TUGAS 3
untuk dapat menggunakan tanah, hutan, air serta isinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Hak ulayat diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Menurut saya yang menjadi objek hak
ulayat pada kasus adalah tanah pesisir pantai, pulau-pulau kecil dan hutan disekitarnya.
Pada dasarnya kedudukan hak ulayat diakui secara hukum setelah diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Hak
ulayat telah mendapat kedudukan yang terhormat dalam ranah hukum pertanahan nasional.
Tidak hanya itu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga telah
Apabila dikaitkan dengan kasus, masyarakat memuliki hak dan kedudukan yang kuat untuk
mengelola hutan, tanah pesisir pantai dan pulau-pulai kecil di sekitarnya. Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menyebutkan
“pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum
adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa hingga sesuai
dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta
tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih
tinggi”. Berdasarkan isi pasal tersebut maka terlihat jelas bahwa kedudukan hak ulayat telah
diakui secara hukum. Meskipun hak ulayat hanya dinyatakan dalam peraturan dan tidak
terdapat dokumen nyata yang menyatakan bahwa tanah tersebut milik masyarakat setempat,
namun hak ulayat telah berlaku secara legalitas sehingga hak ulayat yang mereka miliki
2. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, degnan dalih penggunaan tanah untuk
mereka miliki. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat untuk
memelihara dan mempertahankan hak ulayat yakni dengan melakukan pendaftaran atas hak
ulayat yang mereka miliki. Dengan dilakukannya pendaftaran maka masyarakat setempat
telah mendapat perlindungan dan kepastian hukum dari pemerintah. Pendaftaran atas hak
ulayat yang dimiliki oleh masyarakat setempat tersebut dimaksudkan agar hak-hak mereka
tidak tergusur oleh kepentingan-kepentingan pihak luar yang ingin menggunakan tanah
bersama kepala adat dan tokoh-tokoh agama dalam suatu desa. Setiap tindak pidana yang
terjadi dalam suatu masyarakat adat, biasanya akan dilaporkan langsung kepada aparat desa
oleh korban atau keluarga korban yang bersangkutan. Pada dasarnya sengketa yang
diselesaikan melalui hukum adat tidak berdasarkan pada KUHP, hanya diselesaikan dengan
musyawarah. Namun, bukan berarti hukum adat tidak diakui. Keberadaan hukum adat
Menurut saya, semetinya sengketa adat diselesaikan oleh kepala adat yang berwenang.
Kepala adat yang dipilih haruslah orang yang paling dihormati oleh masyarakat dan orang
yang dianggap paling mampu untuk menyelesaikan sengketa-sengketa adat yang terjadi di
masyarakat.
2. Upaya yang dapat dilakukan jika kepala adat tidak dapat menyelesaikan sengketa adat yakni
dapat dilakukan dengan melapor pada pihak kepolisian setempat. Dengan demikian kasus
yang terjadi akan ditindak lanjuti oleh kepolisian untuk segera diperiksa dan dilakukan
penyidikan. Penyelesaian sengketa adat yang dilakukan oleh Kepolisian akan diselesaikan
dengan berdasar pada hukum barat yang tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum
3. 1. Hukum adat ialah sebuah peraturan yang telah melekat dan lahir di dalam masyarakat
tradisional (masyarakat adat). Hukum adat sudah muncul dan mulai berkembang di
perkembangan dari hukum adat di Indonesia selaras dengan perkembangan dari negara
Indonesia itu sendiri. Hukum adat yang berkembang pada masa penguasa zaman Hindu
sebagai aturan masyarakat telah berlangsung sejak masa Polinesia Melayu yang berlanjut
sampai masa kesultanan, termasuk Kerajaan Sriwijaya, Mataram, Majapahit. Hukum adat
terus berkembang dan terus mengalami penyesuaian hingga Islam masuk pada abad ke-1
Hijriyah (abad ke-7 Masehi). Pada abad ke-13 berdiri kerajaan Islam (kesultanan) pertama
yakni Samudera Pasai yang terletak di ujung Utara pulau Sumatra. Tidak lepas begitu saja
hukum juga mengalami monopoli terhadap hukum positif barat yang diberlakukan selama
terjadinya masa penjajahan oleh bangsa kolonial. Hingga eksistensi dari sejarah
perkembangan hukum adat ini bermuara pada masa pasca proklamasi. Karena bangsa
dimana terdapat tiga hukum yang eksistensinya diakui dan berlaku yaitu hukum barat,
Hukum adat senantiasa dipandang keberadaannya oleh negara untuk menjadi sebuah
kontrol sosial masyarakat dan berperan penting serta terdepan dalam upaya mengantisipasi
serta mencegah terjadinya sebuah konflik pada masyarakat. Hukum adat menjadi hukum
khas masyarakat Indonesia, berpusat pada adat istiadat yang menjadi penjabaran atas nilai-
nilai dasar kebudayaan masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa hukum adat
mengikat dan menemukan berbagai kebiasaan, sehingga diakui oleh konstitusi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Hal ini termaktub
pada Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
dalam undang-undang”, yang artinya negara mengakui adanya hak ulayat dan hak
konstitusional dalam sistem hukum di Indonesia. Selain itu, Pasal 3 UUPA juga mengatur
“Pelaksanaan hak-hak ulayat dan hak-hak yang serupa dari masyarakat hukum adat, selama
masih ada dalam kenyataannya, harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan
kepentingan nasional dan negara berdasarkan persatuan nasional berdasarkan dan tidak
Berkenaan dengan penjelasan di atas, maka untuk mengoptimalkan aktualisasi hukum adat,
sebagai masyarakat kita harus memelihara kembali nilai-nilai budaya yang hampir punah.
Dengan demikian, nilai-nilai hukum adat menjadi bangkit kembali dan tetap terjaga dalam
kehidupan masyarakat.
2. Hukum adat sebagai hukum asli Indonesia merupakan hukum yang senantiasa mengikuti
jiwa dari bangsa masyarakat Indonesia, karena senantiasa tumbuh dan hidup dari
kebudayaan masyarakat tempat hukum adat itu berlaku. Hukum Adat adalah Hukum Non
Statutoir yang sebagian besar adalah hukum kebiasaan dan sebagian kecil Hukum Islam.
Sesuai dengan sifatnya, hukum adat akan secara terus menerus tumbuh dan berkembang di
masyarakat. Sebagai hukum tradisional dan asli hukum Indonesia, hukum adat digolongkan
sebagai hukum yang primitif, sehingga tidak jarang banyak pihak yang meragukan
eksistensi dan pendayagunaannya pada era modern seperti saat ini. Pihak yang meragukan
tersebut menyatakan bahwa hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis, sehingga jika
dibandingkan dengan hukum yang tertulis, hukum adat dinilai tidak dapat memberikan
jaminan kepastian hukum. Namun yang perlu diingat bahwa dalam praktik di masyarakat
sehingga aturan yang tertulis tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan
terkadang tidak mencerminkan rasa keadilan di dalam masyarakat. Dalam keadaan hukum
tertulis tidak dapat menyelesaikan masalah, maka hukum tidak tertulislah (hukum adat)
nantinya yang akan menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini sebagaimana yang terdappat
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 di atas, yang memberikan keleluasaan kepada
hakim untuk memahami, menggali dan mengikuti nilai-nilai hukum yang ada di
masyarakat.
Dengan demikian eksistensi hukum adat hingga saat ini tetap mempunyai peranan yang
penting, terutama dalam pembentukan hukum nasional yang akan datang, terutama dalam
lapangan hukum kekeluargaaan. Hukum adat akan menjadi salah satu sumber utama dalam
pencerminan dari hukum masyarakat. Dan tentu saja dengan harapan ketika hukum tertulis
tersebut sudah diberlakukan, dalam praktik di masyarakat tidak terjadi lagi kesenjangan