PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER
DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Pengawasan adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjamin terciptanya
tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang
Kelautan dan Perikanan.
2. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu
sehingga menjadi suatu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan
dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
3. Zona inti adalah bagian dari kawasan konservasi yang ditujukan untuk
perlindungan mutlak terhadap target konservasi.
4. Zona pemanfaatan terbatas adalah bagian dari kawasan konservasi yang
ditujukan untuk kegiatan perikanan dan pariwisata secara berkelanjutan
5. Zona lain sesuai dengan peruntukannya merupakan zona di luar zona inti
dan zona pemanfaatan terbatas yang berfungsi untuk mendukung kawasan
konservasi.
6. Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan pemanfaatan kawasan
konservasi yang dilaksanakan tanpa izin tertulis dengan tetap
memperhatikan ketentuan pemanfaatan kawasan konservasi.
7. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat adalah kegiatan pemanfaatan
kawasan konservasi yang memerlukan izin.
-4-
19. Bangunan dan instalasi di laut adalah setiap konstruksi, baik yang berada
di atas dan/atau di bawah permukaan laut, baik yang menempel pada
daratan maupun yang tidak menempel pada daratan serta didirikan
dan/atau ditempatkan di kawasan konservasi.
20. Pemanfaatan air laut selain energi adalah pemanfaatan air laut menjadi
suatu produk tertentu selain untuk keperluan energi, seperti kegiatan
penampungan, penjernihan dan penyaluran air minum atau air baku.
21. Pembuatan foto, film, dan video komersial adalah kegiatan membuat foto,
film dan video dengan tujuan komersial, misalnya untuk iklan dari sebuah
produk, untuk poster, atau yang lainnya.
22. Landing, take off dan taxiing seaplane adalah kegiatan mendarat, lepas
landas atau berjalannya seaplane/pesawat terbang laut di permukaan laut.
23. Pengawas Perikanan adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai tugas
mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perikanan.
24. Polisi Khusus PWP-3-K yang selanjutnya disebut Polsus PWP-3-K adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi kewenangan kepolisian
khusus untuk melakukan pengawasan di bidang PWP-3-K.
25. Masyarakat adalah masyarakat, masyarakat hukum adat, dan Pokmaswas
yang berada di kawasan konservasi.
26. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kelautan dan perikanan.
27. Pengelola adalah unit yang melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi.
28. Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,
yang selanjutnya disingkat UPT PSDKP, adalah Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal.
29. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang menyelenggarakan tugas
dan fungsi di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya peraturan Direktur Jenderal ini adalah sebagai dasar
dan acuan bagi Pengawas Perikanan serta Polsus PWP-3-K dalam
melaksanakan tugas pengawasan kawasan konservasi.
-6-
BAB II
LOKASI DAN OBYEK PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Lokasi Pengawasan
Pasal 3
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilaksanakan di kawasan konservasi yang
ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari:
a. kawasan konservasi nasional; dan/atau
b. kawasan konservasi daerah.
(2) Pengawasan kawasan konservasi dilakukan di lokasi:
a. zona inti;
b. zona pemanfaatan terbatas; dan/atau
c. zona lain sesuai peruntukan kawasan
Bagian Kedua
Obyek Pengawasan
Pasal 4
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilakukan terhadap:
a. kegiatan yang diperbolehkan;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan.
(2) Pengawasan kawasan konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. kegiatan perikanan; dan
b. non perikanan.
(3) Daftar kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
Pasal 5
(1) Pengawasan terhadap kegiatan yang diperbolehkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, dilakukan terhadap:
a. Kegiatan perikanan, meliputi:
1) pelayaran nelayan kecil; dan
-7-
BAB III
PENGAWAS KAWASAN KONSERVASI
Pasal 6
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilakukan oleh Pengawas Perikanan
dan/atau Polsus PWP-3-K.
(2) Pengawasan kawasan konservasi untuk kegiatan perikanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pengawas Perikanan.
(3) Pengawasan kawasan konservasi untuk kegiatan non perikanan
sabagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Polsus PWP-3-K.
