Anda di halaman 1dari 10

Macam-Macam Sistem Hukum

Sistem hukum adalah suatu susunan ataubtatanan yang teratur dari peraturan-peraturan hukum yang
terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain berdasarkan atas kesatuan alam pikiran yang
hidup dalam masyarakat.

Menurut prof.R.Subekti,SH. Sistem hukum adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu
keseluruhan yang terdiri atas bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau
pola untuk mencapai suatu tujuan.

Hal-hal yang penting dalam hubungannya dengan pengertian sistem hukum adalah :

1.suatu sistem hukum tidak boleh terdapat suatu pertentangan,pembentukan,tumpang tindih dan duplikasi
antara bagian-bagiannya

2.suatu sistem mengandung beberapa azas yang menjadi pedoman dalam pembentukannya.

3.suatu sistem bersifat menyeluruh,berstruktur dan terangkai secara bulat yang keseluruhan mesin-
mesinya mempunyai hubungan fungsional.

Macam-macam sistem hukum yaitu :

1.Sistem Hukum Nasional

Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian
banyak bagian (keseluruhan gabungan dari beberapa bagian). Sistem merupakan suatu kebulatan yang
memiliki unsur-unsur dan peran yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Sistem merupakan
pengorganisasian dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling menggantungkan diri satu dari
yang lain dan membentuk kesatuan. Suatu sistem adalah suatu perangkat komponen yang
berkaitanseacara terpadu dan dikoordinasikan sedemikian rupa untuk mencapai yang telah ditentukan.

Sedangkan hukum nasional adalah hukum atau peraturan perundang-undangan yang dibentuk dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan,dasar,dan cita hukum suatu negara. Dalam konteks ini hukum
nasional Indonesia adalah kesatuan hukum atau peraturan perundang-undangan yang dibangun untuk
mencapai tujuan negara yang bersumber pada pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945. Sebab, di dalam
pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 itulah terkandung tujuan,dasar,dan cita hukum Negara Indonesia.
Dengan demikian, sistem hukum nasional Indonesia adalah sistem hukum yang berlaku diseluruh
Indonesia yang meliputi semua unsur hukum (seperti isi,struktur,budaya,sarana,peraturan perundang-
undangan, dan semua unsurnya) yang antara yang satu dengan yang lain saling bergantung dan yang
bersumber dari pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945.

Berangkat dari pengertian sistem hukum adalah suatu atau tatanan yang teratur dari berbagai unsur
menjadi suatu keharusan yang saling menguatkan untuk mencapai tujuan. Sistem hukum diciptakan agar
tidak terjadi tumpang tindih antar sistem itu sendiri, sistem hukum ini berlaku dengan baik apabila
didukung dengan asas hukum yang baik pula. Sistem hukum mengatur segala aktivitas kehidupan
manusia sejak lahir sampai meninggal dunia bahkan mengatur orang yang masih di dalam kandungan
dengan syarat lahir hidup.
Perkembangan sistem hukum nasional sejatinya harus menjadi keinginan bersama dari segenap elemen
pemerintahan guna menciptakan sebuah sistem hukum yang tertata dan sistematis yang mengarah kepada
pembangunan hukum nasional. Perkembangan sistem hukum nasional tantunya merupakan input dari
lapisan masyarakat dalam melihat pelaksanaan sistem hukum yang ada saat ini.

