PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman tersebut terdiri dari berbagai ras, suku, agama dan budaya. Kondisi
Indonesia yang seperti ini dikenal dengan sebutan multikultural. Kondisi ini dapat
menjadi sebuah potensi dan kekuatan bagi masyarakatnya. Namun disisi lain
tersebut juga mempengaruhi berbagai faktor dalam kehidupan, salah satunya yaitu
dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (3) amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945
dengan hal tersebut, terdapat berbagai peraturan yang sifatnya memaksa dan adanya
bertentangan satu sama lain, akan tetapi juga untuk mendapatkan keseimbangan
1
Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1
antara tuntutan keadilan tersebut dengan ketertiban atau kepastian hukum.2 Sebagai
suatu negara hukum, di Indonesia selain berlaku hukum nasional yang tertulis juga
terdapat hukum yang terlahir dari kebiasaan masyarakatnya. Hal ini kemudian lebih
“ Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada.” Ketentuan ini lebih dikenal dengan nama asas
legalitas. Sebagai suatu hukum yang tidak tertulis, maka berdasarkan asas legalitas
terhadap hukum adat di Indonesia salah satunya dilandasi oleh Pasal 18 B ayat (2)
bahwa negara mengakui dan menghormati masyarakat hukum adat beserta hak-hak
serta prinsip Negara Indonesia yang diatur dalam undang-undang.3 Selain itu juga
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.4
Istilah hukum adat menurut Snouck Hurgronje bermula dari Bahasa Belanda,
yaitu “Adat Recht”. Dalam Seminar Hukum Adat dan Pembangunan Hukum
Nasional pada tahun 1976 yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum
2
Zainal Asikin, 2012, Pengantar Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 21.
3
Pasal 18 B Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4
Erdianto Effendi,2018, Hukum Pidana Adat, Refika, Bandung, hlm.5.
2
Nasional (BPHN) dijelaskan bahwa hukum adat yaitu bagian dari hukum Indonesia
asli yang tidak memiliki bentuk tertulis dan banyak mengandung unsur agama.5
Hukum adat merupakan cerminan dari kehidupan serta nilai yang hidup
suatu keseimbangan antar masyarakat. Hal ini disebabkan oleh alam berpikir
masyarakat adat yang bersifat kosmis dan keterkaitan masyarakatnya di alam dunia
Sama seperti hukum lainnya, dalam hukum adat juga mengenal adanya
bagi seluruh lapisan masyarakat, baik itu terhadap individu, kelompok maupun para
petinggi dalam suatu lingkup masyarakat adat. Penjatuhan sanksi dilakukan jika
kehidupan bermasyarakat.
Hukum pidana adat merupakan salah satu bagian dari hukum pidana itu
sendiri. Hilman Hadikusuma berpendapat bahwa hukum pidana adat adalah hukum
yang menunjukkan peristiwa dan perbuatan yang harus diselesaikan dan dihukum
kehidupan masyarakat7.
5
Edy Sanjaya, 2011, Hukum dan Putusan Adat dalam Praktik Peradilan Negara, Fakultas
Hukum Universitas 17 Agustus 1945, Semarang, hlm.1
6
Rini Apriyani, 2018, “Keberadaan Sanksi Adat dalam Penerapan Hukum Pidana Adat”
,Jurnal Hukum Prioris, Vol. 6, No.3, 2018, hlm.234-235.
7
Hilman Hadikusuma, 1989, Hukum Pidana Adat, Penerbit Alumni, Bandung, hlm.8.
3
Ketika suatu ketentuan dalam hukum pidana adat tidak tepenuhi maka
terjadilah delik adat. Ada berbagai macam delik adat, diantaranya delik yang
serta yang berkaitan dengan tanah adat 8 . Kehadiran hukum pidana adat tersebut
delik adat.
dipulihkan seperti sediakala, sehingga menimbulkan suatu reaksi adat. Ter Haar
yang menimbulkan suatu reaksi adat sehingga harus dipulihkan kembali dengan
Indonesia memiliki keberagaman suku, budaya, adat, agama, ras dan lain
sebagainya. Adat Minangkabau adalah salah satu dari sekian banyak adat yang
8
John Ganesha Siahaan, “Macam Delik Adat dan Tata Cara Penyelesaiannya”,
https://langitbabel.com/macam-delik-adat-dan-tata-cara-penyelesaiannya/, diakses pada 15 Juli 2022
Pukul 22.24
9
Ter Haar, B.Bzn, Asas-Asas dan Susunan Hukum Adat, terj. Kng. Soebakti Poeponoto, (
Jakarta : Pradnya Paramita, 1860), hlm. 128.
4
menciptakan keadilan di dalam masyarakat. Hal ini juga dikenal dengan sebutan
alue patuik.10
nagari. Nagari baru bisa dikatakan terbentuk ketika sedikitnya terdapat empat suku.
Salah satu nagari di Minangkabau yang masih menerapkan hukum pidana adatnya
adalah Nagari Bayur Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Hukum pidana
adat merupakan suatu alternatif yang paling sering digunakan ketika terjadi suatu
delik adat di Nagari Bayur tersebut. Salah satu delik adat yang sering terjadi yaitu
10
Yusnita Eva, 2016, Dari Komunal ke Individual Perubahan Budaya Hukum Masyarakat
Adat Minangkabau, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hlm. 75-79.
11
Nurhafifah dan Hardiyanti, 2021, Kajian Yuridis Statistik Kriminal Tindak Pidana
Pencurian yang Dilakukan oleh Anak, Jurnal Hukum dan Keadilan Mediasi, Vol.8,No.1,2021, hlm.34.
5
maupun karena tidak memiliki pekerjaan. Tindak Pidana Pencurian termasuk salah
satu kejahatan terhadap harta benda yang diatur dalam Buku II Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana Bab XXII dalam Pasal 362 sampai dengan Pasal 367. Selain
itu, pencurian termasuk perbuatan yang telah dilarang dan diancam dengan
Tindak pidana pencurian ini juga ada beragam jenis. Diantaranya yaitu
tindak pidana pencurian biasa, tindak pidana pencurian dengan pemberatan, dengan
hukum terhadap tindak pidana tersebut. Namun ketika pencurian tersebut dilakukan
oleh anggota keluarga, maka delik yang terjadi yaitu delik aduan relatif.
Dalam hukum pidana adat, pelaku pencurian juga diberikan sanksi yang
terdapat di Nagari Bayur bahwa bagi pelaku pencurian ada beberapa hukuman yang
a. Permintaan maaf;
12
Sudarsono, 2007, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, hlm.85.
6
b. Denda dan ganti rugi;
pidana formil dan materilnya. Hal ini dikenal dengan sebutan Undang Nan Duo
Puluah. Undang Nan Duo Puluah ini dibagi menjadi dua, yaitu Undang Nan
Salapan yang merupakan hukum pidana materil memuat tentang perbuatan yang
dapat digolongkan dalam delik dan Undang Nan Duo Baleh yang merupakan hukum
Nan Duo Baleh, yaitu bagian maliang-curi. Maliang-curi bermakna sebagai suatu
perbuatan mengambil barang milik orang lain. Maling dapat dimaknai sebagai
pengambilan barang orang lain dengan merusaknya dan curi dapat dimaknai sebagai
pengambilan barang orang lain ketika orang tersebut lengah. Biasanya maliang-curi
ini dilakukan pada saat si pemilik barang sedang lengah dan disertai juga dengan
kekerasan.
Adat Nagari Bayur, bahwa kasus pencurian sangat sering terjadi. Pada malam hari
13
Aria Zurnetti, 2020, Kedudukan Hukum Pidana Adat dalam Penegakan Hukum dan
Relevansinya dengan Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Rajawali Pers, Depok, hlm. 93.
7
tanggal 23 Desember 2021 telah terjadi pencurian ikan oleh dua pelaku berinisial
ED dan RS di Jorong Kapalo Koto. Dua pria ini berhasil mencuri ikan dengan berat
hampir satu ton. Kejadian bermula saat korban bernama Yondri akan membuang
ikan yang sudah mati. Namun ketika melihat kearah tambaknya ia menyadari bahwa
ikannya berkurang dalam jumlah yang sangat banyak. Ketika menceritakan hal yang
terjadi kepada istrinya, seorang warga bernama Asrul mengatakan bahwa ia melihat
dua orang pria menggunakan boat berjalan dari arah tambak korban.
Kejadian pencurian ini sering terjadi pada malam hari, oleh karena hal
masih juga kurang efektif karena masih banyak pelaku pencurian yang tertangkap.
Berdasarkan hasil kesepakatan para pemuka adat yang diperoleh melalui peradilan
adat, terhadap pelaku dijatuhkan hukuman berupa membayar denda dan diusir dari
kampung14.
Hal ini terbukti karena pada bulan Januari-Mei 2022 ditemukan beberapa
Pasaman Barat. Pelaku membawa kabur motor yang sedang terparkir ketika korban
sedang buang air di sebuah mesjid. Ketika korban menyadari dan berusaha
mengambil kembali sepeda motor miliknya, pelaku memukul korban dengan kayu
14
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketuan KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur , tanggal 13 Oktober 2022, pukul 10.00 WIB.
8
yang terdapat di dekatnya. Pelaku langsung tertangkap oleh masyarakat yang
menyaksikan kejadian tersebut dan diselesaikan dalam peradilan adat Nagari Bayur.
Terhadap pelaku diharus melakukan permintaan maaf dan membayar denda lima
sak semen15.
Selanjutnya terjadi kembali pencurian uang serta emas milik warga dengan
itu ketika pemilik rumah sedang tidak berada di rumah. Korban diketahui
mengalami kerugian hingga dua juta rupiah. Terhadap pelaku juga dijatuhkan sanksi
pidana adat berupa pembayaran denda dan ganti rugi serta permintaan maaf16.
terkadang ditemukan fakta bahwa penjatuhan sanksi biasanya lebih berat untuk
orang yang berasal dari luar Nagari Bayur tersebut. Selain itu juga terdapat
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan menggali segala hal
yang terkait dengan bagaimana proses penyelesaian tindak pidana pencurian melalui
ketentuan pidana adat oleh lembaga kerapatan adat Nagari Bayur Kecamatan
Tanjung Raya Kabupaten Agam dan hambatan dalam penerapan sanksi pidana adat
15
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketuan KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur , tanggal 13 Oktober 2022, pukul 10.30 WIB.
16
Ibid.
9
oleh lembaga kerapatan adat Nagari Bayur Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten
Agam terhadap pelaku tindak pidana pencurian serta respon aparat penegak hukum
terkait penerapan sanksi pidana adat oleh lembaga kerapatan adat Nagari Bayur
pencurian. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukum
PENCURIAN”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat kita
temukan rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
10
Tanjung Raya Kabupaten Agam terhadap pelaku tindak pidana
pencurian ?
C. Tujuan Penelitian
pidana pencurian
D. Manfaat Penelitian
saja, tetapi juga dapat memberikan informasi kepada banyak pihak, terutama pihak-
pihak terkait yang membutuhkan data, informasi terkait dengan kasus salah tangkap.
Maka dari itu manfaat penelitian ini terbagi 2 ,yaitu manfaat teoritis dan manfaat
11
1. Manfaat Teoritis
pencurian.
pidana.
2. Manfaat Praktis
masukan bagi penegak hukum dan juga masyarakat hukum adat, agar
penelitian ini.
E. Metode Penelitian
dimaksud yaitu pencarian terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah), karena hasil
12
dari pencarian ini akan dipakai untuk menjawab permasalahan tertentu. Penelitian
juga merupakan upaya pencarian yang amat bernilai edukatif. Penelitian tersebut
melatih kesadaran manusia bahwa di dunia ini banyak yang tidak diketahui.17
mencari, menggali dan juga menemukan fakta yang berkaitan dengan objek hukum,
baik hukum sebagai suatu ilmu yang berkaitan dengan perilaku seseorang, maupun
untuk :
17
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press,
Depok, hlm. 19.
13
4) Menguji hipotesa yang berisikan hubungan sebab-akibat ( harus
perilaku di tengah masyarakat. Data utama dalam penelitian ini berasal dari
responden
2. Sifat Penelitian
dalam artian tidak bertujuan untuk menguji hipotesa penelitian tetapi bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang bagaimana penerapan sanski pidana adat oleh
lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur terhadap pelaku tindak pidana pencurian.
Penelitian deskriptif ini juga memberikan interpretasi terhadap segala informasi dan
data yang bertujuan untuk menemukan fakta yang sebenarnya terjadi dalam
masyarakat.
18
Soerjono Soekanto, 2020, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta, hlm. 49.
19
Suharsimi Arikunto, 2012, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek, Jakarta, Sinar
Grafika, hlm.126.
14
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat mengenai
sifat individu, kelompok tertentu atau gejala, serta menentukan penyebaran dari
suatu gejala dan hubungannya antara suatu gejala dengan gejala lain yang terdapat
sebagai berikut :
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
dokumen tidak resmi yang kemudian diubah oleh peneliti peroleh dari pemeliatan.
mengenai penerapan sanski pidana adat oleh lembaga Kerapatan Adat nagari Bayur
b) Data Sekunder
buku, hasil penelitian yang berwujud dalam laporan, buku harian dan seterusnya .20
20
Soerjono Soekanto, 2020, Op.Cit., hlm. 12.
15
a) Bahan Hukum Primer, yaitu sumber informasi yang tertuang dalam
1945
hukum sekunder terdiri dari buku hukum dan ilmiah, jurnal hukum dan
dan bahan hukum sekunder. Contoh dari bahan hukum primer adalah
didapatkan. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data
diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Pemilihan sumber data yang
tepat juga berpengaruh terhadap kelengkapan dan kekayaan data yang diperoleh.
16
a) Penelitian Pustaka
dijadikan sebagai sumber data, yang mana penelitian ini akan dilakukan di
b) Penelitian Lapangan
a. Studi Dokumen
kualitatif. Studi dokumen ini mengkaji informasi tertulis mengenai hukum baik pada
aturan maupun dokumen yang ada . Pada penelitian ini, penulis mempelajari
b. Wawancara
salah satu teknik yang paling sering digunakan. Wawancara yang dilakukan oleh
penulis dengan masyarakat dan pengurus lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur.
17
5. Pengolahan dan Analisis data
berikut :
Pada penelitian ini, jenis teknik pengolahan data yang akan digunakan
oleh penulis adalah teknik editing. Editing atau pemeriksaan yaitu mengecek atau
meneliti kembali data yang telah diproses untuk kemudian dicek kesesuaiannya.
b) Analisis data
data, lalu memilah data-data yang telah dikumpulkan, guna mencari data mana yang
Dalam hal ini penulis menganalisis data primer dan data sekunder
sanski pidana adat terhadap pelaku tindak pidana pencurian oleh lembaga Kerapatan
21
Saifulllah,2006, Buku Panduan Metodologi Penelitian, Fakultas Syariah UIN, Malang,
hlm. 59.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah adat pertama kali berasal dari Bahasa Arab yang dalam Bahasa
secara terus menerus dan dipercayai oleh masyarakat dalam waktu yang lama. Ada
juga yang berpendapat bahwa kata “adat” berasal dari Bahasa Sanskerta yang telah
dipakai oleh masyarakat Minangkabau sejak 2000 tahun yang lalu. Menurut
Hilman dan Amura, adat berasal dari dua kata yaitu kata a dan dato.22
terdapat hukum yang lahir dan berkembang dari kebiasaan masyarakat setempat
serta dijadikan pedoman dalam kehidupan dan bentuk tidak tertulis yang lebih
Hukum adat pertama kali berasal dari Bahasa Belanda yaitu “ adat recht”
yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje sebagai istilah bagi suatu sistem
22
Hilman Hadikusuma,2002, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Mandar Maju,
Bandung, hlm.14
19
a) Tidak tertulis dan terkodifikasi dalam suatu perundang-undangan;
f) Tidak teratur23
Di Indonesia hukum adat diakui sebagai hukum yang sah. Prof. Koesnoe
lampau;
23
Yulia, 2016, Buku Ajar Hukum Adat, Unimal Press, Lhokseumawe, hlm. 5.
20
d) Dinamis, perkembangan hukum adat sejalan dengan perkembangan yang
terjadi di masyarakat24
bahwa “segala badan negara dan peraturan yang ada masih berlangsung berlaku
sebelum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini”. Walaupun secara
eksplisit tidak menyatakan bahwa hukum adat tetapi dalam ketentuan tersebut
meligitimasi bahwa diakui juga hukum tidak tertulis yang salah satunya
dalam butir-butir sila Pancasila. Pancasila sebagai tertib hukum yang berakar dalam
kehidupan masyarakat Indonesia sangat penting bagi hadirnya hukum adat karena
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 27 ayat (1) ditegaskan bahwa hakim
sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami
24
Sri Warjiyati, 2020, Ilmu Hukum Adat, Deepublish, Sleman, hlm.17-18.
25
Erwin Owan Hermasnyah Soetoto, Zulkifli Ismail dan Melanie Pita Lestari, 2021, Buku
Ajar Hukum Adat, Madza Media, Malang, hlm.40-43.
21
B. Pengertian, Sifat, Ruang Lingkup dan Delik Hukum Pidana Adat
hukum pidana adat merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau
keseimbangan di masyarakat26.
pidana adat masih terjaga eksistensi dan keberadaannya. Hukum pidana adat
dinilai juga sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat ( the living law ).
Aturan hukum pidana adat masih ditaati dan dipatuhi sebagai salah satu
masyarakat.
Hukum positif tanpa hukum adat tidak ubahnya seperti “gulai tanpa
garam”. Karenanya seorang ahli hukum Austria bernama Eugen Erlicht pernah
mengatakan, bahwa hukum positif baru akan mempunyai daya laku yang efektif
apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law).
Hukum pidana adat tidak bermaksud menunjukkan hukum dan hukuman apa
26
R. Bagus Irawan, Dede Santi Fatimah dan Aryo Fadlian, 2021, Analisis Yuridis Kasus
Perzinahan Berdasarkan Hukum Adat Minangkabau dan Hukum Batak, Journal Of Law, Vol.1, No.1,
2021, hlm.9.
22
yang harus dijatuhkan bila terjadi pelanggaran, tapi yang menjadi tujuannya
pelanggaran27.
Hilman Hadikusuma menjelaskan bahwa sifat dari hukum pidana adat yaitu
diantaranya :
1) Menyeluruh dan menyatukan, hal ini disebabkan oleh ketentuan dalam hukum
pidana adat bersifat saling bertaut. Dalam hukum pidana adat tidak terdapat
2) Ketentuan yang terbuka, hukum pidana adat bersifat terbuka untuk segala
peristiwa yang akan terjadi asalkan tetap menjamin keadilan menurut kesadaran
hukum masyarakat;
dalam hukum pidana adat juga dipertimbangkan mengenai latar belakang dan
27
Elwi Danil, 2012, Konstitusionalitas Penerapan Hukum Adat dalam Penyelesaian Perkara
Pidana, Jurnal Konstitusi, Vol.9,No.1, 2012, hlm. 589-591.
23
5) Tindakan reaksi atau koreksi, dalam menyelesaikan akibat peristiwa tidak saja
dapat dikenakan terhadap pelakunya tetapi juga terhadap keluarga atau kerabat
berbeda-beda di setiap daerahnya. Hukum pidana adat itu akan tetap berlaku
selama masyarakat adat itu ada. Mengenai kekuatan berlaku hukum adat tersebut
bergantung kepada keadaan waktu dan tempat. Hukum ini berlaku terhadap
anggota warga masyarakat adat dan orang-orang di luar yang terkait akibat
hukumnya.
karena kemampuan hukum pidana umum hanya terbatas di pengadilan saja dan
belum tentu dapat memenuhi keadilan di tengah masyarakat. Hukum pidana adat
4. Delik Adat
berbeda-beda di setiap daerahnya. Hukum pidana adat itu akan tetap berlaku
selama masyarakat adat itu ada. Mengenai kekuatan berlaku hukum adat tersebut
bergantung kepada keadaan waktu dan tempat. Hukum ini berlaku terhadap.
28
Hilman Hadikusuma, 1989, Op.Cit., hlm.12-15.
29
Ibid., hlm.18-19.
24
Menurut Ter Haar delik adat merupakan delik yang terjadi ketika adanya gangguan
masyarakat.30
dan selanjutnya akan lenyap ketika telah lahir suatu ketentuan hukum adat yang
baru. Mengenai prosedur lahirnya delik adat tidak jauh berbeda dengan lahirnya
peraturan hukum tidak tertulis lainnya. Hal ini terjadi ketika ada suatu aturan yang
gunakan dan dipertahankan ketika terjadi suatu pelanggaran adat maka lahirlah
hukum adat.31
1) Tata tertib adat dilanggar, apabila ketentuan adat dilanggar maka akan terjadi
delik adat yang menyebabkan reaksi dan koreksi dari petugas hukum adat dan
masyarakat. Apabila tidak ada reaksi dan koreksi maka perbuatan tersebut tidak
30
Yulia, 2016, Op.Cit., hlm. 89.
31
Saidil Adri, 2020, Penentuan Kriteria Delik Adat oleh Masyarakat Adat Melayu Rokan
Hilir, Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum, Vol.3,No.1, 2020, hlm.103.
32
Hilman Hadikusuma, 1989, Op.Cit., hlm.15-18.
25
C. Pengertian Tindak Pidana Adat Minangkabau, Pembagian Delik dalam Adat
berbeda-beda di setiap daerahnya. Hukum pidana adat itu akan tetap berlaku
selama masyarakat adat itu ada. Mengenai kekuatan berlaku hukum adat tersebut
bergantung kepada keadaan waktu dan tempat. Hukum ini berlaku terhadap.
Menurut Ter Haar delik adat merupakan delik yang terjadi ketika adanya gangguan
masyarakat33.
Hukum pidana adat Minangkabau itu sendiri dapat dipahami sebagai suatu
ketentuan tidak tertulis yang tumbuh serta diyakini dan dipatuhi oleh masyarakat
sekitar, hukum yang dijelaskan disinilah yang nantinya juga terdapat mengenai
delik adat yang masih sering terjadi di Minangkabau. 34 Hukum pidana adat
pemberian sanksi berupa denda, diusir dari kampung serta dikucilkan dalam
33
Yulia, 2016, Op.Cit., hlm. 89.
34
Azmi Djamarin dan Yardi Gond, 2000, Perbuatan dan Sanksi Adat yang Masih Hidup
dalam Hukum Adat Minangkabau Dewasa Ini, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, hlm.20.
26
pergaulan masyarakat. Kekuatan sanksi pidana ini sama dengan ketentuan dalam
KUHP. Sanksi ini merupakan kesepakatan dari para pemuka-pemuka adat yang
yang bertentangan dengan aturan dan norma adat Minangkabau yang tertuang
adat Minangkabau juga terdiri dari berbagai jenis yang akan dibahas dalam poin
selanjutnya.
undang nan duo puluah. Undang-undang nan duo puluah kemudian terbagi
menjadi undang-undang nan salapan ( hukum pidana adat materil yang berisi
duo baleh (hukum pidana adat formil yang membahas mengenai pembuktian).
35
Chairul Anwar, 1997, Hukum Adat Indonesia Meninjau Hukum Adat Minangkabau, Rineka
Cipta, Jakarta, hlm. 15.
27
Undang- Undang Nan Salapan berisi mengenai tindakan yang
digolongkan sebagai kejahatan. Pembagian dari undang nan salapan yaitu :36
mamaknya;
pemilik rumah;
orang lain dengan kekerasan dan dilakukan saat orang tersebut dalam
36
Firdaus Marbun , “ Undang-Undang Nan Salapan”,
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar/undang-undang-nan-salapan/, diakses pada 05
Oktober 2020 Pukul 13.45.
28
e) Tikam Bunuah, maksudnya ialah perbuatan yang melukai bahkan
hilangnya nyawa orang lain baik itu dengan dosis yang rendah sampai
sampai hangus dan membuat barang milik orang lain tersebut habis
kejahatan tersebut. Undang-undang ini juga terbagi ke dalam dua bagian yaitu
dakwa cemo (cemar) dan dakwa tuduah ( tuduh ). Pembagian dari Undang-
37
Ibid.
29
a) Talalah Takaja, maksudnya ialah pelaku bisa ditemukan dan bisa
30
g) Bajalan Bagageh-gageh, maksudnya ialah pelaku ketika melakukan
patut memakai pakaiannya yang sudah basah dan terkena lumpur pada
dari sawah ;
sangat murah;
j) Dibao Pikek Mao Langau, maksudnya ialah adanya tingkah laku aneh
31
Misalnya seseorang yang dicurigai melakukan perampokan dan
salah satu bagian dari Undang-Undang Nan Salapan yang mengatur mengenai
tindakan yang dapat digolongkan sebagai suatu perbuatan tindak pidana yaitu
Maliang Curi. Terhadap perilaku pencurian ini dapat dikenakan sanksi baik itu
nasional yang lebih mengutamakan sanksi yang berat tanpa melihat aspek
laimmya.38
38
Aria Zurnetti, 2020, Op.Cit, hlm. 102.
32
Oleh karena itu, dalam penjatuhan hukuman harus didasarkan oleh hal-
matang;
Lembaga Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) telah ada sejak zaman dahulu dan
berdasarkan ketentuan adat salingka nagari serta memiliki peranan teratas untuk
33
penyelenggaraan pemerintahan nagari yang keanggotaannya terdiri dari
perwakilan ninik mamak dan unsur alim ulama nagari, unsur cadiak pandai,
unsur bundo kanduang dan unsur parik paga dalam nagari yang bersangkutan
2) Niniak mamak
3) Cadiak pandai
4) Alim ulama
5) Bundo kanduang
6) Dubalang
7) Manti
Begitu juga dengan lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur yang dipimpin
oleh satu orang ketua dibantu oleh dua orang wakil ketua, sekretaris, bendahara,
tiga koordinator bidang. Keanggotaan tersebut dipilih dari dan oleh anggota
39
Pasal 1 Angka 6 Peraturan Daerah Sumatera Barat No. 7 Tahun 2018 tentang Nagari
34
3. Tugas dan Wewenang Lembaga Kerapatan Adat Nagari
Dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 7 Tahun
2018 tentang Nagari dijelaskan bahwa tugas dari lembaga Kerapatan Adat Nagari
Mengenai wewenang dari Lembaga Kerapatan Adat Nagari juga diatur dalam
Pasal 7 Ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat yaitu :41
nagari;
kapalo nagari;
40
Pasal 7 Ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Nagari
41
Pasal 7 Ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Nagari
35
e) Melestarikan nilai-nilai adat dan budaya sesuai adat salingka nagari;
36
BAB III
menimbulkan hambatan42
bersifat kekeluargaan dan perdamaian ini biasanya lebih dikenal dengan istilah
non litigasi atau penyelesaian secara adat. Menurut adat Minangkabau, ketika
terjadi suatu delik adat maka penyelesaiannya ditempuh melalui peradilan adat.
42
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023 pukul 13.30 WIB.
37
Peradilan adat berperan dalam memutus dan mendamaikan sengketa
dalam peradilan adat merupakan suatu kelembagaan yang sesuai dengan praktik
dengan hukum adat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan prinsip Negara
diselenggarakan oleh lembaga Kerapatan Adat Nagari. Hal ini bukan bertujuan
43
Sovia Hasanah, “ Kedudukan Hukum Peradilan Desa Adat ”,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/kedudukan-hukum-peradilan-desa-adat-lt59487a43f02f2,
diakses pada 12 Februari 2023 Pukul 12.15
44
Wawancara dengan Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor Kerapatan
Adat Nagari Bayur, tanggal 5 Januari 2023, pukul 10.00 WIB.
38
Peradilan adat dianggap dapat menyelesaikan setiap persoalan-
adat mengacu pada adat istiadat serta nilai luhur yang telah sejak lama dianut
oleh masyarakat. Hal ini membuat peradilan adat dianggap dapat mendamaikan
pihak-pihak yang bertikai tanpa mementingkan pihak yang benar ataupun salah.
peradilan adat atau yang lebih dikenal dengan istilah Sidang Nagari. Sidang
2.500.000,-
45
Wawancara dengan Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor Kerapatan
Adat Nagari Bayur, tanggal 5 Januari 2023, pukul 10.20 WIB.
39
b. Pencurian dengan Pemberatan. Pada dasarnya pencurian ini tidak jauh
Puluah. Undang-Undang Nan Duo Puluah terbagi lagi menjadi dua bagian
46
Wawancara dengan Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor Kerapatan
Adat Nagari Bayur, tanggal 5 Januari 2023, pukul 10.15 WIB.
47
Wawancara dengan Bapak Antoni, Sekretaris KAN Nagari Bayur di Kantor Kerapatan
Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2022, pukul 11.00 WIB.
40
1) Unsur Objektif
a. Mengambil ( Wegnemen )
dilakukan baik dari tempat asal suatu barang itu terletak maupun dari
tersebut.
Namun terhadap barang yang tidak ada pemiliknya, maka tidak dapat
48
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.
115.
41
mengemukakan bahwa yang dikatakan barang bukan hanya sesuatu
bersifat penuh.
2) Unsur Subjektif
49
S.R. Sianturi, 1983, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya, Alumni AHM-PTHM,
Jakarta,
hlm. 591.
50
Rony A Walandouw, Pangemanan Diana.R dan Hendrik Pondaag, 2020, Unsur Melawan
Hukum yang Subjektif dalam Tindak Pidana Pencurian Pasal 362 KUHP, Lex Crimen, Vol.9,No.3,
2020, hlm.252-253.
51
Ibid.
42
akan berbuat seolah-olah bahwa ia adalah pemilih sebenarnya dari
unsur esensial dalam suatu tindak pidana, karena akan aneh jika
dengan hukum yang berlaku baik itu hukum dalam bentuk tertulis
sanksi yang diberikan terhadap pelaku tindak pidana pencurian tergantung nilai
barang yang dicuri. Hukumannya mulai dari membayar denda dan mengganti
sesuai dengan nilai barang curian. Bagi pencuri yang sudah melakukan
52
Andi Zainal Abidin, 2007, Hukum Pidana 1, Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, Hlm.
47.
53
Wawancara dengan Bapak Antoni, Sekretaris KAN Nagari Bayur di Kantor Kerapatan
Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023, pukul 11.20 WIB.
43
Di dalam lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur, terdapat struktur
Adat Nagari Bayur diketuai oleh H. Yasril Efendi. Setiap penyelesaian sengketa
masyarakat selaras dengan nilai adat dan kebiasaan yang berkembang dalam
Penyelesaian itu haruslah dilakukan tanpa memandang asal usul, agama, ras
54
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023, pukul 11.30 WIB.
44
Penyelesaian sengketa melalui peradilan adat dilakukan secara
Turun ”. Hal ini dimulai dari kaum, sukuk dan terakhir nagari. Peradilan adat
penyelesaian dalam keluarga saparuik yaitu dilakukan oleh keluarga besar dari
para pelaku. Namun apabila dalam keluarga saparuik tidak ditemui jalan keluar
dalam suatu peradilan adat yang digelar oleh lembaga Kerapatan Adat Nagari.
Hal ini dilakukan karena tidak terdapat penjara dalam suatu lembaga
peradilan adat;
55
Aria Zurnetti, 2020, Op.Cit, hlm. 201-202.
56
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023 pukul 11.50 WIB.
45
b. Setiap orang yang melihat,menyaksikan dan mengetahui kronologi
adat;
d. Setelah menemukan data dan titik terang dari persoalan yang terjadi,
perbuatan tidak akan terulang kembali dan sanksi yang akan diterima
oleh pelaku;
pidana
46
a. Permintaan maaf, permintaan maaf dilakukan secara lisan oleh si pelaku
kepentingan nagari;
sebagainya57
melalui peradilan adat. Pertama, pencurian ikan oleh dua pelaku berinisial ED
dan RS di Jorong Kapalo Koto. Tindak pidana pencurian ini dilakukan pada
tanggal 23 Desember 2021. Dua pria ini berhasil mencuri ikan dengan berat 700
kilogram. Kejadian bermula saat korban bernama Yondri akan membuang ikan
yang sudah mati. Namun ketika melihat ke arah tambaknya ia menyadari bahwa
57
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023 pukul 12.10 WIB.
47
ikannya berkurang dalam jumlah yang sangat banyak. Ketika menceritakan hal
yang terjadi kepada istrinya, seorang warga bernama Asrul mengatakan bahwa
ia melihat dua orang pria menggunakan boat berjalan dari arah tambak korban.
Kejadian pencurian ini sering terjadi pada malam hari, oleh karena hal
masih juga kurang efektif karena masih banyak pelaku pencurian yang
dan diusir dari kampung. Hal ini mengingat kerugian yang disebabkan oleh
pelaku cukup besar. Selain menerima sanksi pidana adat, korban juga
di Jorong Tabin terhadap Ibu Meliana, pelaku kemudian diketahui berasal dari
Talu, Pasaman Barat. Kejadian ini terjadi pada waktu sholat isya tanggal 24
58
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketuan KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur , tanggal 13 Oktober 2022, pukul 10.00 WIB.
48
Februari 2022 Pelaku membawa kabur motor yang sedang terparkir ketika
korban buang air di sebuah masjid. Korban sempat menyadari dan berusaha
setempat dan sempat dipukuli oleh warga sekitar. Namun para pemuka adat
denda dua puluh sak semen. Meskipun pelaku bukan berasal dari Nagari Bayur,
sanksi pidana adat yang berlaku. Hal ini bersesuaian dengan pepatah dimana
Ketiga, terjadi kembali pencurian uang serta emas milik warga bernama
Bapak Ade dengan cara membobol rumahnya oleh pelaku berinisial HN senilai
dua juta rupiah. Pencurian ini dapat digolongkan menjadi pencurian ringan. Ia
melakukan aksi pencurian itu ketika pemilik rumah sedang tidak berada di
59
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketuan KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur , tanggal 13 Oktober 2022, pukul 10.30 WIB.
49
Kasus pencurian ini juga dibawa oleh masyarakat ke dalam peradilan
adat. Terhadap pelaku juga dijatuhkan sanksi pidana adat berupa pembayaran
denda dan ganti rugi serta permintaan maaf. Denda yang dijatuhkan sebesar
kerugian yang disebabkan dan lima sak semen dan uang tunai sebesar lima juta
rupiah. Selain itu pelaku juga diusir dari kampung, karena diketahui telah sering
tempat tinggal lain dan uang yang cukup untuk membayar denda serta ganti
kerugian, pelaku meminta tenggang waktu agar bisa tetap tinggal di Nagari
Bayur.
para pemuka adat bersama dengan masyarakat. Penjatuhan sanksi tersebut juga
ditimbulkannya. Selain itu bagi pelaku yang sudah berulang kali melakukan
pencurian juga dikenakan sanksi berupa pengusiran dari kampung. Bagi pelaku
yang berasal dari luar Nagari Bayur juga dikenakan sanksi pidana adat sesuai
50
Upaya penyelesaian melalui peradilan adat bertujuan untuk
oleh pelaku pencurian tidak hanya dirasakan oleh si pelaku, namun juga
jalur hukum, maka rasa malu yang dirasakan oleh masyarakat nagari
ke jalur hukum memakan waktu yang lama serta biaya yang banyak;
temurun;60
60
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023 pukul 12.30 WIB.
51
Proses penyelesaian perkara pencurian melalui peradilan adat oleh
telah ditetapkan oleh para pemuka adat beserta pengurus KAN. Proses
persidangan berlangsung tertib dan hasilnya yang adil dapat diterima oleh
penjalanan sanksi oleh para pemuka adat dan pengurus KAN, namun secara
cukup baik. Untuk sanksi berupa permintaan maaf dan membayar denda serta
ganti kerugian biasanya dijatuhi kepada tindak pidana pencurian ringan, dengan
pemberatan dan pencurian dengan kekerasan. Untuk pelaku tindak pidana yang
berupa diusir dari kampung. Untuk sanksi berupa diusir dari kampung
dikeluarkan saat sidang nagari dan dibuat perjanjian tertulis yang harus ditanda
kesepakatan para pengurus Kerapatan Adat Nagari Bayur dan pemuka adat
52
B. Hambatan dalam Penerapan Sanksi Pidana Adat Terhadap Pelaku
Hukum pidana adat hingga saat ini masih diakui dan digunakan dalam
Proses penyelesaian perkara pidana melalui jalur hukum dianggap belum cukup
Hal ini menyebabkan hukum pidana adat yang telah diberlakukan tidak
merupakan hambatan dalam penerapan sanksi pidana adat yang dirasakan oleh
sulit;
pengurus KAN yang kosong karena banyak dari pengurus tersebut yang
53
c. Setelah putusan dari sidang dikeluarkan, para pengurus KAN kurang
yang diusir dari kampung masih meminta untuk diberi izin tinggal
pidana pencurian ini juga berasal dari masyarakat itu sendiri. Beberapa
main hakim sendiri dilakukan oleh masyarakat karena emosi yang sudah
61
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro, Ketua KAN Nagari Bayur di Kantor
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 7 Januari 2023 pukul 13.00 WIB.
54
c. Kurangnya edukasi mengenai penerapan sanksi pidana adat sehingga
yang sulit. Ketika peradilan adat menjatuhkan sanksi berupa denda dan
ganti kerugian serta diusir dari kampung maka sanksi pidana akan sulit
62
Wawancara dengan Bapak Ibu Susi , Warga Bayur di Kantor Kerapatan Adat Nagari
Bayur, tanggal 7 Januari 2023 pukul 14.00 WIB.
63
Wawancara dengan Bapak HN,ED,RS dan YS, Pelaku Pencurian di Kantor Kerapatan
Adat Nagari Bayur, tanggal 10 Januari 2023 pukul 11.00 WIB.
55
telah dilakukannya, tidak jarang ia tetap masih disisihkan dari
dengan baik;
Bapak Yondri, Ibu Meliana dan Bapak Ade pada tanggal 12 Januari 2023,
yaitu : 64
terlalu ringan sehingga dirasa tidak adil bagi korban yang telah banyak
64
Wawancara dengan Bapak Yondri, Ibu Meliana dan Bapak Ade, Korban Pencurian di
Kantor Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 13 Januari 2023 pukul 10.00 WIB.
56
korban yang memilih untuk langsung menyelesaikan masalah melalui
jalur hukum;
pencurian sehingga sulit bagi aparat kepolisian untuk tidak ikut campur
hambatan yang terjadi dalam penerapan sanksi pidana adat terhadap pelaku
pelaku, korban, namun juga dari para penegak hukum di lingkungan peradilan
65
Wawancara dengan Bapak Tomi Hendra, Bhabinkamtibmas di Kantor Kepolisian Sektor
Tanjung Raya , tanggal 8 Januari 2023 pukul 12.00 WIB.
57
Kerapatan Adat Nagari Bayur dalam menangani tindak pidana pencurian yang
didasari oleh nilai dan pandangan hidup yang telah berlaku sejak lama di
Penyelesaian tindak pidana melalui pidana adat lebih efektif. Hal ini
dikarenakan pidana adat bersumber dari nilai yang sudah berlaku secara turun
temurun dan diakui sejak dahulu oleh masyarakat. Proses penyelesaian melalui
karena dianggap lebih sejalan dengan nilai yang mereka anut dalam kehidupan
58
dan dapat kembali memulihkan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat
peradilan adat lebih bersifat damai sehingga baik pihak korban atau pelaku
merasa sama diuntungkan. Pihak korban dan pelaku dapat mencari dan
permasalahannya.
ketertiban dalam proses penegakan hukum yang berlaku ketika terjadi suatu
66
Yohanes W.S dan Stanislaus Hermadityo, 2020, Revitalisasi Peran Lembaga Adat dalam
Penanganan Konflik : Studi di Manggarai Nusa Tenggara Timur, Sosio Konsepsia, Vol.9,No.3, 2020,
hlm.219.
59
Sebagaimana yang telah tercantum dalam peraturan perundang-
ini tentunya juga dilakukan oleh pihak Kepolisian Sektor Tanjung Raya yang
dengan prosedur hukum yang berlaku tanpa menunggu penyelesaian secara adat
terlebih dahulu.
dianggap lebih menimbulkan efek jera dan rasa malu bagi si pelaku. Selain itu,
dalam masyarakat67.
67
Wawancara dengan Bapak Tomi Hendra, Bhabinkamtibmas di Kantor Kepolisian Sektor
Tanjung Raya , tanggal 8 Januari 2023 pukul 10.00 WIB.
60
pidana adat dapat diberlakukan sebagai bentuk hukuman tambahan untuk
mengganggu kehidupan68.
68
Wawancara dengan Bapak Tomi Hendra , Bhabinkamtibmas di Kantor Kepolisian Sektor
Tanjung Raya , tanggal 8 Januari 2023 pukul 10.20 WIB.
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan ketentuan hukum pidana adat dalam proses penyelesaian tindak pidana
pencurian melalui lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur didasarkan oleh adanya
pengakuan dan rasa percaya masyarakat terhadap ketentuan pidana adat yang telah
berlaku sejak dahulu di masyarakat. Penerapan sanksi pidana adat oleh lembaga
kerapatan adat Nagari Bayur Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam telah
dilakukan dengan cukup baik. Sanksi pidana adat yang diterapkan terhadap pelaku
Agam seperti permintaan maaf, denda dan ganti kerugian,diusir dari kampung
serta hukuman lain berdasarkan kesepakatan para pemuka adat. Permintaan maaf
dilakukan secara lisan oleh si pelaku pencurian di depan peradilan adat disertai
pencurian lagi. Denda dan ganti kerugian, pelaku pencurian harus membayarkan
sejumlah uang. Jumlah denda yang harus dibayarkan tergantung dengan besar
kecilnya kerugian yang ditimbulkan . Denda yang sudah dibayarkan nantinya akan
para pemuka adat. Hal ini ditentukan oleh para anggota pada sidang peradilan adat.
62
melalui peradilan adat oleh lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur dilakukan
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh para pemuka adat beserta
ditetapkan sehingga persidangan berlangsung tertib dan hasilnya yang adil dapat
2. Hambatan dalam penerapan sanksi pidana adat oleh lembaga Kerapatan Adat
Nagari Bayur diantaranya yaitu Bagi lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur :
Adanya rasa kasihan dan simpati para pemuka adat dan pengurus KAN terhadap
pelaku mengingat masa depan si pelaku dan keadaan ekonominya yang sulit,
Penentuan waktu sidang yang sulit, karena susah mencari waktu para pemuka adat
dan pengurus KAN yang kosong karena banyak dari mereka yang juga memiliki
pekerjaan lain, dan Setelah putusan dari sidang dikeluarkan, para pengurus KAN
masyarakat untuk melaporkan tindak pidana yang terjadi kepada penegak hukum
di lingkungan peradilan adat serta adanya sikap main hakim sendiri ketika
sehingga mereka tidak mengetahui nilai-nilai adat yang berlaku dalam masyarakat,
dan Kurangnya edukasi mengenai penerapan sanksi pidana adat. Bagi pelaku
penerapan sanksi tidak dapat berjalan lancar, Pelaku tetap dikucilkan dalam
63
kehidupan masyarakat meskipun telah selesai menjalani sanksi pidana, dan
Tenggang waktu yang diberikan terlalu singkat untuk menjalankan sanski pidana
adat. Bagi korban tindak pidana pencurian : Sanksi yang dijatuhkan berdasarkan
keputusan sidang peradilan adat terlalu ringan, Waktu penyelesaian perkara yang
cukup lama sehingga korban merasa sangat lambat untuk memperoleh keadilan
mengenai penenrapan sanksi pidana adat, dan Kurangnya edukasi bagi anggota
masyarakat Indonesia mengakui eksistensi pidana adat. Hal ini tentunya juga
dilakukan oleh pihak Kepolisian Sektor Tanjung Raya yang sangat menghargai
penggunaan ketentuan pidana adat dalam menangani tindak pidana pencurian ini.
Namun untuk kasus pencurian yang menyebabkan kerugian sangat besar, biasanya
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
64
a. Bagi para pemuka adat dan anggota lembaga Kerapatan Adat Nagari Bayur agar
b. Bagi masyarakat dan para penegak hukum serta pemuka adat agar memperdalam
65
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
-------, 2016, Kejahatan Terhadap Harta Benda Dan Nyawa , Media Nusa Kreatif,
Malang.
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali
Press, Depok.
Andi Zainal Abidin 2007, Hukum Pidana 1, Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta.
Aria Zurnetti, 2020, Kedudukan Hukum Pidana Adat dalam Penegakan Hukum dan
Depok.
Azmi Djamarindan Yardi Gond, 2000, Perbuatan dan Sanksi Adat yang Masih Hidup
Andalas, Padang.
Chairul Anwar, 1997, Hukum Adat Indonesia Meninjau Hukum Adat Minangkabau,
Edi Sanjaya, 2011, Hukum dan Putusan Adat dalam Praktik Peradilan Negara, Fakultas
Erwin Owan Hermasyah, Soetoto, Zulkifli Ismail dan Melanie Pita Lestari, 2021, Buku
66
Hilman Hadikusuma, 1989, Hukum Pidana Adat, Penerbit Alumni, Bandung.
Bakti, Bandung.
Malang.
Indonesia, Jakarta.
S.R Sianturi, 1983, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya, Alumni AHM-PTHM,
Jakarta.
Grafika, Jakarta.
W.J.S Purwodarminto, 1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Zainal Asikin, 2012, Pengantar Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Nagari.
67
Keputusan Bersama Pemuka Adat Nagari Bayur Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten
Agam
C. JURNAL
Nurhafifah dan Hardiyanti, 2021, “ Kajian Yuridis Statistik Kriminal Tindak Pidana
Pencurian yang Dilakukan oleh Anak”, Jurnal Hukum dan Keadilan Mediasi,
R. Bagus Irawan, Dede Santi Fatimah dan Aryo Fadlian, 2021, “Analisis Yuridis Kasus
Rini Apriyani, 2018, “Keberadaan Sanksi Adat dalam Penerapan Hukum Pidana
Melawan Hukum yang Subjektif dalam Tindak Pidana Pencurian Pasal 362
Rusmiati Syahrizal dan Mohammad Din, 2017, “Konsep Pencurian dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dan Hukum pidana Islam”, Syiah Kuala Law
68
Saidil Adri, 2020, “Penentuan Kriteria Delik Adat oleh Masyarakat Adat Melayu
Yohanes W.S dan Stanislaus Hermadityo, 2020, “ Revitalisasi Peran Lembaga Adat
D. WEBSITE
https://www.hukumonline.com/klinik/a/pencurian-dalam-keluarga-
Dedi Suryandi, “ Peran Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam Menyelesaikan Sengketa
hukum/2453-peran-kerapatan-adat-nagari-kan-dalam-menyelesaikan-sengketa-
tanah-ulayat-
kaum.html#:~:text=Lembaga%20Kerapatan%20Adat%20Nagari%20merupaka
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar/undang-undang-nan-salapan/,
69
John Ganesha Siahaan, “Macam Delik Adat dan Tata Cara Penyelesaiannya”,
https://langitbabel.com/macam-delik-adat-dan-tata-cara-penyelesaiannya/,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/kedudukan-hukum-peradilan-desa-adat-
E. WAWANCARA
Wawancara dengan Bapak Jonny Datuak Sinaro selaku Ketua Kerapatan Adat Nagari
(KAN) Nagari Bayur, tanggal 13 Oktober & 5,7 Januari 2023, pukul 10.00 WIB.
Wawancara dengan Bapak Antoni selaku Sekretaris Kerapatan Adat Nagari (KAN)
Wawancara dengan Bapak Ibu Susi selaku Warga Bayur di Kantor Kerapatan Adat
Kerapatan Adat Nagari Bayur, tanggal 10 Januari 2023, pukul 11.00 WIB.
70
Wawancara dengan Bapak Yondri, Ibu Meliana dan Bapak Ade, Selaku Korban
71