Anda di halaman 1dari 125

DEFINISI ADAT

Menurut Hazairin :
“ renapan ( endapan ) kesusilaan dalam masyarakat,
yaitu bahwa kaidah – kaidah adat itu berupa kaidah –
kaidah kesusilaan yang telah mendapat pengakuan
umum dalam masyarakat itu “
Menurut Kusumadi Pudjosewojo

“ Adat adalah tingkah laku yang oleh dan dalam suatu


masyarakat ( sudah , sedang , akan ) d-i-a d a t kan

Adat = kebiasaan normatif yang dipertahankan oleh


masyarakat, walaupun tidak terus terulang, pada saat-
saat tertentu akan berulang dan harus dilaksanakan,
apabila tidak dilaksanakan maka masyrakat akan
mengadakan reaksi
ADAT ISTIADAT
ATURAN YANG BERASAL DARI KETETAPAN
LELUHUR, YAITU KETETAPAN YANG DIBUAT
OLEH PEMUKA ADAT DI JAMAN PURBA, DIMASA
NENEK MOYANG YANG MENURUNKAN
MASYARAKAT SEKARANG
Prof Van Dijk

“ Adat adalah istilah dari bahasa arab yang


berarti KEBIASAAN “

“ Hukum adat adalah istilah untuk


menunjukkan hukum yang tidak
dikodifikasikan dalam kalangan orang
Indonesia asli dan kalangan orang Timur
Asing “
DEFENISI HUKUM ADAT
Menurut MR. B. TERHAAR
Hukum Adat adalah keseluruhan peraturan
yg menjelma dalam keputusan 2x para
fungsionaris hukum (meliputi: eksekutif;
legislatif; yudikatif) yg mempunyai wibawa
(Macth Authority) yg berlaku dalam
masyarakat dan dipatuhi sepenuh hati.
Menurut Soekanto

“ keseluruhan adat yang ( yang tidak


tertulis ) dan hidup didalam
masyarakat berupa kesusilaan,
kebiasaan, dan kelaziman yang
mempunyai akibat hukum”
Menurut Prof Bushar Muhammad S.H

“ Hukum yang mengatur tingkah laku manusia Indonesia


dalam hubungannya satu sama lain, baik berupa
keseluruhan dari kebiasaan dan kesusilaan yang benar-
benar hidup karena diyakini dan dianut serta dipertahankan
oleh masyarakat adat, maupun berupa keseluruhan
peraturan yang padanya diletakkan suruhan /larangan yang
jika dilanggar akan dikenakan hukuman oleh dan
berdasarkan putusan-putusan dari para penguasa adat, yaitu
orang yang mempunyai kewibawaan dan berkuasa
memberikan keputusan dalam masyarakat “
PENGERTIAN HUKUM ADAT
Menurut PROF. MR. C. VAN VOLLENHOVEN
Hukum Adat adalah hukum yg tdk bersumber
kpd peraturan2 yg dibuat oleh pemerintah
Hindia Belanda dahulu atau alat2 kekuasaan
lainnya yg mjd sendinya dan diadakan sendiri
oleh kekuasaan Belanda dahulu.
PENGERTIAN HUKUM ADAT
Menurut MR. B. TERHAAR
Hukum Adat adalah keseluruhan peraturan
yg menjelma dalam keputusan 2x para
fungsionaris hukum (meliputi: eksekutif;
legislatif; yudikatif) yg mempunyai wibawa
(Macth Authority) yg berlaku dalam
masyarakat dan dipatuhi sepenuh hati.
PENGERTIAN
Menurut Prof. Dr. Supomo, SH
Hukum adat adalah hukum yg tidak tertulis di
dalam peraturan 2x legislatif (unstatutory law)
meliputi peraturan2x hidup yg ditaati oleh
masyarakat berdasarkan keyakinan bahwa
peraturan tsb mempunyai kekuatan hukum.
HUKUM ADAT
Menurut Soerojo Wignjodipoero
Suatu kompleks norma-norma yg bersumber
pd perasaan keadilan rakyat yg selalu
berkembang serta meliputi peraturan2x
tingkah laku manusia dalam kehidupan
sehari2x, sebagian besar tdk tertulis,
senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat
krna mempunyai akibat hukum (sanksi).
UNSUR HUKUM ADAT
Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam
keadaan yg sama selalu dipatuhi oleh
masyarakat.
Unsur psikologis, adanya keyakinan pada
rakyat bahwa adat dimaksud mempunyai
kekuatan hukum.
UNSUR KEPATUHAN HUKUM ADAT
Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam
keadaan yg sama selalu dipatuhi oleh
masyarakat.
Unsur psikologis, adanya keyakinan
pada rakyat bahwa adat dimaksud
mempunyai kekuatan hukum.
NILAI-NILAI UNIVERSAL/SIFAT
UMUM HUKUM ADAT
Asas gotong-royong
Fungsi sosial manusia dan milik dlm masy.
Asas persetujuan sbg dasar kekuasaan umum.
Asas perwakilan dan permusyawaratan.
CORAK/SIFAT KHUSUS HUKUM ADAT
Komunal/kebersamaan: artinya manusia mrpkan
mahluk dlm ikatan kemasyarakatan yg erat
(kebiasaan tolong menolong,dsb.).
Religio-magis: mempercayai dan menghormati
Kekuatan luar biasa yg ada di luar manusia (upacara2
adat).
Konkrit : pemikiran penataan serba nyata, satunya
perkataan dengan perbuatan.
Visual : perhubungan hukum hanya terjadi dgn
adanya ikatan yg dpt dilihat tanda yg terlihat
KEGUNAAN MEMPELAJARI HK. ADAT
Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Kesadaran akan harga diri semakin bertambah.
Kesadaran terhadap kepribadian bangsa semakin
tebal.
Memberikan dasar corak tersendiri terhadap hukum
nasional.
DASAR HUKUM BERLAKUNYA
HUKUM ADAT
1. UUD 1945 : pasal 18B(2); pasal 24; pasal
32.

