Anda di halaman 1dari 13

SISTEM HUKUM

ADAT
Kelompok 2
 Layla sofya handayani
 Maria emiliana dahu
 Marya oran quti
 Lia meliana kurniawan
 Kurniati
 Kandias al husni tamrin
 M. yayan gunawan

Fakultas hukum
UNIVERSITAS MATARAM
2023
PENGERTIAN DASAR
SISTEM HUKUM ADAT
• Menurut Dr. Soedjono Dirdjosisworo, SH mengatakan Hukum adalah gejala sosial. Ia
tampil dalam menserasikan pertemuan antar kebutuhan dan kepentingan warga masyarakat.
baik yang sesuai ataupun yang saling bertentangan. Hal ini selalu berlangsung karena
manusia senantiasa hidup bersama dalam susana saling ketergantungan.
• Pengertian hukum adat itu sendiri, yang dikemukakan oleh Hilman Hadikusuma, istilah
adat berasal dari bahasa arab yang berarti kebiasaan. Adatvkebiasaan diartikan sebagai
tingkah laku seseorang yang continue dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti
masyarakat dalam waktu yang lama. Dan istilah “Hukum Adat” secara akademis pertama
kali merupakan istilah asing, hasil terjemahan dari istilah “Adatrecht” diperkenalkan
pertama kali oleh Prof. Dr. Christian Snouk Hurgronje dalam bukunya yang berjudul “De
Atjehers” (1894). Hilman Hadikusuma mengatakan bahwa adat (hukum adat) adalah
kebiasaan yang bersangsi.
• Menurut Dr. R. Soepomo :
1. Hukum adat adalah hukum non statutair
hukum adat adalah hukum non statutair yang sebagian besar adalah hukum
kebiasaan dan sebagian kecil adalah hukum Islam. Hukum adat ini meliputi hukum
yang berdasarkan keputusan hakim yang berisi asas hukum dalam lingkungan dimana
is memuruskan perkara.
2. Hukum adat adalah hukum tidak tertulis
yang dimaksud dengan hukum adat sebagai hukum yang tidak tertulis menurut Dr.
R. Soepomo meliputi:
1) Peraturan Legislatif yang tidak tertulis
2) Hukum yang hidup di dalam hukum kenegaraan
3) Keputusan keputusan hakim
4) Hukum kebiasaan, termasuk pula aturan pedesaan dan aturan keagamaan
CORAK SISTEM HUKUM ADAT
1. Tradisional, hukum adat itu pada umumnya bercorak tradisional, artinya
“bersifat turun menurun dari zaman nenek moyang sampai sekarang.

2. Keagamaan, bersifat keagamaan (magis religious) artinya perilaku hukum atau


kaidah hukumnya berkaitan dengan kepercayaan terhadap yang Gaib dan atau
berdasarkan ajaran Ke­Tuhanan Yang Maha Esa.

3. Kebersamaan, mempunyai corak yang bersifat kebersamaan, artinya “ia lebih


mengutamakan kepentingan bersama dimana kepentingan pribadi itu diliputi
oleh kepentingan bersama (satu untuk semua, semua untuk satu). Hubungan
hukum antar anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya di dasarkan
oleh rasa kebersamaan, rasa kekeluargaan tolong menolong dan gotong
royong”.
4. Terbuka dan sederhana. Terbuka artinya dapat menerima masuknya unsur­unsur yang
datang dari luar asal tidak bertentangan dengan jiwa hukum adat itu sendiri. Sederhana,
artinya tidak rumit, tidak banyak administrasinya, bahkan kebanyakan tidak tertulis, mudah di
mengerti dan dilaksanakan.

5. Tidak di kodifikasi. Hukum Adat kebanyakan tidak ditulis walaupun ada juga di antaranya
yang dicatat didalam aksara daerah. Jadi, Hukum adat pada umumnya tidak dikondifikasikan
seperti halnya hukum barat (EROPA) yang disusun secara teratur dan sistimatis di dalam
kitab ,oleh karenanya hukum adat mudah berubah dan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan masyarakat.

6. Musyawarah dan mufakat. Adanya musyawarah dan mufakat di dalam keluarga, didalam
hubungan kekerabatan dan ketetanggaan dalam menyelesaikan perselisihan antara satu
dengan lainnya. Didalam menyelesaikan perselisihan selalu di utamakan jalan penyelesaian
secara rukun dan damai dengan musyawarah mufakat di sertai saling memaafkan.
SISTEM HUKUM ADAT

1. Mendekati Sistem Hukum Inggris


Di Inggris dikenal dengan adanya juru damai yang disebut Justice of the peace. Hal ini mirip dengan Peradilan Adat
(Peradilan Desa) di Indonesia yang menyelesaikan perkara perselisihan seacara damai (dimasa­masa lalu dan sekarang sudah
tidak berlaku).

2. Tidak membedakan Hukum Publik dan Hukum Privat


Hukum Eropa membedakan hukum yang bersifat public dan bersifat perdata (privat). Dimana, Hukum publik di
pertahankan oleh pemerintah sedangkan hukum privat di pertahankan oleh pribadi individu. Sedangkan Hukum adat tidak
membedakan berdasarkan kepentingan dan siapa yang mempertahankannya dari kepentingan di maksud.