Jika berkaca pada sistem pemerintahan Negara yang ditegaskan dalam undang-undang dasar 1945
sebelum amandemen dikatakan bahwa “Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat)”, maka sesungguhnya corak sistem hukum indonesia
diwarnai oleh sistem belanda yang menganut sistem hukum Eropa kontinental dengan berasaskan kepada
kepastian hukum (rechtsstaat). Hal ini tentunya dapat dipahami terjadi dikarenakan Indonesia merupakan
bekas jajahan belanda. Namun, untuk hal-hal tertentu setelah kemerdekaan Negara Indonesia telah
mencoba untuk membangun sistem hukumnya sendiri yang sesuai dengan cita Negara Indonesia dan
tujuan Negara Indonesia. Keberanian untuk keluar dari pengaruh sistem hukum belanda tentunya sangat
dipengaruhi oleh perkembangan hukum yang diimplementasikan didalam masyarakat. Selanjutnya juga,
penegasan diatas,berdasarkan perspektif resmi, Indonesia adalah Negara hukum sehingga hukum harus
memainkan peranan yang menentukan atau menjadi sentral dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara Indonesia.

Perkembangan sistem hukum nasional semestinya tidak meninggalkan sumber hukum materiil sebagai
dasar pembentukan sistem hukum yang mencerminkan semangat ke-indonesiaan. Sumber hukum materiil
yang dicerminkan dengan pancasila, cita masyarakat Indonesia, nilai-nilai,norma-norma,kekeluargaan
musyawarah,gotong royong,toleransi dan sebagainya yang menjadi ciri dari masyarakat Indonesia harus
menjadi skala prioritas dalam melakukaan penataan terhadap sistem hukum Indonesia kedepannya.

Hal tersebut khususnya tercermin dalam pasal 24 F yang menentukan bahwa Negara menata dan
mengembangkan sistem hukum nasional dengan memelihara dan menghormati keberagaman bilai-nilai
hukum dan sumber-sumber hukum yang hidup dalam masyarakat. Oleh karenanya, pengembangan sistem
hukum nasional harus berorientasi kepada kebijakan berupa pilihan hukum yang berlaku, sistem hukum
yang akan dianut, dasar filosofi yang digunakan dalam pembentukan hukum,termasuk kebujakan agar
mendasarkan hukum nasional dari asas-asas umum yang berlaku.

Pembangunan hukum nasional harus mampu mengimbangkan antara kepentingan das sein dan das sollen,
antara bteori dan kenyataan. Pembangunan hukum nasional tidak hanya baik diatas kertas saja, namun
lebih jauh dari itu output dari blue print pembangunan hukum nasional harus dapat dimplementasikan
serta diterapkan sebaik-baiknya sebagaimana tujuan Negara Indonesia yang tercantum didalam alinea
keempat pembukaan UUD 1945.

Sejalan dengan hal diatas juga, dikarenakan hukum selalu terbuat (secara pasif) atau dibuat (secara aktif)
unytuk suatu masyarakat, maka hukum nasional Indonesia yang harus dibentuk itu pun harus dibuat untuk
masyarakat yang hidup dalam empat golongan peradaban segaligus. Hal tersebut berarti bahwa sekalipun
seluruh hukum nasional harus bersumber dan diilhami oleh undang-undang dasar 1945 sebagai konstitusi
bangsa Indonesia yang berlindung dibawah Negara kesatuan RI, tetapi perbedaan-perbedaan kebutuhan
bagi tiap-tiap generasi mau tidak mau harus diperhatikan dan diberi saluran dan tempatnya didalam
sistem hukum nasional Indonesia. Pengembangan sistem hukum nasional tentunya diharapkan dapat
merangkum semua golongan,kaum,ras,suku,agama sebagai bentuk pluralism yang tertanam didalam
konsep Negara kesatuan republik Indonesia.
Menyikapi perkembangan hukum nasional sebagaimana telah dijelaskan,perlu kiranya diingatkan kembali
bahwa perkembangan sistem hukum nasional dalam kerangka pembangunan sistem hukum nasional tetap
diperhatikan konsep pemikiran hukum tentang ius constituendum agar dalam pembangunan sistem hukum
nasional dapat diramalkan dengan sedemikian rupa arah perkembangan hukum kedepannya dengan
menjadikan keberlakuan hukum positif sekarang sebagai bahan pertimbangan dan rujukan bagi
pengembangan terhadap aspek-aspek hukum yang akan dikembangkan yang diselaraskan dengan
perkembangan masyarakat.

Pengembangan sistem hukum nasional mestinya tetap beriorientasi untuk jangka panjang dalam
penerapannya. Pemikiran-pemikiran tentang pengembangan hukum nasional kedepan tentunya sejak dini
sudah dipikirkan guna menetapkan arah pembangunan hukum nasional . semangat “cita rasa Indonesia”
didalam setiap produk hukum yang dihasilkan mesti tetap dipertahankan , semangat citarasa yang
tentunya tidak brtentangan dan bersebrangan dengan nilai-nilai yang lainnya yang masih dipegangteguh
dan dapat diterima oleh masyarakat.

2.Sistem Hukum Adat

Negara dimana sebagai pemberi sebuah jaminan kepastian hukum adat terhadap masyarakat hukum adat
dengan di berlakukannya UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria (UUPA)
diharapkan dapat mengurangi terjadinya sengketa dan memberikan keadilan untuk masyarakat adat.
Karena dalam pasal 3 UUPA menyebutkan bahwa hukum tanah nasional bersumber pada hukum adat
seharusnya secara otomatis hak-hak ulayat tersebut diakui tetapi dalam prakteknya tidak. Jangan sampai
terjadinya tumpang tindih aturan yang berakibat kaburnya kepemilikan serta penguasaan dan pengelolaan
oleh masyarakat adat dalam tatanan hukum Indonesia karena tidak adanya kepastian kedudukan tersebut.

Untuk konsep kedepannya diharapkan untuk adanya jaminan kepastian hukum tentang pengelolaan hak
ulayat masyarakat hukum adat. Dimana haruslah dibuat secara lebih mendalam atau rinci peraturan
perundang-undangannya baik itu bisa dalam Peraturan Presiden atau Peraturan Pemerintah dimana yang
jelas dibawah undang-undang, apakah bisa dibuat dalam bentuk tertulis dalam hal hak atas tanah atau
untuk pelaksanaannya. Supaya ada kejelasan hak milik dari pada masyarakat hukum adat itu kedepannya
karena selama ini hukum adat memang dikenal dalam UUPA dan juga diatur dalam UUD 1945 tapi
sejauh mana keberadaan hukum adat itu bisa menganulir hukum positif tidak ada kejelasannya.

Sistem hukum adat berasal dari terjemahan bahasa belanda yaitu adat recht yang pertama sekali
diperkenalkan oleh snonck hurgronye.

Kata hukum dalam sistem hukum adat lebih luas artinya dari istilah hukum dalam sistem eropa
kontinental,karena terdapat peraturan-peraturan yang selalu dipertahankan keutuhannya oleh berbagai
golongan tertentu dalam lingkungan kehidupan sosialnya seperti pakaian,pangkat,pertunangan,dan lain-
lain.

Sistem hukum adat bersumber dari kaidah-kaidah hukum yang tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang serta dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakat dari sumber hukum yang tidak
tertulis itu,maka hukum adat lebih mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat. Hal ini
berbeda dengan sumber hukum tertulis yang sulit diubah secara cepat karena perubahannya memerlukan
syarat dan cara yang ditentukan oleh peraturan tertulis pula.

Dalam sistem hukum adat,kepala adat mempunyai peranan yang sangat besar dalam hal untuk mengubah
hukum adat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sistem hukum membagi golongan hukum dalam 3 kelompok :

1.hukum tata Negara, yang mengatur tentang tata suasana masyarakat adat,lingkungan kerja,alat-alat
perlengkapan dan jabatan-jabatan dalam masyarakat adat.

2.hukum adat tentang warga yang terdiri dari : hukum perkawinan dan kekluargaan,hukum tanah,hukum
perhutangan,hukum waris.

3.hukum adat delik.

3.Sistem Hukum Islam

Sistem hukum islam bersumberkan pada Al-qur’an,sunnah nabi,ijma,dan liyas,dalam hukum islam
terdapat yang dinamakan hukum fiqih yang terdiri hukum pokok yaitu : hukum rohaniah dan hukum
duniawi. Hukum duniawi terdiri dari muamalat,nikah dan jinayat.

Dalam sistem hukum islam terdapat ajaran tentang nilai baik dan nilai buruk yang dinamakan al-ahkam
al-kamsa yaitu :

1.jais,nilai buruk dan baik dalam kesusilaan perorangan bagi perbuatan yang semata mata terserah kepada
pertimbangan sendiri.

2.sunnah,perbuatan yang dianjurkan dalam hidup bermasyarakat.

3.makruh,perbuatan yang tidak diinginkan,dibenci,ditolak oleh masyarakat dan akan mandapat celaan
umum

4.wajib,parbuatan yang tidak boleh dibiarkan,yang siapa yang meninggalkan akan mendapat hukuman.

5.haram,perbuatan yang di larang.

Hukum islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah aturan aturan untuk diterapkan di
dalam sendi kehidupan manusia. Karena banyak di temui permasalahan-permasalahan,umumnya dalam
bidang agama yang sering kali membuat pemikiran umat muslim cenderung kepada perbedaan. Untuk
itulah diperlukan sumber hukum islam sebagai solusinya,yaitu sebagai berikut:

1.Al-qur’an

Sumber hukum islam yang pertama adalah Al-qur’an,sebuah kitab suci umat muslim yang diturunkan
kepada nabi terakhir,yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-qur’an memuat kandungan
kandungan yang berisi perintah,larangan,anjuran,kisah islam,ketentuan,hikmah dan sebagainya.
2.Al-Hadist

Sumber hukum islam yang kedua adalah al-hadist,yakni segala sesuatu yang berlandaskan pada
Rasulullah saw. baik berupa perkataan,perilaku,diamnya beliau.

3.Ijma’

Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam
agama. Dan ijma’ yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat,tabiin
(setelah sahabat),dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin).karena setelah zaman mereka para ulama telah
berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak,sehingga tak dapat dipastikan bahwa
semua ulama telah bersepakat.

4.Qiyas

Sumber hukum islam yang keempat adalah qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil
nashnya dalam Al-qur’an ataupun hadist dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan
sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.

4.Tradsi Eropa Kontinental

Sistem hukum Eropa kontinental berkembang di Negara-negara eropa daratan yang sering disebut dengan
“civil law”. Civil law tersebut semula berasal dari kodifikasi yang berlaku di romawi pada masa
pemerintahan kaisar justianus. Peraturan-peraturan hukumnya merupakan kumpulan dari berbagai kaidah-
kaidah hukum yang ada sebelum masa kaisar justianus yang kemudian disebut dengan corpus juris
civilis,dan kemudian dijadikan dasar perumusan kodifikasi hukum Negara-negara eropa daratan.

Prinsip-prinsip utama yang menjadi dasar sistem hukum eropa kontinental adalah hukum memperoleh
kekuatan yang mengikat,karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang
dan tersusun secara sistematis didalam kodifikasi.

Prinsip utama ini ditujukan hukum hanyalah dapat diwujudkan apabila tindakan-tindakan hukum yang
dilakukan didalam pergaulan hidup manusia diatur dengan peraturan-peraturan hukum tertulis.

Dengan berdasarkan tujuan tersebut, maka hakim tidak dapat leluasa untuk menciptakan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat umum. Hakim hanya berfungsi menetapkan dan menafsirkan peraturan-
peraturan dalam batas-batas kewenangannya. Putusan hakim hanya mengikat para pihak yang berperkara
saja.

Sumber-sumber hukum dalam sistem eropa kontinental adalah :

1.undang-undang yang dibentuk oleh badan legiskatif

2.peraturan yang dibuat oleh badan eksekutif berdasarkan undang-undang

3.kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan diterima sebagai hukum selama tidak bertentangan dengan
undang-undang.

