“COMMON LAW”
KELAS A BT 1
Miftahul Jannah_D10123193
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.2.RUMUSAN MASALAH……………………………...…………………………1
1.3.TUJUAN………………………………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………..4
LAINYA……………………………………………………………………….…9
BAB 3 PENUTUP...…………………………………………………………………11
3.1.KESIMPULAN…………………………………………………………………11
3.2.SARAN………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum adalah peraturan yang tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang secara
langsung dalam Masyarakat. Hukum adat mampu menyesuaikan diri dan elastis karena
peraturannya tidak tertulis, dalam hukum adat dikenal juga Masyarakat hukum adat
sebagai warga Bersama dalam satu Persekutuan hukum yang tumbuh karena dasar
keturunan ataupun kesamaan lokasi tempat tinggal, didalam Masyarakat hukum adat
yang merupakan suatu bentuk kehidupan Bersama yang warga-warganya hidup
Bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehinggah menghasilkan kebudayaan.
Di Indonesia dipengaruhi oleh budaya dan agama yang ada di masyarakat, seperti
hukum adat suku-suku di Indonesia dan hukum Islam. Meskipun hukum adat tidak
tertulis, namun hukum ini telah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakatnya.
Sistem hukum adat memiliki peran penting dalam mengatur jalannya pemerintah dan
menciptakan keadilan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,
hukum adat harus ditaati oleh seluruh warga negara dan pemerintah harus menjalankan
hukum adat dengan adil dan bijaksana.
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini dapat
di rumuskan sebagai berikut:
1. A. Suriyaman Mustari Pide, Hukum adat, dahulu, kini dan akan datang,Preniada media grup, Jakarta,
2014, hlm 4.
2. Anugrah dwi, Pengertian, Karakteristik dan Contoh Sistem Hukum Adat, (Medan, Sumatra Utara,
2022), hlm 1.
2. Apa yang di maksud dengan hukum adat?
5. Bagaimana perbedaan sistem hukum civil law, common law, sosialis, dan
hukum islam?
1.3 Tujuan
5. Untuk mengetahui perbedaan sistem hukum civil law, common law, sosialis,
dan hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem hukum berasal dari Bahasa Yunani Sistema, dapat diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Menurut Subekti, sistem adalah
suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-
bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil
dari suatu penulisan untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian hukum adat istilah hukum adat juga berasal dari Bahasa arab, yaitu
hakama-yahkumu-hukman yang berarti ketentuan dan adha yang berarti kebiasaan jadi
dapat dikatakan bahwa hukum adat adalah hukum kebiasaan selain itu istilah hukum
adat sendiri merupakan terjemahan dari istilah dalam Bahasa belanda adatrecht
kemudian dikutip dan dipakai oleh van vollehoven sebagai istilah teknis yurdis dalam
perundang-undangan istilah adatrech itu
3. Inu Kencana Syafiie, system administrasi negara Republik Indonesia (SANRI), (Jakarta:Bumi Aksara,
2003), hlm 2
4. Selfi Udeng dkk., efesiensi penerapan system hukum diindonesia , universitas Muslim Indonesia,
Desember 2018, hlm 1.
baru muncul pada tahun 1920 yaitu untuk pertama kalinya di undang-undang belanda
mengenai perguruan tinggi di belanda.
Adapun pengertian hukum adat menurut para ahli sangat beragam, diantaranya sebagai
berikut:
1. Menurut Soepomo hukum adat adalah hukum yang hidup (deliving law),
karena ia menjelma kan perasaan hidup yang nyata dari rakyat sesuai dengan
fitrahnya. Hukum adat terus-menerus tumbuh dan berkembang, seperti
Masyarakat sendiri.
2. Menurus Soerjono Soekanto hukum adat pada hakekat nya merupakan hukum
kebiasaan, arti nya kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai akibat hukum (sein-
sollen). Berbeda dengan kebiasaan belaka, kebiasaan yang merupakan hukum
adat adalah perbuatan-perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama
yang menuju pada erchtsvardigeordening . der samenlebing yang artinya
organisasi Masyarakat yang sah.
5. Imam Sudiyat, asas-asas hukum adat pengantar, (Yogyakarta: Liberti Yogyakarta, 1991), hlm 8
2006 tentang pemerintahan aceh, qanun aceh nomor 9 tahun 2008 tentang pembinaan
kehidupan adat dan adat istiadat, kanun aceh nomor 10 tahun 2008 tentang Lembaga
adat, kanun aceh nomor 3 tahun 2009 tentang tata cara pemilihan dan pemberhentian
imummukmim dan kanun aceh nomor 4 tahun 2009 tentang tata cara pemilihan dan
pemberhentian keuchik (kepala desa, kepala kampung), yang disahkan pada 28 mei
2009.
-Kekuatan Normatif
Sistem hukum adat memiliki kekuatan normatif yang kuat di dalam masyarakat
adat. Norma-norma hukum adat dihormati dan diikuti oleh anggota masyarakat sebagai
bagian dari tradisi dan identitas budaya mereka.
6. Teuku Muttaqin Mansur, Hukum adat perkembangan dan pembaruannya, (Banda aceh, 2018), hlm 41
Contoh: Di suku Maasai di Kenya dan Tanzania, sistem hukum nya
mempertimbangkan kepentingan kelompok dan komunitas, dengan peran pemimpin
adat dalam menyelesaikan konflik dan mempertahankan tanah adat.
Setiap sistem hukum adat memiliki karakteristik dan norma yang unik sesuai
dengan budaya dan tradisi masyarakat yang mengamalkannya. Sistem hukum adat
cenderung fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan sosial dan lingkungan.
Contoh: Di berbagai suku di Afrika, sistem hukum adat mengatur masalah pernikahan,
perceraian, harta warisan, dan praktik adat lainnya yang mencerminkan keunikan
budaya setempat.
Dalam beberapa kasus, sistem hukum ini beroperasi secara paralel dengan sistem
hukum formal yang diterapkan oleh negara. Interaksi antara kedua sistem hukum ini
dapat bervariasi, mulai dari harmoni hingga konflik.
Contoh: Di beberapa negara, seperti Indonesia dan India, hukum adat diakui secara
resmi dan diatur oleh undang-undang nasional untuk memberikan pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat.
7. Anugrah dewi , Pengertian karakteristik dan contoh system hukum adat, (Medan, Sumatra utara 2023),
hlm 1.
NO CIVIL LAW COMMON SOSIALIS HUKUM
LAW ISLAM
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem hukum berasal dari Bahasa Yunani Sistema, dapat diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Menurut Subekti, sistem adalah
suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-
bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil
dari suatu penulisan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Soepomo hukum adat adalah hukum yang hidup (deliving law), karena ia
menjelma kan perasaan hidup yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitrahnya. Hukum
adat terus-menerus tumbuh dan berkembang, seperti Masyarakat sendiri.
Menurus Soerjono Soekanto hukum adat pada hakekat nya merupakan hukum
kebiasaan, arti nya kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai akibat hukum (sein-sollen).
Berbeda dengan kebiasaan belaka, kebiasaan yang merupakan hukum adat adalah
perbuatan-perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama yang menuju pada
erchtsvardigeordening . der samenlebing yang artinya organisasi Masyarakat yang sah.
3.2 Saran
Dari uraian penjelasan diatas ada beberapa saran yang ingin kami utarakan antara
lain: Masyarakat harus memegang teguh hukum adat yang ada di daerah tersebut dan
tentunya harus di dukung oleh seluruh Masyarakat itu sendiri serta pada Masyarakat
pun harus menjaga dan melestarikan hukum daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Suriyaman Mustari Pide, Hukum adat, dahulu, kini dan akan datang,Preniada media
grup, Jakarta, 2014, hlm 4.
Anugrah dwi, Pengertian, Karakteristik dan Contoh Sistem Hukum Adat, (Medan,
Sumatra Utara, 2022), hlm 1.
Selfi Udeng dkk., efesiensi penerapan system hukum diindonesia , universitas Muslim
Indonesia, Desember 2018, hlm 1.
Teuku Muttaqin Mansur, Hukum adat perkembangan dan pembaruannya, (Banda aceh,
2018), hlm 41
Anugrah dewi , Pengertian karakteristik dan contoh system hukum adat, (Medan,
Sumatra utara 2023), hlm 1.