegiatan pengawasan; dan/atau
i. Meminta kepada pelaku usaha untuk melakukan tindakan
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran peraturan
perundang-undangan di kawasan konservasi dan mengirimkan bukti
pelaksanaan tindakan pencegahan dalam bentuk pernyataan dan/atau
bukti-bukti foto/video.
Pasal 16
(1) Penyusunan laporan pelaksanaan hasil inspeksi lapangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf c dilakukan dengan cara:
a. Menganalisa hasil inspeksi lapangan;
b. Menganalisa dokumen pelaku usaha dan dokumen terkait lainnya;
yang diperoleh saat melakukan inspeksi lapangan;
c. menganalisa hasil pemeriksaan sampel, bila ada;
d. Menganalisa dugaan pencemaran dan/atau kerusakan apabila terjadi;
e. Memetakan lokasi kejadian;
f. Memeriksa kesesuaian kegiatan dengan zonasi kawasan dan/atau
rencana pengelolaan;
g. Menetapkan ada atau tidak ada pelanggaran; dan
h. Menetapkan rekomendasi lainnya.
Pasal 17
(1) Berita acara pemeriksaan hasil inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (2) dilengkapi dengan kesimpulan hasil inspeksi
lapangan dan ditandatangani oleh pelaksana inspeksi lapangan dan pelaku
usaha.
(2) Pengisian dan penandatangan berita acara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara elektronik pada sistem OSS atau secara
manual oleh pelaksana inspeksi lapangan dan pelaku usaha.
- 13 -

(3) Dalam hal pengisian penandatangan berita acara dilaksanakan secara


elektronik pada sistem OSS, hasil inspeksi lapangan dilaporkan oleh
pelaksana inspeksi lapangan.
(4) Dalam hal pengisian dan penandatangan berita acara dilakukan secara
manual, hasil inspeksi lapangan dilaporkan dengan mengisi formulir
elektronik yang memuat kesimpulan hasil inspeksi lapangan pada sistem
OSS yang diunggah ke sistem OSS oleh pelaksana inspeksi lapangan paling
lambat 3 (tiga) hari setelah penandatanganan berita acara.
Pasal 18
(1) Patroli atau perondaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b
dilakukan untuk pengamatan secara langsung kegiatan/kejadian di dalam
kawasan konservasi.
(2) Patroli atau perondaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan tahapan:
a. penyusunan rencana patroli atau perondaan;
b. pelaksanaan patroli atau perondaan; dan
c. penyusunan laporan patroli atau perondaan.
Pasal 19
(1) Penyusunan rencana patroli atau perondaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) huruf a dilakukan dengan tahapan:
a. pembagian tugas Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K;
b. penyiapan sarana prasarana;
c. analisa dokumen terkait; dan
d. penetapan waktu, kawasan, obyek pengawasan.
(2) Analisa dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
terhadap:
a. laporan pengawasan sebelumnya;
b. laporan hasil pemantauan;
c. laporan dari pengelola/instansi lain; dan
d. laporan dari masyarakat.
(3) Analisa dokumen sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan dengan cara:
a. mempelajari dan menganalisa data dan informasi;
b. verifikasi data dan informasi; dan
c. menentukan prioritas kegiatan yang akan diawasi.
(4) Menentukan prioritas kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c dilakukan dengan:
a. membuat daftar rencana kegiatan;
- 14 -

b. memilah kegiatan prioritas, yang didasarkan pada kriteria sebagai


berikut:
1) kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerusakan lebih besar; dan
2) kegiatan yang menimbulkan konflik di masyarakat.
(5) Penetapan waktu, kawasan, obyek pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d dilakukan berdasarkan kegiatan prioritas yang telah
ditetapkan.
Pasal 20
Pelaksanaan patroli atau perondaan sebagaimana dimaksud pada pasal 18 ayat
(2) huruf b, sekurang-kurangnya dilakukan:
a. dengan cara berkeliling menggunakan alat transportasi darat dan/atau
laut atau dengan berjalan kaki pada kawasan target patroli atau
perondaan;
b. pengamatan langsung terhadap kondisi lapangan;
c. pemeriksaan dokumen terkait dengan pengelolaan kawasan konservasi;
d. pengambilan contoh/sampel, apabila diperlukan;
e. meminta informasi dan/atau keterangan dari pihak terkait;
f. meminta dokumen pengelolaan kawasan konservasi dan dokumen terkait
lainnya; dan
g. tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran
peraturan perundang-undangan pada kawasan konservasi.
Pasal 21
(1) Penyusunan laporan pelaksanaan patroli atau perondaan sebagaimana
dimaksud pada pasal 18 ayat (2) huruf c dilakukan dengan cara:
a. menganalisa hasil pengamatan lapangan;
b. menganalisa dokumen terkait yang diperoleh saat melakukan patroli
atau perondaan;
c. menganalisa hasil pemeriksaan sampel bila ada;
d. menganalisa dugaan pencemaran dan/atau kerusakan dan/atau
kerugian masyarakat apabila terjadi;
e. memetakan lokasi kejadian;
f. memeriksa kesesuaian kegiatan dengan zonasi kawasan dan/atau
rencana pengelolaan;
g. menetapkan ada atau tidak ada pelanggaran; dan
h. menetapkan rekomendasi lainnya.
- 15 -

Bagian Kedua
Pengawasan Secara Insidental
Pasal 22
(1) Pengawasan insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b
dilakukan berdasarkan laporan/pengaduan masyarakat, Pengawas
Perikanan/Polsus PWP-3-K, Pengawas Instansi lain dan/atau pelaku
usaha.
(2) Pengawasan insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui penelaahan laporan/pengaduan yang disampaikan dengan cara:
a. lisan; atau
b. tertulis.
(3) Laporan/pengaduan secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dapat dilakukan secara tatap muka langsung atau menggunakan
alat komunikasi.
(4) Laporan/pengaduan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b disampaikan melalui:
a. surat;
b. surat elektronik;
c. faksimil;
d. media sosial/daring; dan/atau
e. layanan pesan singkat.
(5) Laporan/pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
informasi mengenai:
a. identitas pelapor/pengadu yang paling sedikit memuat informasi nama,
alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi;
b. lokasi dugaan terjadinya kerusakan/pencemaran/pelanggaran di
kawasan konservasi;
c. waktu dugaan terjadinya perusakan/pencemaran/pelanggaran; dan
d. hal yang dilaporkan.
(6) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K wajib menjaga kerahasiaan identitas
pelapor.
(7) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menuangkan laporan/pengaduan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ke dalam lembar penerimaan
laporan/pengaduan.
(8) Bentuk dan format lembar penerimaan laporan/pengaduan tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
- 16 -

Pasal 23
(1) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menindaklanjuti laporan/pengaduan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dengan melakukan
penelaahan.
(2) Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan
kepada atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K, berupa
rekomendasi:
a. Penolakan; dan
b. Tindak lanjut pengawasan;
(3) Penolakan atau tindak lanjut pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan b diberikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kejelasan pelapor; dan
b. Kejelasan dan kebenaran informasi yang disampaikan.
(4) Dalam hal rekomendasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a, atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K
menerbitkan surat penolakan atas laporan/pengaduan untuk disampaikan
kepada pelapor/pengadu disertai alasan.
(5) Bentuk dan format Surat penolakan atas laporan/pengaduan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 24
(1) Dalam hal rekomendasi berupa tindak lanjut pengawasan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 23 ayat (2) huruf b maka dilakukan:
a. Pengamatan tidak langsung insidental; atau
b. Pengamatan langsung insidental.
(2) Pengamatan tidak langsung insidental sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilaksanakan secara mutatis mutandis sebagaimana diatur
dalam pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal ini;
(3) Pengamatan langsung insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan melalui ispeksi lapangan
(4) Inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
secara mutatis mutandis sebagaimana diatur dalam Pasal 14 sampai
dengan Pasal 17 Peraturan Direktur Jenderal ini.
- 17 -

