Anda di halaman 1dari 4

NAMA: RIZA GIBRANI BASTARI

NIM: 010001600314

MATA KULIAH: HUKUM AIR DAN PERIKANAN

DOSEN: DR. ENDANG PANDAMDARI, SH, CN, MH.

1. - Sifat hukum adat terbagi menjadi 4, yaitu:

 Magis religius: masyarakat percaya bahwa di dunia ini harus ada


keseimbangan antara dunia yang tampak dan dunia yang tidak tampak.
Ketidak seimbangan disharmoni akan mengakibatkan ketidak-seimbangan
pada alam semesta
 Komunal/kebersamaan: setiap individu merupakan bagian integral dari
masyarakat secara keseluruhan. Setiap kepentingan individu sewajarnya
disesuaikan dengan kepentingan masyarakat, karena tidak ada individu yang
terlepas dari masyarakatnya
 Konkrit: setiap hubungan hukum yang terjadi tidak dilakukan secara diam-
diam atau samar-samar, tetapi harus diperlihatkan dalam perbuatan nyara.
Setiap kesepakatan selalu diiringi dengan adanya pemindahan benda atau
obyek perjanjian
 Kontan/tunai: setiap pemenuhan prestasi selalu diiringi dengan kontra
prestasi yang diberikan secara serta merta (seketika)

-Corak hukum adat terbagi menjadi 4, yaitu:

 Tradisional: ketentuan dalam hukum adat selalu dikaitkan dengan kebiasaan


yang telah dilakukan sejak masa lampau
 Sakral: selalu menghormati tradisi leluhur
 Supel/luwes: hukum adat secara lahiriah tidak tertulis dan hanya memuat
garis besarnya saja, sehingga dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan
dengan keadaan
 Dinamis: hukum adat dapat diubah sejalan dengan perkembangan yang
terjadi dalam masyaarakat

2.   Hukum adat menurut Ter Haar:

Berdasarkan teori Beslissingenler(teori keputusan), hukum adat adalah seluruh


peraturan-peraturan yang menjelma didalam keputusan didalam keputusan-
keputusan para pejabat hukum yang mempunyai kewibawaan dan pengaruh, serta
didalam pelaksanaannya berlaku secara serta merta dan dipatuhi dengan sepenuh
hati oleh mereka yang diatur oleh keputusan tersebut dapat berupa sebuah
persengketaan, akan tetapi juga diambil berdasarkan kerukunan dan musyawarah.
      
Hukum adat menurut Soepomo:
Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis yang meliputi peraturan hidup yang
tidak ditetapkan oleh pihak yang berwajib, tetapi ditaati masyarakat berdasarkan
keyakinan bahwa peraturan tersebut mempunyai kekuatan hukum.
Hukum adat menurut Ter Haar adalah seluruh peraturan yang diterapkan dalam
keputusan-keputusan yang penuh wibawa dan dalam kelahirannya dinyatakan
mengikat

3. Masyarakat hukum adat menurut dasar susunannya yaitu:

1. Berdasarkan perrtalian suatu keturunan (genealogis)


Keanggotaan masyarakat hukum adat ditentukan oleh keturunan yang sama.
Dalam hal ini ada 3 macam dasar pertalian, yaitu:
 Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)
 Pertalian darah menurut garis ibu (Matrilineal)
 Pertalian darah menurut garis ibu dan bapak (Parental/bilateral)
Contoh: Jawa, Sunda, Aceh, Dayak
2. Berdasarkan lingkungan daerah (teritorial)
Keanggotaan masyarakat hukum adat tergantung apakah yang bersangkutan
bertempat tinggal di dalam lingkungan daerah masyarakat hukum adat itu
atau tidak.
Ada 3 jenis masyarakat hukum adat berdasarkan lingkungan daerah, yaitu:
 Persekutuan desa: sekelompok orang yang terikat pada satu tempat
kediaman
 Persekutuan daerah: daerah yang di dalamnya terdapat beberapa desa yang
masing-masing mempunyai tata susunan dan pengurus yang sejenis. Masing-
masing hidup berdiri sendiri, akan tetapi semuanya merupakan bagian
bawahan dari daerah, mempunyai harta benda dan menguasai hutan dan
tanah
 Perserikatan beberapa desa: gabungan beberapa desa yang letaknya satu
sama lain berdekatan, dimana mereka mengadakan persetujuan untuk
memelihara kepentingan bersama.

