Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

BENTUK-BENTUK PERSEKUTUAN HUKUM ADAT


SEMESTER GANJIL TAHUN 2022
DOSEN RATNAWATI, S.H,, M.H

Di Buat Oleh :
Nofi Mariyah 2012121500023
Tina Andarina Bolo 202121500022
Mariana Astika 202121500004

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu dengan makalah yang
berjudul “BENTUK-BENTUK PERSEKUTUAN HUKUM ADAT”. Tujuan
dengan mempelajari hukum adat, kita dapat memahami pedoman dan pengaturan apa yang
menjadi landasan suatu masyarakat untuk mengatur kehidupan bersama mereka. Pada
gilirannya, dengan mengetahui hukum adat dapat membantu kita pula untuk
menentukan hukum nasional seperti apa yang akan dibentuk, salah satunnya dengan
mengetahui dari Bentuk-Bentuk Persekutuan dari Hukum adat itu sendiri. Selanjutnya saya
ucapkan terimakasih kepada Ibu Ratnawati, SH, MH sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
HUKUM ADAT yang telah memberikan banyak arahan petunjuk sehingga mempermudah
kami menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa makala ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga makala
ini bisa lebih baik lagi, semoga makala ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu HUKUM ADAT.

Surabaya, 8 Desember 2022


Hormat Kami
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian hukum adat
B.Bentuk persekutuan hukum adat
C.Peran hukum adat
E.Eksistensi hukum adat di masyarakat
BAB III PENUTUP
A.kesimpulan
B.saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah


Hukum adat merupakan salah satu bentuk hukum yang masih eksis/ada dalam
kehidupan masyarakat hukum adat di Indonesia. Perlu kita ketahui pula bahwa Hukum Adat
merupakan salah satu bentuk hukum yang berlaku dalam kehidupan dan budaya hukum
masyarakat Indonesia yang masih berlaku sampai dengan saat ini. Eksistensi hukum adat
dapat kita lihat hingga saat ini melalui adanya peradilan-peradilan adat serta perangkat-
perangkat hukum adat yang masih dipertahankan oleh masyarakat hukum adat di Indonesia
untuk menyelesaikan berbagai sengketa dan delik yang tidak dapat ditangani oleh lembaga
kepolisian, pengadilan, serta lembaga pemasyarakatan, eksistensi hukum adat sebagai salah
satu bentuk hukum yang diakui keberadaannya dalam kehidupan dan budaya hukum
masyarakat Indonesia tercantum pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 atau untuk singkatnya UUD ’45 yaitu pada pasal 18B ayat (2) yang menentukan
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan Masyarakat Hukum Adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang” hukum
adat masih memiliki eksistensi yang besar di masyarakat dan sebagai suatu bentuk hukum
yang paling efektif dalam menangani delik adat dikarenakan mereka percaya bahwa Hukum
Pidana Adat yang mereka pertahankan dan berlakukan dapat memberikan kepuasan akan rasa
keadilan, serta mengembalikan keseimbangan dan ketenteraman dalam kehidupan
Masyarakat Hukum Adat mereka. Dengan mempertimbangkan keadaan diatas maka
penelitian hukum penulis mengenai “Bentuk-bentuk Persekutuan Hukum Adat”.

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah persekutuan bentuk-bentuk hukum adat di indonesia dan seberapa besar


eksistensinya di masyarakat

I.3 Tujuan

Untuk mengetahui perserikatan bentuk-bentuk hukum adat dan juga seberapa besar
eksistensinya dimasyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

II. I Pengertian Hukum adat


Hukum adat adalah hukum kebiasaan yang artinya aturan dibuat dari tingkah laku
masyarakat yang tumbuh dan berkembang sehingga menjadi sebuah hukum yang ditaati
secara tidak tertulis. Hukum adat diakui oleh negara sebagai hukum yang sah. Setelah
Indonesia merdeka, dibuatlah beberapa aturan yang dimuat dalam UUD 1945, salah satunya
mengenai hukum adat seperti salah satu dasar hukum berikut ini, yaitu pasal 18B ayat 2 UUD
Tahun 1945 “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang” sedangkan menurut para pakar.

1. Menurut Prof. Mr. B. Terhaar Bzn


“Hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-
keputusan dari kepala-kepala adat dan berlaku secara spontan dalam masyarakat. Terhaar
terkenal dengan teori “Keputusan” artinya bahwa untuk melihat apakah sesuatu adat-istiadat
itu sudah merupakan hukum adat, maka perlu melihat dari sikap penguasa masyarakat hukum
terhadap sipelanggar peraturan adat-istiadat. Apabila penguasa menjatuhkan putusan
hukuman terhadap
sipelanggar maka adat-istiadat itu sudah merupakan hukum adat.”

2. Cornelis van vollenhoven


Cornelis van Vollenhoven Ahli hukum, Van Vollenhoven menyebutkan bahwa
hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku yang di satu sisi memiliki sanksi
sehingga disebut sebagai hukum dan di lain sisi dalam keadaan tidak terkodifikasi sehingga
diistilahkan sebagai adat. Van Vollenhoven dijuluki sebagai ahli hukum yang menemukan
hukum adat. Ia mempopulerkan istilah hukum adat melalui bukunya “Het Adat Recht van
Nederlandsch Indie” atau Hukum Adat Hindia-Belanda

3. M.M. Djojodigoeno
Menurut Djojodigoeno, hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber pada peraturan-
peraturan. Djojodigoeno juga menyebut hukum adat sebagai rangkaian norma yang mengatur
perhubungan pamrih. Norma tersebut menjadi suatu hukum yang membedakan kewajiban dan
pantangan, seperti orang wajib membayar utang dan pantang mencuri.

4.Soerjono Soekamto
Soerjono Soekamto memberikan pengertian hukum adat sebagai kompleks adat-adat yang
tidak dikitabkan (tidak dikodifikasi) dan bersifat pemaksaan (sehingga mempunyai akibat hukum).
ilman Hadikusuma mendefinisikan hukum adat sebagai aturan kebiasaan manusia dalam hidup
bermasyarakat.
5.Soepomo dan Hazairin

Supomo dan Hazairin mengemukakan Hukum adat adalah hukum yang mengatur
tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungan satu dan yang lainnya, baik itu merupakan
keseluruhan kelaziman, kebiasaan dan kesusilaan yang benar-benar hidup di masyarakat adat
kerena dianut dan dipertahankan oleh anggota masyarakat itu, ataupun yang merupakan
keseluruhan peraturan yang mengenak sanksi atas pelanggaran dan ditetapkan dalam
keputusan-keputusan para penguasa adat.

2.1 Bentuk-bentuk Persekutuan Hukum Adat

Persekutuan hukum (rechstgemeenschap) adalah perikatan atau perkumpulan antar manusia


yang mempunyai anggota-anggota yang merasa dirinya terikat satu sama lainya dalam
kesatuan yang penuh solidaritas, dimana dalam anggota-nggota tertentu berkuasa untuk
bertindak atas nama mewakili kesatuan itu dalam mencapai tujuan bersama.
Dari berbagai rupa persekutuan di indonesia ini, manakah yang bersifat persekutuan
hukum? Dalam bukunya: beginselen en stelsel van het adatrecht (1939) ter har menulis (hlm.
13-14), bahwa di seluruh kepulauan indonesia pada tingkatan rakyat jelata, terdapat
pergaulan hidup didalam golongan golongan yang bertingkah laku sebagai kesatuan terhadap
dunia luar, lahir dan batin. Golongan-golongan itu mempunyai tata susunan yang tetap dan
kekal, dan orang-orang segolongan itu masing-masing mengalami kehidupan nya dalam
golongan sebagai hal yang wajarnya, hal menurut kodrat alam, Tidak ada seorang pun dari
mereka yang mempunyai pikiran akan kemungkinan pembubaran golongan itu. Golongan
manusia tersebut mempunyai pula pengurus sendiri dan mempunyai harta benda, milik
kedunia dan milik gaib. Golongan-golongan demikianlah yang bersifat persekutuan hukum
https://www.academia.edu/40788446/PERSEKUTUAN_HUKUM_ADAT

Anda mungkin juga menyukai