Anda di halaman 1dari 6

RELEVANSI HUKUM ADAT DENGAN HUKUM NASIONAL

INDONESIA
Sofia Nadila
30302200391
Fakultas Hukum UNISSULA Semarang
Sofianadila74@gmail.com
Abstrak:
Indonesia hakikatnya memiliki sistem hukum asli yang telah ada sebelum para penjajah
kolonial hadir dengan hukumnya di Indonesia yaitu system hukum adat dengan karakteristik
yang khas. Dalam perkembangan hukum di Indonesia ada tiga system hukum yang menjadi
dasar dalam tatanan hukum masyarakat yakni system hukum adat, system hukum civil law dan
system hukum Islam. Antara sistem hukum adat dan hukum nasional yang berlaku di Indonesia
tentunya memiliki perbedaan, namun keduanya sama sama menjadi landasan pokok dalam
menerapkan hukum aturan ataupun sanksi. Kesimpulannya adalah hukum adat masih berlaku
dan dijalankan oleh daerah-daerah tertentu, namun keberlakuannya tidak bersifat mutlak.
Masih dikatakan relevan namun hanya berlaku di wilayah adat masing-masing.

PENDAHULUAN
Wacana masyarakat adat berjalan seiring dengan sejarah kolonialisme modern sekitar
abad enam belas silam. Sejak waktu itulah, mereka mendiami wilayah yang kemudian dikuasai
dan dijajah oleh kaum kolonialis itu sebagi indigenous, native, aboriginal. Sementara wacana
tentang hak-hak masyarakat adat berjalan seiring dengan fenomena bangkitnya gerakan hak
asasi manusia terutama yang mengemuka pada abad 20, tetapi juga sudah mulai dalam praksis
politik dan refleksi teoritis para filosof sejak abad 17, bahkan hingga ke para pemikir yunani
kuno. Namun demikian, wacana dan gerakan hak-hak masyarakat adat ini terkesan menjadi
anak tiri dalam diskursus dan gerakan hak asasi manusia secara umum. Tentu saja hal ini
mempunyai alasan dan sejarahnya sendiri, dimana diskursus hak asasi manusia yang selama
ini kita kenal lebih di dominasi oleh paradigma librelisme yang lebih memberikan penekanan
pada hak-hak individu dan menafikan hal-hal komunal.

Di Indonesia terdapat masyarakat adat yang berbeda di masing-masing daerah atau


wilayah mengetahui bahwa wilayah adat Indonesia cukup luas ditambah pulau-pulau yang
terpisah oleh perairan. Dari masing-masing wilayah mempunyai hukum sendiri yang tidak
tertulis yang biasa disebut sebagai hukum adat. Negara Republik Indonesia merupakan suatu
organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat Indonesia, yang dibentuk guna mengatur dan

1
megurus serta menyelesaikan segala kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Atas dasar inilah
rakyat Indonesia melimpahkan wewenang yang dimilikinya berkenaan dengan karunia Tuhan
Yang Maha Esa tersebut di atas kepada Negara selaku pemegang kekuasaan untuk menguasai,
mengatur, dan megurus serta mengurusi persoalan berkenaan dengan pengelolaan fungsi bumi,
air, dan ruang angkasa.
Indonesia merupakan negara dengan system hukum campuran (hybrid) yang terdiri dari
system hukum barat (civil law system), system hukum adat dan juga system hukum islam maka
dalam menjalankan hukum bagi masyarakatnya juga tergantung dengan apa yang dianggap
memenuhi keadilan bagi masyarakat tersebut, ditambah masyarakat Indonesia juga tidak hanya
beragam islam melainkan beragam, begitupun dengan adat daerah masing-masing.

Sistem hukum nasional bangsa Indonesia berlaku bagi seluruh masyarakat di


semua wilayah yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia itu sendiri

PEMBAHASAN

Konstitusi kita sebelum amandemen tidak secara tegas menunjukkan kepada kita
pengakuan dan pemakaian istilah hukum adat. Setelah amandemen konstitusi, hukum adat
diakui sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 18B ayat (2) yang
menyatakan : Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang.

Hukum Adat adalah hukum yang berlaku dan berkembang dalam lingkungan
masyarakat di suatu daerah. Ada beberapa pengertian mengenai Hukum Adat. Menurut
Hardjito Notopuro Hukum Adat adalah hukum tak tertulis, hukum kebiasaan dengan ciri khas
yang merupakan pedoman kehidupan rakyat dalam menyelenggarakan tata keadilan dan
kesejahteraan masyarakat dan bersifat kekeluargaan. Soepomo, Hukum Adat adalah sinonim
dari hukum tidak tertulis didalam peraturan legislatif, hukum yang hidup sebagai konvensi di
badan-badan negara (parleman, dewan Provinsi, dan sebagainya), hukum yang hidup sebagai
peraturan kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan hidup, baik di kota mauun di desa-
desa.