Sistem hukum eropa kontinental menggolongkan dua bidang hukum yaitu :


1.hukum publik

2.hukum privat

Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan atau wewenang penguasa
Negara serta hubungan-hubungan antara Negara dan masyarakat.

Contoh yang termasuk hukum publik yaitu :

1.hukum tata Negara

2.hukum tata usaha

3.hukum pidana

Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-
individu dalam masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Contoh yang termasuk hukum privat yaitu :

1.hukum perdata

2.hukum dagang

Perbedaan hukum privat dan hukum public sulit dibedakan batas-batasnya karena :

1.terjadinya proses sosialisme didalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-bidang
kehidupan masyarakat yang menyangkut kepentingan umum yang perlu dilindungi hukum.

2.semakin banyaknya turut campur Negara dalam bidang kehidupan perorangan,misalnya bidang
perdagangan,perburuhan,agrarian.

5.Tradisi Common Law

Nama lain dari sistem hukum Anglo-saxon adalah “Anglo amerika” atau “Common Law.” sistem hukum
common law merupakan sistem hukum yang berasal dari inggris yang kemudian menyebar ke Amerika
serikat dan Negara-negara bekas jajahan.kata “anglo saxon” berasal dari nama bangsa yaitu Angel-sakson
yang pernah menyerang sekaligus menjajah inggris yang kemudian ditaklukkan oleh Hertog
Normandia,wiliam. William mempertahankan hukum kebiasaan masyarakat pribumi dengan
memasukkan juga unsur-unsur hukum yang berasal dari sistem hukum eropa kontinental.

Nama aglo-saxon, sejak abad ke-8 lazim dipakai untuk menyebut penduduk britania raya, yakni bangsa
Germania yang berasal dari suku-suku Anglia ,saks,dan yut. Konon, pada tahun 400 M mereka
menyeberang dari jerman timur dan skandinavia selatan untuk menaklukkan bangsa kelt,lantas
mendirikan 7 kerajaan kecil yang disebut heptarchi. Mereka dinasranikan antara 596-655 M.

Sistem hukum aglo saxon merupakan suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurispundensi, yaitu
keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya.
Sistem hukum anglo saxon cenderung lebih mengutamakan hukum kebiasaan,hukum yang berjalan
dinamis sejalan dengan dinamika masyarakat. Pembentukan hukum melalui lembaga peradilan dengan
sistem jurisprudensi dianggap lebih baik agar hukum selalu sejalan dengan rasa keadilan dan kemanfaatan
yang dirasakan oleh masyarakat secara nyata. Sistem hukum ini diterapkan di
Irlandia,Inggris,Australia,Selandia baru,Afrika selatan,Kanada (kecuali provinsi Quebec) dan Amerika
serikat (walaupun Negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistem
hukum eropa kontinental). Selain Negara –negara tersebut,beberapa Negara lain juga menerapkan sistem
hukum anglo-saxon campuran, misalnya Pakistan,India,dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar
sistem hukum anglo saxon,namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.

Dalam perkembangannya, sistem hukum ini mengenal pembagian hukum public dan hukum privat.
Hukum privat dalam sistem hukum ini lebih ditujukan pada kaidah-kaidah hukum tentang hak
milik,hukum tentang orang,hukum perjanjian dan tentang perbuatan melawan hukum. Hukum public
mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa atau Negara
sertaserta hubungan-hubungan antara masyarakat dan Negara. Sistem hukum ini mengandung kelebihan
dan kekurangan. Kelebihannya hukum anglo saxon yang tidak tertulis ini lebih memiliki sifat yang
fleksibel dan sanggup menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan masyarakatnya karena hukum-
hukum yang diberlakukan adalah hukum tidak tertulis (common law). Kelemahannya, unsur kepastian
hukum kurang terjamin dengan baik,karena dasar hukum untuk menyelesaikan perkara atau masalah
diambil dari hukum kebiasaan masyarakat atau hukum adat tidak tertulis.