4. Unsur masyarakat hukum adat terbagi menjadi 4, yaitu:

 Ada kesatuan manusia yang teratur


 Menetap di suatu daerah tertentu
 Mempunyai penguasa
 Mempunyai kekayaan yang berwujud maupun yang tidak berwujud

5. Dewasa menurut hukum adat adalah pada saat pria atau wanita menikah dan
memisahkan diri dari rumah tangga orang tuanya atau mertuanya, dan mempelai
tadi mempunyai rumah tangga sendiri
6. A. Sistem perkawinan adat masyarakat Jawa yaitu dengan sistem Eleutherogami
yang artinya dimana seseorang dapat kawin dengan siapa saja, asal tidak
melanggar larangan yang bertalian dengan ikatan kekeluargaan yaitu larangan
karena keturunan yang dekat (nasab) dan larangan karena periparan

B. Sistem perkawinan adat masyarakat Batak yaitu dengan sistem Exogami yang
artinya dimana seseorang harus kawin dengan orang di luar clannya

C. Sistem perkawinan adat masyarakat Toraja yaitu dengan sistem Endogami yang
artinya dimana seseorang hanya boleh kawin dengan seseorang dari suku
keluarganya sendiri

7. Syarat terang artinya perbuatan pemindahan hak harus dilakukan dihadapan


Kepala Adat sedangkan syarat tunai artinya pada saat yang sama, penjual
menyerahkan tanah kepada pembeli, dan pembeli membayar harganya kepada
penjual.

Jual lepas dalam hukum adat merupakan pemindahan hak atas untuk selamanya
sementara jual gadai adalah pemindahaan hak untuk sementara sampai dapat
ditebus kembali.

8. Hak ulayat masyarakat hukum adat masih masih ada saat ini, dibuktikan dengan
Pasal 3 UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria:
“pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat
hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan UU dan peraturan-
peraturan lain yang lebih tinggi.”

9. A. kawin jujur yaitu Perkawinan dimana pihak laki-laki memberikan jujur kepada
pihak perempuan sebagai lambing diputuskannya hubungan kekeluargaan si istri
dengan kerabatnya dan masuklah istri tersebut ke dalam keluarga suaminya, begitu
juga anak-anak yang lahir dalam perkawinan tersebut.

B. kawin semenda yaitu Perkawinan dimana pihak laki-laki tidak memberikan jujur
kepada pihak perempuan. Istri tetap berada dalam keluarganya sendiri. Suami juga
setelah kawin tetap berada pada keluarganya sendiri. Pada saat perkawinan
mempelai laki-laki dijemput dari rumahnya dengan upacara dijapuig untuk kemudian
di bawa ke rumah calon istrinya. Anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut
masuk keluarga istrinya.

C. kawin bebas yaitu Perkawinan dimana masing-masing mempelai dapat memilih


pasangannya sendiri. Tidak ada pemberian jujur, yang ada hanya pemberian hadiah
perkawinan saja. Suami dan istri masing-masing mempunyai dua keluarga yaitu
kerabat suami dan kerabat istri.
10. A. memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana seharusnya
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, dan merupakan dasar dari tingkah
laku tersebut adalah kebiasaan yang bersifat normatif yaitu adat dan hukum adat

B. menjaga keutuhan persekutuan dalam masyarakat, supaya persekutuan tersebut


tetap terpelihara dan dapat dirasakan oleh berbagai tindakan anggota masyarakat
yang tidak sesuai dengan adat dan hukum adat

C. memperhatikan setiap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh hukum


adat, sehingga keputusan tersebut mempunyai wibawa dan dapat memberikan
kepastian hukum yang mengikat semua anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai