Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM INDONESIA


PLURALISME HUKUM DI INDONESIA
Dosen pengampu : Dr.H. Dedi Pahroji, SH., MH.

Disusun oleh :
Mattew Nicky Alehandro Nainggolan
1910631010233

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang

Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atau sebuah  aturan hukum
yang lebih dari satu di dalam kehidupan sosial. Kemunculan dan lahirnya
pluralisme hukum di indonesia di sebabkan karena faktor historis bangsa
indonesia yang mempunyai perbedaan suku, bahasa, budaya, agama dan ras.
Tetapi secara etimologis bahwa pluralisme memiliki banyak arti, namun pada
dasarnya memiliki persamaan yang sama yaitu mengakui semua perbedaan-
perbedaan sebagai kenyataan atau realitas. Dan di dalam tujuan pluralisme hukum
yang terdapat di indonesia memiliki satu cita-cita yang sama yaitu keadilan dan
kemaslahatan bangsa.
                Kehidupan hukum indonesia yang notabenya menganut sistem hukum
yang begitu plural. Sedikitnya terdapat lima sistem hukum yang tumbuh dan
berkembang di dunia. 1).Sistem Common law, sistem common law ini dianut oleh
inggris dan bekas penjajahan inggris,pada umumnya , bergabung dalam negara -
negara  persemakmuran, 2).sistem Civil Law yang berasal dari hukum
romawi,yang dianut di Eropa Barat, dan di bawa ke negara-negara bekas
penjajahanya oleh pemerintah kolonial dahulu, 3) Hukum Adat,hukum adat
berlaku di negara Asia dan Afrika,hukum adat berlaku tergantung adat masing
masing atau suatu wilayah tersebut, 4). Hukum islam, hukum islam di anut oleh
orang-orang Islam di manapun berada,baik di negara-negara di Afrika Utara,
afrika Timur, Timur Tengah (Asia Barat) dan Asia ,5). Sistem Hukum Komunis
atau sosialis yang dilaksanakan di negara-negara seperti Uni Soviet[1]               
          Dari kelima sistem hukum yang terdapat di Dunia, Indonesia hanya
menganut tiga dari lima sistem hukum tersebut yakni sistem hukum Adat, sistem
hukum Islam dan hukum Barat, ketiga hukum  tersebut saling berkesinambungan
antara satu dengan yang lain mereka saling beriringan menggapai tujuan yang
sama, namun di dalam perjalananya mereka mengikuti aturan yang terdapat di
dalam hukum tersebut.
          Tetapi bila di kaji secara logika masing-masing hukum tersebut, memiliki
kesamaan di dalamnya. Mau tidak mau bahwa sistem pluralisme hukum di
indonesia telah melekat dan menjadi darah daging bagi masyarakat kita. Dan kita
tidak bisa mengelak bahwa hukum pluralisme tersebut berkembang di indonesia. 
Konsep pluralisme hukum bangsa Indonesia menegaskan bahwa masyarakat
memiliki cara berhukumnya sendiri yang sesuai dengan rasa keadilan dan
kebutuhan mereka dalam mengatur relasi-relasi sosialnya, pluralnya hukum yang
berada pada indonesia, hukum akan terpakai sendiri dengan keinginan atau
kebutuhan masyarakat tersebut.
                  Hakikatnya pluralisme hukum di indonesia tujuaanya sama, yakni 
mencapai keadilan dan kemaslahatan bangsa. Walaupun hukum bangsa ini
bersumber lebih dari satu aturan hukum yang begitu terlihat dan nampak begitu
jelas, sistem hukum tersebut memiliki visi dan misi yang sama. Dari sistem
keanekaragaman hukum bangsa ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan yaitu bangsa Indonesia yang ingin  mencapai kehidupan yang
maslahat, adil dan sejahtera. Banyak literatur di kemukakan bahwa tujuan hukum
adalah mencapai dari pada keadilan. Di dalam buku Prof.Peter Mahmud Marzuki
SH.MS.LLM. “Gustav radbruch menyatakan bahwa cita hukum adalah tidak lain
dari pada keadilan[2]. Untuk lebih mengenal jauh tentang pluralisme berikut
adalah uraian terjadinya pluralisme di
indonesia.                                                                                                                    
                                             

                                                                                                                                                         
        
BAB II
PEMBAHASAN

TERJADINYA PLURALISME DI INDONESIA


           Kemunculan dan lahirnya pluralisme hukum di indonesia di sebabkan
karena faktor historis bangsa indonesia yang mempunyai perbedaan suku, bahasa,
budaya, agama dan ras.    Namun dengan perkembanganya, Hukum yang dianut
oleh bangsa kita adalah Hukum Adat,Hukum Islam, Sistem Hukum Common Law
dan Sistem Hukum Civil Law, penulis akan memaparkan keempat hukum yang
timbul dan muncul di Indonesia.
a).HUKUM ADAT
                 Hukum Adat adalah aturan kebiasaan manusia dalam kehidupan
masyarakat. Sejak manusia itu di turunkan Tuhan ke muka bumi, maka ia
memulai hidupnya dalam aturan hukum adat yang berada di lingkunganya. Maka
hukum adat itu lahir adanya suatu masyarakat yang berada di suatu lingkungan
hidupnya. Bila mulai berlakunya, tidak dapat ditentukan dengan pasti akan tetapi
jika di bandingkan dengan hukum-hukum yang berlaku di indonesia hukum
adatlah yang tertua umurnya[3]. Selain itu hukum adat bisa di definisikan suatu
kebiasaan, yang pada umumnya harus berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan yang sifatnyanya tidak tertulis, namun hukum adat itu berlaku pada
daerah masing-masing, maksudnya hukum adat hanya berlaku pada ketentuan dan
aturan yang berada di suatu wilayah tersebut.Karena Indonesia memiliki
masyarakat yang majemuk jadi hukum adatnya pun juga lebih dari satu. Macam-
macam hukum adat di daerah atau tempat tingal suatu masyarakat itu, terdiri dari
hukum adat  jawa,hukum adat batak, hukum adat bugis,hukum adat minangkabau
dan hukum adat yang berada di suatu wilayahnya masing-masing. Hal itulah
indonesia mernerapkan hukum adat karena hukum adat itu munncul di indonesia,
di sebabkan karena adanya suatu kebiasaan masyarakat yang di ulang-ulang dan
menjadi suatu aturan yang tidak tertulis dan mereka jadikan patokan hukum bagi
suatu daerahnya.
                  Dan sampai sekarang hukum adat masih di pakai oleh beberapa
masyarakat pada umumnya di pakai menjadi pedoman hukum.
b).HUKUM ISLAM
                 Hukum Islam, hukum islam lahir dan dikenal oleh bangsa indonesia
setelah agama islam disebarkan luaskan di tanah air kita. Bila islam datang ke
tanah air kita belum ada kata sepakat di antara  para ahli sejarah Indonesia. Ada
yang mengatakanya pada abad ke-1 Hijriah atau abad ke-7 Masehi, ada pula yang
menyatakan pada abad ke-7 Hijriah atau abad ke-13 Masehi, islam baru masuk ke
nusantara ini. Walaupun para ahli itu berbeda pendapat mengenai islam datang ke
indonesia , namun dapat di katakan bahwa setelah islam datang ke indonesia,
hukum islam telah di ikuti dan di laksanakan oleh para pemeluk agama islam. Hal
itu dapat dilihat dengan berbagai studi kasus dan peranya dalam menyelesaikan
sengketa atau perkara-perkara yang timbul di masyarakat. Contoh studi dan karya
ahli hukum islam indonesia, misalanya Miratul Tullab oleh Abdurrauf singkel,
Siratul Mustaqim oleh Nuruddin ar Raniri, Sabilal Muhtadin oleh Syaik Arsyad
Banjar[4].
           Hukum islam mendarat di nusantara di karenakan adanya suatu sistem
perekonomian di masa Hindia Belanda, sistem perekonomian yang di maksud
penulis adalah perdagangan  antara bangsa yang sudah terbentuk adanya suatu
ikatan didalamnya. Maka dari perdagangan antara bangsa itulah, dari sistem
perdagangan islam di sebarluaskan di Indonesia.
          Al-quran dan Al-hadist menjadi dasar hukum bagi umat islam, aturan-
aturan di dalam ke hidupan mayarakat islam khususnya, berbagai aspek kehidupan
telah terperinci dan telah diatur di dalamnya, Al-quran dan Al-hadis menjadi
tumpuan hukum hingga sekarang. Dari situlah sumber-sumber hukum yang telah
di anut oleh bangsa indonesia khususnya.
                 Hukum islam itu tidak tertulis seperti halnya dalm peraturan
