010001600314
KUIS HUKUM PERIKANAN
JAWABAN :
4. UU No. 9 Tahun 1985 sudah tidak berlaku karena digantikan oleh UU No. 31
Tahun 2004 tentang Perikanan yang diundangkan dalam Lembaga Negara
Nomor 4433 dan diberlakukan pada 6 Oktober 2004. Penggantian Undang-
Undang tersebut tidak ada maksud lain, dilakukan dengan dasar bahwa
Undang-Undang yang lama belum dapat menampung semua aspek
pengelolaan sumber daya ikan dan kurang mampu mengantisipasi
perkembangan kebutuhan hukum serta perkembangan teknologi dalam
rangka pengelolaan sumber daya ikan.
UU Nomor 31 Tahun 2004 juga tidak lama, karena kemudian pada tahun
2009 mengalami revisi, penambahan beberapa pasal melalui terbentuknya
UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.
6. a) SIUP adalah Surat Izin Usaha Perikanan yang berupa izin tertulis yang
harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dan
menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut.
c) Kewajiban memiliki SIUP bagi nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil
ialah karena nelayan kecil merupakan orang yang mata pencahariannya
melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
dan pembudidaya ikan kecil orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
d) Sanksi bagi setiap orang yang dengan sengaja memiliki usaha tanpa
memiliki SIUP, yaitu sesuai dalam Pasal 92 UU No. 31 Tahun 2004 bahwa
sanksi yang tidak memiliki SIUP mendapat sanksi pidana penjara paling lama
8 tahun dan denda paling banyak Rp. 1,5 M.
b) Kepanjangan SIPI, yaitu Surat Izin Penangkapan Ikan. SIPI memiliki jangka
waktu selama 1 tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun.
c) Sanksi yang dikenakan jika tidak memiliki SIPI, yaitu berupa sanksi pidana
penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp. 2 M sesuai dalam
aturan Pasal 93 UU No. 31 Tahun 2004.
c) Jangka waktu SIKPI adalah 1 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka
waktu yang sama.
d) Sanksi yang diberikan jika tidak memliki SIKPI, yaitu berupa pidana penjara
paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1,5 M.
Letak Pengadilan Perikanan selain yang terdapat dalam Pasal 71 ayat (3),
yaitu berada di PN Tanjung Pinang dan Ranai dibentuk pada 2010. Lalu,
pada 2014 dibentuk Pengadilan Perikanan di PN Ambon, Sorong, dan
Merauke.
10. Menurut rekomendasi saya, upaya yang perlu dilakukan agar pemberantasan
illegal fishing berhasil, yaitu dengan dibentuknya SATGAS Pemberantasan
Penangkapan Ikan Secara Ilegal, yang biasa disebut sebagai SATGAS 115.
Serta, dilakukannya penenggelaman kapal berdasarkan hukum nasional dan
hukum internasional, yang merujuk pada UU No.31 Tahun 2014 Tentang
Kelautan (UU Kelautan), UU No.45 Tahun 2009 Tentang Perikanan (UU
Perikanan) dan UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea)
yang telah disertifikasi dengan UU N0.17 Tahun 1995.