2. UU No. 14 th. 1970 : pasal 23 (1) & pasal 27


(1) jo. UU No. 4 tahun 2004 pasal 25 (1) &
28 (1).
UU No. 14 th. 1970 : pasal 23 (1)
“ Segala putusan Pengadilan selain harus
memuat alasan2x dan dasar2x putusan itu,
juga harus memuat pasal2x tertentu dari
peraturan2x ybs. atau sumber hukum tak
tertulis yg dijadikan dasar untuk
mengadili.”
UU No. 14 th. 1970 : pasal 27 (1)
“ Hakim sebagai penegak hukum dan
keadilan wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai hukum yg hidup
dalam masyarakat.”
UUD 1945 : pasal 18B(2)
“ Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip
NKRI.”
UUD 1945 : pasal 32 (1) (2).

 “Negara memajukan kebudayaan nasional


Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.”
Sistem gerak sosial
1. sub- sistem budaya
2. sub- sistem sosial
3. sub- sistem kepribadian
4. sub- sistem organisme perilaku
Fungsional dari
1. Mempertahankan pola
gerak sosial
2. Integrasi
3. Mencapai tujuan
4. adaptasi
Sistematika hkm. adat
1. Tempat menemukan hkm adat lingkungan adat
masing2.
2. Ruang lingkup lingkungan, gkm adat yang
brsangkutan.
3. bentuk-. Bentuk masyrakat hkm adat.
4. Tentang pribadi.
5. Pemerintahan, peradilan dan pengaturan
6. Hkm adat masyarakat.
Kaidah hukum di dalam kenyataannya terwujud di
dalam keputusan hukum, dimana kaidah tersebut
terwujud di dalam pergaulan hidup manusia.
Keputusan hukum yaitu semua perilaku dalam
pergaulan hidup yang didasarkan pada dan terdorong
oleh pandangan hukum, yang dapat diketahui dari
anggapan tentang kewajiban pribadi masing2
SEJARAH PERTUMBUHAN HUKUM
ADAT
Istilah Hukum Adat ptama kali:
Dikenalkan oleh Dr. Snouck Hurgronje dlm bukunya
“De Atjehers”.
Dipakai sbg teknis yuridis di akademis oleh Mr. Van
Vollenhoven.
Van Dijk : istilah adat dr bhs Arab artinya kebiasaan.
Unsur Hukum Adat : unsur asli dan unsur agama.
Unsur perilaku/ gerak sosial
1. Di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
2. Terjadi pada situasi terterntu
3. Di atur oleh kaidah- kaidah tertentu
4. Tedorong oleh motivasi terentu
HUB. HK ADAT DGN HK AGAMA
Menurut Van Den Berg & Solomon Keyser
Hukum Adat = Hukum Agama
Teori Receptio in Complexu (penerimaan
seluruhnya hukum agama yg dianut masy.
Setempat.
Teori ini mdpat tentangan dr tokoh hk adat lainnya
Prof. Soepomo,
Hk adat mrpk hk non statutair yg sebag besar
hukum kebiasaan dan sebag kecil hukum agama.
Pendapat Prof. Soekanto
Dasar Hukum Adat di Indonesia:
1. Hukum Asli penduduk yakni hukum Melayu
Polinesia
2. Ditambah pengaruh Hukum Agama
SEJARAH HK ADAT DITINJAU DARI PERUNDANG-
UNDANGAN
Sebelum masa kemerdekaan:
Jaman VOC
Jaman penjajahan Belanda
Jaman pendudukan Jepang
Setelah masa kemerdekaan:
1. UUD 1945 6. UUPA No.5/1960
2. Konstitusi RIS 7. UU No.14/1970
3. UUDS 1950 8. Amandemen UUD
4. Dekrit Presiden 1959 1945
5. Tap MPRS No.11/MPRS/19609. UU No.4 /2004
Sejarah Hk Adat Dlm
Perundangan
Jaman VOC
Th. 1609 dibuat peraturan khusus terkait hk. Adat
Th. 1757-1765 Mr. Hasselar berencana membuat Kitab
Hk Adat utk pedoman Hakim
Jaman penjajahan Belanda:
Pasal 131 ayat 2 sub b Indische Staatsregeling (IS):
“Pedoman bagi pembentuk ordonansi utk hk perdata
materiil bagi org Indonesia dan Timur Asing dg asas
bhw hukum adat mereka dihormati…”
Pasal 131 ayat 6 IS: “ Selama ordonansi dimaksud psl 131
ayat 2 sub b tsb blm terbentuk bagi org bukan Eropa
berlaku hukum adatnya”
Sejarah Hk Adat Dlm Perundangan
Jaman pendudukan Jepang
Dgn Peraturan Peralihan UU No. 1 th.1942 pasal 3 : “
Semua badan pemerintah dan kekuasaannya, hkm
dan perat UU an dr pmrth dahulu tetap diakui sah
utk sementara waktu selama tdk bertentangan dgn
aturan pmrth militer.”
Setelah masa Kemerdekaan
1. UUD 1945 : pasal 24; pasal II aturan peralihan
2. Konstitusi RIS 1949 pasal 146 ayat 1 : “Segala keputusan
kehakiman hrs berisi alasan2nya dan dlm perkara
hukuman hrs menyebut aturan2 perundangan dan
aturan2 hukum adat yg dijadikan dasar hukuman tsb.”
3. UUDS 1950 pasal 104 : “Segala keputusan pengadilan hrs
berisi alasan2nya dan dlm perkara hukuman hrs
menyebut aturan2 perundangan dan aturan2 hukum
adat yg dijadikan dasar hukuman itu.”
Dekrit Presiden
Tap MPRS No.11/MPRS/1960 Lampiran A paragraf 402
“ asas2 pembinaan hukum nasional spy sesuai dgn
haluan negara dan bdsrk pada hukum adat yg tdk
menghambat perkembangan masy. Adil makmur.”
HUKUM ADAT SEBAGAI SUATU
SISTEM HUKUM
Hk. Adat sbg suatu sistem hukum hrs
memenuhi/mempunyai beberapa unsur :
1. Subyek Hukum
2. Obyek Hukum
3. Hak dan kewajiban
4. Peristiwa hukum
5. Hubungan hukum
BEDA SISTEM HK. BARAT DGN HK. ADAT

Hk. Barat membedakan antara hukum privat dan hukum


publik; Hk. Adat tdk mengenal perbedaan tsb.
Hk. Barat membedakan pelanggaran2x hukum dlm dua
golongan: golongan pelanggaran pidana dan gol.
Pelanggaran perdata ; Hk. Adat tdk menbedakan, setiap
pelanggaran adat menimbulkan reaksi adat utk
memulihkan kembali hk. yg dilanggar tsb.
Hukum positif – hukum adat
Kaitan atau hubungan antara hukum positif dan
Hukum Adat ?
Adat itu berkembang di lingkungan masyarakat.

Tujuan hukum adat itu sendiri yaitu mengatur tingkah


laku masyarakat/ daerah adat tertentu.
Sementara hukum positif memakasi yg nama nya Asas
Legalitas yang menyatakan
“ Bahwa tidak ada suatu penjatuhan sanksi pidana
apabila tidak ada pelanggaran dalam lingkup hukum “

Hukum adat mempunyai peran dalam sistem hukum


nasional di Indonesia.
Kedudukan hukum adat dalam
hukum nasional
Hukum adat adalah hukum yang berlaky dan
berkembang dalam lingkungan masyarakat di
suatu daerah.

Hukum adat merupakan nilai- nilai yang hidup


dan berkembang di dalam masyarakat suatu
daerah.
Hukum Adat di artikan di Indonesia asli, yang tidak
tertulis dalam bentuk perundang- undangan RI
yang menganut unsur agama.
Kedudukan dan peranan hukum
adat
1. Hkm adat merupakan salah satu sumber yang
penting untuk memperoleh bahan- bahan bagi
pembangunan hkm nasional, yang menuju kepada
pembuatan perundang- undangan dengan tidak
mengabaikan timbul/ tumbuhnya dan
berkembangnya hukum kebiasaan dan pengadilan
dalam pembinaan hukum.
2. Pengembalian bahan- bahan dari hukum adat dalam
penyusunan hukum nasional pada dasarnya berarti :
-- penggunaan konsepsi2 dan asas2 hukum dari hukum
adat untuk merumuskan dalam norma- norma
hukum yang memenuhi kebutuhan masyarakat masa
kini dan masa yg akan datang dalam rangka
membangun masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan UU.
- Memasukkan konsep-konsep/ asas2 hkum adat ke
dalam lembaga- lembaga hukum dari hukum asing
yang dipergunakan untuk memperkaya dan
memperkembangkan hukum nasional, agar tidak
bertentangan dengan pancsila dan UUD 1945.
3. Didalam pembinaan hukum harta kekayaaan
nasional, hukum adat merupakan salah satu unsur
sedangkan di dalam pembinaan kewarisan nasional
merupakan intinya.
4. Dengan terbentukmya hukum nasional yang
mengandung unsur- unsur hukum adat, maka
kedudukan dan peranan hukum adat itu telah
terserap di dalam hkm nasional.
Hukum adat dalam perundang-
undangan
1. Hukum adat, melalui perundang-undangan, putusan
hakim, dan ilmu hukum hendaknya dibina ke arah hkm
positif secara berhati2.
2. Hukum perdata nasional hendaknya merupakan hkm
kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia dan diatur dalam
UU yang bersifat luas yang bersumber pada asas2 dan
jiwa hukum adat.
3. Kodifikasi dan unifikasi hkm dengan menggunakan
bahan- bahan dari hukum adat, hendaknya dibatasi pada
bidang- bidang dan hal2 yg sudah mungkin dilaksanakan
pada tingkat nasional.
4. Menyatakan untuk segera mengadakan kegiatan2
unifikasi hukum harta kekayaan adat yang tidak erat
hubungannya dengan kehidupan budaya/ adat
dengan hkm harta kekayaan barat, dalam
perundang2n sehingga terbentuknya hkm harta
kekayaan nasional.
5. Menyarankan agar dalam mengikhtiarkan
pengarahan hukum kekeluargaan dan hkm kewarisan
kepada unifikasi hkm nasional dilakukan melalui
lembaga- lembaga peradilan.
6. Hendaknya dibuat UU yang mengandung asas- asas
pokok hukum perundang2n yang dapat mengatur
politik hukum, termasuk kedudukan hukum adat.
Hukum adat dalam putusan hakim
1. Hendaklah hukum adat kekeluargaan dan
kewarisanlebih diperkembangkan ke arah hukum
yang bersifat bilateral/ parental (Ayah dan Ibu) yang
memberikan kedudukan yang sedarajat antara pria
dan wanita.
2. Dalam rangka pembinaan hkm perdata nasional
hendaknya diadakan publikasu jurispundensi yang
teratur dan tersebar luas.
3. Dalam hal terdapat pertentangan antara UU dengan
hkm adat hendaknya hakim memutus bedasarkan UU
dengan bijaksana.
4. Demi terbinanya hukum perdata nasional yang sesuai
dengan politik degara kita, diperlukan hakim2 yg
berorientasi pada pembinaan hukum.
5. Perdamaian dan kedamaian adalah tujuan tiap
masyarakat karena itu tiap sengketa hukum
hendaklah diusahakan didamaikan.
Keberadaan hk adat dalam tata
hkm nasional di indonesia
a. Bahwa dalam lapangan hidup kekeluargaan, hkm
adat masih akan menguasai masyarakat Indonesia.