BAB V
TEKNIS PENGAWASAN
Pasal 25
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilaksanakan dengan memeriksa
dokumen dan memeriksa pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dokumen perizinan berusaha, PKKPRL/KKRL dan
dokumen terkait lainnya;
b. Pemeriksaan masa berlaku izin;
c. Pemeriksaan kesesuaian kegiatan dengan perizinan;
d. Pemeriksaan lokasi kegiatan;
e. Pemeriksaan kesesuaian lokasi kegiatan dengan zonasi kawasan
konservasi;
f. Pemeriksaan jenis pemanfaatan kawasan konservasi;
g. Pemeriksaan kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan
daftar kegiatan yang diperbolehkan/diperbolehkan dengan syarat/tidak
diperbolehkan;
h. Pemeriksaan pemenuhan komitmen;
i. Pemeriksaan kesesuaian kegiatan dengan ketentuan pemanfaatan
kawasan konservasi; dan
j. Pemeriksaan ada/tidak adanya kerusakan / pencemaran / pelanggaran
(2) Tata cara dan detail teknis pengawasan kawasan konservasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Berita Acara Hasil Pengawasan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB VI
INTENSITAS PENGAWASAN
Pasal 26
(1) Intensitas pengawasan rutin melalui inspeksi lapangan dilakukan
sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap lokasi usaha.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil penilaian atas pengawasan rutin yang telah
dilakukan sebelumnya dimana pelaku usaha dinilai patuh, inspeksi
lapangan dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap lokasi
usaha.
- 18 -

BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 27
Pengawasan kawasan konservasi dapat melibatkan:
a. masyarakat;
b. pengelola kawasan konservasi; dan
c. instansi terkait.
Pasal 28
(1) Pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a
dilakukan dengan cara:
a. Pemantauan kawasan konservasi;
b. Perondaan kawasan konservasi oleh Pokmaswas;
c. Pengaduan atas dugaan terjadinya kerusakan, pencemaran dan
pelanggaran di kawasan konservasi;
d. Menginisiasi pembentukan kelompok masyarakat pengawasan;
e. Membantu kegiatan penyadartahuan dalam upaya pencegahan
terjadinya pelanggaran di kawasan konservasi;
f. Bertindak sebagai saksi pelapor dalam proses penyelesaian tindak
lanjut pengawasan kawasan konservasi; dan
g. Membantu merumuskan dan melaksanakan aturan adat dan/atau
peraturan desa terkait pengelolaan atau pengawasan kawasan
konservasi.
(2) Pelibatan Pengelola Kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 huruf b dilakukan dengan cara:
a. Pemantauan kawasan konservasi;
b. Pengaduan atas dugaan terjadinya kerusakan, pencemaran dan
pelanggaran di kawasan konservasi;
c. Berkoordinasi dengan Kepala UPT terkait rencana kegiatan
pengawasan;
d. Melakukan patroli pengawasan kawasan konservasi berasama-sama
dengan Pengawas Perikanan atau Polsus PWP3K atas perintah Kepala
UPT;
e. Melaksanakan kegiatan penyadartahuan dalam upaya pencegahan
terjadinya pelanggaran di kawasan konservasi;
f. Bertindak sebagai saksi pelapor dalam proses penyelesaian tindak
lanjut pengawasan kawasan konservasi;
g. Menyediakan sarana dan prasarana pengawasan;
- 19 -

h. Menyediakan data dan informasi terkait perizinan pemanfaatan


kawasan konservasi; dan
i. Membantu penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan di kawasan
konservasi.
(3) Pelibatan instansi lain sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 27
huruf c dilakukan dengan cara:
a. Pemantauan dan/atau pengawasan pelaksanaan kegiatan yang bidang
usahanya menjadi kewenangan instansi tersebut, bersama dengan
Pengelola Kawasan dan UPT terkait;
b. Penyampaian pelaporan atas dugaan terjadinya kerusakan,
pencemaran/pelanggaran di kawasan konservasi;
c. Membantu kegiatan penyadartahuan dalam upaya pencegahan
terjadinya pelanggaran di kawasan konservasi; dan
d. membantu penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan di kawasan
konservasi.

BAB VIII
LAPORAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Laporan Hasil Pengawasan
Pasal 29
(1) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K membuat laporan hasil pengawasan
kawasan konservasi.
(2) Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. Laporan pengamatan tidak langsung rutin;
b. Laporan pengamatan tidak langsung insidental;
c. Laporan patroli/perondaan;
d. Laporan inspeksi lapangan rutin; dan
e. Laporan inspeksi lapangan insidental.

Pasal 30
(1) Laporan pengamatan tidak langsung rutin dan laporan pengamatan tidak
langsung insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf
a dan huruf b, sekurang-kurangnya memuat:
a. Gambaran umum lokasi pengawasan;
b. Hasil analisis laporan pelaku usaha dan laporan terkait lainnya;
- 20 -

c. Rekomendasi tindak lanjut; dan


d. Lampiran data pendukung.
(2) Gambaran umum lokasi pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. Kondisi lokasi; dan
b. Ketentuan pengelolaan kawasan.
(3) Hasil analisis pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
a. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan yang ditetapkan;
b. Ada/tidak adanya dugaan pelanggaran;
c. Lokasi, jenis, alat, bahan, luasan dan/atau besaran dampak
pelanggaran; dan
d. Orang yang diduga melakukan pelanggaran di kawasan.
(4) Rekomendasi tindak lanjut pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c berisikan:
a. Penjelasan tentang jenis pelanggaran yang terjadi;
b. Usulan tindak lanjut;
c. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi
kerusakan/pencemaran; dan/atau
d. Tindakan lain yang perlu diusulkan kepada pihak terkait.
(5) Usulan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dapat
terdiri dari:
a. Pemeriksaan lanjutan; dan/atau
b. Inspeksi lapangan.
(6) Lampiran data pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
berisikan:
a. Overlay lokasi kegiatan dengan peta zonasi kawasan konservasi;
b. Tabel kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan daftar
kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan
syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan sebagaimana tercantum
pada Lampiran I;
c. Gambar atau sketsa bangunan yang telah diberi catatan kesesuaian
dengan dokumen rencana;
d. Kondisi ekosistem laut (mangrove, terumbu karang, dan lamun) yang
menggambarkan kondisi sebelum ada kegiatan dan setelah kegiatan;
dan/atau
- 21 -

e. Tabel kesesuaian pemenuhan ketentuan sebagaimana tercantum dalam


Lampiran VI.
Pasal 31
(1) Laporan patroli/perondaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 ayat (2)
huruf c sekurang-kurangnya memuat:
a. Gambaran umum kawasan yang menjadi lokasi patroli/perondaan
b. Hasil analisis patroli/perondaan
c. Rekomendasi tindak lanjut
d. Lampiran data pendukung
(2) Gambaran umum kawasan yang menjadi lokasi patroli/perondaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang berisi:
a. Koordinat, zonasi, pemanfaatan zonasi, kondisi perairan, kondisi ekologi
perairan;
b. daftar pelaku usaha/pelaku kegiatan yang diidentifikasi;
c. lokasi pemanfaatan; dan
d. potensi pelanggaran.
(3) Hasil analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang berisi:
a. kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan persyaratan, kewajiban dan
ketentuan lainnya yang tercantum dalam dokumen rencana pengelolaan
kawasan konservasi;
b. kesesuaian lokasi kegiatan dengan alokasi ruang pada zonasi kawasan
konservasi;
c. ada atau tidak adanya indikasi pelanggaran berisikan penjelasan terkait
tingkat pelanggaran yang terjadi;
d. titik dan luasan indikasi pelanggaran pemanfaatan kawasan konservasi
berisikan penjelasan terkait koordinat lokasi maupun luasan
pelanggaran;
e. orang yang diduga melanggar dan penjelasan terjadi dampak
pencemaran dan dampak kerusakan.
(4) Rekomendasi tindak lanjut pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf c berisikan:
a. penjelasan tentang tingkat pelanggaran yang terjadi
b. Usulan tindak lanjut
c. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi
kerusakan/pencemaran; dan/atau
d. Tindakan lain yang perlu diusulkan kepada pihak terkait.
- 22 -