Perbedaan sistem hukum eropa kontinental dengan sistem hukum aglo saxon sebagai berikut :

1.sistem hukum eropa kontinental mengenal sistem peradilan administrasi, sedangkan sistem hukum
anglo saxon hanya mengenal satu peradilan untuk semua jenis perkara.

2.sistem hukum eropa kontinental menjadi modern karena pengkajian yang dilakukan olehperguruan
tinggi sedangkan sistem hukum anglo saxon dikembangkan melalui praktek prosedur hukum.

3.hukum menurut istilah eropa kontinental adalah suatu sollen bulan sein sedangkan menurut sistem
hukum anglo saxon adalah kenyataan yang berlaku dan ditaati oleh masyarakat.

4.penemuan kaidah dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan atau penyelesaian sengketa,jadi
bersifat konsep atau abstrak menurut eropa kontinental sedangkan penemuan kaidah secara kongkrit
langsung digunakan untuk penyelesaian perkara menurut sistem hukum anglo saxon

5.pada sistem hukum eropa kontinental tidak dibutuhkan lembaga untuk mengoreksi kaidah sedangkan
sistem hukum anglo saxon dibutuhkan suatu lembaga untuk mengoreksi,yaitu lembagaequati.lembaga ini
memberikan kemungkinanuntuk melakukan elaborasi terhadap kaidah-kaidah yang ada guna mengurangi
ketengaran.

6.pada sistem hukum eropa kontinental dikenal dengan adanya kodifikasi hukum sedangkan pada sistem
hukum anglo saxon tidak ada kodifiukasi.

7.keputusan hakim yang lalu (yurisprudensi) pada sistem hukum eropa kontinental tidak dianggap sebagai
kaidah atau sumber hukum sedangkan pada sistem hukum anglo saxon keputusan hakim terdahulu
terhadap jenis perkara yang sama mutlak harus diikuti.
8.pada sistem hukum eropa kontinental pandangan hakim tentang hukum adalah lebih tidak teknis,tidak
terisolasi dengan kasus tertentu sedangkan pada sistem hukum aglo saxon pandangan hakim lebih teknis
dan tertuju pada kasus tentu.

9.pada sistem hukum eropa kontinental bangunan hukum,sistem hukum,dan kategorisasi hukum
didasarkan pada hukum tentang kewajiban sedangkan pada sistem hukum aglo saxon kategorisasi
fundamental tidak dikenal. Pada sistem hukum eropa kontinentak strukturnya terbuka untuk perubahan
sedangkan pada sistem hukum anglo saxon berlandaskan pada kaidah yang sangat kongkrit.

5.Klasifikasi dan Perbedaan Hukum

Hukum dapat dibedakan atas beberapa macam menurut cara membedakannya, yaitu:

A) Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya, hukum dapat dibedakan atas:

1.Hukum undang-undang, ialah hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan

2.Hukum kebiasaan dan hukum adat, ialah hukum yang terdapat dalam kebiasaan dan adat istiadat

3.Hukum traktat, ialah hukum yang ditetapkan oleh dua atau beberapa negara yang mengadakan
perjanjian bilateral atau pun multilateral.

4.Hukum yurisprudensi, ialah hukum yang terbentuk karena putusan pengadilan

5.Hukum ilmu (doktrin), ialah hukum yang dibuat oleh ilmu hukum, yaitu hukum yang terdapat dalam
pandangan ahli-ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.