Pasal 7
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Pengawas Perikanan dan/atau Polsus
PWP3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) wajib dilengkapi:
a. surat tugas dari pimpinan unit kerja;
b. pakaian dinas dan atribut, terdiri dari:
1) pakaian dinas dan atribut Pengawas Perikanan untuk Pengawas
Perikanan; dan
2) pakaian dinas dan atribut Polsus PWP-3-K untuk Polsus PWP-3-K.
c. sarana dan prasarana.
(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c antara
lain:
a. kapal pengawas perikanan;
b. pesawat udara;
c. moda transportasi darat;
d. drone;
e. peta kawasan konservasi perairan;
f. peta lokasi kegiatan pemanfaatan kawasan konservasi;
g. global positioning system (GPS);
h. alat komunikasi;
i. alat dokumentasi;
j. teropong binoculer;
k. scuba diving;
l. mega phone;
m. komputer;
n. telepon seluler;
o. peralatan pengamanan berupa alat kejut listrik, rompi pelindung, borgol
atau lainnya; dan
p. form pengawasan.
-9-
(3) Bentuk dan format surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB IV
TATA CARA PENGAWASAN
Pasal 8
Pengawasan Kawasan Konservasi dilakukan secara:
a. rutin; dan/atau
b. insidental.
Bagian Kesatu
Pengawasan Secara Rutin
Pasal 9
(1) Pelaksanaan pengawasan secara rutin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 huruf a, dilakukan dalam bentuk:
a. pengamatan tidak langsung; atau
b. pengamatan langsung.
(2) Pengamatan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan apabila:
a. data dan informasi yang dibutuhkan tersedia;
b. tidak ada potensi kerusakan/pencemaran;
c. tidak membutuhkan tambahan data primer in situ; dan/atau
d. tingkat kerawanan pelanggaran rendah.
(3) Pengamatan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan apabila:
a. data dan informasi yang dibutuhkan tidak lengkap;
b. terdapat potensi kerusakan/pencemaran;
c. data yang dibutuhkan merupakan data primer in situ; dan/atau
d. tingkat kerawanan pelanggaran sedang-tinggi.
Pasal 10
(1) Kegiatan pengawasan rutin melalui pengamatan tidak langsung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a berupa:
a. analisa dokumen laporan pelaku usaha; dan
b. penyusunan rekomendasi.
(2) Analisa dokumen laporan pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilakukan atas laporan yang disampaikan oleh pelaku usaha
- 10 -
Pasal 13
Penyusunan rencana inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf a dilakukan denga cara:
a. Pembagian tugas Pengawas Perikanan/Polsus PWP3K;
b. Penyiapan sarana prasarana pengawasan;
c. Menganalisa dokumen pelaku usaha serta dokumen terkait lainnya;
d. Menentukan metode inspeksi lapangan dalam bentuk kunjungan fisik atau
inspeksi virtual; dan
e. Menentukan pelaku usaha, waktu, lokasi, obyek pengawasan dan tata cara
kunjungan lapangan.
Pasal 14
(1) Pelaksanaan inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf b dilakukan dalam bentuk:
a. kunjungan fisik; dan
b. melalui virtual.
(2) Pelaksanaan inspeksi lapangan melalui kunjungan fisik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan cara:
a. Pemberitahuan kepada pelaku usaha;
- 11 -
Bagian Kedua
Pengawasan Secara Insidental
Pasal 22
(1) Pengawasan insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b
dilakukan berdasarkan laporan/pengaduan masyarakat, Pengawas
Perikanan/Polsus PWP-3-K, Pengawas Instansi lain dan/atau pelaku
usaha.
(2) Pengawasan insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui penelaahan laporan/pengaduan yang disampaikan dengan cara:
a. lisan; atau
b. tertulis.
(3) Laporan/pengaduan secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dapat dilakukan secara tatap muka langsung atau menggunakan
alat komunikasi.