(5) Usulan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dapat
terdiri dari:
a. Pemeriksaan lanjutan; dan/atau
b. Penyusunan laporan untuk dilakukan pengawasan insidental.
(6) Lampiran data pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
berisikan:
a. Overlay lokasi kegiatan dengan peta zonasi kawasan konservasi;
b. Tabel jalur patroli/titik pengamatan langsung melalui inspeksi lapangan;
c. Tabel kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan daftar
kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan
syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan sebagaimana disajikan
pada Lampiran 1;
d. Kondisi ekosistem laut (mangrove, terumbu karang, dan lamun) yang
menggambarkan kondisi sebelum ada kegiatan dan setelah kegiatan;
e. Tabel kesesuaian pemenuhan ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI.
f. Berita acara hasil pengawasan
Pasal 32
(1) Laporan inspeksi lapangan rutin dan laporan inspeksi lapangan insidental
sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 ayat (2) huruf d dan huruf e
sekurang-kurangnya memuat:
a. Gambaran umum lokasi pengawasan
b. Hasil analisis pengawasan
c. Rekomendasi tindak lanjut
d. Lampiran data pendukung
(2) Gambaran umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang berisi:
a. kronologis pemanfaatan kawasan konservasi berisikan kejadian dan
waktu;
b. profil pelaku usaha/pelaku kegiatan meliputi data pribadi, data
perusahaan, alamat, dan data penting lainnya serta data jenis kegiatan
c. lokasi kegiatan
d. persyaratan, kewajiban dan ketentuan lainnya yang tercantum dalam
dokumen rencana pengelolaan kawasan konservasi untuk lokasi yang
diperiksa; dan
(3) Hasil analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang berisi:
- 23 -

a. kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan persyaratan, kewajiban dan


ketentuan lainnya yang tercantum dalam dokumen rencana pengelolaan
kawasan konservasi
b. kesesuaian lokasi kegiatan dengan alokasi ruang pada rencana zonasi
kawasan konservasi
c. ada atau tidak adanya indikasi pelanggaran berisikan penjelasan terkait
tingkat pelanggaran yang terjadi;
d. titik dan luasan indikasi pelanggaran pemanfaatan kawasan konservasi
berisikan penjelasan terkait koordinat lokasi maupun luasan
pelanggaran;
e. orang yang diduga melanggar dan penjelasan terjadi dampak
pencemaran dan dampak kerusakan.
(4) Rekomendasi tindak lanjut pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf c berisikan:
a. penjelasan tentang tingkat pelanggaran yang terjadi
b. usulan jenis sanksi
c. Usulan tindak lanjut
d. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi
kerusakan/pencemaran; dan/atau
e. Tindakan lain yang perlu diusulkan kepada pihak terkait.
(5) Lampiran data pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
berisikan:
a. Overlay lokasi kegiatan dengan peta zonasi kawasan konservasi
b. Tabel jalur pengamatan langsung melalui inspeksi lapangan
c. Tabel kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan daftar
kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan
syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan sebagaimana disajikan
pada Lampiran 1;
d. Gambar atau sketsa bangunan yang telah diberi catatan kesesuaian
dengan dokumen rencana
e. Kondisi ekosistem laut (mangrove, terumbu karang, dan lamun) yang
menggambarkan kondisi sebelum ada kegiatan dan setelah kegiatan;
f. Berita acara hasil pengawasan
g. Tabel kesesuaian pemenuhan ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal ini.
- 24 -

(6) Bentuk dan format Laporan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 29 ayat (2) tercantum dalam Lampiran VII sampai dengan Lampiran
IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Bagian Kedua
Tindak Lanjut Pengawasan
Pasal 33
(1) Rekomendasi hasil pengawasan disampaikan kepada atasan langsung
Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K.
(2) Dalam hal tidak ditemukan pelanggaran, maka atasan langsung Pengawas
Perikanan/Polsus PWP-3-K melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menindaklanjuti rekomendasi yang disarankan;
b. Menyatakan pelaku usaha taat dan dicantumkan pada OSS; dan/atau
c. Menyatakan pelaku kegiatan tidak melakukan pelanggaran.
(3) Dalam hal ditemukan adanya pelanggaran administratif oleh pelaku usaha,
atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menindaklanjutinya
dengan melakukan pengenaan sanksi administratif yang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
(4) Dalam hal ditemukan adanya pelanggaran pidana, atasan langsung
Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menindaklanjutinya dengan cara
menyerahkan kepada penyidik pegawai negeri sipil yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) Selain pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4),
atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K dapat
menindaklanjutinya dengan melakukan tata cara penyelesaian sengketa
dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil yang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian ketiga
Mekanisme Pelaporan
Pasal 34
(1) Mekanisme pelaporan pengawasan kawasan konservasi nasional,
a. Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K yang melakukan pengawasan
wajib menyerahkan laporan hasil pengawasan kepada Kepala
UPT/Koordinator Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
- 25 -

Perikanan paling lambat 2 (dua) hari setelah selesai pelaksanaan


pengawasan;
b. Koordinator Satuan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
melakukan rekapitulasi dan analisis terhadap laporan hasil
pengawasan serta melaporkannya kepada Kepala UPT paling lambat 2
(dua) hari setelah diterimanya laporan hasil pengawasan;
c. Kepala UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
melakukan rekapitulasi, analisis dan kompilasi hasil pelaksanaan
pengawasan, serta melaporkannya kepada Direktur Jenderal paling
lambat 2 (dua) hari setelah diterimanya laporan hasil pengawasan.
(2) Mekanisme pelaksanaan pelaporan sebagaimana dimakud pada ayat (1)
dapat dilakukan secara elektronik.

BAB IX
PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI DAERAH
Pasal 35
(1) Pengawasan kawasan konservasi daerah dilakukan oleh Pengawas
Perikanan dan/atau Polsus PWP-3-K Pemerintah Daerah.
(2) Pengawasan kawasan konservasi daerah dapat dilakukan oleh Pengawas
Perikanan dan/atau Polsus PWP3K Pemerintah Pusat atas dasar
permintaan Kepala Dinas.
(3) Dalam pelaksanaan pengawasan kawasan konservasi daerah, Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dapat bekerjasama terkait:
a) dukungan personil pengawasan
b) dukungan sarana pengawasan berupa kapal pengawas perikanan dan
peralatan lainnya untuk menunjang keselamatan personil dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan pengawasan
c) dukungan dalam penanganan tindak pidana di bidang kelautan dan
perikanan
d) norma, standar, pedoman dan kriteria
e) pendidikan dan pelatihan di bidang pengawasan
f) data dan informasi
g) Mendapatkan dukungan operasional dalam pelaksanaan pengawasan
- 26 -

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor 11/PER-
DJPSDKP/2017 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan di Kawasan Konservasi
Perairan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 37
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Juli 2022