B) Menurut Isinya

Menurut isinya, hukum dapat dibedakan atas:

1.Hukum publik, ialah hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum yang menyangkut kepentingan
umum

2.Hukum privat, ialah hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum yang menyangkut kepentingan
pribadi

C) Menurut Kekuatan Mengikatnya/Sifatnya

Menurut kekuatan mengikatnya/sifatnya, hukum dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

1.Hukum pelengkap (hukum fakultatif) atau aanvullend recht, ialah peraturan hukum yang boleh
dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang berkepentingan. Peraturan hukum ini hanya
berlaku jika orang-orang yang berkepentingan tidak mengatur sendiri kepentingannya.

2.Hukum memaksa (hukum imperatif) atau dwingend recht, ialah peraturan hukum yang tidak boleh
dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang berkepentingan. Peraturan hukum ini mau tidak
mau harus ditaati oleh orang-orang yang berkepentingan.
D) Menurut Dasar Pemeliharaannya

Menurut dasar pemeliharaannya, hukum dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

1.Hukum materiil (hukum substantif), ialah hukum yang mengatur isi dari hubungan-hubungan hukum
(rechtsverhouding) dalam masyarakat. Hubungan-hubungan hukum dalam lapangan perdata diatur oleh
hukum perdata dan hubungan-hubungan hukum dalam lapangan hukum publik diatur oleh hukum publik.

2.Hukum formil (hukum ajektif), ialah hukum yang mengatur tentang bagaimana caranya
mempertahankan atau menegakkan hukum materiil. Hukum formil ini bisa juga disebut hukum acara,
yang terdiri atas hukum acara perdata, hukum acara pidana, hukum acara peradilan tata usaha negara, dan
sebagainya.

E) Menurut Wujudnya

Menurut wujudnya, hukum dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

1.Hukum objektif, ialah segala macam hukum yang ada dalam suatu negara yang berlaku umum. Hukum
ini hanya menyebut peraturan hukum saja yang mengatur hubungan-hubungan hukum.

2.Hukum subjektif, ialah peraturan hukum (hukum objektif) yang dihubungkan dengan seseorang tertentu
dan dengan demikian menimbulkan hak dan kewajiban.

F) Menurut Tempat Berlakunya

Menurut tempat berlakunya, hukum dapat dibedakan atas:

1.Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di wilayah satu negara saja

2.Hukum internasional, yaitu hukum yang berlaku di wilayah berbagai negara.

G) Menurut Waktu Berlakunya

Menurut waktu berlakunya, hukum dapat dibedakan atas:

1.Ius constitutum (hukum positif), ialah hukum yang berlaku dalam suatu negara pada saat sekarang.
Hukum yang berlaku sekarang ini di Indonesia dinamakan ius constitutum atau juga sering disebut tata
hukum Indonesia.

2.Ius constituendum, ialah hukum yang diharapkan atau dicita-citakan berlaku pada waktu yang akan
datang. Ius constituendum masih belum menjadi norma dalam bentuk formal (undang-undang atau bentuk
lainnya).

H) Menurut Bentuknya

Menurut bentuknya, hukum dapat dibedakan atas:


1.Hukum tertulis (geschreven recht), ialah hukum sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-
undangan.

2.Hukum tak tertulis (ongeschreven recht), ialah hukum yang hidup dalam masyarakat, meskipun tidak
tertulis, tetapi ditaati dalam pergaulan hukum di masyarakat. Mengenai hukum tak tertulis ini, ada
kemungkinan hukum tersebut betul-betul tak tertulis, dan adapula hukum tak tertulis yang tercatat.
Artinya, mungkin dicatat oleh pemimpin-pemimpin formal dan informal atau oleh sarjana atas dasar
penelitiannya.

I) Menurut Penerapannya

Menurut penerapannya, hukum dapat dibedakan atas:

1.Hukum in abstracto, ialah semua peraturan hukum yang berlaku pada suatu negara yang belum
diterapkan terhadap sesuatu kasus oleh pengadilan.

2.Hukum in concreto, ialah peraturan hukum yang berlaku pada suatu negara yang telah diterapkan oleh
pengadilan terhadap sesuatu kasus yang terjadi dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai