Anda di halaman 1dari 18

1

PLURALISME HUKUM NEGARA MENDUKUNG PERKEMBANGAN


ANTROPOLOGI HUKUM
NAMA : ILHAM HABIBI
EMAIL: Ilhamhabibi1902@gmail.com
NO BP : 2110003600326
UNIVERSITAS EKA SAKTI PADANG

A. PENDAHULUAN

Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atau sebuah 


aturan hukum yang lebih dari satu di dalam kehidupan sosial. Kemunculan
dan lahirnya pluralisme hukum di indonesia di sebabkan karena faktor
historis bangsa indonesia yang mempunyai perbedaan suku, bahasa,
budaya, agama dan ras. Tetapi secara etimologis bahwa pluralisme
memiliki banyak arti, namun pada dasarnya memiliki persamaan yang
sama yaitu mengakui semua perbedaan-perbedaan sebagai kenyataan atau
realitas. Dan di dalam tujuan pluralisme hukum yang terdapat di indonesia
memiliki satu cita-cita yang sama yaitu keadilan dan kemaslahatan bangsa.
                Kehidupan hukum indonesia yang notabenya menganut sistem
hukum yang begitu plural. Sedikitnya terdapat lima sistem hukum yang
tumbuh dan berkembang di dunia. 1).Sistem Common law, sistem
common law ini dianut oleh inggris dan bekas penjajahan inggris. pada
umumnya , bergabung dalam negara - negara  persemakmuran, 2).sistem
Civil Law yang berasal dari hukum romawi,yang dianut di Eropa Barat,
dan di bawa ke negara-negara bekas penjajahanya oleh pemerintah
kolonial dahulu, 3) Hukum Adat,hukum adat berlaku di negara Asia dan
Afrika,hukum adat berlaku tergantung adat masing masing atau suatu
wilayah tersebut, 4). Hukum islam, hukum islam di anut oleh orang-orang
Islam di manapun berada,baik di negara-negara di Afrika Utara, afrika

1
2

Timur, Timur Tengah (Asia Barat) dan Asia , 5). Sistem Hukum Komunis
atau sosialis yang dilaksanakan di negara-negara seperti Uni Soviet.       
          Dari kelima sistem hukum yang terdapat di Dunia, Indonesia hanya
menganut tiga dari lima sistem hukum tersebut yakni sistem hukum Adat,
sistem hukum Islam dan hukum Barat, ketiga hukum  tersebut saling
berkesinambungan antara satu dengan yang lain mereka saling beriringan
menggapai tujuan yang sama, namun di dalam perjalananya mereka
mengikuti aturan yang terdapat di dalam hukum tersebut.
          Tetapi bila di kaji secara logika masing-masing hukum tersebut,
memiliki kesamaan di dalamnya. Mau tidak mau bahwa sistem pluralisme
hukum di indonesia telah melekat dan menjadi darah daging bagi
masyarakat kita. Dan kita tidak bisa mengelak bahwa hukum pluralisme
tersebut berkembang di indonesia.  Konsep pluralisme hukum bangsa
Indonesia menegaskan bahwa masyarakat memiliki cara berhukumnya
sendiri yang sesuai dengan rasa keadilan dan kebutuhan mereka dalam
mengatur relasi-relasi sosialnya, pluralnya hukum yang berada pada
indonesia, hukum akan terpakai sendiri dengan keinginan atau kebutuhan
masyarakat tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pluralisme hukum di Indonesia?


2. Apa yang dimaksud Hukum Adat, Hukum Islam, dan Hukum Barat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pluralisme di Indonesia.