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN


SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN,

ttd

LAKSDA TNI ADIN NURAWALUDDIN, M.Han

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen PSDKP

Suharta
- 27 -

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

DAFTAR KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN, KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN DENGAN SYARAT, DAN KEGIATAN YANG TIDAK
DIPERBOLEHKAN PADA MASING-MASING ZONA KAWASAN KONSERVASI

ZONA LAIN
ZONA ZONA ZONA LAIN SESUAI
SESUAI
ZONA INTI PEMANFAATAN ZONA INTI PEMANFAATAN PERUNTUKAN
PERUNTUKAN
TERBATAS TERBATAS KAWASAN
KAWASAN
1 Pelayaran rakyat dan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan
nelayan kecil Diperbolehkan Diperbolehkan
2 Pelayaran kapal Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
penumpang reguler Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
domestik
3 Pelayaran kapal Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
penumpang Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan
wisata/kapal pesiar
- 28 -

ZONA LAIN
ZONA ZONA ZONA LAIN SESUAI
SESUAI
ZONA INTI PEMANFAATAN ZONA INTI PEMANFAATAN PERUNTUKAN
PERUNTUKAN
TERBATAS TERBATAS KAWASAN
KAWASAN
4 Lalu lintas kapal Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
penangkap ikan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
ukuran > 10 GT
5 Penelitian Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan dengan
dengan Syarat dengan Syarat dengan Syarat dengan Syarat dengan Syarat Syarat
6 Pendidikan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan
7 Penangkapan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
8 Penangkapan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan
oleh nelayan yang Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan dengan Syarat
bermukim di sekitar
kawasan konservasi
9 Pembudidayaan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
10 Pembudidayaan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan
oleh pembudidaya Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan dengan Syarat
ikan kecil
- 29 -

ZONA LAIN
ZONA ZONA ZONA LAIN SESUAI
SESUAI
ZONA INTI PEMANFAATAN ZONA INTI PEMANFAATAN PERUNTUKAN
PERUNTUKAN
TERBATAS TERBATAS KAWASAN
KAWASAN
11 Kegiatan pariwisata Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
alam perairan Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
12 Penyediaan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
infrastruktur Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
pariwisata alam
perairan
13 Pendirian dan/atau Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan dengan
penempatan Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Syarat
bangunan laut
14 Penempatan instalasi Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan dengan
di laut Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan dengan Syarat Syarat
15 Pemanfaatan air laut Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan dengan
selain energi Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan dengan Syarat Syarat
16 Pembuatan foto, film, Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
dan video komersial Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan
17 Landing, take off dan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
taxiing seaplane Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
- 30 -

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

KOP INSTANSI (UPT DITJEN PSDKP)

SURAT TUGAS
Nomor……………………………………

Menimbang : a. bahwa…………….…………………………………………………………...
b. bahwa……...………………………………………………………………….

Dasar : 1.……………………………………………………………..……………………
2.…………………………………………………………………..………………

Memberi Tugas
Kepada : 1 Nama : ……………………………………………………
NIP/No. KTA : ……………………………………………………
Pangkat : ……………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………

2 Nama : ……………………………………………………
NIP/No. KTA : ……………………………………………………
Pangkat : ……………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………
3 Dst

Untuk (*) : ..................................................................................................


Lokasi : ..................................................................................................
Lama Kegiatan : ..................................................................................................
Sumber biaya : ..................................................................................................
- 31 -

………………, ……………………20……….

Pejabat Yang Berwenang

(TTD)

(Nama Lengkap)
*) Diisi untuk salah satu kegiatan :
- Pengamatan tidak langsung rutin
- Pengamatan tidak langsung insidental
- Patroli/perondaan
- Inspeksi lapangan rutin
- Inspeksi lapangan insidental
- 32 -

LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

KOP INSTANSI (UPT DITJEN. PSDKP/DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN)

LEMBAR PENERIMAAN LAPORAN / PENGADUAN


Nomor………………………………………….

Pada hari……………tanggal..….bulan..........……....tahun…….....pukul………… di…….........


......…. kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Identitas Pelapor/Pengadu :
a. Nama : .............................................................................................
b. No. Identitas : .............................................................................................
c. Alamat : .............................................................................................
………………………………………………………………………........
d. No.Telp/fax/email : .............................................................................................
2. Identitas Penerima Laporan/Pengaduan :
a. Nama : .................................................................................................
b. NIP/No.KTA : ..................................................................................................
c. Jabatan : ..................................................................................................
d. Alamat Kantor : ..................................................................................................
…………………………………………………………………………..........

3. Informasi kerusakan/pelanggaran pemanfaatan kawasan konservasi


a. Lokasi : .....................................................................................................
b. Koordinat : .....................................................................................................
c. Waktu Kejadian : .....................................................................................................
4. Hal yang dilaporkan …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………….……………………………………....
…………………………………………………………………………………………...........................
- 33 -

5. Dugaan Pelaku Perusakan dan/atau Pelanggaran di Kawasan Konservasi (*) :


a. Jenis Kegiatan : ..................................................................................................
b. Nama Unit : ..................................................................................................
Usaha/
Perorangan
c. Penanggung : ..................................................................................................
Jawab
d. Alamat : ..................................................................................................
e. Telepon/Fax. : ..................................................................................................

6. Alat Bukti Yang Disampaikan: (jika ada)


a. ..........................................................................................................................
b. ..........................................................................................................................
c. ………………………………………………………………………………………………………
7. Uraian perusakan dan/atau pelanggaran yang dimaksud :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………..........
……………………………………………………………………………………………………………..........
……………………………………………………………………………………………………………..........

Penerima Laporan/Pengaduan Pelapor/pengadu*)

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)

*)Apabila laporan/pengaduan melalui telepon, maka pelapor/pengadu tidak perlu tanda


tangan)
- 34 -

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

KOP INSTANSI (UPT DITJEN. PSDKP)

SURAT PENOLAKAN
Nomor………………………………………………..

Kepada Yang Terhormat :


Nama : ...............................................................................................
...
No. Identitas : ...............................................................................................
...
Alamat : ...............................................................................................
...
………………………………………………………………………
No.Telp/fax/email : ...............................................................................................
...

Bersama ini kami sampaikan bahwa laporan/pengaduan Saudara/i dengan nomor registrasi
laporan / pengaduan .................................................... TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTI,
karena tidak termasuk dalam kriteria perusakan/pelanggaran di kawasan konservasi.

Demikan disampaikan agar menjadi maklum. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.

……………., ………….......2022

Kepala UPT

(Nama lengkap)
Tembusan:
1. Kepala UPT
2. Arsip
- 35 -

LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

KOP INSTANSI (UPT DITJEN. PSDKP)

BERITA ACARA HASIL PENGAWASAN

Nomor :
Nama Unit Kerja : ….........................................................................(Nama UPT/ Satwas/ Wilker PSDKP)
Pada hari…….……. Tanggal…….. Bulan…………….…. Tahun…………. Pukul……………. , di………………………..…….
yang bertanda tangan di bawah ini:

No Nama NIP/No. KTA Jabatan


1
2
3
Telah melakukan pengamatan : Tidak langsung rutin Langsung rutin Patroli
Tidak langsung insidental Langsung insidental

Nama Kawasan Konservasi : ……………………………....……………….....… (sebutkan nama kawasan yang diawasi )


Jenis Kawasan Konservasi : Taman KK. Maritim Suaka
1 Identitas Pelaku Usaha/Pelaku kegiatan
- Nama : ………………………………………...…………………..…………..........................................
- No. Identitas : ………………………………………...…………………..…………..........................................
- Alamat : ………………………………………...…………………..…………..........................................
2 Lokasi Kegiatan

- Koordinat *) : ………………………………………......………..………………
*) dilengkapi peta, dan tanpa peta untuk pengamatan tidak langsung

- Zona Zona Inti Zona Pemanfaatan Zona Lainnya

3 Jenis Kegiatan Pelayaran nelayan kecil Pelayaran rakyat


(pilih yang sesuai) Lalu lintas kapal ikan > 10 GT Pelayaran kapal penumpang domestik
Penelitian Perikanan Penelitian non perikanan
Pendidikan Perikanan Pendidikan non perikanan
Penangkapan Ikan Pariwisata Alam Perairan
Penangkapan Ikan oleh Penyediaan infrastruktur
Masyarakat Pemukim pariwisata alam
Pembudidayaan Ikan Pendirian/penempatan bangunan laut
Pembudidayaan Ikan Kecil Penempatan instalasi laut
Kegiatan perikanan di zona inti Pemanfaatan air laut selain energi
……………..……………….. (sebutkan ) Pembuatan foto, film, video komersial
Kegiatan perikanan tanpa izin Landing, takeoff, taxiing seaplane
……………..……………….. (sebutkan ) Kegiatan di zona inti,
Kegiatan lainnya, ………………........................….. (sebutkan)
……………..……………….. (sebutkan ) Kegiatan non perikanan tanpa izin
………………........................….. (sebutkan)
Reklamasi
Penambangan Mineral
Pembuangan (dumping)
Pembuangan air ballast
Kegiatan lainnya,
………………........................….. (sebutkan)
- 36 -

4 Pemeriksaan perizinan:
a. Izin Pemanfaatan Kawasan :
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………

b. NIB a)
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………

c. Persetujuan Lingkungan a)
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………

d. PKKPRL a), b)
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………

e. Persetujuan dari Instansi Teknis *)


- Jenis Izin : ……………………………………………..…………..……………………………………………………
- Instansi pemberi izin : ……………………………………………..…………..……………………………………………………
- Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................
:……………………………………………………….
Masa berlaku : ……………………………………
a) Tidak perlu diperiksa bila izin pemanfaatan kawasan sudah terbit
b) Diperiksa bila kegiatan pemanfaatan perairan menetap lebih dari 30 hari

f. Dokumen lain : …….............……………………………...…...…………………………………………… (jika ada )

5 Pemenuhan komitmen
-- Bukti Pembayaran PNBP : Ada Tidak Ada Tanggal………………………........………...……
Tanggal………………………........………...……
- Laporan pelaksanaan usaha Ada Tidak Ada Tanggal………………………........………...……

6 Pemenuhan Ketentuan(*) : (*) Diberi tanda ( √) dan diisi pada bagian kegiatan yang sedang diperiksa, dan
diberi tanda (x) pada bagian kegiatan yang tidak diperiksa
Pelayaran rakyat dan nelayan kecil
1. Tidak melewati zona inti Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
3. Memperlambat & mengubah arah kapal saat melihat ikan dilindungi melintas Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Berlabuh ditempat yang ditentukan Sesuai Tidak sesuai
7. Menggunakan peralatan keselamatan minimal pelampung Sesuai Tidak sesuai
8. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
9. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
10. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Pelayaran kapal penumpang reguler domestik


1. Tidak melewati zona inti Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
3. Memperlambat & mengubah arah kapal saat melihat ikan dilindungi melintas Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Berlabuh ditempat yang ditentukan Sesuai Tidak sesuai
7. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
8. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
9. Berlayar di jalur yang ditetapkan/lewat di kedalaman minimal 2 draugh kapal Sesuai Tidak sesuai
10. Melakukan pemulihan/ganti rugi apabila mencemari/merusak ekosistem Sesuai Tidak sesuai
11. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
12. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Pelayaran kapal penumpang wisata/kapal pesiar


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak melewati zona inti Sesuai Tidak sesuai
3. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
4. Memperlambat & mengubah arah kapal saat melihat ikan dilindungi melintas Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
- 37 -

6. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai


7. Memperlambat laju kapal saat melewati spot wisata permukaan & bawah air Sesuai Tidak sesuai
8. Berlabuh ditempat yang ditentukan Sesuai Tidak sesuai
9. Tidak lego jangkar Sesuai Tidak sesuai
10. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
11. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
12. Berlayar di jalur yang ditetapkan/lewat di kedalaman minimal 2 draugh kapal Sesuai Tidak sesuai
13. Melakukan pemulihan/ganti rugi apabila mencemari/merusak ekosistem Sesuai Tidak sesuai
14. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
15. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Lalu lintas kapal penangkap ikan ukuran > 10 GT


1. Tidak melewati zona inti Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
3. Memperlambat & mengubah arah kapal saat melihat ikan dilindungi melintas Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Berlabuh ditempat yang ditentukan Sesuai Tidak sesuai
7. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
8. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
9. Berlayar di jalur yang ditetapkan/lewat di kedalaman minimal 2 draugh kapal Sesuai Tidak sesuai
10. Melakukan pemulihan/ganti rugi apabila mencemari/merusak ekosistem Sesuai Tidak sesuai
11. Tidak melewati spot wisata permukaan dan bawah air Sesuai Tidak sesuai
12. Alat penangkap ikan dimasukan kedalam palka Sesuai Tidak sesuai
13. Tidak berhenti lama, kecuali kapal mengalami kerusakan Sesuai Tidak sesuai
14. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
15. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Penelitian
1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Topik penelitian bermanfaat untuk peningkatan efektivitas pengelolaan Sesuai Tidak sesuai
3. Tidak menggangu/ membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
7. Peneliti yang melakukan penyelaman wajib memiliki sertifikat penyelaman A2 Sesuai Tidak sesuai
8. Pengambilan sampel memiliki izin dari pengelola & dilakukan diluar zona inti Sesuai Tidak sesuai
9. Tidak menggunakan metode, peralatan, bahan membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
10. Tidak melakukan penelitian pada waktu/tempat yang tidak diperbolehkan Sesuai Tidak sesuai
11. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
12. Melakukan pemulihan/ganti rugi apabila mencemari/merusak ekosistem Sesuai Tidak sesuai
13. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
14. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Pendidikan
1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
3. Didampingi oleh pendamping institusi asal dan pengelola Sesuai Tidak sesuai
4. Jumlah peserta setiap kunjungan sekurang-kurangnya 20 orang Sesuai Tidak sesuai
5. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
6. Pelaksana yang melakukan penyelaman memiliki sertifikat penyelaman A2 Sesuai Tidak sesuai
7. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
8. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
9. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
- 38 -

Penangkapan ikan/penangkapan ikan oleh pemukim


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Menggunkan kapal berukuran < 10 GT Sesuai Tidak sesuai
3. Lok. penangkapan di zona pemanfaatan terbatas subzona perikanan tangkap 1) Sesuai Tidak sesuai
1) diisi apabila kegiatan berupa penangkapan ikan
4. Menggunakan alat tangkap ramah lingkungan Sesuai Tidak sesuai
5. Melepaskan ikan dilindungi tertangkap hidup & melapor kepada pengelola Sesuai Tidak sesuai
6. Menyerahkan ikan dilindungi yang tertangkap kondisi mati kepada pengelola Sesuai Tidak sesuai
7. Menyelamatkan & melaporkan bila menemukan ikan dilindungi terancam Sesuai Tidak sesuai
8. Melaporkan hasil tangkapan kepada pengelola Sesuai Tidak sesuai
9. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
10. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
11. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
12. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
13. Dilakukan oleh nelayan kecil yang bermukim di dalam & di sekitar kawasan 2) Sesuai Tidak sesuai
2) diisi apabila kegiatan penangkapan ikan dilakukan oleh pemukim