3. Tidak membedakan Pelanggaran Perdata dan Pidana


Hukum adat tidak membedakan antara perbuatan yang sifatnya pelanggaran hukum perdata dan pelanggaran hukum
pidana. Menurut peradilan adat kedua pelanggaran di maksud yang dilakukan seseorang di periksa, di pertimbangkan dan di
putuskan sekaligus dalam suatu persidangan yang tidak terpisah,.
MASALAH YANG DIATUR DALAM
SISTEM HUKUM ADAT
1. Hukum Tanah (rechten op grond), transaksi­transaksi tanah (grond transacties), transaksi­
transaksi yang ada hubungannya dengan tanah (transacties waarbij grond betrokken is).
2. Hukum atas perumahan, tumbuh­tumbuhan dan ternak.
3. Hukum kekeluargaan yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anak dengan orang
tuanya, antara anak dengan keluarga, pemeliharaan anak piatu, dan pengangkatan anak
(adopsi).
4. Hukum perkawinan yang mengatur prosesi pertunangan, pelaksanaan perkawinan,
perceraian.
5. Hukum waris yang akan membahas harta peninggalan yang tidak dibagi (harta pusaka),
harta benda yang dibagi, harta benda keluarga (familiegoederen), barang keramat, dan barang
keluarga (gezinsgoederen), barang persekutuan, utang (schulden), dan kedudukan janda.
PENGARUH DAN KEDUDUKAN
SISTEM HUKUM ADAT TERHADAP
HUKUM INDONESIA
Dengan disahkannya UUD 1945 tersebut, bangsa Indonesia mempunyai dasar dasar dan tertib
hukum baru, hukum yang mencerminkan kepribdian bangsa Indonesia untuk mengatur tata tertib
hidup bangsa Indonesia dan masyarakat Indonesia baru. Tertib hukum baru itu disebut tata hukum
nasional.”
Dalam lampiran A dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 pada paragraph 402 nomor 34 dan
35 diantaranya terdapat ketentuan mengenai pembinaan hukum nasional kita yang baru dimana
disebutkan dengan jelas asas asas yang harus diperhatikan oleh para Pembina hukum nasional
yaitu:
1). Pembangunan Hukum Nasional harus diarahkan pada homoginiteit hukum dengan
memperhatikan kenyataan kenyataan yang hidup di Indonesia.
2). Harus sesuai dengan Haluan Negara dan berlandaskan Hukum Adat yang tidak menghambat
perkembangan masyarakat adil dan makmur.
Menurut putusan kongres Pemuda Indonesia tahun 1928, “sebagai dasar persatuan bangsa, sebagai dasar
hukum perjuangan melawan penjajahan, untuk mewujudkan kemerdekaan. Oleh karenanya setelah
kemerdekaan maka ia (hukum adat) merupakan dasar hukum yang menjiwai pembentukan hukum nasional,
menjiwai UUD 1945, dan perundang undangan Indonesia lainnya.
1. Di dalam UUD 1945
Dari beberapa bagian dan pasal yang tercantum di dalamnya dapat kita fahami bahwa UUD 1945 itu
dijiwai oleh Hukum Adat dan mengandung kaidah yang berasal dari Hukum Adat. Hal mana dapat dilihat
diantaranya:
1). Didalam pembukaan UUD 1945 memuat unsur-unsur pandangan hidup PANCASILA.
2). Pasal 29 ayat (1) menyatakan: “bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
3) Pasal 33 ayat (1) menyatakan “bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”.
2. Di dalam Konstitusi RIS 1949
Yang menyangkut Hukum Adat ditegaskan sebagai berikut: “Di dalam mukaddimah Konstitusi RIS 1949,
unsur-unsur Pancasila juga dinyatakan dengan uraian singkat yaitu ”Ketuhanan Yang Maha Esa,
Perikemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial”.
Pasal 104 ayat (1) menyatakan “segala keputusan pengadilan harus diberi alasan-alasannya dan dalam
perkara hukuman menyebutkan aturan-aturan hukum adat yang dijadikan dasar hukuman itu”.
Contoh Kasus yang diatur Sistem Hukum Adat
Harta bersama dalam perkawinan:

Dalam hukum adat, harta benda yang dimiliki oleh suami dan istri dapat dibedakan ke dalam
dua kategori yang umum:

1. Harta benda yang diperoleh sebelum perkawinan

2. Harta benda yang didapat setelah atau selama perkawinan

• Harta bersama terbentuk secara otomatis dengan dimulainya ikatan perkawinan.

• Harta bersama harus dipisahkan dengan harta yang dimiliki oleh suami atau istri sebelum
dilangsungkannya perkawinan.

• Utang-utang yang muncul karena pembiayaan kehidupan perkawinan harus dibayar dengan harta
bersama.

• Dalam hal perceraian, harta bersama tersebut harus dibagikan secara seimbang antara kedua belah
pihak suami istri.
Any Question???

Anda mungkin juga menyukai