ABSTRAK
Di Indonesia kasus pemerkosaan terhadap istri orang lain masih sering terjadi dalam relasi
sosial dan budaya masyarakat tertentu dimana seorang perempuan secara paksa disetubuhi
oleh seorang laki-laki yang sudah kawin, padahal diketahui bahwa tindakan tersebut
merupakan suatu tindakan tercela yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Melalui data yang
diperoleh di lapangan bahwa pemerkosaan yang terjadi di wilayah Kecamatan Hewokloang
khususnya Desa Baomekot Kabupaten Sikka diselesaikan menggunakan hukum adat setempat
melalui Ritual yang bernama Nerang Rebu Gahu (memegang besi panas) yang dilakukan
melalui sumpah adat. Atas dasar tersebut diatas maka penulis mengangkat masalah ini agar
dapat mengetahui Mekanisme Penerapan Nerang Rebu Gahu dalam kasus adat Di Desa
Baomekot Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka serta apa saja Dampak Mekanisme
Penerapan Nerang Rebu Gahu yang diselenggarakan menggunakan hukum adat tersebut
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis- empiris, yakni penelitian yang
datanya langsung diperoleh dari lokasi penelitian terhadap responden (narasumber). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Sumpah adat Nerang Rebu Gahu ini sudah
ada sejak zaman dahulu kala dan merupakan warisan dari nenek moyang di Desa Baomekot,
Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka. Mekanisme Nerang Rebu Gahu digunakkan
sebagai suatu pembuktian untuk memastikan eksistensi benar dan salahnya seseorang
sehingga dapat dijadikan acuan atau tolak ukur dalam suatu penyelesaian masalah bagi
kasus hukum tertentu. Mekanisme ini dilakukan dengan Ritual Adat yang diselenggarakan
oleh Lembaga Adat Puter Mudeng Doto Molo. Mekanisme tersebut diawali dengan kedua
bela pihak menyetujui adanya surat pernyataan kemudian diadakan mekansime Nerang Rebu
Gahu dan pihak pelaku atas nama Mikael Arianto dinyatakan bersalah secara hukum adat
serta wajib membayar denda tuntutan adat. Dampak Positif bagi masyarakat dengan adanya
Mekansime Penerapan Nerang Rebu Gahu Dalam Kasus Pemerkosaan Terhadap Istri Orang
yang terjadi di Desa Baomekot Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka adalah sebagai
berikut: Pemulihan hubungan yang sudah terganggu baik antara manusia dengan manusia
maupun manusia dengan Tuhan, Untuk mendamaikan keluarga yang berselisih agar kembali
harmonis serta agar dapat memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidana yang dapat
merugikan inidividu atau kelompok masyarakat.
6.DAFTAR PUSTAKA
Abduralrahman, 1984. Hukum Adat
Menurut Perundang-undangan Republik Soesilo, R. 1985. Kitab Undang- undang
Indonesia. Hukum Pidana.Politea. Bogor.