perundang-undangan, sealain hukum islam bersumber dari Al-quran dan Al-
hadist, di kembangkan melalui ijtihad oleh para ulama atau ahli islam yang
memenuhi syarat untuk berijtihad dengan cara-cara yang telah ditentukan
           Karena notabenya indonesia mayoritas menganut hukum islam maka
hukum islam itu telah menjadi rujukan. Dewasa hukum islam telah kita ketahui
bahwa, hukum islam menjadi salah satu dari beberapa kaidah-kaidah hukum yang
terdapat di indonesia, dan hukum islam hingga sekarang kaidah dan aturan
didalam hukum islam masih diterapkan dalam kehidupan masyarakat khususnya
di indonesia.
c).SISTEM HUKUM CIVIL LAW
                  Civil law, Civil Law merupakan sistem yang di anut oleh negara-
negara Eropa kontitental yang didasarkan atas hukum Romawi, karena hukum
Romawi pada mulanya bersumber kepada karya agung Kaisar Iustinianus. Sistem
civil law dianut oleh negara-negara Eropa kontinetal sehingga kerap di sebut juga
dengan sebutan kontinental.
Pada mulanya civil law di perkenalkan di indonesia bersamaan dengan
kedatangan orang-orang belanda untuk berdagang di Nusantara ini. Hukum yang
di maksud civil law tadi di berlakukan bagi orang Belanda dan Eropa saja, tetapi
kemudian melalui berbagai upaya peraturan perundang-undangan, pernyataan
berlaku penundukan sukarela, pilihan hukum dan sebagainya, hukum Barat itu
dinyatakan berlaku bagi golongan Eropa, orang Timur Asing(terutama cina) dan
orang indonesia.  
                 Saat kolonialisasi bangsa belanda terhadap wilayah wilayah nusantara,
penjajah juga berusaha menancapkan pengaruhnya dengan menggunakan
kebijakan penerapan hukum belanda terhadap kolonial, bangsa belanda mengagap
sistem hukum civil law yang dia miliki merupakan suatu sistem hukum yang
paling baik dan mapan, karena hukum mereka yang notabenya hukum yang
tertulis dan telah terkodifikasi dengan baik, adalah pencapian yang sempurna, dari
sebuah peradaaban, suatu bangsa yang maju, bangsa belanda mengginginkan
masyarakat jajahanya yang merupakan masyarakat  yang  notabenya tradisional
dan diangkat tidak memiliki hukum dalam kehidupanya, harus di kenalkan pada
hukum yang baik yaitu sistem hukum belanda.
                  Sehingga sampai sekarang pengaruh hukum belanda tersebut masih
sangat kuat karena  bangsa ini merupakan bangsa yang di jajah oleh belanda
selama 350 tahun lamanya, sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa sejak negara
ini di dirikan sebagian besar hukum yang kita gunakan adalah hasil dari
mengadopsi sistem hukum penjajah(belanda).
              Dari situlah sistem hukum civil law berlaku hingga sekarang dan menjadi
tumpuan hukum di indonesia dan menambah keragamaan bangsa indonesia di
bidang hukum.
d).SISTEM HUKUM COMMON LAW
              Common law, common law di kembangkan di inggris karena didasarkan
atas hukum asli rakyat inggris, common law di anut oleh suku-suku Anglika dan
Saska yang mendiami sebagian besar Inggris sehingga juga di sebut Angglo-
saxon, suku scott yang mendiami Skotlandia tidak menganut sistem hukum itu[5].
      Sistem hukum common law itu muncul dikarenakan adanya suatu perkara dan
dimana perkara tersebut di putuskan oleh hakim terdahulu dan menjadi suatu
rujukan sumber  hukum, dalam menyelesaikan suatu perkara tersebut, perkara-
perkara ataupun sengketa-sengketa dalam melaksakan keadilan dan dalam
memutus sengketa berdasarkan atas prinsip-prinsip doktrin preseden yang telah di
putuskan oleh pengadilan. Dan saat ini kita juga menganut ataupun mengikuti
sistem common law.
                 Dari beberapa sejarah yang telah diuraikan oleh penulis, tentang
masuknya pluralisme hukum di indonesia, penulis akan membandingkan
persamaan dan perbedaan antara Hukum Adat, Hukum Islam, dengan sistem
Hukum Civil law (KUHD, KUHP, KUH perdata) dan Hukum dengan sistem
Common Law.
PERBEDAAN HUKUM ADAT, ISLAM, COMMON LAW DAN CIVIL
LAW
                 Didalam pluralisme hukum di indonesia, atas keragamanya, hukum-
hukum yang telah tertulis diantara keempat sumber hukum tersebut, memililiki
perbedaan di dalam fungsinya, kegunaanya, perbedaanya maupun dalam segi tata
caranya.
            a). Hukum Adat, kita bisa melihat perbedaan dari hukum Adat dengan
hukum-hukum yang lainya antara lain, hukumnya bergantung di daerah masing-
masing ataupun berlaku di daerahnya masing-masing, dan memiliki berbagai
macam hukum, contohnya Hukum Adat jawa, Hukum Adat Bugis, Hukum Adat
aceh  dan masih banyak lagi hukum adat yang lainya. Dan hukum Adat biasanya,
dalam menyelesaikan perkaranya mereka menggunakan metode musyawarah
dengan orang tertua atau orang di tuakan di daerah tersebut, dan orang yang di
tuakan atau orang tua menjadi penengah dalam suatu perkara, sehingga perkara
tersebut diselesaikan oleh ketua adat ataupun orang tua di daerah lingkungan
masyarakatnya, selain itu, hukumnya bersumber dari suatu kebiasaan-kebiasaan
yang dilakukan terus menerus dan menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan
oleh masyarakat itu.
          b). Hukum islam, hukum islam dengan berbagai hukum yang lain memiliki
perbedaan dalam segi fungsi. Hukum islam berfungsi sebagai peraturan atau
syariat yang di tetapkan oleh allah dan menjadi suatu pegangan bagi pemeluk
agama islam dan sifatnya mutlak. Dan sanksi-sanksi di dalam hukum islam itu
tidak berbentuk langsung, namun hanya tentang kepercayaan terhadap adanya
dosa bagi yang melaggar ketentuan-ketentuan yang di syariatkan oleh allah.
Namun hanya bagi pemeluk agama islamlah yang menganut hukum tersebut, akan
tetapi mayoritas negara kita pemeluk agamanya adalah islam, selain itu perbedaan
yang begitu terlihat tentang hukum islam dalam segi sumbernya, yaitu Al-quran
dan Al-hadist.
          c). Sistem Hukum Civil Law:  perbedaan di dalam sistem hukum Civil Law
terlihat pada fungsinya, fungsi hukum Civil Law yang berupa aturan yang tertulis
dan bersumber dari hukum belanda, yang diadopsi oleh indonesia. Aturan-
aturanya sistemnya bila seseorang melanggar hukum tersebut maka ia dikenakan
sanksi berupa denda maupun kurungan pidana.
          d). Sistem hukum Common law:  perbedaanya yang bisa kita lihat dengan
hukum-hukum yang lain, bersumber dari keputusan yurisprudensi atau keputusan-
keputusan para hakim terdahulu, dalam menyelesaikan suatu perkara, dan
menjadikan sebuah rujukan kembali dalam memutuskan suatu perkara yang telah
di putuskan pada masa itu, hingga sampai saat ini di dalam sisitem hukum
Common Law yang paling terlihat jelas perbedaanya di bidang sumbernya.
PERSAMAAN HUKUM ADAT, ISLAM, COMMON LAW DAN CIVIL
LAW           
               Dewasa kita telah mengetahui bahwa kesamaan didalam hukum Adat,
hukum Islam, maupun hukum Civil Law dan hukum Common Law terlihat begitu
jelas yaitu dengan adanya suatu aturan didalamnya yang sifatnya mengikat. Selain
itu ke empat sumber tersebut mempunyai suatu keinginan yang sama ataupun cita-
cita yang sama. Walaupun perbedaanya telah di kemukakan oleh penulis seperti
diatas, perbedaanya dari ke empat sumber ini mempunyai suatu keinginan ataupun
visi dan misi yang sama didalam mengagapai kehidupan yang adil dan sejahtera.
Selain itu dari persaamaan sumber-sumber tersebut bisa kita lihat dengan adanya
suatu ikatan yang sangat kuat antara masin-masing hukum-hukum tersebut.
Walupun ke empat sumber tersebut melewati suatu jalan tempuh yang berbeda-
beda namun hakikatnya sama.
MENGAPA HUKUM INDONESIA TIDAK BERDIRI TEGAK
           Dewasa kita telah mengetaui bahwa dari masa ke masa, begitu banyak
masyarakat menuntut dari sebuah keadilan, atas hak-hak yang seharusnya mereka
peroleh. Dari segi hukum di indonesia dapat di kategorikan sebagai hukum yang
begitu lemah, yang tidak kokoh dan tidak berdiri tegak dengan aturan-aturan yang
telah di tetapkan.
           Penulis berpandangan bahwa tidak tegaknya hukum di indonesia bukan di
sebabkan karena adanya suatu perbedaan hukum yang berada di bangsa ini,
ataupun hukum pluralisme di indonesia, karena penulis berpandangan bahwa
hukum yang berada di indonesia yang begitu banyak, mempunyai suatu tujuan
dan kaidah-kaidah yang sama. Hukum di indonesia tidak bisa di salahkan dengan
adanya kurangnya keadilan bangsa ini, akan tetapi penegak hukum di indonesialah
yang menjadikan, kurang tegaknya suatu hukum pada masa ini. Hukum di
indonesia yang begitu banyak dan mengatur berbagai segi kehidupan berbangsa,
telah mengatur dan mencangkup semua dalam segi bidang hukum yang begitu
komplek.
         Bilama penegak hukum bangsa ini bisa membawa kekuasaanya dengan baik,
maka hukum bangsa kita bisa berdiri kokoh, dan penuntutan keadilan dari
berbagai masyarakat bisa di hapuskan. Namun hanya segelincir oknum-oknum
yang kurang bertanggung jawab atas kekuasaanya yang membuat hukum bangsa
ini menjadi lemah, namun sedikitnya penyalahgunaan kekeuasaan hukum bangsa
tersebut berdampak luas bagi tegaknya hukum di indonesia.
             Dari semua yang telah dipaparkan oleh penulis, pluralisme di indonesia
dan undang-undang yang telah ditetapkan oleh bangsa ini telah mencangkup
semua peraturan-peraturan kehidupan sosial masyarakat bangsa kita. Hanya saja
penegak hukum kitalah yang tidak mempunyai kesadaran diri untuk membangun
kehidupan yang adil dan sejahtera yang telah di cita-citakan bangsa ini.
BAB III
KESIMPULAN
                  Bahwa pluralisme hukum adalah lahirnya suatu aturan hukum yang
lebih dari satu aturan di dalam kehidupan masyarakat sosial. Pluralisme hukum
lahir di indonesa di sebabkan faktor historis bangsa indonesia yang mempunyai
keragaman budaya, ras, agama, dan hukum. Dan sekurang-kurangya hukum yang
berkembang di Dunia, lima hukum yang berkembang samapai saat ini. Namun, di
indonesia menganut empat sumber hukum, yang pertama Hukum Adat, Hukum
Islam, sistem Hukum Civil Law dan sistem Hukum Common Law. Walaupun
dalam peraturan hukumnya berbeda-beda namun hakikatnya dan tujuanya sama
yaitu mencapai keadilan untuk kemaslahatan bangsa.
                Timbulnya ataupun lahirnya hukum adat disebabkan karena suatu
kebiasaan masyarakat yang di ulang-ulang, dan menjadi suatu hukum yang
sifatnya tidak tertulis. Hukum islam hadir karena adanya suatu kerjasama antara
negara-negara( perdagangan-perdagangan antar negara) dan bersumber dari Al-
quran dan Al- hadist. Hukum Civil law dan Common law hadir karena adanya
penjajahan pada masa hindia belanda, dan belanda meninggalkan suatu peraturan
hukum hingga sekarang masih di gunakan oleh bangsa indonesia (KUHP, KUHD,
KUHP perdata).
               Perbedaanya mereka memiliki peraturan yang berlaku pada masing-
masing kondisi yang telah ditentukan masyarakat tersebut, persamaan dari ke
empat sumber tersebut, dari segi sifatnya sama-sama mengikat, dari segi
pencapaianya sama-sama mencapai kehidupan yang adil dan maslahat.
         Hukum di indonesia kurang begitu tegak dan sangat lemah. Bukan karena
sifat hukum di indonesia yang menganut hukum lebih dari dua, namun di
sebabkan suatu adanya pemegang kekuasaan yang kurang bertanggung jawab
dalam menjalankan kewajibanya.
                            
DAFTAR PUSTAKA
·       Daud Ali,Mohammad “ Hadirnya hukum islam di indonesia (HUKUM
ISLAM)”,     Jakarta 1990
·       Marzuki, Peter Mahmud, Pengantar hukum indonesia,( Civil Law dan Common
Law), Jakarta 2008
·       Daud Ali, Mohammad, Sejarah hukum islam, Jakarta 1990
·       Muhammad, Bushar, Pokok-pokok HUKUM ADAT, Jakarta 2006

Anda mungkin juga menyukai