2
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hukum adat adalah rangkaian peraturan
yang tidak tertulis namun ditaati oleh masyarakat setempat dan memiliki sanksi. Bentuk
Hukum Adat sebagian besar adalah tidak tertulis. Padahal, dalam sebuah negara hukum,
berlaku sebuah asas yaitu asas legalitas. Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum
selain yang dituliskan di dalam hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum.

Namun di suatu sisi bila hakim tidak dapat menemukan hukumnya dalam hukum
tertulis, seorang hakim harus dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup dalam
masyarakat. Diakui atau tidak, namun Hukum Adat juga mempunyai peran dalam Sistem
Hukum Nasional di Indonesia.Dalam Undang-Undang Dasar (UUD tahun 1945, yang
diberlakukan kembali menurut Dekrit Presiden tertanggal 5 Juli 1959) tiada satu pasal pun yang
memuat dasar (perundang-undangan) berlakunya hukum adat itu. Menurut Pasal 11 Aturan
Peralihan UUD maka "Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku
selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini".

Beberapa wilayah masih menggunakan hukum adat sebagai aturan didalam wilayah
tersebut, Sebagian pula menganggap bahwa hukum adat ini masih relevan digunakan dalam
sistem hukum Indonesia. Namun, ada sebagian pula yang menganggap bahwa hukum adat
sudah tidak relevan karena melihat konsep keadilan, kepastian hukum serta kemanfaatan dalam
putusan hakim. Apalagi sekarang ini telah terjadi percampuran penduduk antara wilayah
tertentu, yang tentunya dari orang-orang pendatang tersebut belum tentu menjadikan hukum
adat wilayah tersebut jika terjadi suatu perbuatan hukum melainkan lebih memilih hukum yang
berlaku bagi seluruh masyarakat secara keseluruhan, yaitu hukum nasional yang tertulis dalam
peraturan perundang-undangan.

Bila hukum adat yang mengatur sesuatu bidang kehidupan dipandang tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan masyarakat maka masyarakatnya sendiri yang akan merubah hukum adat
tersebut agar dapat memberi manfaat untuk mengatur kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat
dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh para tetua adat. Hukum adat mengalami
perkembangan karena adanya interaksi sosial, budaya, ekonomi dan lain-lain.

Keberadaan hukum adat dalam tata hukum nasional di Indonesia akan tetap eksis.
Dalam hal ini Prof. Soepomo memberikan pandangannya sebagai berikut:

a. Bahwa dalam lapangan hidup kekeluargaan, hukum adat masih akan menguasai
masyarakat Indonesia.

3
b. Bahwa hukum pidana dari suatu negara wajib sesuai dengan corak dan sifatsifat
bangsanya atau masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, maka hukum adat pidana akan member
bahan-bahan yang sangat berharga dalam pembentukan KUHPidana baru untuk negara kita.

c. Bahwa hukum adat sebagai hukum kebiasaan yang tik tertulis akan tetap
menjadi sumber hukum baru dalam hal-hal yang belum / tidak ditetapkan oleh undang-undang.

Hukum adat adalah aturan tidak tertulis yang hidup di dalam masyarakat adat suatu
daerah dan akan tetap hidup selama masyarakatnya masih memenuhi hukum adat yang telah
diwariskan kepada mereka dari para nenek moyang sebelum mereka. Oleh karena itu,
keberadaan hukum adat dan kedudukannya dalam tata hukum nasional tidakdapat dipungkiri
walaupun hukum adat tidak tertulis dan berdasarkan asas legalitas adalah hukum yang tidak
sah. Hukum adat akan selalu ada dan hidup di dalam masyarakat.

Hukum adat sebagai hukum yang berbentuk tidak tertulis menjadi sangat dinamis dan
fleksibel mengisi kekosongan-kekosongan hukum dari hukum hukum tertulis, dan bergerak
selalu mengisi dan melengkapi sehingga tidak ada satu persoalan hukum di seluruh lini area
wilayah substansi hukum yang tidak dicukupi oleh hukum adat. Sadar atau tidak, ketika setiap
kegiatan penyelenggaraan negara, dalam penegakan hukum dan usaha memecahkan persoalan-
persoalan yang terjadi dalam masyarakat nasional atau masyarakat setempat, diakui atau tidak
ide-ide normatif yang diputuskan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut apabila hukum
tertulis tidak mengaturnya, maka hukum adat atau hukum tidak tertulis selalu menyediakan
jawabannya. Hal ini terjadi karena kristalisasi dari nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia
yang sudah mendarah dan mendaging.