2. Untuk memahami apa itu hukum adat, hukum islam dan hukum barat.

2
3

A. Hukum Adat

Hukum Adat adalah aturan kebiasaan manusia dalam kehidupan


masyarakat. Sejak manusia itu di turunkan Tuhan ke muka bumi, maka ia
memulai hidupnya dalam aturan hukum adat yang berada di lingkunganya.
Maka hukum adat itu lahir adanya suatu masyarakat yang berada di suatu
lingkungan hidupnya. Bila mulai berlakunya, tidak dapat ditentukan
dengan pasti akan tetapi jika di bandingkan dengan hukum-hukum yang
berlaku di indonesia hukum adatlah yang tertua umurnya.
Hukum adat ialah hukum yang dinamis, berubah sesuai zaman.
Walaupun tidak tertulis di sebuah buku aturan yang jelas, tapi setiap orang
yang mengetahui dan memahaminya akan selalu patuh dibawahnya,
karena hukum adat adalah sesuatu yang sakral dan harus diikuti selama
tidak menyimpang dari rasa keadilan. Dalam sistem ketatanegaraan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Hukum adat sudah tercermin di
banyak aturan perundang-undangan. Sebagai contoh ialah pasal 5 dalam
UU Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria,
yang menyatakan :
"Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa
ialah Hukum Adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa dengan
sosialisme Indonesia serta aturan perundangan lainnya, segala sesuatu

3
4

dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandarkan pada hukum


agama"1
Hukum adat bersumber pada nilai-nilai keadilan dan nilai-nilai
luhur dalam kehidupan masyarakat hukum adat itu sendiri dan seorang 
pemuka adat yang merupakan pemimpin yang sangat disegani dan besar
pengaruhnya dalam lingkungan masyarakat adat, ada untuk menjaga
keutuhan masyarakat dan mencapai hidup yang sejahtera, aman dan
tentram.
Setelah amandemen UUDNRI 1945, kedudukan hukum adat
semakin diakui keberadaannya, terbukti dalam Pasal 18B ayat (2) yang
menyatakan :
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”.2
Dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa hukum adat merupakan
bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Sekarang dengan berbagai macam
hukum adat di Indonesia, kita tidak bisa mengkodifikasikan kesemuanya
dalam sebuah kitab undang-undang karena sifatnya yang fleksibel dan
dinamis serta menyesuaikan dengan kejadian yang terjadi di sekitarnya.
Hal ini sangat berbeda dengan hukum barat yang sekarang ini masih
terlihat dalam peraturan perundangan di Indonesia.3
Penerapannya :
Dengan adanya UU No. 5 Thn. 1970 tentang Pemerintahan di Desa
membuat sistem pemerintahan adat tergusur dan kehilangan fungsinya.
Karena UU tersebut menseragamkan struktur kepemimpinan di desa
dengan menempatkan Kepala Desa sebagai pemimpin tertinggi. Padahal
Kepala Desa diangkat oleh pemerintah, ketimbang Kepala Adat yang
dipilih oleh rakyatnya. Sejak itu lambat laun sistem pemerintahan

1 Undang Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang : Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 18 B ayat (2)
3 http://bem-umk13.blogspot.co.id/2012/06/makalah-pluralisme-hukum-adat-by-adi-f.html

4
5

masyarakat adat kehilangan fungsinya, dimana sekarang sekedar menjadi


simbol tanpa kekuasaan yang berarti. Dewasa ini, adat hanya terbatas
kepada ritual budaya yang dipertahankan untuk nilai komersil, utamanya
untuk mendongkrak sektor pariwisata.
Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia ini berdiri,
harus diakui telah hidup masyarakat dengan wujud kesatuan sosial dengan
cirinya masing-masing yang terus-menerus melembaga, sehingga menjadi
suatu kebudayaan lengkap dengan tatanan aturan tingkah lakunya.
Interaksi yang terus menerus di antara mereka membuat mereka
mempunyai sistem politik, sistem ekonomi dan sistem pemerintahan
sendiri.
Sistem Kebudayaan yang beraneka itu, ternyata belumlah tuntas
dibahas dan dipahami. Sedang pada tatanan lain, adanya kemajemukan
sistem budaya di Indonesia ini telah diakui dari semboyan Negara yaitu
“BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang artinya walaupun beraneka ragam
budayanya, tetapi kita adalah satu kesatuan dalam Negara Republik
Indonesia.
Namun pada kenyataannya yang terjadi di lapangan berkata lain.
Banyak cerita pedih seputar keberadaan masyarakat adat terutama jika
berbicara hak dan akses mereka terhadap sumber daya alam. Cerita
penggusuran rakyat pribumi dari sumber-sumber kehidupannya menghiasi
sejarah pembangunan di negeri ini. Contohnya saja Suku Amungme dan
Komoro di Irian akibat eksploitasi pertambangan di tanah mereka, Suku
Sakai di Riau karena adanya eksploitasi perminyakan, dan orang-orang
Dayak di Kalimantan akibat eksploitasi di sektor kehutanan dan
pertambangan.4

B. Hukum Islam
4 https://ferlianusgulo.wordpress.com/2016/08/19/sistem-hukum-adat/

5
6

Secara umum hukum Islam merupakan hukum yang bersumber


dari agama Islam yang berdasarkan kepada Al-Quran dan Hadits. Hukum
Islam ini baru dikenal di Indonesia setelah agama Islam disebarkan di
tanah air, namun belum ada kesepakatan para ahli sejarah Indonesia
mengenai ketepatan masuknya Islam ke Indonesia. Ada yang mengatakan 
pada abad ke-1 hijriah atau abad ke-7 masehi, ada pula yang mengatakan
pada abad ke-7 Hijriah atau abad ke-13 masehi.5
Hukum islam mendarat di nusantara di karenakan adanya suatu
sistem perekonomian di masa Hindia Belanda, sistem perekonomian yang
di maksud penulis adalah perdagangan  antara bangsa yang sudah
terbentuk adanya suatu ikatan didalamnya. Maka dari perdagangan antara
bangsa itulah, dari sistem perdagangan islam di sebarluaskan di Indonesia.
Jika semenjak agama Islam masuk ke Indonesia, hukum Islam di
gunakan oleh masyarakat Indonesia, maka dalam sistem hukum yang ada
di Indonesia pada saat itu terdapat subsistem hukum Islam. Karena
sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi
hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan dan warisan.
Al-quran dan Al-hadist menjadi dasar hukum bagi umat islam,
aturan-aturan di dalam kehidupan mayarakat islam khususnya, berbagai
aspek kehidupan telah terperinci dan telah diatur di dalamnya, Al-quran
dan Al-hadist menjadi tumpuan hukum hingga sekarang. Dari situlah
sumber-sumber hukum yang telah di anut oleh bangsa indonesia
khususnya. Sumber-sumber hukum Islam yaitu :
1.) Agama dan sejarah
Agama islam lahir di Arab dalam abad VII M. sampai dengan saat
tersebut agama di sana adalah sebah bentuk animisme politeisme yang
berevolusi kearah monoteisme, terutama di bawah pengaruh agama-agama
negara-negara tetangga, yakni agama Yahudi dan agama Kristen. Islam

5 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 1990. Hlm. 209

6
7

mempunyai arti tunduk pada kehendak Allah dan Muhammad rasulnya,


agama islam banyak menuubkan ajaran-ajaran agama Yahudi dan Kristen,
roh dianggap abadi dan telah ditentukan di akhirat nanti akan dihukum dan
dierkahi. Ada sejumlah kewajiban ritual terbatas yang harus dipenuhi,
Shalat lima waktu, berpuasa selama bulan Ramadhan.

Agama islam, telah mengalami perluasan yang cepat sebagai akibat


kegiatan-kegiatan pengikut-pengikut Nabi Muhammad, para khalif, yang
dalam satu abad mampu menaklukan Siria,Mesir, daerah Magrib (Aljazair,
Maroko, Tunisia), Spanyol dan bahkan Perancis, sampai dengan Persia
kemudian diikuti India dan Indonesia.6
2.) Syariat dan Fikih
Syariat adalah “jalan yang harus ditempuh”, atauran yang
diwahyukan”. jadi hal ini menyangkut pula hal-ikhwal yang harus
dilakukan oleh orang beriman terhadap Allah (shalat,puasa, dan
seterusnya). semua kealfaan dianggap sebagai pelanggaran, dosa yang
dikenakan sanksi . syariat ini maupun aturan-aturan perilaku yang
dicakupnya tidak berlaku bagi kaum kafir.
Fikih adalah pengetahuan tentang syariat, ia adalah ilmu pengetahuan
tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban manusia, tentang pemberin
ganjaran dan hukuman. fikih ini menetapkan aturan-aturan perilaku yang
dapat diturunkan dari empat sumber syariat: Al-Quran Sunnah (tradisi),
ijma dan kias.7

3.) Empat buah sumber Syariat

6 Emiritus John Gilissen dan Emiritus Frits Gorle, Sejarah Hukum Suatu Pengantar, Bandung: PT
Refika Aditama, 2005. Hlm. 386

7 ibid. Hlm 387

7
8

a. Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang mengandung wahyu-
wahyu yang Allah beritahukan kepada manusia melalui Nabi
Muhammad SAW.
b. Sunah atau Tradisi
Sunnah adalah seluruh perbuatan dan ucapan Nabi Muhammad,
sebagaimana hal itu dikidahkan oleh para sahabatnya.
c. Ijma
ijma adalah konsensus bersama kaum islam yang dicapai dengan
bulat, pada hakikatnya, ini adalah konsensus kalangan para ahli
hukum.
d. Kias
Kias, artinya analogi atau pikiran secara analogis, dipandang pula
sebagai sumber syariat.
4.) Sumber-sumber Hukum Pelengkap
a. Kebiasaan (arf-yang juga disebut adat)
yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh kelompok
pergaulan hidup yang sepenuhnya memeperlhatkan prinsip-prinsip
hukum islam
b. Undang-undang (Qanun)
Yakni atauran-atauran hukum yang diterapkan kepada masyarakat
yang dibuat oleh pemeritah, untuk menegatur rakyatnya.8

Contoh :
Di Indonesia memang tidak dipungkiri bahwa hukum islam
menjadi salah satu sumber hukum. Hal ini disebabkan oleh
penduduk Indonesia sendiri yang mayoritas bergama islam,
sehingga hukum islam sendiri muncul dan mempengaruhi aturan-
aturan yang berlaku di Indonesia, sebagai wujud dari kebutuhan
masrakat itu sendri khususnya yang beragama islam. Hukum islam

8 ibid. Hlm. 390

8
9

mulai mempengaruhi aturan yang berlaku sejak agama islam


memasuki negara Indonesia dibawa oleh para pedagang dari
Gujarat yang datang untuk melakukan perdagangan, selain itu
mereka juga menyebarkan agama islam, sehingga dengan hal ini
masuklah agama islam. Maka dengan masuknya agama islam ini
tentunya membawa pengaru-pengaruh dalam hal keagamaan serta
di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian hukum islam
mulai memberikan pengaruhnya di Indonesia. Hal ini terbukti
dengan adanya perundang-undangan yang memperkokoh hukum
islam. Di Indonesia perundang-undanga tersebut terdapat dalam
beberapa macam yaitu :

1. Undang-undang perkawinan
Perkawinan merupakan suatu tindakan yang mengakibatkan
adanya hukum-hukum yang harus ditaati, dan ikatan perkawinan
mempunyai dampak yang luas, baik natural, sosial, mapun yuridis
atau hukum, sehingga perkawinan ini pelu adanya suatu aturan-
aturan yang menaunginya. Undang-undang tentang perkawinan
muncul pada masa orde baru, stelah melalui barabagai lika-liku,
dicetuskan dalam UU No. 1 Tahun 1974 yang kemudian ditindak
lanjuti dengan Peratutan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang terdiri
dari 14 Bab dan 67 pasal.

2. Undang-undang Peradilan Agama


Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama
disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember
1989. Jadi artinya undnad-undang tentang peradilan agama baru
dissa terdihkan pada tanggal tersebut, namun sesungguhnya usaha
untunk memantapkan kedudulan Peradilan Agama sebenarnya
sudaha dirintis oleh Departemen Agama. Kegiatan penyusunan
Rancangan Undang-undang tentang peradilan agama sudah dimulai

9
10

sejak tahun 1961, namun baru secara kongkret dilaksanakan pada


tahun 1971. Setelah mengalami pembahsan yang panjang Baru
pada tanggal 29 Desember 1989 Undang-undang Nomor 7 Tahun
1989. Adapun isinya terdiri dari 7 Bab dan terdiri dari 108 pasal.

3. Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji.


Dengan penduduk Indonesia yang mayorita beragama islam,
tentunya kegiatan ibadah hajipun sangat tinggi intensitasnya, untuk
itu agar penyelanggaraan haji bisa berjalan lancar, tidak ada
kesulitan, baik didalam negeri maupun ketika diluar negri, maka
diperlukan manajemen yang baik, seihingga dibentuklah Undang-
undang tentang Penyelenggaraan haji, yaitu Undang-undang Nomo
17 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji disahkan dan
diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 mei 1999. Undang-undang
penyelenggaraan haji terdiri dari 15 Bab dan 30 pasal.

4. Undang-undang Pengelolaan Zakat.


Zakat adalah salah satu rukun islam yang harus dijalankan oleh
selurauh umat musalim, khususnya di Indonesia yang mayoritas
beragama muslim, maka sangat mutlak dibutuhan aturan-aturan
yang mengatur pengelolaan zakat tersebut. Mengacu hal ini, maka
pemerintah membentuka Undang-undang tentang Pengelolaan
zakat, yaitu Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tengtang
Pengelolaan Zakat disahkan dan diundangkan di Jakarta pada
tanggal 23 Desember 1999. UU Pnegelolaan Zakat terdiri dari 10
Bab dan 25 pasal.

5. Undang-undang Penyelenggaraan Keistimewaan DI Aceh.

10
11

Aceh yang memang memiliki keistimewaan sendiri tentang


hukum-hukum yang berlaku disana, masyarakat aceh yang
memang menghendaki penetapan hukum islam, dan sealu
menjunjung tinggi adat, dan telah menempatkan ulama pada peran
yang sangat terhormat dalam kehidupan bermasrayarakat,
berbangsa dan bernegara perlu dilestarika dan dikembangkan. Dan
pemerintah juga memberika jaminan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan keistimewaan yang dimiliki rakyat aceh
sebagaimana tersebut diatas dengan munculnya Undang-undang
No. 44 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Keistimewaan
Propinsi Daerah Istimewa Aceh. UU No. 44 tahun 1999 terdiri dari
5 Bab dan 13 pasal.

C. Hukum Barat
A. Civil Law
Civil law dalam satu pengertian merujuk kesuluruh sistem hukum
yang saat ini diterapkan pada sebagian besar negara eropa barat,
amerika latin, negara negara timur dekat dan sebagian besar wilayah
afrika, indonesia dan jepang. Sisteme diturunkan dari hukum romawi
kuno, dan pertama kalinya dietrapkan di eropa berdassarkan jus civile
romawi hukum privat yang dapat diaplikasikan terhdapat negara dalam
konteks domestik. Sistem ini juga disebut jus quirtum, sebagai lawan
dari jus gentium-hukum yang diaplikasiakn secara internasional, yakni
antar negara.

Pada waktu yang tepat akhirnya hukum ini dikomplikasikan dan


kemudian dikodifikasikan dan banyak pengamat yang sering merujuk
pada civil law sebagai negara hukum terkodifikasi yang paling utama.

1. Perkembangan Hsitoris Tradisi Civil Law


a. Hukum Romawi Dan Peradaban Barat

11
12

Civil law sebagai sebuah sistem hukum otonom lahir dan


berkembang di eropa kontinental, dan pengaruh kolonialisasi,
perkembangan ilmu hukum dan berbagai kodifikasi kunci, khususnya
yang terjadi pada abab ke-19, telah memainkan peranan dalm jenis
hukum ini. Selain itu sistem ini telah berevolusi selama lebih dari
seribu tahun, yang sudah pasti mengalami berbagai perubahan
signifikan dalam konten dan prosedur subtansinya, dan yang dalam
fase perkembangan awalnya, selama lima abad didominasioleh tulisan
tulisa para ahli hukum dizaman klasik.

Dalam sejarah dunia hukum romawi telah mengalami dua priode


perkembangan:

1. Pertama, priode yang dimulai dari zama kekasisaran romawi


yang berakhir dengan kompilasi yang dilakukan oleh kaisar
justinian, yang diantaranya adalah codex dan digest.
2. Kedua hukum rimawi nocholas priode yang dimulai dengan studi
terhadap karya karya justitian dibeberapa universitas diitalia pada
akhir abad ke 11 M. Popularitas para intelektual ini terus
menyebar keseleuruh daratan eropa sampai batasna tertentu,
bahkan sampai ke inggris zaman pertangahan, yang menyisakan
kesan abadi pada terminologi yuristik dan pemikiran hukum, dan
juga struktur sistem hukum eropa yang terus berlanjut sampai
zaman kodifikasi besar-besaran pada abad ke-19.

b. Sejarah Hukum Prancis Dalam Priode Revolusioner


Revolusi tahun 1978 mengkahiri rezim kuno atau priode
hukum kuno, dan juga mennadai awal priode tansisi yang biasanya
disebut sebagai hukum instirusi politik, struktur institusional lama
dihancurkan dan kekuatan politik dan mesin-mesin pemerintahan
sekarang disentralisasikan diaman keadaan seperti ini belum
pernah terjadi diprancis sebelumnya.

12
13

Berbagai upaya kodifikasi hukum telah dilakukan yang


dimulai dengan pemungutan suara oleh majelis konstituen pada 5
juli 1970dimana civil law akan ditinjau kembali dan diubah oleh
para legislator dan bahwa pearturan hukum hukum umum akan
dibuat sederhana, jelas dan sesuai dnegna kontitusi.
Melalui konsodidasi, mederasi dan kompromi, napoleon yang
bekerjasama dengan sekelompok kecil praktisi hukum,
metransformasikan hukum revolusi menjadi sebuah sistem
peraturan yang dapat dijalnakan, dan melalui percekcokan politik
dengan berbagai organ badan legislatif, civil code tersebut
akhirnya dijadikan undang-undang pada 1804.
Tugas dari civil code tersebut adalah untuk meperbaiki
dalam prespektif yang luas, prinsip-prinsip umum dari hukum
tersebut merumuskan prinsip-prinsip yang mengandung banyak
konsekuensi dan agar tidak terjebak kedalam rincian petanyaan
yang mungkin akan muncul dalam masing-masing topik.
Sumber-Sumber Hukum Prancis:
1. Sumber hukum primer: hukum yang ditegakkan
kontitusionalnya ( ynag berada pada urutan tertinggi dari
sumber hukum) regulasi, lima hukum napolionik, prinsip-
prinsip hukum umum adat

Sumber hukum sekunder: hakim, keputusan pengadilan atau


yurisprudensi, catatan catatan penulis akademis atau doktrin, buku-
buku teks, penjelasan tentang rekaman pristiwa, monografi yang
ditulis oleh para ahli dan penulis yang punya reputasi serta
keputusan pengadilan asing yang mengaplikasiakn sistem hukum
yang sama.9

9 Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum, Common Law, Civil Law Dan Socialist Law, Nusa
Media, Bandung, 2010

13
14

B. Common Law
Sistem yang dikembangkan di inggris karena didasarkan atas
hukum asli rakyat Inggris karena didasarkan atas hukum asli rakyat
Inggris disebut common law.10
Common law dianut oleh suku-suku Anglika dan Saksa yang
mendiami sebagian besar Inggris sehingga disebut juga sitem
Anglo-Saxon.

Karakteristik Sistem Common Law

1. Yurisprudensi dipandang sebagai sumber hukum yang


terutama.
Menurut Philip S James, terdapat dua alasan mengapa
dianut yurisprudensi, yaitu alasan psikologis dan alasan
praktis. Alasan psikologis adalah setiap orang yang
ditugasi untuk menyelesaikan perkara, ia cenderung
sedapat-dapatnya mencari alasan pembenar atas
putusanya dengan merujuk kepada putusan yang telah
ada sebelumnya daripada memikul tanggung jawab atas
putusan yang dibuatnya sendiri. Sedangkan alasan
praktisnya adalah bahwa diharapkan adanya putusan
yang seragam karena sering dikemukakan bahwa
hukum harus mempunyai kepastian dari pada
menonjolkan keadilan pada setiap kasus.
2. Dianutnya doktrin stare decisis. Di indonesia dikenal
dengan doktrin “preseden”, yaitu hakim terikat untuk
menerapkan putusan pengadilan terdahulu baik yang ia
buat sendiri atau oleh pendahuluanya untuk kasus
serupa. Di Inggris dengan menerapkan doktrin ini
otoritas pengadilan bersifat hierarkis, yaitu pengadilan

10 prof.dr.Peter Mahmud marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008

14
15

yang lebih rendah harus mengikuti putusan pengadilan


lebih tinggi untuk kasus serupa.
3. Adanya adversary system dalam proses peradilan.
Dalam sistem ini, kedua belah pihak yang bersengketa
yang masing-masing menggunakan lawyer-nya
berhadapan di depan seorang hakim.

Penerapannya:

Di era moderenitas saat ini dikenal sebuah teori hukum yang


menjawab dunia globalisasi yaitu triangular concept of legal
pluralism (Konsep segitiga pluralism hukum). Teori ini
diperkenalkan sejak tahun 2000 kemudian dimodifikasi pada tahun
2006 oleh Werner Menski, seorang profesor hukum dari University
of London, pakar hukum di bidang Hukum Bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, yang menonjolkan karakter plural kultur dan hukum.
Dari subyek kajiannya, Menski kemudian memperkenalkan teori
hukumnya tersebut, yang sangat relevan bagi hukum bangsa-
bangsa Asia dan Afrika. Munculnya teori triangular concept of
legal pluralism kemudian banyak teori-teori hukum sebelumnya
tergeser, seperti teori the disorder of law-nya Charles Sampford
yang ekstrem untuk menolak eksistensi sistem hukum, dan
terutama menggeser keras teori-teori klasik yang dianggap tidak
relevan dengan dunia globalisasi, antara lain teori-teori positivistik
dari Hans Kelsen, dan Montesqueiu. Tetapi sebaliknya, triangular
concept of legal pluralism dari Menski ini memperkuat konsep
Lawrence M. Friedman tentang unsur sistem hukum ke tiga, yaitu
legal culture (kultur hukum), yang sebelumnya belum dikenal,
sebelum Friendman memperkenalkannya di tahun 1970-an. Justru
eksistensi kultur hukum yang sifatnya sangat pluralistik,
melahirkan kebutuhan adanya sebuah teori hukum yang mampu
menjelaskan fenomena pluralisme hukum, yang merupakan suatu

15
16

realitas. Di era globalisasi saat ini, dimana hubungan antar warga


dunia, tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat sempit otoritas kaku dari
masing-masing negara, tetapi di hampir semua bidang, komunikasi
yang semakin canggih, menyebabkan dunia tiba-tiba terasa
menjadi suatu negara dunia, dan setiap warga dunia dari suatu
negara ke negara lain, suka atau tidak suka, akan berhadapan
dengan hukum asing, yang tentunya tak mungkin persis sama atau
bahkan sangat kontras dengan hukum di negaranya sendiri. Setiap
penduduk dunia yang melakukanperjalanan ke nagara asing, baik
secara fisik maupun melalui dunia maya (internet) akan merasakan
kehadiran realitas pluralisme hukum itu dalam kehidupanya.
Misalnya ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam forum
WTO seperti peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) yang disesuaikan untuk
mengikuti standar dalam Trade-Related Intellectual Properties
Rights (TRIPS). Contoh lainnya misalnya UU Penanaman Modal
yang dibuat dengan menyesuaikan standar-standar yang terdapat
dalam Trade-Related Investment Measures (TRIMS). 11

11 http://hukumkita.zone.id/2013/12/teori-hukum-triangular-concept-of-legal.html

16
17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atau sebuah 
aturan hukum yang lebih dari satu di dalam kehidupan sosial. Kemunculan
dan lahirnya pluralisme hukum di indonesia di sebabkan karena faktor
historis bangsa indonesia yang mempunyai perbedaan suku, bahasa,
budaya, agama dan ras. Tetapi secara etimologis bahwa pluralisme
memiliki banyak arti, namun pada dasarnya memiliki persamaan yang
sama yaitu mengakui semua perbedaan-perbedaan sebagai kenyataan atau
realitas. Dan di dalam tujuan pluralisme hukum yang terdapat di indonesia
memiliki satu cita-cita yang sama yaitu keadilan dan kemaslahatan bangsa.
B. Saran

Mempelajari ilmu hukum sebagai ilmu kenyataan khususnya


antropologi hukum tidak dapat terlepas dari pluralisme hukum yang ada.
Sistem hukum yang berbeda diharapkan dapat memberikan pemahaman
keilmuan yang matang di ilmu hukum pada umumnya dan antropologi
khusunya.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang : Peraturan Dasar Pokok-pokok


Agraria

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 18 B ayat (2)

http://bem-umk13.blogspot.co.id/2012/06/makalah-pluralisme-hukum-adat-by-
adi-f.html

Mohammad Daud Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 1990.

Emiritus John Gilissen dan Emiritus Frits Gorle, Sejarah Hukum Suatu Pengantar,
Bandung: PT Refika Aditama, 2005.

Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum, Common Law, Civil Law Dan
Socialist Law, Nusa Media, Bandung, 2010

Prof.dr.Peter Mahmud marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008

18

Anda mungkin juga menyukai