NIM : 30302200085
Negara Kesatuan Republik Indonesia tentunya tidak dapat hidup tanpa nilai, standar,
aturan dan tata tertib yang hidup dalam masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan wujud
kemakmuran bangsa Indonesia yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat
nusantara sejak lama. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai-nilai, norma-norma, aturan-
aturan dan pedoman perilaku tersebut diabadikan dalam hukum yang pada umumnya tidak
tertulis dan dikenal luas sebagai hukum adat.
Jadi bagaimana hukum adat relevan dalam sistem hukum nasional kita saat ini?
Dalam prakteknya masih banyak masyarakat yang menggunakan hukum adat untuk
mengatur kegiatan sehari-hari dan menyelesaikan masalah yang ada. Setiap daerah di
Indonesia memiliki sistem hukum adat tersendiri yang mengatur kehidupan masyarakat yang
beraneka ragam, yang sebagian besar tidak ada dalam bentuk aturan tertulis.
Pada saat yang sama, ada juga peraturan hukum di negara kita yang dibuat oleh badan
atau lembaga yang menyusun undang-undang dan peraturan hukum lainnya. Ada perbedaan
kekuatan mengikat antara hukum adat dan hukum negara, secara konstitusional keduanya
sama tetapi ada perbedaan dalam bentuk dan cara pandangnya.
Namun, keberadaan hukum adat ini secara resmi telah diakui oleh negara, akan tetapi
dengan penggunaan yang terbatas. Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang mana
menyebutkan:
Artinya bahwa negara mengakui keberadaan hukum adat dan konstitusional haknya
dalam sistem hukum Indonesia. Memahami rumusan pasal tersebut, maka:
1. Syarat Realitas, yaitu hukum adat masih hidup dan sesuai perkembangan masyarakat
2. Syarat Idealitas, yaitu sesuai dengan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia, dan
keberlakuan diatur dalam undang-undang