(4) Laporan/pengaduan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b disampaikan melalui:
a. surat;
b. surat elektronik;
c. faksimil;
d. media sosial/daring; dan/atau
e. layanan pesan singkat.
(5) Laporan/pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
informasi mengenai:
a. identitas pelapor/pengadu yang paling sedikit memuat informasi nama,
alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi;
b. lokasi dugaan terjadinya kerusakan/pencemaran/pelanggaran di
kawasan konservasi;
c. waktu dugaan terjadinya perusakan/pencemaran/pelanggaran; dan
d. hal yang dilaporkan.
(6) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K wajib menjaga kerahasiaan identitas
pelapor.
(7) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menuangkan laporan/pengaduan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ke dalam lembar penerimaan
laporan/pengaduan.
(8) Bentuk dan format lembar penerimaan laporan/pengaduan tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
- 16 -
Pasal 23
(1) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menindaklanjuti laporan/pengaduan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dengan melakukan
penelaahan.
(2) Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan
kepada atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K, berupa
rekomendasi:
a. Penolakan; dan
b. Tindak lanjut pengawasan;
(3) Penolakan atau tindak lanjut pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan b diberikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kejelasan pelapor; dan
b. Kejelasan dan kebenaran informasi yang disampaikan.
(4) Dalam hal rekomendasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a, atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K
menerbitkan surat penolakan atas laporan/pengaduan untuk disampaikan
kepada pelapor/pengadu disertai alasan.
(5) Bentuk dan format Surat penolakan atas laporan/pengaduan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 24
(1) Dalam hal rekomendasi berupa tindak lanjut pengawasan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 23 ayat (2) huruf b maka dilakukan:
a. Pengamatan tidak langsung insidental; atau
b. Pengamatan langsung insidental.
(2) Pengamatan tidak langsung insidental sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilaksanakan secara mutatis mutandis sebagaimana diatur
dalam pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal ini;
(3) Pengamatan langsung insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan melalui ispeksi lapangan
(4) Inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
secara mutatis mutandis sebagaimana diatur dalam Pasal 14 sampai
dengan Pasal 17 Peraturan Direktur Jenderal ini.
- 17 -
BAB V
TEKNIS PENGAWASAN
Pasal 25
(1) Pengawasan kawasan konservasi dilaksanakan dengan memeriksa
dokumen dan memeriksa pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dokumen perizinan berusaha, PKKPRL/KKRL dan
dokumen terkait lainnya;
b. Pemeriksaan masa berlaku izin;
c. Pemeriksaan kesesuaian kegiatan dengan perizinan;
d. Pemeriksaan lokasi kegiatan;
e. Pemeriksaan kesesuaian lokasi kegiatan dengan zonasi kawasan
konservasi;
f. Pemeriksaan jenis pemanfaatan kawasan konservasi;
g. Pemeriksaan kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan
daftar kegiatan yang diperbolehkan/diperbolehkan dengan syarat/tidak
diperbolehkan;
h. Pemeriksaan pemenuhan komitmen;
i. Pemeriksaan kesesuaian kegiatan dengan ketentuan pemanfaatan
kawasan konservasi; dan
j. Pemeriksaan ada/tidak adanya kerusakan / pencemaran / pelanggaran
(2) Tata cara dan detail teknis pengawasan kawasan konservasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Berita Acara Hasil Pengawasan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB VI
INTENSITAS PENGAWASAN
Pasal 26
(1) Intensitas pengawasan rutin melalui inspeksi lapangan dilakukan
sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap lokasi usaha.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil penilaian atas pengawasan rutin yang telah
dilakukan sebelumnya dimana pelaku usaha dinilai patuh, inspeksi
lapangan dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap lokasi
usaha.
- 18 -
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 27
Pengawasan kawasan konservasi dapat melibatkan:
a. masyarakat;
b. pengelola kawasan konservasi; dan
c. instansi terkait.