Pembudidayaan ikan/oleh pembudidaya kecil


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Lokasi pembudidayaan di zona pemanfaatan terbatas subzona per. budidaya Sesuai Tidak sesuai
3. Luas pembangunan sarana budidaya sesuai standar teknis budidaya ikan Sesuai Tidak sesuai
4. Alokasi pembudidaya lokal minimal 50% dari total subzona pembudidayaan ikan 3) Sesuai Tidak sesuai
3) diisi apabila kegiatan berupa pembudidayaan ikan
5. Melibatkan dan memberdayakan pembudidaya/masyarakat lokal 4) Sesuai Tidak sesuai
4) diisi apabila kegiatan berupa pembudidayaan ikan
6. Jenis ikan yang dibudidayakan bukan jenis ikan invasif/dilarang dibudidayakan Sesuai Tidak sesuai
7. Infrastruktur yang dibangun tidak mengganggu fungsi utama kawasan Sesuai Tidak sesuai
8. Teknologi budidaya yang digunakan menerapkan prinsip CBIB Sesuai Tidak sesuai
9. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
10. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
11. Dilakukan oleh pembudidaya kecil yang bermukim didalam/sekitar kawasan 5) Sesuai Tidak sesuai
5) diisi apabila kegiatan penangkapan ikan dilakukan oleh pemukim

Kegiatan pariwisata alam perairan


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Kegiatan dilakukan di zona pemanfaatan terbatas subzona pariwisata Sesuai Tidak sesuai
3. Dilakukan di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor ke pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Menggunakan peralatan keselamatan sesuai jenis aktivitas wisata Sesuai Tidak sesuai
7. Mempunyai kemampuan sesuai aktivitas wisata yang dilakukan Sesuai Tidak sesuai
8. Didampingi pemandu wisata lokal atau pengelola Sesuai Tidak sesuai
9. Aktivitas wisata tidak merusak ekosistem, membahayakan Sesuai Tidak sesuai
ikan dilindungi, menimbulkan pencemaran, membahayakan wisatawan
10. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
11. Jumlah wisatawan tidak melebihi daya dukung/tampung kawasan Sesuai Tidak sesuai
12. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
13. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Penyediaan infrastruktur
1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Kegiatan dilakukan di zona pemanfaatan terbatas subzona pariwisata Sesuai Tidak sesuai
3. Menggunakan bahan ramah lingkungan Sesuai Tidak sesuai
4. Material yang dipergunakan tidak diambil dari dalam kawasan Sesuai Tidak sesuai
5. Ukuran bangunan diselaraskan dengan kondisi kawasan Sesuai Tidak sesuai
- 39 -

6. Memiliki sistem sanitasi sesuai standar kesehatan lingk. & manusia Sesuai Tidak sesuai
7. Peletakkan bangunan tidak menutup alur pelayaran rakyat/nelayan kecil Sesuai Tidak sesuai
8. Tidak mengubah karakteristik bentang alam/fungsi utama kawasan Sesuai Tidak sesuai
9. Jumlah bangunan tidak melebihi daya dukung & daya tampung kawasan Sesuai Tidak sesuai
10. Pembangunan & operasionalisasi infrastruktur melibatkan masy. lokal Sesuai Tidak sesuai
11. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
12. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Pendirian dan/atau penempatan bangunan laut


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai

2. Tidak merusak/mengganggu fungsi utama kawasan Sesuai Tidak sesuai

3. Tidak mengganggu aktifitas masyarakat lokal Sesuai Tidak sesuai


4. Tidak mengganggu atau menutup jalur migrasi ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai

5. Tidak mengubah karakteristik bentang alam Sesuai Tidak sesuai

6. Material yang dipergunakan tidak diambil dari dalam kawasan Sesuai Tidak sesuai

7. Wajib bermitra dengan pengelola Sesuai Tidak sesuai


8. Luas bangunan tidak melebihi daya dukung dan daya tampung kawasan Sesuai Tidak sesuai

9. Bangunan laut di suaka hanya untuk kebutuhan masyarakat setempat Sesuai Tidak sesuai

10. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai

11. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Penempatan instalasi di laut


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Dilakukan di wilayah yang tutupan karangnya < 50% Sesuai Tidak sesuai
3. Tidak mengganggu atau menghalangi jalur migrasi ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
4. Tidak dilakukan pada musim puncak migrasi ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Tidak menghilangkan/mengganggu aktifitas ekonomi masyarakat Sesuai Tidak sesuai
6. Merelokasi tr. karang/ekosistem lainnya yang berada di jalur instalasi Sesuai Tidak sesuai
7. Menggunakan teknologi utk mengurangi dampak kerusakan ekosistem Sesuai Tidak sesuai
8. Wajib bermitra dengan pengelola Sesuai Tidak sesuai
9. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
10. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Pemanfaatan air laut selain energi


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Diutamakan untuk kebutuhan pemukim Sesuai Tidak sesuai

3. Tidak mengganggu ikan dilindungi dan ekosistem penting Sesuai Tidak sesuai
4. Tidak memasang peralatan/sarana mengganggu migrasi ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai

5. Tidak membuang material sisa produksi/limbah Sesuai Tidak sesuai

6. Tidak mengganggu keg. wisata, pembudidayaan & penangkapan ikan kecil Sesuai Tidak sesuai

7. Pemanfaatan di suaka hanya untuk kebutuhan masyarakat setempat Sesuai Tidak sesuai

8. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai

9. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Pembuatan foto, film, video komersial


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu ikan dilindungi dan objek target konservasi Sesuai Tidak sesuai
3. Kapal memperlambat dan merubah arah saat ikan dilindungi melintas Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor ke pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
- 40 -

6. Menggunakan peralatan keselamatan minimal pelampung Sesuai Tidak sesuai


7. Tidak membuang sampah atau bahan lain Sesuai Tidak sesuai
8. Kegiatan dibawah air dilakukan oleh orang ber-sertifikat selam A2 Sesuai Tidak sesuai
9. Kegiatan dilakukan oleh orang yang memiliki sertifikat di bidangnya Sesuai Tidak sesuai
10. Konten memuat informasi dukung kepentingan pengelolaan kawasan Sesuai Tidak sesuai
11. Wajib mencantumkan logo & keterangan kawasan pada produk dibuat Sesuai Tidak sesuai
12. Wajib menyerahkan copy produk kepada pengelola Sesuai Tidak sesuai
13. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
14. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

Landing, take off dan taxiing seaplane


1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak menyebabkan kerusakan/mengganggu fungsi utama kawasan Sesuai Tidak sesuai
3. Tidak mengganggu aktifitas pemanfaatan masyarakat lokal Sesuai Tidak sesuai
4. Tidak mengganggu ikan dilindungi dan objek target konservasi Sesuai Tidak sesuai
5. Tidak membuang sampah atau bahan lain Sesuai Tidak sesuai
6. Melakukan pemulihan/ganti rugi apabila mencemari/merusak ekosistem Sesuai Tidak sesuai
7. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
8. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai

12 - Dugaan kerusakan/pencemaran Ada Tidak Ada

/pelanggaran Jika ada, jelaskan …………….……......…………...………………………………………(**)


- Pengambilan sampel Ada Tidak Ada

Jika ada, jelaskan …………….……......…………...………………………………………(**)

(**) Pengawas/Polsus dapat menulis keterangan tambahan pada kertas berbeda, dan ditandatangani setiap lembarnya
dapat dilengkapi dengan foto atau video dengan time stamp dan diberi keterangan bila terdapat anomali
13 Kesimpulan : ..……………………………………………..…………………………………………………………
..……………………………………………..…………………………………………………………

14 Rekomendasi : ..……………………………………………..…………………………………………………………
..……………………………………………..…………………………………………………………

Pelaku Usaha ***) Pengawas Perikanan/Polsus PWP3K

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)

***) Bila Pilihan Pengamatan Tidak Langsung/Patroli ditandatangani oleh pengawas atau polsus saja.
Bila Pilihan Pengamatan Langsung ditandatangani oleh kedua belah pihak
- 41 -

LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

TABEL KESESUAIAN PEMENUHAN KETENTUAN

No Kriteria Ya Tidak
1. Tidak memiliki Perizinan Berusaha
2. Tidak memiliki KKPRL/KKRL
3. Pelaksanaan kegiatan usaha tidak sesuai dengan
zonasi yang diizinkan
4. Pelaksanaan kegiatan usaha tidak sesuai dengan izin,
ketentuan dan kewajiban
5. Menimbulkan kerugian materiil bagi masyarakat
6. Menimbulkan kerugian sosial bagi masyarakat
7. Menimbulkan kematian ikan di lingkungan sekitarnya
8. Menimbulkan kerusakan fisik bagi lingkungan di
sekitarnya
9. Menimbulkan perubahan fisik lingkungan (abrasi,
longsor, sedimentasi)
10. Melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan
mangrove
11. Melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan
terumbu karang
12. Menimbulkan pencemaran lingkungan
13. Melakukan pemanfaatan jenis ikan dilindungi tanpa
izin

Kesimpulan:
1. Taat/tidak taat
2. Ada/Tidak ada pelanggaran
3. Jika ada pelanggaran, jenis pelanggaran……………………………………………
- 42 -

LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

FORMAT SURAT PENGANTAR LAPORAN

KOP INSTANSI (UPT PSDKP)

Nomor : ……….., 2022


Hal : Laporan Hasil Pengawasan
Lampiran : …… (….) berkas

Yth. Kepala UPT PSDKP/Direktur PPSDK


di
Tempat

Sehubungan telah dilaksanakannya pengawasan kawasan konservasi


di…………………………….(sebutkan nama Kawasan) pada tanggal….s.d…..
2022, sesuai Surat Tugas Kepala UPT PSDKP Nomor …….. tanggal ……,
disampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan sebagaimana
terlampir.
Pemeriksaan dilakukan kepada……orang pelaku usaha/pelaku kegiatan,
yang melakukan kegiatan pemanfaatan berupa……. Dapat disimpulkan
ditemukan/tidak ditemukana danya dugaan pelanggaran, berupa…..(sebutkan
jika ada dugaan pelanggaran)
Demikian disampaikan laporan hasil pengawasan, mohon arahan lebih
lanjut.

Pengawas Perikanan/Polsus PWP3K

(Nama lengkap)
- 43 -

LAMPIRAN VIII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

LAPORAN HASIL PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI

A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Sehubungan dengan Surat Tugas…………… Nomor ……. Tanggal
………… telah dilaksanakan pengamatan tidak langsung
rutin/pengamatan tidak langsung insidental/pengamatan langsung
rutin/pengamatan langsung insidental (*coret yang tidak perlu).

b. Tujuan pelaksanaan pengawasan


Pengawasan Kawasan konservasi bertujuan untuk* (*pilih salah satu):
1. Pencegahan terjadinya pelanggaran di Kawasan konservasi;
2. Menindaklanjuti laporan masyarakat/pelaku usaha terkait adanya
dugaan pelanggaran di Kawasan konservasi
3. Memeriksa ketaatan pelaku usaha pemanfaatan Kawasan konservasi

c. Waktu, lokasi dan petugas pelaksana pengawasan


Pengawasan Kawasan konservasi dilaksanakan pada tanggal …….
bulan…….. tahun……. di Kawasan konservasi ……………………… oleh:
1. Nama :
NIP/No. KTA :
Jabatan :
2. Nama :
NIP/No. KTA :
Jabatan :
3. Dst….
- 44 -

B. GAMBARAN UMUM LOKASI PENGAWASAN


a. Kondisi Lokasi
Kegiatan pengawasan pemanfaatan Kawasan konservasi dilaksanakan
pada:
- Zona ……. pada: koordinat….. s/d …. LS/LU dan …… s/d ….. BT
- Zona ……. pada: koordinat….. s/d …. LS/LU dan …… s/d ….. BT
- Zona ……. pada: koordinat….. s/d …. LS/LU dan …… s/d ….. BT
b. Ketentuan pengelolaan kawasan
- Kepmen KP Penetapan Kawasan Konservasi………
Nomor:………….tanggal:……….
- Kepmen KP Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Nomor:………….tanggal:……….
- Kategori Kawasan konservasi: Taman/Suaka/Kawasan Konservasi
Maritim* (*coret yang tidak perlu)

C. HASIL ANALISIS LAPORAN PELAKU USAHA DAN LAPORAN TERKAIT


LAINNYA
1. Data umum
a. Jenis kegiatan usaha ………………………………..…..

b. Identitas Pelaku Usaha


Pemeriksaan dilakukan terhadap:
- Nama : ………………………………..…..
- NIK : ………………………………..…..
- Pekerjaan : ………………………………..…..
- Jabatan : ………………………………..…..
- Alamat : ………………………………..…..
- Perizinan : ………………………………..…..

c. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan yang


ditetapkan, sebagai berikut:
- Perizinan lengkap/tidak lengkap/tidak ada
- Lokasi sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri penjelasan
berapa luas atau berapa persen yang tidak sesuai)
- Zonasi sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri penjelasan
berapa luas atau berapa persen yang tidak sesuai)
- 45 -

- Jenis kegiatan sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri


penjelasan kegiatan apa saja yang tidak sesuai)
- Ketentuan dan peraturan yang berlaku terlaksana
seluruhnya/terlaksana sebagian/tidak dilaksanakan (beri
catatan apa saja ketentuan dan peraturan yang tidak
dilaksanakan)

d. Indikasi ada/tidak adanya pelanggaran


- Indikasi pelanggaran: ada/tidak ada
- Indikasi jenis pelanggaran ………………………………………………
(sebutkan berdasarkan Permen KP Nomor 31 Tahun 2021 dan
Juknis Pengenaan Sanksi Administratif)
- Dugaan pasal yang dilanggar ……………………………………………
(sebutkan pasal, ayat, nomor peraturan dan judul)

e. Terduga pelaku usaha yang diduga melakukan pelanggaran di


Kawasan
- Nama :
- NIK :
- Pekerjaan :
- Jabatan :
- Alamat :
(dapat lebih dari 1)

f. Catatan lainnya
(deskripsikan secara ringkas jenis, alat, bahan, luasan dan/atau
besaran dampak pelanggaran dan tambahan catatan penting
lainnya)

D. REKOMENDASI TINDAK LANJUT


a. Dalam hal pengamatan tidak langsung rutin/insidental
Usulan tindak lanjut berupa:
- Apabila tidak dijumpai pelanggaran diusulkan kepada Kepala UPT/
Direktur untuk menyatakan bahwa pelaku usaha taat.
- 46 -

- Apabila dijumpai pelanggaran diusulkan kepada Kepala


UPT/Direktur untuk penerbitan surat perintah pemeriksaan
lanjutan yang dapat dilanjutkan dengan inspeksi lapangan
b. Dalam hal pengamatan langsung rutin/insidental
Usulan jenis sanksi berupa:
- Sanksi pidana/sanksi administratif/penyelesaian sengketa (coret
yang tidak perlu)
- Dalam hal diusulkan sanksi administratif Perizinan Berusaha di
sektor kelautan dan perikanan, sanksi yang dikenakan adalah:
peringatan atau teguran tertulis/ paksaan pemerintah/ denda
administratif/ pembekuan izin/ pencabutan izin. (coret yang tidak
perlu)
- Dalam hal diusulkan sanksi administratif pemanfaatan ruang laut,
sanksi yang dikenakan adalah: peringatan atau teguran tertulis/
denda administratif/ penghentian sementara kegiatan/ penghentian
sementara pelayanan umum/penutupan lokasi/ pencabutan
dokumen persetujuan atau konfirmasi KKPRL/ pembatalan
dokumen persetujuan atau konfirmasi KKPRL/ pembongkaran
bangunan/ pemulihan fungsi ruang Laut. (coret yang tidak perlu)

Usulan tindak lanjut:


- diusulkan kepada Kepala UPT/ Direktur untuk menerbitkan
undangan pelaksanaan expose.
- (Dalam hal terjadi kerusakan/pencemaran)
Sehubungan dengan telah terjadinya kerusakan/pencemaran maka
direkomendasikan untuk dilakukan pengenaan Tindakan lain
menurut hukum yang bertanggung jawab sesuai dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47 Tahun 2020 Pasal 17
ayat (2) huruf b dan Pasal 20 ayat (2). Juga memperhatikan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 tahun 2013
Pasal 9 ayat (4) huruf d.
- (Dalam hal terdapat usulan koordinasi dengan instansi lain)
Sehubungan dengan adanya pelanggaran akibat kegiatan yang
izinnya diterbitkan oleh instansi lain maka direkomendasikan
untuk menyampaikan rekomendasi tindak lanjut oleh instansi
penerbit izin.
- 47 -

E. LAMPIRAN DATA PENDUKUNG


a. overlay lokasi kegiatan dengan peta zonasi kawasan konservasi
b. tabel kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan daftar
kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan
syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan, sebagaimana disajikan
pada Lampiran I
c. tabel kesesuaian pemenuhan ketentuan sebagaimana disajikan pada
Lampiran VI.
d. gambar atau sketsa bangunan yang telah diberi catatan kesesuaian
dengan dokumen rencana
e. kondisi ekosistem laut (mangrove, terumbu karang, dan lamun) yang
menggambarkan kondisi sebelum ada kegiatan dan setelah kegiatan;
dan/atau
- 48 -

LAMPIRAN IX
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI

LAPORAN HASIL PATROLI/PERONDAAN KAWASAN KONSERVASI

A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Sehubungan dengan Surat Tugas……………. Nomor …….
Tanggal….…… telah dilaksanakan patroli/perondaan di Kawasan
konservasi.

b. Tujuan pelaksanaan pengawasan


Pengawasan Kawasan konservasi bertujuan untuk* (*pilih salah
satu):
1. Pencegahan terjadinya pelanggaran di Kawasan konservasi;
2. Menindaklanjuti laporan masyarakat/pelaku usaha terkait adanya
dugaan pelanggaran di Kawasan konservasi
3. Melakukan identifikasi pelanggaran di Kawasan konservasi.

c. Waktu, lokasi dan petugas pelaksana pengawasan


Patroli/perondaan Kawasan konservasi dilaksanakan pada tanggal
……..bulan…….. tahun……. di Kawasan konservasi ……………………
oleh:
1. Nama :
NIP/No. KTA :
Jabatan :
2. Nama :
NIP/No. KTA :
Jabatan :
3. Dst….
- 49 -

B. GAMBARAN UMUM LOKASI PENGAWASAN


a. Kondisi Lokasi
Kegiatan patroli/perondaan Kawasan konservasi dilaksanakan pada:
- Zona ……. pada: koordinat….. s/d …. LS/LU dan …… s/d ….. BT
- Zona ……. pada: koordinat….. s/d …. LS/LU dan …… s/d ….. BT
- Zona ……. pada: koordinat….. s/d …. LS/LU dan …… s/d ….. BT
b. Ketentuan pengelolaan kawasan
- Kepmen KP Penetapan Kawasan Konservasi………
Nomor:………….tanggal:……….
- Kepmen KP Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Nomor:………….tanggal:……….
- Kategori Kawasan konservasi: Taman/Suaka/Kawasan
Konservasi Maritim* (*coret yang tidak perlu)

C. HASIL PATROLI/PERONDAAN
1. Data umum
a. Jenis kegiatan/kegiatan usaha yang dijumpai:
- ………………………………………….
- ………………………………………….
- ………………………………………….
b. Identitas Pelaku Usaha/pelaku kegiatan
Pemeriksaan dilakukan terhadap:
- Nama :
- NIK :
- Pekerjaan :
- Jabatan :
- Alamat :
- Perizinan :
(dapat lebih dari 1)
c. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan yang
ditetapkan sebagai berikut:
- Perizinan lengkap/tidak lengkap/tidak ada
- Lokasi sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri penjelasan
berapa luas atau berapa persen yang tidak sesuai)
- Zonasi sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri penjelasan
berapa luas atau berapa persen yang tidak sesuai)
- 50 -

- Jenis kegiatan sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri


penjelasan kegiatan apa saja yang tidak sesuai)
- Ketentuan dan peraturan yang berlaku terlaksana
seluruhnya/terlaksana Sebagian/tidak dilaksanakan (beri
catatan apa saja ketentuan dan peraturan yang tidak
dilaksanakan)

d. Indikasi ada/tidak adanya pelanggaran


1. Indikasi pelanggaran: ada/tidak ada
2. Indikasi jenis pelanggaran ………………………………………………
(sebutkan berdasarkan Permen KP Nomor 31 Tahun 2021 dan
Juknis Pengenaan Sanksi Administratif)
3. Dugaan pasal yang dilanggar ……………………………………………
(sebutkan pasal, ayat, nomor peraturan dan judul)

e. Terduga pelaku usaha/pelaku kegiatan yang diduga melakukan


pelanggaran di Kawasan
- Nama :
- NIK :
- Pekerjaan :
- Jabatan :
- Alamat :
(dapat lebih dari 1)

f. Catatan lainnya
(deskripsikan secara ringkas jenis, alat, bahan, luasan dan/atau
besaran dampak pelanggaran dan tambahan catatan penting lainnya)

D. REKOMENDASI TINDAK LANJUT


- Usulan tindak lanjut: diusulkan kepada Kepala UPT/ Direktur untuk
menerbitkan surat perintah pelaksanaan pemeriksaan lanjutan
dan/atau inspeksi lapangan.
- (Dalam hal terjadi kerusakan/pencemaran)
Sehubungan dengan telah terjadinya kerusakan/pencemaran maka
direkomendasikan untuk dilakukan pengenaan Tindakan lain
- 51 -

menurut hukum yang bertanggung jawab sesuai dengan Peraturan


Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47 Tahun 2020 Pasal 17 ayat
(2) huruf b dan Pasal 20 ayat (2). Juga memperhatikan peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 9 ayat
(4) huruf d.
- (Dalam hal terdapat usulan koordinasi dengan instansi lain)
Sehubungan dengan adanya pelanggaran akibat kegiatan yang
izinnya diterbitkan oleh instansi lain maka direkomendasikan untuk
menyampaikan rekomendasi tindak lanjut oleh instansi penerbit
izin.
E. LAMPIRAN DATA PENDUKUNG
a. overlay lokasi kegiatan dengan peta zonasi kawasan konservasi
b. tabel kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan daftar
kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan
syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan, sebagaimana
disajikan pada Lampiran I
c. tabel ringkasan jenis pelanggaran sebagaimana disajikan pada
Lampiran V.
d. gambar atau sketsa bangunan yang telah diberi catatan kesesuaian
dengan dokumen rencana
e. kondisi ekosistem laut (mangrove, terumbu karang, dan lamun) yang
menggambarkan kondisi sebelum ada kegiatan dan setelah kegiatan;
dan/atau

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN


SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN,

ttd

LAKSDA TNI ADIN NURAWALUDDIN, M.Han


Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Ditjen PSDKP

Suharta

Anda mungkin juga menyukai