BAB I
HUKUM DAN HUKUM ADAT
A. PENGERTIAN
Hukum dianggap sebagai suatu rangkaian norma yang mengatur tingkah laku dan
perbuatan dalam hidup bermasyarakat.Hukum tidak menguasai hubungan yang tidak
merekatkan hak dan kewajiban. Hubungan yang Tidak merekatkan hak dan kewajiban
disebut hubungan guyub, yaitu hubungan dimana orang dalam menghadapi orang lain sebagai
tujuan.
==ooOoo==
BAB II
STRUKTUR TRADISIONAL MASYARAKAT
HUKUM ADAT
==ooOoo==
BAB III
HUBUNGAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT
DALAM HUKUM ADAT
Djojodigeono membedakan individu dengan masyarakat kepada dua jenis, yaitu
Paguyuban dan Patembayan. Jenis masyarak yang diatur dalam hukum adat adalah
Paguyuban dan yang diatur oleh hukum barat adalah Patembayan. Jenis masyarakat
Paguyuban adalah masyarakat yang bersifat komunal (kebersamaan). Jenis masyarakat
Patembayan adalah masyarakat yang bersifat individual.
Hukum adat sebagai hukum yang mengatur masyarakat berciri komunal yang pokok
diberi perlindungan oleh hukum adalah masyarakat.sedangkan kepentingan perorangan
(individu) tidak mendapat tekanan. Individu dalam pandangan hukum adat tidak terlepas dari
masyarakat. Karena itu kepentingan individu selalu diimbangi oleh kepentingan umum.
Menurut hukum adat, masyarakatlah yang kuat kuasa menentukan segala sesuatu dan
menentukan arah kepada semua tindak tanduk individu. Namun demikian individu sebagai
masyarakat juga diberikan hak. Hak-hak yang diberikan oleh hukum itu adalah hak-hak yang
bersifat kemasyarakatan dalam arti pemberian hak individu tidak akan meniadakan
kepentingan umum dari hak tersebut.
==ooOoo==
BAB IV
HUKUM ADAT DAN ILMU LAIN
Mengenai apakah konsep Hukum Kebiasaan yang ada dalam tatanan hukum
kodifikasi, masih dipertahankan di Indonesia sekarang ini kurang diperhatikan oleh para
sarjana. Akan tetapi apabila diperhatikan dalam konsep hukum dalam Undang-undang Dasar
yang menyebutkan ada dua macam Hukum Dasar, tertulis dan tidak tertulis, dan dalam Pasal
23 ayat (1) UU No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman, yang juga membedakan Undang-undang (hukum tertulis) dan hukun tidak
tertulis, dan daoat disimpulkan dalam Tata Hukum di Indonesia, tidak dipertahankan lagi
Hukum Kebiasaan berlaku berdampingan dengan hukum tidak tertulis pada umumnya.
==ooOoo==