Pasal 28
(1) Pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a
dilakukan dengan cara:
a. Pemantauan kawasan konservasi;
b. Perondaan kawasan konservasi oleh Pokmaswas;
c. Pengaduan atas dugaan terjadinya kerusakan, pencemaran dan
pelanggaran di kawasan konservasi;
d. Menginisiasi pembentukan kelompok masyarakat pengawasan;
e. Membantu kegiatan penyadartahuan dalam upaya pencegahan
terjadinya pelanggaran di kawasan konservasi;
f. Bertindak sebagai saksi pelapor dalam proses penyelesaian tindak
lanjut pengawasan kawasan konservasi; dan
g. Membantu merumuskan dan melaksanakan aturan adat dan/atau
peraturan desa terkait pengelolaan atau pengawasan kawasan
konservasi.
(2) Pelibatan Pengelola Kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 huruf b dilakukan dengan cara:
a. Pemantauan kawasan konservasi;
b. Pengaduan atas dugaan terjadinya kerusakan, pencemaran dan
pelanggaran di kawasan konservasi;
c. Berkoordinasi dengan Kepala UPT terkait rencana kegiatan
pengawasan;
d. Melakukan patroli pengawasan kawasan konservasi berasama-sama
dengan Pengawas Perikanan atau Polsus PWP3K atas perintah Kepala
UPT;
e. Melaksanakan kegiatan penyadartahuan dalam upaya pencegahan
terjadinya pelanggaran di kawasan konservasi;
f. Bertindak sebagai saksi pelapor dalam proses penyelesaian tindak
lanjut pengawasan kawasan konservasi;
g. Menyediakan sarana dan prasarana pengawasan;
- 19 -
BAB VIII
LAPORAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Laporan Hasil Pengawasan
Pasal 29
(1) Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K membuat laporan hasil pengawasan
kawasan konservasi.
(2) Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. Laporan pengamatan tidak langsung rutin;
b. Laporan pengamatan tidak langsung insidental;
c. Laporan patroli/perondaan;
d. Laporan inspeksi lapangan rutin; dan
e. Laporan inspeksi lapangan insidental.
Pasal 30
(1) Laporan pengamatan tidak langsung rutin dan laporan pengamatan tidak
langsung insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf
a dan huruf b, sekurang-kurangnya memuat:
a. Gambaran umum lokasi pengawasan;
b. Hasil analisis laporan pelaku usaha dan laporan terkait lainnya;
- 20 -
(5) Usulan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dapat
terdiri dari:
a. Pemeriksaan lanjutan; dan/atau
b. Penyusunan laporan untuk dilakukan pengawasan insidental.
(6) Lampiran data pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
berisikan:
a. Overlay lokasi kegiatan dengan peta zonasi kawasan konservasi;
b. Tabel jalur patroli/titik pengamatan langsung melalui inspeksi lapangan;
c. Tabel kesesuaian pemanfaatan kawasan konservasi dengan daftar
kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan
syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan sebagaimana disajikan
pada Lampiran 1;
d. Kondisi ekosistem laut (mangrove, terumbu karang, dan lamun) yang
menggambarkan kondisi sebelum ada kegiatan dan setelah kegiatan;
e. Tabel kesesuaian pemenuhan ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI.
f. Berita acara hasil pengawasan
Pasal 32
(1) Laporan inspeksi lapangan rutin dan laporan inspeksi lapangan insidental
sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 ayat (2) huruf d dan huruf e
sekurang-kurangnya memuat:
a. Gambaran umum lokasi pengawasan
b. Hasil analisis pengawasan
c. Rekomendasi tindak lanjut
d. Lampiran data pendukung
(2) Gambaran umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang berisi:
a. kronologis pemanfaatan kawasan konservasi berisikan kejadian dan
waktu;
b. profil pelaku usaha/pelaku kegiatan meliputi data pribadi, data
perusahaan, alamat, dan data penting lainnya serta data jenis kegiatan
c. lokasi kegiatan
d. persyaratan, kewajiban dan ketentuan lainnya yang tercantum dalam
dokumen rencana pengelolaan kawasan konservasi untuk lokasi yang
diperiksa; dan
(3) Hasil analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang berisi:
- 23 -
Bagian Kedua
Tindak Lanjut Pengawasan
Pasal 33
(1) Rekomendasi hasil pengawasan disampaikan kepada atasan langsung
Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K.
(2) Dalam hal tidak ditemukan pelanggaran, maka atasan langsung Pengawas
Perikanan/Polsus PWP-3-K melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menindaklanjuti rekomendasi yang disarankan;
b. Menyatakan pelaku usaha taat dan dicantumkan pada OSS; dan/atau
c. Menyatakan pelaku kegiatan tidak melakukan pelanggaran.
(3) Dalam hal ditemukan adanya pelanggaran administratif oleh pelaku usaha,
atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menindaklanjutinya
dengan melakukan pengenaan sanksi administratif yang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
(4) Dalam hal ditemukan adanya pelanggaran pidana, atasan langsung
Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K menindaklanjutinya dengan cara
menyerahkan kepada penyidik pegawai negeri sipil yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) Selain pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4),
atasan langsung Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K dapat
menindaklanjutinya dengan melakukan tata cara penyelesaian sengketa
dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil yang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian ketiga
Mekanisme Pelaporan
Pasal 34
(1) Mekanisme pelaporan pengawasan kawasan konservasi nasional,
a. Pengawas Perikanan/Polsus PWP-3-K yang melakukan pengawasan
wajib menyerahkan laporan hasil pengawasan kepada Kepala
UPT/Koordinator Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
- 25 -
BAB IX
PENGAWASAN KAWASAN KONSERVASI DAERAH
Pasal 35
(1) Pengawasan kawasan konservasi daerah dilakukan oleh Pengawas
Perikanan dan/atau Polsus PWP-3-K Pemerintah Daerah.
(2) Pengawasan kawasan konservasi daerah dapat dilakukan oleh Pengawas
Perikanan dan/atau Polsus PWP3K Pemerintah Pusat atas dasar
permintaan Kepala Dinas.
(3) Dalam pelaksanaan pengawasan kawasan konservasi daerah, Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dapat bekerjasama terkait:
a) dukungan personil pengawasan
b) dukungan sarana pengawasan berupa kapal pengawas perikanan dan
peralatan lainnya untuk menunjang keselamatan personil dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan pengawasan
c) dukungan dalam penanganan tindak pidana di bidang kelautan dan
perikanan
d) norma, standar, pedoman dan kriteria
e) pendidikan dan pelatihan di bidang pengawasan
f) data dan informasi
g) Mendapatkan dukungan operasional dalam pelaksanaan pengawasan
- 26 -
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor 11/PER-
DJPSDKP/2017 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan di Kawasan Konservasi
Perairan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 37
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Juli 2022
ttd
Suharta
- 27 -
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
DAFTAR KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN, KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN DENGAN SYARAT, DAN KEGIATAN YANG TIDAK
DIPERBOLEHKAN PADA MASING-MASING ZONA KAWASAN KONSERVASI
ZONA LAIN
ZONA ZONA ZONA LAIN SESUAI
SESUAI
ZONA INTI PEMANFAATAN ZONA INTI PEMANFAATAN PERUNTUKAN
PERUNTUKAN
TERBATAS TERBATAS KAWASAN
KAWASAN
1 Pelayaran rakyat dan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan
nelayan kecil Diperbolehkan Diperbolehkan
2 Pelayaran kapal Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
penumpang reguler Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
domestik
3 Pelayaran kapal Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
penumpang Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan
wisata/kapal pesiar
- 28 -
ZONA LAIN
ZONA ZONA ZONA LAIN SESUAI
SESUAI
ZONA INTI PEMANFAATAN ZONA INTI PEMANFAATAN PERUNTUKAN
PERUNTUKAN
TERBATAS TERBATAS KAWASAN
KAWASAN
4 Lalu lintas kapal Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
penangkap ikan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
ukuran > 10 GT
5 Penelitian Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan dengan
dengan Syarat dengan Syarat dengan Syarat dengan Syarat dengan Syarat Syarat
6 Pendidikan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan
7 Penangkapan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
8 Penangkapan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan
oleh nelayan yang Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan dengan Syarat
bermukim di sekitar
kawasan konservasi
9 Pembudidayaan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
10 Pembudidayaan ikan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan
oleh pembudidaya Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan dengan Syarat
ikan kecil
- 29 -
ZONA LAIN
ZONA ZONA ZONA LAIN SESUAI
SESUAI
ZONA INTI PEMANFAATAN ZONA INTI PEMANFAATAN PERUNTUKAN
PERUNTUKAN
TERBATAS TERBATAS KAWASAN
KAWASAN
11 Kegiatan pariwisata Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
alam perairan Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
12 Penyediaan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
infrastruktur Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
pariwisata alam
perairan
13 Pendirian dan/atau Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan dengan
penempatan Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Syarat
bangunan laut
14 Penempatan instalasi Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan dengan
di laut Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan dengan Syarat Syarat
15 Pemanfaatan air laut Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan dengan
selain energi Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan dengan Syarat Syarat
16 Pembuatan foto, film, Tidak Diperbolehkan Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
dan video komersial Diperbolehkan dengan Syarat dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan
17 Landing, take off dan Tidak Diperbolehkan Tidak Tidak Tidak Tidak Diperbolehkan
taxiing seaplane Diperbolehkan dengan Syarat Diperbolehkan Diperbolehkan Diperbolehkan
- 30 -
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
SURAT TUGAS
Nomor……………………………………
Menimbang : a. bahwa…………….…………………………………………………………...
b. bahwa……...………………………………………………………………….
Dasar : 1.……………………………………………………………..……………………
2.…………………………………………………………………..………………
Memberi Tugas
Kepada : 1 Nama : ……………………………………………………
NIP/No. KTA : ……………………………………………………
Pangkat : ……………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………
2 Nama : ……………………………………………………
NIP/No. KTA : ……………………………………………………
Pangkat : ……………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………
3 Dst
………………, ……………………20……….
(TTD)
(Nama Lengkap)
*) Diisi untuk salah satu kegiatan :
- Pengamatan tidak langsung rutin
- Pengamatan tidak langsung insidental
- Patroli/perondaan
- Inspeksi lapangan rutin
- Inspeksi lapangan insidental
- 32 -
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
1. Identitas Pelapor/Pengadu :
a. Nama : .............................................................................................
b. No. Identitas : .............................................................................................
c. Alamat : .............................................................................................
………………………………………………………………………........
d. No.Telp/fax/email : .............................................................................................
2. Identitas Penerima Laporan/Pengaduan :
a. Nama : .................................................................................................
b. NIP/No.KTA : ..................................................................................................
c. Jabatan : ..................................................................................................
d. Alamat Kantor : ..................................................................................................
…………………………………………………………………………..........
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
SURAT PENOLAKAN
Nomor………………………………………………..
Bersama ini kami sampaikan bahwa laporan/pengaduan Saudara/i dengan nomor registrasi
laporan / pengaduan .................................................... TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTI,
karena tidak termasuk dalam kriteria perusakan/pelanggaran di kawasan konservasi.
Demikan disampaikan agar menjadi maklum. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.
……………., ………….......2022
Kepala UPT
(Nama lengkap)
Tembusan:
1. Kepala UPT
2. Arsip
- 35 -
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
Nomor :
Nama Unit Kerja : ….........................................................................(Nama UPT/ Satwas/ Wilker PSDKP)
Pada hari…….……. Tanggal…….. Bulan…………….…. Tahun…………. Pukul……………. , di………………………..…….
yang bertanda tangan di bawah ini:
- Koordinat *) : ………………………………………......………..………………
*) dilengkapi peta, dan tanpa peta untuk pengamatan tidak langsung
4 Pemeriksaan perizinan:
a. Izin Pemanfaatan Kawasan :
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………
b. NIB a)
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………
c. Persetujuan Lingkungan a)
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………
d. PKKPRL a), b)
Nomor : ………….…………………………………..……………..
Tanggal: …................................ Masa berlaku : ……………………………………
5 Pemenuhan komitmen
-- Bukti Pembayaran PNBP : Ada Tidak Ada Tanggal………………………........………...……
Tanggal………………………........………...……
- Laporan pelaksanaan usaha Ada Tidak Ada Tanggal………………………........………...……
6 Pemenuhan Ketentuan(*) : (*) Diberi tanda ( √) dan diisi pada bagian kegiatan yang sedang diperiksa, dan
diberi tanda (x) pada bagian kegiatan yang tidak diperiksa
Pelayaran rakyat dan nelayan kecil
1. Tidak melewati zona inti Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
3. Memperlambat & mengubah arah kapal saat melihat ikan dilindungi melintas Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Berlabuh ditempat yang ditentukan Sesuai Tidak sesuai
7. Menggunakan peralatan keselamatan minimal pelampung Sesuai Tidak sesuai
8. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
9. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
10. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
Penelitian
1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Topik penelitian bermanfaat untuk peningkatan efektivitas pengelolaan Sesuai Tidak sesuai
3. Tidak menggangu/ membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
4. Melapor kepada pengelola apabila melihat ancaman terhadap ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
5. Melapor kepada pengelola apabila terjadi pelanggaran Sesuai Tidak sesuai
6. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
7. Peneliti yang melakukan penyelaman wajib memiliki sertifikat penyelaman A2 Sesuai Tidak sesuai
8. Pengambilan sampel memiliki izin dari pengelola & dilakukan diluar zona inti Sesuai Tidak sesuai
9. Tidak menggunakan metode, peralatan, bahan membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
10. Tidak melakukan penelitian pada waktu/tempat yang tidak diperbolehkan Sesuai Tidak sesuai
11. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
12. Melakukan pemulihan/ganti rugi apabila mencemari/merusak ekosistem Sesuai Tidak sesuai
13. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
14. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
Pendidikan
1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Tidak mengganggu/membahayakan ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
3. Didampingi oleh pendamping institusi asal dan pengelola Sesuai Tidak sesuai
4. Jumlah peserta setiap kunjungan sekurang-kurangnya 20 orang Sesuai Tidak sesuai
5. Menggunakan peralatan keselamatan Sesuai Tidak sesuai
6. Pelaksana yang melakukan penyelaman memiliki sertifikat penyelaman A2 Sesuai Tidak sesuai
7. Tidak membuang sampah atau bahan lainnya Sesuai Tidak sesuai
8. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
9. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
- 38 -
Penyediaan infrastruktur
1. Memenuhi kewajiban perizinan Sesuai Tidak sesuai
2. Kegiatan dilakukan di zona pemanfaatan terbatas subzona pariwisata Sesuai Tidak sesuai
3. Menggunakan bahan ramah lingkungan Sesuai Tidak sesuai
4. Material yang dipergunakan tidak diambil dari dalam kawasan Sesuai Tidak sesuai
5. Ukuran bangunan diselaraskan dengan kondisi kawasan Sesuai Tidak sesuai
- 39 -
6. Memiliki sistem sanitasi sesuai standar kesehatan lingk. & manusia Sesuai Tidak sesuai
7. Peletakkan bangunan tidak menutup alur pelayaran rakyat/nelayan kecil Sesuai Tidak sesuai
8. Tidak mengubah karakteristik bentang alam/fungsi utama kawasan Sesuai Tidak sesuai
9. Jumlah bangunan tidak melebihi daya dukung & daya tampung kawasan Sesuai Tidak sesuai
10. Pembangunan & operasionalisasi infrastruktur melibatkan masy. lokal Sesuai Tidak sesuai
11. Mematuhi ketentuan dan peraturan Sesuai Tidak sesuai
12. Mematuhi arahan dan petunjuk pengelola Sesuai Tidak sesuai
6. Material yang dipergunakan tidak diambil dari dalam kawasan Sesuai Tidak sesuai
9. Bangunan laut di suaka hanya untuk kebutuhan masyarakat setempat Sesuai Tidak sesuai
3. Tidak mengganggu ikan dilindungi dan ekosistem penting Sesuai Tidak sesuai
4. Tidak memasang peralatan/sarana mengganggu migrasi ikan dilindungi Sesuai Tidak sesuai
6. Tidak mengganggu keg. wisata, pembudidayaan & penangkapan ikan kecil Sesuai Tidak sesuai
7. Pemanfaatan di suaka hanya untuk kebutuhan masyarakat setempat Sesuai Tidak sesuai
(**) Pengawas/Polsus dapat menulis keterangan tambahan pada kertas berbeda, dan ditandatangani setiap lembarnya
dapat dilengkapi dengan foto atau video dengan time stamp dan diberi keterangan bila terdapat anomali
13 Kesimpulan : ..……………………………………………..…………………………………………………………
..……………………………………………..…………………………………………………………
14 Rekomendasi : ..……………………………………………..…………………………………………………………
..……………………………………………..…………………………………………………………
***) Bila Pilihan Pengamatan Tidak Langsung/Patroli ditandatangani oleh pengawas atau polsus saja.
Bila Pilihan Pengamatan Langsung ditandatangani oleh kedua belah pihak
- 41 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
No Kriteria Ya Tidak
1. Tidak memiliki Perizinan Berusaha
2. Tidak memiliki KKPRL/KKRL
3. Pelaksanaan kegiatan usaha tidak sesuai dengan
zonasi yang diizinkan
4. Pelaksanaan kegiatan usaha tidak sesuai dengan izin,
ketentuan dan kewajiban
5. Menimbulkan kerugian materiil bagi masyarakat
6. Menimbulkan kerugian sosial bagi masyarakat
7. Menimbulkan kematian ikan di lingkungan sekitarnya
8. Menimbulkan kerusakan fisik bagi lingkungan di
sekitarnya
9. Menimbulkan perubahan fisik lingkungan (abrasi,
longsor, sedimentasi)
10. Melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan
mangrove
11. Melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan
terumbu karang
12. Menimbulkan pencemaran lingkungan
13. Melakukan pemanfaatan jenis ikan dilindungi tanpa
izin
Kesimpulan:
1. Taat/tidak taat
2. Ada/Tidak ada pelanggaran
3. Jika ada pelanggaran, jenis pelanggaran……………………………………………
- 42 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
(Nama lengkap)
- 43 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Sehubungan dengan Surat Tugas…………… Nomor ……. Tanggal
………… telah dilaksanakan pengamatan tidak langsung
rutin/pengamatan tidak langsung insidental/pengamatan langsung
rutin/pengamatan langsung insidental (*coret yang tidak perlu).
f. Catatan lainnya
(deskripsikan secara ringkas jenis, alat, bahan, luasan dan/atau
besaran dampak pelanggaran dan tambahan catatan penting
lainnya)
LAMPIRAN IX
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2022
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
KAWASAN KONSERVASI
A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Sehubungan dengan Surat Tugas……………. Nomor …….
Tanggal….…… telah dilaksanakan patroli/perondaan di Kawasan
konservasi.
C. HASIL PATROLI/PERONDAAN
1. Data umum
a. Jenis kegiatan/kegiatan usaha yang dijumpai:
- ………………………………………….
- ………………………………………….
- ………………………………………….
b. Identitas Pelaku Usaha/pelaku kegiatan
Pemeriksaan dilakukan terhadap:
- Nama :
- NIK :
- Pekerjaan :
- Jabatan :
- Alamat :
- Perizinan :
(dapat lebih dari 1)
c. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan yang
ditetapkan sebagai berikut:
- Perizinan lengkap/tidak lengkap/tidak ada
- Lokasi sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri penjelasan
berapa luas atau berapa persen yang tidak sesuai)
- Zonasi sesuai/tidak sesuai (bila tidak sesuai, beri penjelasan
berapa luas atau berapa persen yang tidak sesuai)
- 50 -
f. Catatan lainnya
(deskripsikan secara ringkas jenis, alat, bahan, luasan dan/atau
besaran dampak pelanggaran dan tambahan catatan penting lainnya)
ttd
Suharta