Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEVITA ALZAZILAH

NIM : 30302200085

MATS KULIAH : HUKUM ADAT

RELEVANSI HUKUM ADAT DALAM SISTEM HUKUM DI INDONESIA

Negara Kesatuan Republik Indonesia tentunya tidak dapat hidup tanpa nilai, standar,
aturan dan tata tertib yang hidup dalam masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan wujud
kemakmuran bangsa Indonesia yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat
nusantara sejak lama. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai-nilai, norma-norma, aturan-
aturan dan pedoman perilaku tersebut diabadikan dalam hukum yang pada umumnya tidak
tertulis dan dikenal luas sebagai hukum adat.

Snouck Hurgronje memperkenalkan istilah adatrecht (hukum adat) dalam literatur


sebagai pinjaman yang diterapkan pada orang Indonesia asli dan orang asing di Hindia
Belanda. Selain itu, definisi yang sama dikemukakan oleh Van Vollenhoven yang
mendefinisikan hukum adat sebagai peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi
masyarakat adat Indonesia. Sehingga paling tidak dapat dipahami bahwa hukum adat adalah
hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia dan berlaku bagi masyarakat Indonesia.
Dalam hal ini, setiap tempat hukum adat mempunyai aturan yang berbeda-beda, tetapi pada
dasarnya konsep dasarnya sama.

Perkembangan zaman yang semakin maju dan masyarakat modern mengakibatkan


akibat yang sejalan dengan keberadaan hukum adat Indonesia.

Jadi bagaimana hukum adat relevan dalam sistem hukum nasional kita saat ini?

Dalam prakteknya masih banyak masyarakat yang menggunakan hukum adat untuk
mengatur kegiatan sehari-hari dan menyelesaikan masalah yang ada. Setiap daerah di
Indonesia memiliki sistem hukum adat tersendiri yang mengatur kehidupan masyarakat yang
beraneka ragam, yang sebagian besar tidak ada dalam bentuk aturan tertulis.

Hukum adat berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan tradisi


kerakyatan yang ada. Hukum Adat adalah endapan kesusilaan dalam suatu masyarakat, yang
kebenarannya diakui dalam masyarakat itu.
Seiring perkembangannya, praktik dalam masyarakat hukum adat sering
menimbulkan pertanyaan apakah aturan hukum adat tersebut dapat terus mengatur aktivitas
sehari-hari masyarakat dan memecahkan masalah yang muncul dalam masyarakat hukum
adat.

Pada saat yang sama, ada juga peraturan hukum di negara kita yang dibuat oleh badan
atau lembaga yang menyusun undang-undang dan peraturan hukum lainnya. Ada perbedaan
kekuatan mengikat antara hukum adat dan hukum negara, secara konstitusional keduanya
sama tetapi ada perbedaan dalam bentuk dan cara pandangnya.

Namun, keberadaan hukum adat ini secara resmi telah diakui oleh negara, akan tetapi
dengan penggunaan yang terbatas. Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang mana
menyebutkan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta


hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang -
undang”

Artinya bahwa negara mengakui keberadaan hukum adat dan konstitusional haknya
dalam sistem hukum Indonesia. Memahami rumusan pasal tersebut, maka:

 Konstitusi menjamin kesatuan masyarakat adat dan hak-hak tradisionalnya


 Jaminan konstitusi sepanjang hukum adat itu masih hidup
 Sesuai dengan perkembangan masyarakat
 Sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Diatur dalam undang-undang.

Dengan demikian dalam konsitusi memberikan jaminan pengakuan dan penghormatan


hukum adat apabila memenuhi syarat:

1. Syarat Realitas, yaitu hukum adat masih hidup dan sesuai perkembangan masyarakat
2. Syarat Idealitas, yaitu sesuai dengan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia, dan
keberlakuan diatur dalam undang-undang

Sehingga pengakuan dan penghormatan terhadap eksistensi hukum adat dalam


konstitusi sampai saat ini masih relevan dan telah memberikan gambaran yang jelas
bahwasanya bangsa Indonesia memiliki kultur atau budaya yang khas dalam hukum.
(Manarisip, 2012)
Karena hukum adat itu sendiri muncul dari kebutuhan adat masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, hukum adat sendiri dapat menjawab segala permasalahan hukum yang
dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di suatu wilayah tertentu.
Hukum adat harus ditelaah dalam konteks perkembangan hukum nasional, karena
situasi dan keadaan masyarakat secara alamiah berbeda-beda di setiap daerah. Perbedaan
tersebut juga menimbulkan variasi nilai sosial budaya mereka, termasuk nilai legitimasi
sebagai produk budaya.
Dengan demikian, walaupun di satu sisi hukum adat tetap mempertahankan nilai-nilai
tradisional yang dimilikinya namun di sisi lain hukum adat pun dapat menerima perubahan
yang mempengaruhinya. (Maladi, 2010)
Ini menunjukkan di mana letak fleksibilitas hukum adat. Konstitusi sebagai hukum
organik menjamin kepastian hukum hukum adat dan masyarakat hukumnya termasuk
pengakuan dan penghormatan terhadap hukum yang hidup dalam masyarakat.
Kepastian hukum yang dijamin oleh konstitusi juga diwujudkan dengan memaksa
para hakim (hakim dan hakim konstitusi), sebagai pembuat undang-undang dan pencipta
dalam masyarakat, untuk mempelajari, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat untuk masyarakat.
Setiap masyarakat memiliki otonomi atas nilai-nilai hukumnya karena masyarakatlah
yang membutuhkan nilai-nilai hukum tersebut.
Keberadaan konstitusi sebagai aturan normatif tertinggi dalam hirarki legislatif yang
memberikan tempat khusus bagi pengakuan dan penghormatan terhadap hukum adat, harus
dimaknai sebagai semangat dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menegakkan negara hukum.
mampu menghadirkan keadilan dan kebenaran bagi rakyatnya untuk memberikan
kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai