A. LATAR BELAKANG
memiliki ragam bahasa, budaya, ras dan adat istiadat dalam masyarakat
maka berbagai macam pula kaidah-kaidah dan norma-norma yang hidup dan
adat adalah merupakan percerminan hukum yang terpancar dari jiwa bangsa
Indonesia dari abad kea bad, yang hidup dan terpelihara ditengah tengah
masyarakat.1
1
Andi sopyan, Hukum Acara Pidana, ( Jakarta: Kencana, 2004), hlm,39
2
Di Indonesia setiap wilayah dan daerahnya memliki hukum adatnya tersendri,
dan aturannya juga berbeda antara yang satu dengan yang lainya Dalam setiap
hukum adanya juga dikenal sanksi-sanksi adat yang berlaku bagi setiap orang yang
Dalam masyarakat istilah hukum adat pada awal kelahirannya belum banyak
dikenal, yang dikenal adalah „adat‟ saja, yang dikenal adalah „adat‟ sajamereka
selalu mempersoalkan bahwa adat adalah kebiasaan saja tanpa unsur hukum.
Seperti orang menyebut adat Jawa,adat Bugis Makasar, adat Ambon, Adat Minang,
dan sebagainya
mebedakan antara adat yang tidak mempunyai akibat hukum dan adat yang memiliki
akibat hukum. Umum dipahami bahwa yang dimaksud dengan hukum adat adalah
hukum dan tertulis dalam undang-undang, yaitu hukum sebagai hasil konstuksi
sosial budaya suatu masyarakat hukum adat. Oleh karena itu kini istilah itu tidak
asing lagi dikalangan masyarakat. Oleh karena hukum adat itu selalu manunggal
denga masyarakat hukum. Cicero, seorang ahli hukum Yunani dengan tepat
Hukum adat adalah suatu konsep yang sebenarnya baru dikontruksi pada
awal abad 20-an bersamaan waktu dengan diambilnya kebijakan etis dalam tata
2
Rato Dominikus , Hukum Adat Di Indonesia, (Surabaya: Laksbang Justitia, 2014), hlm.3.
3
hukum pemerintahan Hindia Belanda (Indonesia) saat itu. Istilah hukum adat sebetul
sebetulnya berasal dari Bahasa Arab yang diadopsi oleh Snouck Hurgronje ketika ia
menyamar menjadi Affan Gaffar untuk mengerti hukum Islam atau tepatnya hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia juga dengan jelas dan tegas mengakui
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-
dalam masyarakat.”
sebagai tindakan yang menyimpang dipandang secara yuridis yang diatur dalam
kejahatan pencurian diatur dalam Buku ke-2, BAB XXII mulai dari Pasal 362 sampai
dengan Pasal 367 sedangkan bentuk pokok dari kejahatan pencurian diatur dalam
berbagai sisi yang berbeda, itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap
4
berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda satu dengan
yang lain. Selain merupakan suatu hal yang sama sekali tidak menyenangkan bagi
pihak yang tertimpa musibah kejahatan tersebut, disatu sisi kejahatan juga sulit
Tidak satupun di muka bumi ini terdapat sekelompok masyarakat yang dapat
hidup tanpa sama sekali berbenturan dengan kejahatan, atau sepanjang hidup
penyelesaian hukum yang bertujuan untuk memeberi efek jera kepada pelaku
kejahatan.
norma masyarakat. Hal itu karena proses penyelesaian perkara pidana melalui
persaudaraan.
adat itu sendiri, juga putusan pengadilan tidak mengikat. Namun keberadaan hokum
dalam masyarakat.
5
Selain itu nilai-nilai kearipan lokal lebih diutamakan untuk menyelesaikan
sengketa, jalur meja hijau menjadi pilihan yang relatif kurang diminati. Meja hijau
karena sesungguhnya keadilan itu berada diatas ukuran yang telah dibakukan lewat
akan tetapi harus ada perpaduan budaya dan lingkungan sekitar, nilai keadilan
secara ideal tidak bisa dicapai lewat proses meja hijau, hal ini sudah diantisipasi
Selain diatur dalam hukum adat, tindak pidana pencurian ikan di Lubuk
Larangan juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kejahatan
pencurian diatur dalam Buku ke-2, BAB XXII mulai dari Pasal 362 sampai dengan
Pasal 367. Dan tindak pidana pencurian ikan merupakan salah satu jenis kejahatan
terjadi dalam masyarakat, karena hukum adat tidak bertentangan dengan kehendak
masyarakat. Selain itu hukum adat adalah merupakan percerminan hukum yang
6
terpancar dari jiwa bangsa Indonesia dari abad kea bad, yang hidup dan terpelihara
ditengah tengah masyarakat. Dengan kata lain, setiap manusia beradat dililit oleh
ketentuan-ketentuan adat. Ia tidak bisa menyimpang atau melarikan diri dari lilitan
seluko adat tentang itu berbunyi: Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, lain
lubuak lain ikannyo, dimano tembilang dicacak disitu tanaman tumbuh disitu puloa
Ada beberapa kasus yang penulis temukan di lapangan,Tahun 2018 ada 1 kasus,
dan pada tahun 2020 ada 1 kasus dari Setiap kasus tersebut penyelesaiannya
B. Rumusan Masalah
diatas, agar tidak terjadi kerancuan dalam penulisan proposal nantinya maka
7
1. Apa faktor terjadinya pencurian ikan di Lubuk Larangan di Nagari Pulasan
Kab.Sijunjung.?
C.Batasan Masalah
Penelitian ini membahas persoalan yang dikaji, maka perlu membentuk suatu
batasan masalah sehingga kajian tidak melebar dan dalam rangka agar penelitian
menjadi sebuah penelitian yang utuh dan komprehensif tentang persoalan yang
pencurian ikan di Lubuk Larangan, pencurian ini sudah lazim dan karenanya dilihat
D.Tujuan Penelitian
dicapai oleh peneliti. Sedangkan tujuan nya sendiri merupakan sejumlah keadaan
yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitiaan yang dilakukan dalam rangka
8
a. Untuk mengetahui faktor terjadinya tindak pidana pencurian ikan di
secara adat .
E.Manfaat Penetian
tentang hukum pidana dan dan diharapkan dapat menjadi konstribusi dalam
Gadang Kab.Sijunjung
9
2) Penelitian ini agar dapat berguna untuk diri sendiri sebagai syarat untuk
F.Tinjauan Pustaka
1. Penegakan Hukum
hukum oleh petugas dan oleh setiap orang yang mempunyai kepentingan sesuai
persmasyarakatan terpidana4.
penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni struktur hukum
(struktur of law), substansi hukum (substance of the law) dan budaya hukum (legal
culture)5.
4
Harun M. Husen, Kejahatan dan Penegakkan Hukum Di Indonesia, (Jakarta, Rineka
Cipta, 1990) hlm. 58
5
Sudikno Mertakusumo, Mengenal Hukum (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1999) Cet-2,hlm. 67.
10
Dengan melihat pengertian dari teori M. Friedmen bahwasanya ketiga unsure
hukum itu harus berjalan bersama agar hukum yang dibuat untuk menegakkan
keadilan itu dapat berjalan efektif, dan keadilan yang dirasakan oleh masyarakat
diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh
kaidah-kaidah hukum, tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi. Disamping itu juga,
Faktor tersebut cukup mempunyai arti sehingga dampak positif dan negatifnya
terletak pada isi faktor tersebut. Menurut Soerjono Soekanto bahwa faktor-faktor
undangundang saja,
hukum,
6
Soerjono Soekanto di buku H. Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika,2006) Cet-1,
hlm. 297-298.
11
4. Masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau di
terapkan
5. Kebudayaan, yakni hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa
2. Penyelesaian
dalam mencapai sesuatu yang dituju, hal ini sesuai arti “Proses” dalam Kamus Besar
penyelasaian perkara yaitu kegiatan akhir atau hasil yang didapat dari proses
produksi. Dan hukuman apa yang di terapkan atas tindak pidana yang tealah dibuat.
yaitu secara final dan non final, kedua cara ini tergantung dari tindakan perkara yang
dengan atau cara menempuh jalur hukum menurut ketentuan yang telah diatur di
dalam Hukum Acara Pidana, sedangkan non final yaitu proses penyelesaian perkara
7
Ibid, hlm. 298-299.
8
http://KBBI.web.id/perkara, diakses tanggal 27 Juni 2016, 22:45
12
3. Tindak Pidana
disinonimkan dengan deklik, yang berasal dari bahasa latin yakni kata Delictum.
Tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan
oleh hukum) juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat sesuatu yang
Setelah mengetahui definisi dan pengertian yang lebih mendalam dari tindak
pidana itu sendiri , maka didalam tindak pidana tersebut terdapat unsu-runsur tindak
pidana, yaitu:
9
Teguh Prasetyo, Hukum pidana, ( Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, Tahun 20015),
hlm 47-49
13
a. Unsur objektif
b. Unsur subjektif
Unsur yang terdapat atau melekat pada diri sipelaku, atau yang dihubungkan
4. Pencurian
Pencurian merupakan tindak pidana, yang hal ini disebutkan dalam KUHP
5. Lubuk Larangan
tempatnyan ditepian masyarakat yang disepakati oleh Negeri baik itu Siring Batas
ataupun Tata Cara lainnya yang atur disumpah secara adat dan syarat-syarat serta
a. Siring Batas adalah dimana batas-batas suatu lubuk larangan yang telah
ditetapkan oleh Tuo Tau yang tidak boleh berubah atau diubah oleh
10
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, (Bandung: Erisco,1986), hlm.34.
11
Pasal 1 (1) PERNA Pulasan No.5 Tahun 2018 tentang Lubuk larangan
14
b. Tata Cara adalah dimana dalam pengelolaan, pengambilan ikan dengan
c. Sumpah adalah dimana setiap orang yang sengaja mengambil ikan dan
sejenisnya dalam wilayah Siring Batas yang telah ditentukan baik memakai
Lubuk larangan.
6. Hukum Adat
masing-masing pengertian hukum dan adat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
disebutkan hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
vonis. Sementara adat adalah aturan (peraturan dan sebagainya) yang lazim
dilakukan sejak dahulu kala hasil ciptaan manusia; kebiasaan, cara (kelakuan dan
15
sebagainya) yang sudah menjadi kebiasaan; wujud gagasan kebudayaan yang
Istilah “ Hukum Adat ” Adat adalah kebiasaan suatu masyrakat yang bersifat
jiwa bangsa itu yang terus menerus berkembang secara evolusi dari abad keabad.
Perkembangannya itu ada yang cepat dan adapula yang lamban. Secepat apapun
semua akar kebudayaan bangsa itu, sebab di dalamnya terdapat nilai-nilai yang
menjadi dasarnya. Perkembangan selalu dilandasi oleh nilai dasar yang menjadi
bagian dari kebiasaan itu jika kebiasaan itu sudah tidak fungsional lagi.
Hukum adat adalah suatu konsep yang sebenarnya baru dikonstruksi pada
awal Abad 20-an bersama dengan waktu dengan diambilnya kebijakan etis dalam
tata hukum pamerintah Hindia Belanda (Indonesia) saat itu. Istilah hukum adat
sebetulnya bersal dari Bahasa Arab yang diadopsi oleh Snouck Hurgonje ketika ia
menyamar menjadi Affan Gaffar untuk mengerti Hukum Islam atau tepatnya hukum
12
Dominikus Rato, Hukum Adat di Indonesia, (Surabaya: Laks Bang Justitia), hlm 1.
16
adat Aceh, yang kemudian dinamakan “Adatrecht”. Konsep ini kemudian
dipopulerkan oleh Van Vollenhoven dan diimplementasikan oleh Ter Haar pada
tahun 1930-an. Hukum Adat berasal dari kata “Hukum” dan “Adat”. Kata “hukum”
berasal dari kata bahasa Atab huk‟m dan kata “adat” berasal dari kata adah.13
terjemahan atau pengalih bahasaan dari Bahasa Belanda “Adatrecht”. Istilah ini
Atjehers” (Orang-orang Aceh) dan “ Het Adatrecht van Nederlands Indie” (Hukum
Sebelum masa kaum etis pengaruh, yang mulai mencoba untuk memahami
a. Di dalam perundang-undangan:
kebiasaan).
13
Ibid, hlm 3.
14
Ibid, hlm 5.
17
2. Dalam R.R (Regerings Reglement) 1854 Pasal 75 ayat (3)
– semacam UUD bagi Pamerintahan Hindia Belanda ) Pasal 128 ayat (4)
5. Dalam I.S (Indische Staatsregeling) pada Pasal 131 ayat (2) sub b,
“Adatrecht”.
18
c. Di kalangan Masyarakat:
saja. Pada masyarakat Ngadhu di Floresh menggunakan istilah “Adha” dan „Gua`.
Adha adalah istilah hukum adat atau kebiasaan yang bersifat keduniaan dan
mempunyai ancaman sanksi yang bersifat jasmani, sedangkan Gua adalah istilah
adat atau kebiasaan yang bersifat kerohanian, dengan sanksi dari leluhur. Pada
„Basa‟ (Bicara)`15
1. Soerjono Soekanto
akibat hukum.
2. JHP. Bellefroid16
15
Ibid, .hlm 7.
16
Ibid, hlm 17.
19
oleh penguasa toh ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan-peraturan
Hukum Adat adalah keseluruhan tingkah laku positif yang disatu pihak
mempunyai sanksi (oleh karena itu disebut hukum) dan disisi lain dalam keadaan
G. Metode Penelitian
Sijunjung, waktu : penelitian ini belum dilaksanakan, Alasan memilih lokasi penelitian
ini, di karenakan adanya kasus tindak pidana pencurian ikan diNagari Pulasan Kec.
Tanjung Gadang Kab. Sijunjung,, maka dari itu penulis tertarik dengan mengangkat
judul yang berkaitan dengan tindak pidana pencurian ikan di Nagari Pulasan Kec.
2. Pendekatan Penelitian
penelitian yuridis empiris berfokus pada perilaku (behavior) yang berkembang dalam
sebagai perilaku nyata (actual behavior) yang meliputi perbuatan dan akibatnya
20
Dalam penelitian hukum empiris data yang diperlukan adalah data primer
dan data skunder. Data primer, yakni data yang diperoleh sumbernya langsung dari
1. Jenis data
Dalam pengertian ini terdiri atas data primer dan data skunder . data primer
adalah data asli sedangkan data skunder adalah data yang sudah di proses oleh
pihak kedua.
2. Sumber data
1) Undang-undang Pamerintahan.
2) Data yang di peroleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi
wawancara.
permasalahan penelitian.
18
Ibid, hlm. 111.
21
4. Instrumen Pengumpulan Data
karena itu, ada beberapa jenis alat pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan/studi
(obsevasi).19
berukut:
1. Wawancara (interview)
untuk kegiatan ilmiah, yang dilakukan secara sistematis dan turut serta memiliki nilai
validitas dan reliabilitas. Wawancara ialah proses tanya jawab lisan antara dua
orang atau lebih serta secara langsung tentang informasiinformasi atau keterangan-
semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Untuk itu diperlukan motivasi atau
dan pewawancara.20
19
Ibid, hlm 180.
20
Ibid, hal. 181.
22
permasalahan yang diteliti. Dengan jenis wawancara ini, peneliti mendapatkan data
sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak terfokus dalam bahan wawancara akan
tetapi tidak melebar dan keluar dari koridor wawancra yang dibutuhkan.
d. Pelaku
2. Observasi
psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi yang digunakan adalah
3. Dokumentasi
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,
21
Imam Gunawan, metode penelitian kualitatif teori & praktik, Cet. ke-3 (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), hlm. 143.
23
biografi, peraturan, kebijakan. Biasanya berbentuk surat-surat,catatan harian,
dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi
atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah atau swasta, data di
tentang apa, mengapa dan dimana. dalam penelitian ini metode dokumentasi ini
buku, catatan harian, foto, majalah, dokumen pemerintah atau swasta, dan lain
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengolahan data merupakan kerja
seorang peneliti yang memerlukan ketelitian, dan pencurahan daya piker secara opt-
22
Ibid, Hlm.175.
23
Ibid, hlm. 176.
24
Ibid, hlm. 210
24
imal. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti, biasanya secara variatif, tergantung
yang diperoleh dari lapangan maka hasil penelitian penulis menggunakan analisis
1. Deduktif adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyatan
.
2. Induktif adalah cara berpikir dan mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-
6. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan,
Bab III : Metode Penelitian, dalam bab ini diuraikan: tempat dan
25
tentang deskripsi lokasi penelitian, yakni Nagari Pulasan
Kab.Sijunjung
Bab V : Penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari bab-
26