Hukum adat dianggap masih relevan digunakan dalam sistem hukum Indonesia sebagai
sanksi kasus-kasus tertentu yang sesuai dengan wilayah hukum adat masing-masing. Dalam
perkembangannya, praktik yang terjadi dalam masyarakat hukum adat keberadaan hukum adat
sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apakah aturan hukum adat ini tetap dapat
digunakan untuk mengatur kegiatan sehari-hari masyarakat dan menyelesaikan suatu
permasalahan-permasalahan yang timbul di masyarakat hukum adat.

Sementara itu negara kita juga mempunyai aturan hukum yang dibuat oleh badan atau
lembaga pembuat undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya. Antara hukum
adat dengan hukum nasional negara mempunyai daya pengikat yang berbeda secara
konstitusional bersifat sama tetapi terdapat perbedaan pada bentuk dan aspeknya.

4
keberadaan hukum adat ini secara resmi telah diakui oleh negara, akan tetapi dengan
penggunaan yang terbatas. Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang mana
menyebutkan: “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang”

Dengan demikian dalam konsitusi memberikan jaminan pengakuan dan penghormatan


hukum adat apabila memenuhi syarat:

1. Syarat Realitas, yaitu hukum adat masih hidup dan sesuai perkembangan masyarakat
2. Syarat Idealitas, yaitu sesuai dengan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia, dan
keberlakuan diatur dalam undang-undang

Sehingga pengakuan dan penghormatan terhadap eksistensi hukum adat dalam


konstitusi nasional sampai saat ini masih relevan dan telah memberikan gambaran yang jelas
bahwasanya bangsa Indonesia memiliki kultur atau budaya yang khas dalam hukum.
(Manarisip, 2012)

Karena hukum adat itu sendiri lahir dari kebutuhan kebiasaan rakyat Indonesia. Maka
dengan sendirinya hukum adat dapat mampu menjawab segala masalah-masalah hukum yang
dihadapi oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari di suatu daerah tertentu sehingga hukum adat
tidak berlaku secara menyeluruh atau mutlak karena tidak semua wilayah di Indonesia itu
memiliki hukum adat. Berikut adalah contoh hukum adat yang masih berlaku di Indonesia,
Meski Indonesia memiliki UUD 45, hukum adat tetap dapat digunakan untuk menyelesaikan
perkara pidana. Bahkan, pemberian sanksi pidana melalui hukum adat beberapa kali dilakukan.

Sebagai contoh, kasus pembunuhan Medelin Sumual tahun 2021 di Kabupaten Kutai
Barat, Kalimantan Timur (Kaltim)? Pelaku pembunuhan bernama Muhamad Munawir. Ia
diputus harus membayar denda sebesar Rp1.898.000.000. Putusan tersebut dikeluarkan oleh
Lembaga Adat Besar Kabupaten Kutai Barat.

5
SIMPULAN

Hukum adat merupakan hukum yang lebih dulu ada sebelum adanya hukum nasional.
Meski telah ada hukum nasional yang berlaku bagi masyarakat keseluruhan namun eksistensi
hukum adat masih dipertahankan hingga saat ini. Dalam menentukan hukum, negara melihat
pertimbangan antara kultur budaya, sosial masyarakat dan sebagainya sehingga hukum adat
masih relevan digunakan dalam sistem hukum Indonesia karena dalam wilayah tertentu masih
berlaku hukum adat seperti contoh yang telah disebutkan sebelumnya. Hal tersebut telah diatur
secara resmi dalam konstitusi bangsa Indonesia yaitu pasal 18(B) ayat 2 UUD 1945. Meski
tidak secara menyeluruh namun hukum adat tetap berlaku di wilayah tertentu, masyarakat adat
yang ada pun mematuhi hukum adat di wilayahnya dan juga hukum nasional Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Peranan Hukum Adat Dalam Perkembangan Civil Law System oleh
Adriyansyah vol. 6 No. 2 Januari 2020

EKSISTENSI PIDANA ADAT DALAM HUKUM NASIONAL Oleh: Marco Manarisip.


Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

MEKANISME PENGAKUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT Dr. H. Abdurrahman,


S.H., M.H. 2015

EKSISTENSI HUKUM ADAT SEBAGAI BUDAYA BANGSA DALAM MEMBANGUN


SISTEM HUKUM NASIONAL DI INDONESIA oleh Ahmad Faris Wijdan Vol. 7 No. 1 Maret
2021

Anda mungkin juga menyukai