Anda di halaman 1dari 26

KARAKTERISTIK PELANGGARAN

PENANGKAPAN IKAN ILEGAL,


DESTRUCTIVE FISHING ….
&
PEMANFAATAN ILEGAL SPESIES
LAUT

TEUKU ELVITRASYAH
DIREKTUR PENANGANAN PELANGGARAN
DIREKTUR JENDERAL PSDKP

FGD DITJEN PSDKP & REKAM NUSANTARA FOUNDATION


2023
Kewenangan PPNS Perikanan

UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah


Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan UU


Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan UU


Nomor 27 Tahun 2007 tentang PWP3K

UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan,


Ikan dan Tumbuhan

Perpu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja

UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan &


Pemberantasan TPPU

Direktorat Penanganan Pelanggaran 2


Perubahan Paradigma Penyidikan

PENYIDIKA
N
Ultra
Beneficial
Beneficial
Owner
Owner
Korporasi

Pelaku
Lapangan

3
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Penegakan Hukum Bidang Kelautan dan Perikanan

Pengenaan Pidana

Pengenaan Sanksi Administratif

Penyelesaian Sengketa di Luar


Pengadilan

4
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Perbuatan yang dapat langsung dikenakan sanksi pidana

Berdasarkan rekomendasi kegiatan Rakornas Wasgakkum pada Maret 2022,


Pelanggaran yang bersifat pidana pada sektor perikanan dan kelautan meliputi
kegiatan:
1. destructive fishing,
2. Pemalsuan / Penggunaan perizinan berusaha milik orang lain
3. penangkapan ikan oleh kapal berbendara asing,
4. pengeluaran dan pemasukan produk perikanan illegal dan
5. kegiatan yang menimbulkan kecelakaan dan/atau menimbulkan korban/ kerusakan
terhadap kesehatan, keselamatan, dan/atau lingkungan (K3L).

5
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Potensi Pidana Dalam Proses Bisnis Perikanan

Before Fishing While Fishing During Post Landing


Landing

• Perijinan • Destructive • Ikan yang • ikan yang


dan Fishing; dilindungi dilindungi
Pemalsuan • Alkap
Dokumen Terlarang
Perizinan • Tidak
Berusaha Menyimpan
Alkap
Dalam
Palka
• SPB.

6
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Penggunaan API dan ABPI
Jenis Pelanggaran Pasal Pengenaan Sanksi
Setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, dan/atau
menggunakan alat penangkap ikan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang
Pasal 85
mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan
UU Nomor 45 Tahun Pidana
di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
2009
dalam Pasal 9 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
1) Setiap Orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap Ikan
berbendera Indonesia yang digunakan untuk melakukan Penangkapan Ikan di
wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia dan/atau Laut Lepas
tanpa memenuhi Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1) yang menimbulkan kecelakaan dan/atau menimbulkan korban/kerusakan
terhadap kesehatan, keselamatan, dan/atau lingkungan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Pasal 93
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Perpu Nomor 2 Tahun Pidana
2) Setiap Orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap Ikan 2022
berbendera asing yang digunakan untuk melakukan Penangkapan Ikan di ZEEI
tanpa memenuhi Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(2) yang menimbulkan kecelakaan dan/atau menimbulkan korban / kerusakan
terhadap kesehatan, keselamatan, dan/atau lingkungan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).

7
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Destructive Fishing
Jenis Pelanggaran Pasal Pengenaan Sanksi
(1) Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia melakukan
penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis,
bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau
membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak
Rp1.200.000.000,00 (satu miliar dua ratus juta rupiah).
(2) Nakhoda atau pemimpin kapal perikanan, ahli penangkapan ikan, dan anak buah kapal yang dengan
sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia melakukan penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan
yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.200.000.000,00 (satu miliar dua ratus juta rupiah). Pasal 84
(3) Pemilik kapal perikanan, pemilik perusahaan perikanan, penanggung jawab perusahaan perikanan, UU Nomor 31 Tahun Pidana
dan/atau operator kapal perikanan yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia melakukan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis,
2004
bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau
membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(4) Pemilik perusahaan pembudidayaan ikan, kuasa pemilik perusahaan pembudidayaan ikan, dan/atau
penanggung jawab perusahaan pembudidayaan ikan yang dengan sengaja melakukan usaha
pembudidayaan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia menggunakan bahan kimia,
bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau
membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

