Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NUR ROHMAT ROZIQ

NIM 030981903

FKIP PPKN

1. Mengkaji hukum adat tidak dapat dilepaskan juga dengan hukum-hukum lainnya yang berlaku,
seperti hukum agama, hukum pidana dan hukum perdata. Hukum-hukum ini dalam kehidupan
masyarakat global saat ini saling berhubungan satu sama lainnya. Buatlah analisis mengenai
perbedaan unsur hukum adat dengan hukum perdata? Kemukakan pendapat anda disertai teori
dan data penunjang! Gunakan modul anda untuk mempertegas jawaban.
Dalam buku Sistem Hukum Indonesia karya Sukardi, hukum adat adalah keseluruhan kaidah-
kaidah atau norma-norma baik tertulis maupun tidak tertulis yang berasal dari adat istiadat atau
kebiasaan masyarakat Indonesia untuk mengatur tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat,
terhadap yang melanggarnya akan dikenakan sanksI,
Unsur-unsur hukum adat adalah:
Unsur Material adalah Kebiasaan atau tingkah laku yang tetap diulang-ulang atau sebuah
rangkaian perbuatan yang sama.
Unsur Intelektual adalah Kebiasaan harus dilakukan karena ada keyakinan bahwa hal itu
dilakukan secara objektif.
hukum perdata adalah rangkaian peraturan hukum yang mengatur hubungan subjek hukum (orang
dan badan hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain dengan menitikberatkan pada
kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut.

Hukum perdana bertujuan untuk mengatur hubungan di antara penduduk atau warga negara
sehari-hari, seperti kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, waris, harta benda,
kegiatan usaha dan tindakan bersifat perdata lainnya.
Dalam buku tulisan Rahman Syamsuddin, Menurut Titik Triwulan Tutik, ada beberapa unsur dari
hukum perdata, yaitu:

Adanya kaidah hukum tertulis yang terdapat dalam perundang-undangan, traktat dan
yurisprudensi
Adanya kaidah hukum tidak tertulis yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam praktik
kehidupan masyarakat (kebiasaan)
Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum lainnya
Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata meliputi hukum orang, hukum keluarga, hukum
benda dan sebagainya.

2. Gelombang penemuan hukum adat dapat ditemukan dari adanya orang asing ke Indonesia sampai
pada masa abad ke 20 yang berusaha memahami hukum adat dengan sifat ketimurannya.
Penemuan-penemuan ini mampu memberikan informasi yang lebih detail tentang hukum adat
yang telah berlaku sejak zaman nenek moyang masyarakat Indonesia. Jelaskanlah kelompok yang
dianggap sebagai penemu hukum adat yang pertama beserta metode yang digunakan serta hasil
kajiannya tentang hukum adat? Kemukakan pendapat anda disertai teori dan data penunjang!
Gunakan modul anda untuk mempertegas jawaban.
Jawab . pada zaman Sebelum VOC Datang ke Nusantara Zaman atau masa ini ditandai oleh
kedudukan hukum adat sebagai hukum positif, yang berlaku sebagai hukum yang nyata dan ditata
oleh rakyat di berbagai kerajaan yang hidup dan berkembang di beberapa kepulauan antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Pada masa tersebut telah dikeluarkan peraturan-peraturan kerajaan atau kesultanan yang pernah
berkuasa, antara lain: Kediri, Singosari, Mataram, Majapahit, Demak, Pajang, Mataram II,
Pakubuwono, Mangkunegoro, Paku Alam, Tarumanagar Pajajaran, Jayakarta, Banten, Cirebon,
Sriwijaya, Indragiri, Bulungan, Goa, Bone, Bolaang Mongondow, Talaud, Ternate Tidore,
Kupang, Bima, Sumbawa, Endeh, Buleleng, Badung Gianyar, dan sebagainya, Pada masa itu,
perhatian hukum adat Asahan, Serdang, Langkat, Deli, Aceh, Pontianak, Kutai, dari orang-orang
Barat atau orang asing lain belum ada, adapun hasil kajiannya adanya suatu peninggalan atau
karya diantaranya tahun 1000, pada zaman Hindu, Raja Dharmawangsa dari Jawa timur dalam
kitab Civacasana,Tahun 1331-1364, Gajah Mada Patih Majapahit, membuat kitab yang disebut
kitab Gajah Mada,Tahun 1413-1430, Kanaka Patih Majapahit, membuat kitab Adigama,Tahun
1350, di Bali ditemukan kitab hukum Kutaramanava. Di samping kitab-kitab hukum kuno
tersebut, ada juga kitab-kitab yang, mengatur kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
Tapanuli: Ruhut Parsaoran di Habatohan (Kehidupan Sosial di Tanah Batak), Patik Dotot Lthum
ni Halak Balak ang dan Ketentuan-ketentuan Batak).

3. Pada awal kedatangan VOC, masyarakat nusantara telah memiliki hukum adat yang berlaku bagi
persekutuan-persekutan masyarakat hukum nusantara dan menjadi pegangan utama untuk
menjalani kehidupan. Namun, hukum adat ini oleh VOC dinilai menghambat proses untuk
mendapatkan kekuasaan dan menyulitkan dalam pengelolaan dagang. Buatlah analisis perpektif
dan strategi politik hukum yang dijalankan oleh pimpinan VOC? Kemukakan pendapat anda
disertai teori dan data penunjang! Gunakan modul anda untuk mempertegas jawaban.
Jawab
secara kronologis, usaha-usaha pemerintah kolonial Belanda dalam menentukan undang-undang
untuk menetapkan nasib ataupun kedudukan hukum adat selanjutnya dalam sistem perundang-
undangan di Indonesia, adalah sebagai berikut

a. Mr. Wichers, Presiden Mahkamah Agung, ditugaskan untuk menyelidiki alasan hukum adat
privat tidak dapat diganti dengan hukum kodifikasi Barat, namun rencana kodifikasi Wichers
tersebut gagal

b. Tahun 1870, Van der Putte, Menteri Jajahan Belanda mengusulkan penggunaan hukum
tanah Eropa bagi penduduk desa di Indonesia untuk kepentingan agraris pengusaha Belanda.
Usaha ini pun gagal.

c. Pada tahun 1900, Cremer, Menteri Jajahan, menghendaki diadakan kodifikasi lokal untuk
sebagian hukum adat dengan mendahulukan daerah-daerah yang penduduknya telah memeluk
agama Kristen. Usaha ini belum terlaksana

d. Kabinetkuyper pada tahun 1904 mengusulkan rencana undang-undang untuk menggantikan


hukum adat dengan hukum Eropa. Pemerintah Belanda menghendaki seluruh penduduk asli
tunduk pada unifikasi hukum Barat. Usaha ini gagal sebab Parlemen Belanda menerima tidak
amandemen Van ldsinga.

e. Pada tahun 1914, pemerintah Belanda dengan menghiraukan amandemen Idsinga,


mengumumkan rencana KUI Perdata bagi seluruh golongan penduduk di Indonesia, namun
ditentang oleh Van Vollenhoven dan usaha ini pun gagal.
f. Pada tahun 1923, Mr. Cowan, Direktur Departemen Justilie di Jakarta, membuat rencana
baru KUH Perdata dalam tahun 1920, yang diumumkan Pemerintah Belanda sebagai rencana
unifikasi dalam tahun 1923

4.Sususnan masyarakat hukum adat memberikan corak hukum adat yang beragam pada masyarakat
Indonesia. Hal ini menujukkan hukum adat yang berlaku di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi
sosial budaya masyarakat dimana hukum adat itu dibuat dan digunakan untuk mengatur kehidupan
masyarakatnya. Buatlah analisis susunan masyarakat hukum adat secara geneologis dan jelaskan ciri-
cirinya? Kemukakan pendapat anda disertai teori dan data penunjang! Gunakan modul anda untuk
mempertegas jawaban.

Jawab.

Masyarakat hukum genealogis adalah suatu kesatuan masyarakat di mana para anggotanya terikat oleh
suatu garis keturunan yang sama dari satu leluhur baik secara langsung karena hubungan darah atau tidak
langsung karena pertalian perkawinan atau pertalian adat. Pada jenis masyarakat hukum genealogis
pengikat anggota persekutuan adalah kesamaan keturunan dalam arti semua anggota dari persekutuan
terikat dan mempunyai ikatan yang kuat karena mereka berasal dari satu nenek moyang yang satu atau
sama. Masyarakat hukum genealogis ini dibedakan dalam 3 (tiga) macam pertalian keturunan, yaitu
sebagai berikut:19 a. Masyarakat hukum menurut garis laki-laki (patrilineal), yaitu masyarakat yang
susunannya ditarik menurut garis keturunan bapak (garis laki-laki). Setiap anggota merasa dirinya sebagai
keturunan dari seorang laki-laki asal. Bentuk masyarakat ini terdapat dalam masyarakat Batak, Lampung,
Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Irian. b. Masyarakat hukum menurut garis perempuan
(matrilineal), yaitu masyarakat yang tersusun berdasarkan garis keturunan ibu (garis wanita). Setiap
anggota merasa dirinya sebagai keturunan dari seorang ibu asal. Bentuk masyarakat semacam ini terdapat
pada masyarakat Minangkabau, Kerinci, Semendo di Sumatera Selatan, dan beberapa suku di Timor. c.
Masyarakat hukum menurut garis ibu dan bapak (bilateral/parental), adalah masyarakat yang tersusun
berdasarkan garis keturunan orang tua, yaitu bapak dan ibu secara bersama-sama. Bentuk masyarakat
seperti ini terdapat di masyarakat hukum adat orang Bugis, Dayak, dan Jawa. Bilateral artinya dua pihak,
yaitu pihak ibu dan pihak ayah.

4. Pengkajian hukum adat oleh masyarakat Indonesia akan memberikan dampak yang sangat baik
secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat ini dapat diterima oleh semua masyarakat
Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Buatlah analisis mengenai manfaat
ilmu hukum adat secara praktis dan nasional? Kemukakan pendapat anda disertai teori dan data
penunjang! Gunakan modul anda untuk mempertegas jawaban.
Jawab.
dengan mempelajari hukum adat, kita dapat memahami pedoman dan pengaturan apa yang
menjadi landasan suatu masyarakat untuk mengatur kehidupan bersama mereka. Pada gilirannya,
dengan mengetahui hukum adat dapat membantu kita pula untuk menentukan hukum nasional
seperti apa yang akan dibentuk.

Anda mungkin juga menyukai