8
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Destructive Fishing
Jenis Pelanggaran Pasal Pengenaan Sanksi
(1) Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
kerusakan sumber daya ikan dan/atau lingkungannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
Pasal 86
tahun dan denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
ayat (1) dan (2)
(2) Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Pidana
UU Nomor 31 Tahun
Indonesia membudidayakan ikan yang dapat membahayakan sumber daya ikan
2004
dan/atau lingkungan sumber daya ikan dan/atau kesehatan manusia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ratus juta rupiah).
(1) Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
Pasal 87
miliar rupiah).
UU Nomor 31 Tahun Pidana
(2) Setiap orang yang karena kelalaiannya di wilayah pengelolaan perikanan Republik
2004
Indonesia mengakibatkan rusaknya plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber
daya ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

9
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Pemanfaatan Ilegal Spesies Laut

Jenis Pelanggaran Pasal Pengenaan Sanksi


Setiap orang yang dengan sengaja memasukkan, megeluarkan,
mengadakan, mengedarkan, dan/atau memelihara ikan yang merugikan
masyarakat, pembudidayaan ikan, sumber daya ikan, dan/atau
Pasal 88
lingkungan sumber daya ikan ke dalam dan/atau ke luar wilayah UU Nomor 31 Tahun Pidana
pengelolaan perikanan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud 2004
dalam Pasal 16 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu
miliar lima ratus juta rupiah)
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pemasukan atau
pengeluaran ikan dan/atau hasil perikanan dari dan/atau ke wilayah
Pasal 90
Republik Indonesia yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan untuk
UU Nomor 31 Tahun Pidana
konsumsi manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana 2004
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

10
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Perizinan Berusaha

Jenis Pelanggaran Pasal Pengenaan Sanksi


Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia melakukan usaha Perikanan yang tidak
Pasal 92
memiliki Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
Perpu Nomor 2 Pidana
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun Tahun 2022
dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus
juta rupiah).
Setiap orang yang memalsukan dokumen Perizinan Berusaha,
menggunakan Perizinan Berusaha palsu, menggunakan Perizinan
Berusaha milik kapal lain atau orang lain, dan/atau menggandakan Pasal 94A
Perizinan Berusaha untuk digunakan oleh kapal lain dan/atau kapal Perpu Nomor 2 Pidana
milik sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28A dipidana dengan Tahun 2022
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,OO (tiga miliar rupiah).

11
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Perizinan Berusaha

Pasal
Jenis Pelanggaran Sanksi
Pengenaan
(1) Setiap Orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap Ikan
berbendera Indonesia melakukan Penangkapan Ikan di WPPNRI dan/atau
Laut Lepas, yang tidak memenuhi Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
Pasal 27 ayat (1) dikenai sanksi administratif.
(2) Setiap Orang yang mengoperasikan kapal penangkap Ikan berbendera
Indonesia di WPPNRI yang tidak membawa dokumen Perizinan Berusaha Pasal 27A
sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (3) dikenai sanksi administratif. Perpu Nomor 2 Administratif
(3) Setiap Orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap Ikan Tahun 2022
berbendera asing yang digunakan untuk melakukan Penangkapan Ikan di
ZEEI tanpa memenuhi Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) atau tidak membawa
dokumen Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3),
dikenai sanksi administratif.

12
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Rekapitulasi Kasus API/ABPI, Destructive Fishing, Ikan Dilindungi 2019-2023
120
111

100

80

62
60 57

40

27
25
23
20
13
9
7
2 1 1
0 0 0
0
2019 2020 2021 2022 2023

API dan ABPI Destructive Fishing Ikan Dilindungi

13
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Peta Kerawanan API dan ABPI
Lokasi :
Aceh Tamiang, Aceh
Timur, Asahan,
Balikpapan, Bangka
Selatan, Barito Utara,
Batang, Batu Bara,
Bekasi, Belitung
Timur, Bengkulu,
Berau, Bombana,
Brebes, Buton,
Cirebon, Gresik,
Jepara, Karawang,
Kep. Anambas, Kutai
Kartanegara,
Lampung, Makassar,
Mukomuko, Natuna,
Padang Pariaman,
Palembang,
Pasuruan, Pati, Pesisir
Selatan, Probolinggo,
Rembang, Rokan Hilir,
Keterangan: Sibolga, Simeulue,
API/ABPI yang dilarang antara lain Trawl, Cantrang, Subang, Takalar,
Sondong, Arad, Dogol, Lampara dasar, Muro ami, Tanah Laut, Tanjung
Kompresor, Strum. Jabung, Tegal.

14
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Peta Kasus Destructive Fishing

15
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Jalur Distribusi Ammonium Nitrat

JALUR 1 :
• Johor (Malaysia)
• Batam (P. Berakit)
2 • NTT (Flores)
• Sultra (P. Wanci)
1

JALUR 2 :
• Tawau (Malaysia)
• Sulteng
• Sulsel (Pangkep,
Maros, Selayar)
• NTT (Flores)
• Sultra (Kabaena)

Sumber : Bareskrim Polri

16
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Peta Lokasi Penangkapan Benih Lobster
Penyelundupan Kepiting
Penyelundupan BBL ke Bertelur bukan pada waktu yg
Singapore/ Malaysia/ diperbolehkan ke Malaysia
Vietnam (Tarakan/ Nunukan/ Sebatik)
(Jambi, Batam, Riau)

Penangkapan BBL
bukan oleh nelayan
kecil yang terdaftar
(Pulau Nias) Jalur penyelundupan BBL
(Pelabuhan Merak-Bakauheni,
Ketapang-gilimanuk), Bandara
Soeta/Juanda/Ngurah Rai

Penangkapan BBL bukan oleh


nelayan kecil yang terdaftar
(Sukabumi/Lebak/Pandeglan
g/Binuangeun/trenggalek/ba
Pembudidayaan BBL tidak
nyuwangi/pacitan)
memiliki SKA/ tidak sesuai
Perizinan berusaha dan
standar (Lampung, Banten,
Jabar, Jatim, NTB)

17
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Peta Kerawanan Distribusi Hasil Perikanan

China, Hongkong
Vietnam
Thailand

Filiphina
Malaysia Malaysia

Singapura

PNG
Keterangan:
Lokasi Pengepul/Pengolah Hasil
Perikanan/ Pemasok (Ikan, Kepiting, Lobster,
Kepiting dan Rajungan yang Tidak sesuai dengan ketentuan
dan peraturan)

Jalur Indikasi dan Modus Distribusi Ikan Ilegal


Jalur Distribusi Ikan Peruntukan Domestik
Jalur Distribusi Ikan Impor Ilegal

18
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Optimalisasi Kewenangan Penyidikan TPPU pada Bidang Kelautan dan Perikanan
• Masih terjadi di perbatasan • Banyak terjadi di wilayah
perairan Natuna Utara, Utara Sulawesi, Papua, Nusa
Sulawesi dan Selat Malaka; Tenggara
• Proses hukum hanya pelaku • Pemasok bahan baku dari luar
lapangan, beneficial owner negeri
belum tersentuh. •Proses hukum hanya
• Indikasi transaksi keuangan kepada pelaku lapangan
antar negara.
Illegal
Fishing Destructive
Kapal Ikan Fishing
Asing

Pemanfaatan
Penyelundupan
Benih Lobster
Wilayah Pesisir
dan Pulau-
• Tujuan Singapura, Vietnam. Pulau Kecil • Banyak terjadi di wilayah
• Proses hukum pelaku lapangan, Sumatera, Sulawesi, dan
beneficial owner belum Papua,.
tersentuh. • Investasi besar dari
• Indikasi transaksi keuangan beberapa grup korporasi
antar negara.

19
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Peningkatan Kompetensi PPNS KP

• Perkembangan
Pemahaman Hukum Hukum Acara
Pidana Formil Pidana

• Pemahaman
Pendalaman Hukum
Pidana Materil unsur pasal dan
alat bukti

• Mitigasi tantangan dan


hambatan penyidikan serta
Manajemen Resiko menimalisir adanya
praperadilan

20
Direktorat Penanganan Pelanggaran
GRAFIK JUMLAH KASUS PENANGANAN PELANGGARAN BIDANG KELAUTAN DAN
PERIKANAN
TAHUN 2017 – 2023
Jumlah Kasus Yang Ditangani : 1047 kasus
Jumlah Kasus Proses Hukum Secara Pidana : 773 kasus

Kasus Proses Hukum Pidana Kasus Ditangani

197 213
193

151
139 137

163 161 167

114 106
59 17

3
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

21
Direktorat Penanganan Pelanggaran
SEBARAN KASUS PELANGGARAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
YANG DITANGANI OLEH PENGAWAS/PPNS PERIKANAN TAHUN 2023

Tarakan : 1
Belawan : 1 Tahuna : 2

Bitung : 1

Kotabaru : 3
Banggai : 2

Luwuk : 2
Crebon : 1

Pati : 1
Ambon : 3

Ket :
16 Perikanan
1 Kelautan
22
Direktorat Penanganan Pelanggaran
KAPAL TANGKAPAN PELANGGARAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
2023
Kapal Tangkapan Kapal Pengawas : 15 unit
Kapal Tangkapan Operasi Lainnya : 0 unit
Jumlah Kapal : 0 unit

Tangkapan Kapal Pengawas Tangkapan Luar Kapal Pengawas

Indonesia 14

Malaysia 1

23
Direktorat Penanganan Pelanggaran
REKAPITULASI JENIS PELANGGARAN DAN PASAL SANGKAAN PELANGGARAN BIDANG
KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG DITANGANI OLEH PENGAWAS/PPNS PERIKANAN TAHUN
2023
JENIS PASAL
JUMLAH KASUS
PELANGGARAN SANGKAAN

Perpu No 2 Tahun 2022 Pasal 98 atau Pasal 27 ayat 1 jo PP Pasal 317 ayat 1 huruf g jo Pasal
Tanpa Dokumen / Tidak Sesuai SIPI 15
1 huruf c PermenKP No 10 Tahun 2021 jo Pasal 8 ayat 1 PermenKP No 31 Tahun 2021
Pasal 92 jo Pasal 26 ayat 91) UU RI No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan yang dirubah dan
Perizinan Berusaha 1
ditambahkan dengan UU RI No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Pasal 27 angka 29 UU No 11 Tahun 2020 perubahan 94A jo Pasal 28 A UU No 45 Tahun 2009
Pemalsuan Dokumen Berusaha 1
ttg Perikanan jo Pasal 55 ayat 1 KUHP
JUMLAH 17

24
Direktorat Penanganan Pelanggaran
PROSES PENANGANAN BARANG BUKTI KAPAL DAN KASUS
PELANGGARAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2023

KAPAL TANGKAPAN KAPAL TANGKAPAN


PROSES PENANGANAN KASUS
KAPAL PENGAWAS OPERASI LAINNYA
PEMERIKSAAN 5 - 5
PENDAHULUAN
SANKSI ADMINISTRATIF 8 - 8
TINDAKAN LAIN 1 - 1
PROSES HUKUM 2 - 3
PENYIDIKAN 2 - 3
SP3 - - -
P-21 - - -
TAHAP II - - -
PROSES SIDANG - - -
BANDING - - -
KASASI - - -
PENINJAUAN KEMBALI - - -
INKRAH - - -
JUMLAH 14 0 17

25
Direktorat Penanganan Pelanggaran
Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Jalan Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat

Anda mungkin juga menyukai