b. Bahwa hukum pidana dari suatu negara wajib sesuai
dengan corak dan sifat2 bangsanya atau masyarakat
itu sendiri. Oleh karena itu maka hkm adat pidana
akan memberi bahan2 yang sangat berharga dalam
pembentukan KUHPPidana baru untuk negara kita.
c. Bahwa hukum adat sebagai hukum kebiasaan yang
tidak tertulis akan tetap menjadi sumber hkm baru
dalam hal- hal yg belum/ ditetapkan oleh UU.
Hukum adat adalah aturan tidak tertulis yang hidup di
dalam masyarakat adat suatu daerag dan akan tetap
hidup selama masyarakatnya masih memenuhi hukum
adat yang telah diwariskan kepada mereka dari para
nenek moyang sebelum mereka.
Oleh karena itu, keberadaan hukum adat dan
kedudukannya dalam tata hukum nasional tidak dapat
dipungkiri walaupun hkm adat tdk tertulis dan
berdasarkan asas legalitas adalah hkm yang tdk sah.
Hkm adat akan selalu ada dan hidup di dalam
masyarakat.
Sumber hukum adat
1. Kebaisaan masyarakat setempat
2. Kebudayaan tradisonal masyarakat
3. Kaidah kebudayaan asli Indonesia
4. Pepatah adat
5. Dokumen atau naskah pada masa itu.
Asas- asas bahwa masyarakat hkm
adat
1. Kesatuan manusia yang teratur
2. Menetap disuatu daerah tertetntu
3. Mempunyai penguasa- penguasa
4. Mempunyai kekayaan yg berwujud dan tdk
berwujud.
Hkm adat dan kesadaran hkm
Hkm adat merupakan bagian dari adat atau adat
istiadat, maka dapatlah dikatakan, bahwa hkm adat
merupakan dari keasadaran hkm, khususnya
masyarakt2 dengan struktur sosial dan kebudayaan
sederhana.
Pendekatan hkm adat melalui
antropologi hkm
1. Pendekatan holistik (menyeluruh) yaitu
mengkaitkan antara fenomena hkm dgn aspek
kebudayaan secara menyeluruh.
2. Pendekatan empiris ( berdasarkan fakta2 yg ada
terjadi dilapangan) yaitu menitikberatkan pada
keadaan atau fakta sebenarnya yg terjadi dilapangan
3. Pendekatan komparatif yaitu dengan melakukan
studi perbandingan antara sistem2 hkm dalam
masyarakat yg berbeda2 diberbagai belahan dunia.
4. Pendekatan legal centrilsm approach, yaitu
pendekatan secara terpusat pendekatan sosiologis
sifatnya lebih pada orientasi permasalahan,
sedangkan antroplogi lebih menyoroti masyarakat2 .
Nilai- nilai adat tradisional yg
universal
1. Asas gotong royong
2. Asas fungsi sosial manusia dan hak milik dalam
masyarakat.
3. Asas persetujuan sebagai dasar kekuasaan umum.
4. Asas perwakilan dan permusyawaratan di dalam
sistem pemerintahan
Suasana tradisional masyarakat
desa
1. Relegieus yaitu bersifat kesatuan batin orang.
2. Kemasyarakatan (Komunal) yaitu org yg terkait kpd
masyarakat tidak sama sekali bebas dalam segala
perbuatannya, terutama paham tradisional hkm
adat adalah warga golongan
3. Demokratis yaitu di dalam kesatuan masyarakat
hkm ini selaras dengan sifat komunal dan gotong
royong di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
Istilah lain: persekutuan hukum
Pengertian persekutuan hukum/masy hukum adat:
 Kesatuan manusia yg teratur (ada aturan)
 Menetap di daerah tertentu (ada unsur komunal)
 Mempunyai penguasa (kepala adat)
 Mempunyai kekayaan (berwujud & tdk bwujud)
FAKTOR TIMBULNYA MASY HUKUM ADAT
Faktor genealogis (keturunan/darah):
1. Patrilineal (co: Batak)
2. Matrilineal (co: Minangkabau)
3. Parental (co:Jawa,Bugis)
Faktor teritorial (lingk./wilayah):
1. MHA dgn bentuk tunggal ( Desa di Jawa)
2. MHA dgn bentuk bertingkat (persekutuan daerah di
Minang)
3. MHA dgn bentuk berangkai
Beberapa Contoh Masyarakat
Hukum Adat
MHA Minangkabau
Dasarnya adalah genealogis Matrilineal
Bentuknya MHA bertingkat: Nagari-suku
Famili di Minangkabau : mempunyai penguasa;
kewenangan bmusyawarah dgn Famili lainnya; ada
kekayaan; ada aturan
Penguasa Famili disebut “Penghulu Andiko”
Tdapat “rumah2/jurai2” yg dipimpin oleh nenek scr
bergantian.
MHA BALI
Dasarnya genealogis (Patrilineal)
Bentuknya MHA Tunggal
Pimpinan : kepala desa / Klian & beberapa pejabat
desa
Masy hkm adat papua
Hkm adat di papua lebih diutamakan drpd hkm
nasinonal, sehingga meskipun suatyu peristiwa
diproses sesuai dengan ketentuan hkm yg berlaku,
masyarakat akan tetap meminta untuk
memberlakukan hkm adat.
HUKUM KEKELUARGAAN
I. KETURUNAN :
Ketunggalan leluhur
Ada perhubungan darah antara orang yg
seorang dan orang lain.
Dua orang atau lebih yg mempunyai hub
darah/ yg tunggal leluhur, adalah
keturunan yg seorang dari yg lain.
KETURUNAN BERSIFAT
Keturunan Lurus : orang yg satu merupakan
keturunan langsung yg lain.

Keturunan Menyimpang/bercabang : antara


kedua orang atau lebih terdapat adanya
ketunggalan leluhur.
GARIS KETURUNAN
PATRILINEAL : hanya melewati garis laki-
laki
MATRILINEAL : hanya melewati garis
perempuan
PARENTAL : melewati garis laki dan
perempuan / bapak ibu
ARTI PENTING HUB KEKELUARGAAN

 MASALAH PERKAWINAN

MASALAH PEWARISAN
II. HUBUNGAN ANAK DAN ORANGTUA
PENTING DALAM HAL :
Penerus generasi
Harapan orang tua di kemudian hari
Pelindung ortu
Tujuan upacara adat untuk anak

Perhatian ortu terhadap anak


Anak mendapat perlindungan dan berkah dari yang
maha kuasa, leluhur, segala kekuatan gaib
disekililingnya
ANAK LAHIR HUB ZINAH
Hukum adat: suami menjadi bapak dari
anak yg lahir.
Hukum Islam : bila anak lahir lebih dari 6
bulan sejak nikah sebagai anak sah
HUB ANAK DAN ORTU
Larangan kawin anak-bapak atau anak-ibu
Saling wajib memelihara dan memberi
nafkah

Anak “dibuang” oleh bapaknya di Bali


“pegat mapianak”
III. HUB ANAK DENGAN
KELUARGA
Garis Keturunan Hubungan dengan keluarga
Patrilineal Keluarga dari pihak bapak lebih
erat / penting

Matrilineal Keluarga dari pihak ibu lebih erat /


penting

Parental Keluarga dari pihak bapak dan pihak


ibu sama erat / penting
IV. MEMELIHARA ANAK PIATU
Garis Ibu Bapak Keduanya
Keturunan meninggal meninggal meninggal
Patrilineal Bapak Ibu dan Kerabat
lingkungan Bapak
keluarga
Bapak
Matrilineal Kerabat Ibu Ibu Kerabat Ibu

Parental Bapak Ibu Keluarga yg


terdekat /
mampu
Hukum perkawinan

Di dalam hukum perkawinan terdapat ruang


lingkup mengenai subyek hukum yang
membicarakan tentang siapa saja org yg boleh
melangsungkan perkawinan dan dengan siapa

Subjek hukum juga terkait tentang pribadi kodrati


yang melangsungkan perkawinan.
Contoh dari masyarakat dalam perkawinan
1. Pada masyarakat Batak.
= di dalam masyarakat batak menganggap bahwa
perkawinan ideal adalah perkawinan antara orang2
rumpal ( Toba : marpariban) yaitu seorag laki2
dengan anak perempuan saudara laki2 ibunya.

Dengan demikian seorang laki2 batak, sangat pantang


kawin dengan seorang wainita marganya sendiri da
juga dengan anak perempuan ayah. Tetapi prefensi
perkawinan sebagai yang terurai pada masa sekarang
telah banyak tifak dilakukan lagi.
Di samping itu, orang Batak mengenal pula adat
perkawinan leviraat ( Karo : lakoman, Toba :
Mangabia) dan perkawinan serorat ( Karo:
gancikabu, Toba : Singat rere).
Khususnya pada orang Karo dibedakan adanya
beberapa macam adat lakoman, yaitu Lakoman
tiaken ( Janda kawin dengan saudara almarhum
suaminya), lakoman ngahliken sinina ( Janda
kawin dengan anak saudara almarhum suaminya).
Bentuk perkawinan pd masyarakat patrilineal :
1. perkawinan Jujur
2. perkawinan mengabdi
3. perkawinan mengganti/ Leviraat
2. Pada masyarakat Minangkabau
= di dalam amsyarakat Minangkabau ketika masa
lalu bahwa seorang laki2 sedapat mungkin
menikah dengan anak perempuan mamak nya/
paman.
Akan tetapi perkawinan yang dilarang seperti
seorang anak laki2 dilarang menikahi anak
perempuan dari saudara Ibu nya
Di samping itu ada juga dilarang menikah dengan
orang sama suku nya/ satu suku.
3. Pada masyarakat Lampung
masyarakat Abung Siwo Mego ( Abung sembilan
Marga) dan Telu Suku ( Pubian Tiga Suku), sama
sekali tidak dikenal perkawinan antara seorang laki2
dan seorang perempuan yang merupakan anak dari
saudara sekandung laki2.
Akan tetapi pada Masyarakat Mego Pak ( Rarem
Empat Marga ) dan Buay Lima ( Sungkay dan Way
Kanan),perkawinan yg disebutkan di atas td dapat
dilangsungkan.
Perkawinan yang dlm ilmu antropologi disebut
dengan leviraat dan sororaat, pada masyarakat
lampung juga dilakukan dengan perkawinan Leviraar
( Lampung: nyemalang-nyikok) adalah perkawinan
antara seorang perempuan (janda) dengan seorang
laki2 yg merupakan adik atau kakak dari alm. Suami
nya.
Sedangkan perkawinan sororaar merupakan
kebalikan dari pengertiaan leviraat.
4. Pada Masyarakat Jawa
masyarakat jawa mengenal istilah Pancer lanang yaitu
anak dari dua org bersaudara sekandung laki2 lebih
muda menurut ibunya dari pihak wanita.
Perkawinan yg dibolehkan adalah ngarang walu, yaitu
perkawinan seorang duda dengan seorang wanita adik
dari alm. Istrinya (sororaat).
5. Perkawinan masyarakat Bugis- Makasaar
Pada masyarakat ini dalam hal mencari jdoh ,
adat menetapkan bahwa sbg perkawinan yang
ideal .
a. Perkawinan yang disebut assialang marola
yaitu perkawinan antara saudara sepupu
sederajat kesatu baik dari pihak ayah maupun
Ibu.
b. Perkawinan yang disebut assialanna memang
yaitu perkawinan antara saudara sepupu
derajat kedua baik dari pihak ayah maupun
Ibu.
Adapun perkawinan yang dilarang karena dianggap
sumbang (Salimara) adalah :
a. Perkawinan antara anak dengan Ibu atau ayah.
b. Antara saudara2 sekandung.
c. Antara menantu dengan mertua
d. Antara paman, bibi, dengan kemenakannya
e. Antara kakek dan nenek dengan cucu2 nya.
f. =========
6. Pada Masyarakat Minahasa
dalam hal memilih jodoh, pada umumnya oleh adat
diberikan kebebasan untuk menentukannya sendiri,
walaupun dahulu nya penentuan jodoh atas kemauan
org tua. Tetapi terdapat pembatasan yaitu ada
kewajiban bahwa seseorang harus melangsungkan
perkawinan diluar famili, adalah semua keluarga dari
saudara2 sekandung Ibu dan ayah baik yang laki2
maupun perempuan beserta keluarga dari ank2
mereka (saudara Ibu dan saudara ayah).
7.Pada masyarakat Kalimantan Tengah
Khsusunya pd masyarkat dayak, perkawinan
yang dianggap ideal dan amat di ingini oleh
umum, yaitu perkawinan di antara dua orang
bersaudara sepupu yang kakek2 nya adalah
saudara sekandung).
Perakawinan baik itu seperti perkawinan
diantara dua org (laki2 dan perempuan)
saudara sepupu yg ibu2nya bersaudara
sekandung, dan diantara sepupu yaitu ank2
saudara laki2 dari pihak ibu atau ank2 dari
saudara perempuan dari pihak ayah.
Perkawinan sumbang dikalimantan (Ngayu: Salahari)
adalah perkawinan diantara dua org saudara sepupu
yg ayah2nya adalah besaudara sekandung.
8. Perkawinan masyarakat Timor
Perkawinan yang paling disukai pada masyarakat ini
adalah perkawinan yang terjadi antara seorang
pemuda dengan seorang pemudi yg merupakan ank
dari saudara laki2 Ibu.
Walaupun demikian seorang pemuda dapat menikah
dengan wanita manapun, asalkan tdk dengan anak
saudara yg dianggap masih kerabat.
9. Pada masyarakat Bali
Pada masyarakat Bali dipengaruhi sisttem kasta
(wangsa) maka perkawinan setidak2nya antara org2
yg dianggap sederajat dalam kasta (wangsa)..
Perkawinan di Bali bersifat endogami klen, sedangkan
perkawinan yg dicita2kan oleh masyarkat Bali yang
masih kolot adalah perkawinan antara ank2 dari dua
org saudara laki2.
Peristiwa hukum perkawinan
Mengatur tentang tata cara yg berlaku dalam
masyarakat untuk dapat melangsungkan perkawinan.

Namun demikian, selain pelamaran atau peminangan,


masyarakat tertentu mengakui pula tata cara yang
lain, yaitu kawin lari.
Tata cara SAH MELAKUKAN
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN
1. Kawin melalui pelamaran atau peminangan
Yaitu pada umum pihak yg mengajukan lamaran
atau pinangan adalah pihak (keluarga), si pemuda
yg dijalankan oleh seseorang atau beberapa orang
sebagai utusan. Seorang atau beberapa org sbg
utusan itu adalah mereka yg sekerabat dgn pihak
laki2 bahkan sering terjadi, yg melakukan lamaran
adalah orang tuanya sendiri.
Kawin lari
Perkawinan lari bersama dg tiada peminangan atau
pertunangan secara formal, maka terjadi
perkawinan lari bersama2 melarikan diri.

pada umumnya yg melakukan kawin lari itu adat


yg menganut patrilineal dan ada juga ditemukan pd
masyrakat yg menganut sistem matrilineal.
Tujuan dari perkawinan dengan cara lari bersama ini
dilakukan untuk menghindari diri dari cara
pelamaran atau peminangan atau juga buntuk
menghindarkan diri dari rintangan2 dari pihak org
tua dan sanak saudara, yg terutama datangnya dari
pihak org tua dan sanak saudara pihak perempuan.
Perkawinan bawa lari
Perkawinan bawa lari adalah berupa lari dgn seorang
perempuan yg sudah ditunangkan atau dikawinkan
dgn org lain atau membawa lari perempuan dengan
paksaan.
Hubungan hukum
Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban. Ikatan
hak dan kewajiban antara para antar pribadi,
menimbulkan hubungan hukum diantara mereka .
Akibat terhadap kerabat
kosnsekuensi yg muncul sbg akibat perkawinan
terhdap kerabat sangat bertalian erat dgn prinsip
garis keturunan yg ada dan di anut atau berlaku bagi
masyarakat yg bersangkutan.
Penyelesaian perceraian
Apabila terjadi suatu perceraian antara seorang laki2
dan perempuan diselesaikan secara umum maupun
adat
Kalau dalam segi umum perceraian dapat diselesaikan
di Pengadila agama (muslim), dan bagi yg (non
muslim) dapat dilakukan di pengadilan negeri .
Dan akan ada nya pembagian harta gono gini yaitu
harta yg dimiliki ketika sudah menjalani rumah
tangga, bukan harta yg dibwak ketika belum
menikah.
Untuk mengatasi terjadi nya sengketa setelah
perceraian kerap orang sebelum menikah membuat
yg nama nya Perjanjian pra nikah, guna fungsi :
1. Apabila terjadi nya perceraian ada nya pemisahan
harta gadis dan bujang ketika sebelum memutuskan
menikah, guna apabila salah satu pasangan terlibat
hutang maka pihak yg satu lagi tidak dapat di mintak
pertanggung jwabannya atas hutang yg ditimbulkan
oleh pihak yg berhutang.
2. Apabila perceraian terjadi akibat ada nya pihak ketiga
di dalam rumah tangga, maka hak asuh anak jatuh
kepada pihak yg menjadi korban akibat pasangan lain
memiliki wanita idama lain atau pun pria idaman lain.
karena di anggap pihak yg mempunyai pasangan
idaman lain akan memberikan dampak psikis bagi
anak mereka, disamping itu bisa juga dijadikan alasan
pasangan yg memiliki kecenderungan emosi yg suka
meledak2 ataupun tdk stabil.
Hak waris
Hak waris ini lahir karena ada nya hubungan
perkawinan antara laki2 dan perempuan

Beberapa harta waris yg ada di dalam keluarga:


1. Harta yg dapat tdk dapat dibagi2 (keris, Rumah
keluarga besar/ inti )
2. Harta yg dapat dibagi2 (mobil, uang)
Pembagian harta waris masyarakat
adat
1. Masyarakat Bali
Pada masyrakat Bali pembagiaan harta warisan lebih
banyak ke anak laki2 dari keluarga , ketimbang
perempuan
Karena seorang anak laki2 di masyarkat Bali di
anggap aset di dalam keluarga untuk meneruskan
kepimpinan.
Kalau anak perempuan ketika sudah menikah akan
dibwak
2. Masyarakat Minangkabau
kewarisan adat Minangkabau digunakan sistem
kewarisan kolektif, dimana harta peninggalan
pewaris adalah milik bersama atau sekumpul ahli
waris, tidak memiliki secara individual dan hanya
memiliki hak pakai di kenal sbg nama Harta Pusako.
Harta Pusako terbagai atas :
1. Harta Pusako Tinggi
dalam pewarisan, jika Ibu meninggal maka
harta tersebut diwariskan kepada anak
perempuannya. Sedangkan sang ayah yg
meninggal maka harta ayah diwariskan kepada
anak dari saudara perempuannya.
Harta pusako tinggi tdk boleh diperjual
belikan, namun hanya boleh menggadaikan,
dalam penggadaian harta pusako tinggi harus
ada permusyarawatan antara petinggi kaum,
dan diutamakan di gadai kpd suku yg sama.
3. Masyarakat Papua
dalam masyarakat ini posisi anak laki2 yg penting
dan utama, disebabkan ank laki2 yg akan meneruskan
marga dari org tua nya.
Sedangkan anak perempuan akan dinikahi dengan
marga lain, anak perempuan juga mempunyai hak
namun tdk sebesar yg didapatkan oleh laki2.
Hukum waris secara umum
Hkm waris bersifat sentral dalam hubungan hkm adat
lainnya, sebab hkm waris meliputi aturam hkm yg
bertalian proses yg terus menerus dari abad ke abad
yaitu suatu penerusan dan peralihan harta kekayaaan
materil maupun inmateril.
Hkm waris mencakup persoalan tindakan mengenai
pelimpahan harta benda semasa seseorang masih
hidup terhadap keluarga nya yg lain yg bkn ahli
waris. (sengeketa hak waris).
a. Tentang harta waris yg tidak dibagi- bagi
adanya sistem hkm waris yg harta peninggalan tetap
yg tdk dapat dibagi2 adalah suatu pertanda khas
dalam hkm adat tetapi bertahan karena pengaruh
cara berpikir yg komunalitastis. Yg menghendaki
bahwa harta benda yg ditinggalkan itu harta turun
menurun tdk mgkn di miliki seorang, karena
memang merupakan milik bersama/ kolektif.
b. Tentang harta waris yg dibagi2
1. Hibah
-pembagiaan harta peninggalan sewaktu
pemiliknya masih hidup.
- kedudukan bagian janda
janda di dalam hkm adat bukan ahli waris
justru karena itu lah memberikan kepastian
bagi nya dan untuk menghindari tuntutan
gugugatn atas macam2 kelak.
Maka dari itu hkm adat melihat dr sudut
pandang umum, seorang luar dari pihak
suaminya
Di dalam kenyataan bahwa seorang perempuan
(janda) merupakan istri dan Ibu ank2 dari Alm. Suami
nya. Yg bertujuan utk memberikan nafkah kepada
dari harta peninggalan Alm. Suami nya dan berhak
mendapat bagian sebesar anaknya.
- tentang kedudukan anak angkat dan ank tiri
tentang hal anak angkat adalah anak angkat berhak
mendapat waris dari org tua angkatnya serta tidak
memutus kan waris juga terhadap org tua asli nya.
tentang hal anak tiri yaitu walaupun di akui oleh
pewaris sebagai anak tetapi sebenarnya anak tiri
mendapatkan hak waris terhadap org tua tiri nya.
Di samping itu dengan ada pembahasan hak
waris atau adanya perceraian yg terjadi karena
hubungan perkawinan perempuan dengan
laki2
Ada beberapa asas yang mengatur perkawinan
hhkm adat :
1. Perkawinan bertujuan membentuk keluarga
dan hubungan kekerabatan yg rukun dan
damai dan bahagia
2. Perkawinan dapat dilaksanakan oleh
perempuan dan laki2, serta kedudukannya
masing2 menurut hkm adat.
3. Perkawinan tidak saja harus sah dilaksanakan
menurut hkm agama atau kepercyaan, tetapi
juga harus mendapatkan pengakuan dari
anggota kerabat.
4. Perkawinan dapat dilakukan oleh pria dan
wanita yg belum cukup umur , begitu pun
walaupun sudah cukup umur perkawinan harus
berdasarkan izin dari orang tua/keluarga serta
kerabat.
5. Perceraian ada yg boleh dilakuklan dan ada yg
tidak boleh. Perceraian antara suami istri dapat
berakibat pecahnya hbgn kekerabatan antara
dua belah pihak.
6. Keseimbangan kedudukan antara suami dan istri
berdasarkan ketentuan hkm yg adat yg berlaku, ada
istri yg berkedudukan sbg Ibu rumah tangga dan ada
istri yg bukan ibu rumah tangga akan tetapi sbg
wanita karir ikut bekerja mencari nafkah.
7. Masalah pewarisan sesuai ketentuan hkm adat
setempat yg berlaku antara hak waris yg akan didapat
oleh anggota keluarga/ kerabat di saat salah satu
anggota keluarga ada yg meninggal dunia.
8. Apabila terjadinya perceraian dalam perkawinan
kalau memang dengan hal yg mungkin dapat
dipertimbangkan yg mengharuskan seorang istri dan
suami harus berpisah secara baik2, baik itu secara
adat maupun secara hkm nasional
9. Dan perceraian yg terjadi masalah pengasuhan anak
hkm adat menganggap bahwa hak asuh anak bsa saja
jatuh kepada ayah atau Ibu nya dgn alasan sebagai
bahan pertimbangan yg masuk di akal, dan walaupun
anak tersebut tinggal dengan salah
Satu orang tua ayah ataupun Ibu nya, tetapi tidak
membatasi hubungan anak tersebut dengan orang tua
nya, tetap di asuh bersama2 dengan kedua orang tua
nya.
KEDUDUKAN TANAH DALAM HUKUM ADAT

Tanah memiliki kedudukan yg sangat penting dalam hukum adat,:


a. Karena sifatnya:
 Yakni merupakan satu-satunya benda kekayaan yg meskipun
mengalami keadaan yg bagaimanapun jg, msh bsifat tetap dlm
keadaannya, bahkan kadang-kadang malah mjd lebih
menguntungkan.
b. Karena fakta, yakni suatu kenyataan bahwa tanah:
- merupakan tempat tinggal persekutuan.
- memberikan penghidupan kpd persekutuan.
- mrpakan tempat dmn para warga persekutuan yg meninggal dunia
dikebumikan.
- mrpkn pula tempat tinggal dayang-dayang pelindung persekutuan
dan roh para leluhur persekutuan
TRANSAKSI TANAH

Dalam Hukum Adat dikenal dua macam transaksi


tanah, yaitu
pertama yang merupakan perbuatan hukum sepihak,
dan kedua yang merupakan perbuatan hukum dua
pihak.
Hak persekutuan atas
Hbgn erat dan bersifat religio magis
tanah
menyebabkan persekutuan memperoleh hak
untuk menguasai tana, dengan memanfaatkan
tanah tersebut dan memetik hasil dari
tumbuh- tumbuhan yg hidup dan tentang
berburu binatang2 yg ada disana.

Masyarakat mengenal yg nama nya hak ulayat


adalah hak yg diperoleh oleh masyarakat
untuk menghuni suatu dan memanfaatkan
untuk kelangsungan hidup nya kedepan
nantiknya.
Objek hak ulayat yaitu :
a. Tanah
b. Air
c. Tumbuh2an
d. Binatang yg hidup disana
Hak Perseorangan Atas Tanah harus dibatasi oleh hak
ulayat sbg warga persekutuan tiap individu
mempunyai hak untuk :
a. Mengumpulkan hasil kekayaan hutan
b. Memburu binatang liar
c. Mengambil hasil dari pohon2 yg tumbuh liar
Hak milik atas tanah dari seorang warga persekutuan yg
membuka dan mengerjakan tanah, maksudnya bahwa
warga yg mendiami tanah tersebut berhak
sepenuhnya tetapi den gan ketentuan wajib dihormati
:
a. Hak ulayat desa
b. Kepentingan2 org lain yg memilik tanah
c. Peraturan adat seperti kewajiban memberi izin tenak
org lain masuk dalam tanah pertaniannya selama
tanah itu tidak dipagari. ^^
Transaksi transaksi tanah
A. Transaksi tanah yg bersifat pembuatan hkm
sepihak
1. Pendirian suatu desa yaitu sekelompak org yg
mendiami suatu tempat tertentu dan membuat
perkampungan di atas tanah tsb, membuka
tanah pertanian, menguburkan orang yg sudah
meninggal dunia ditempat itu.
2. Pembukaan tanah oleh seorang warga
persekutuan, yaitu seorang individu warga
persekutuan maka dgn seizin kepala desa
membuka tanah wilayah persekutuan,
Maka dengan menggarap tanah itu terjadi
hubungan religio magis antara warga tsb dgn
tanah yg dimaksud.
B. Transaksi tanah yg bersifat perbuatan hkm
dua belah pihak :
1. Menggadai, yaitu pemindahan hak atas tanah
kpd pihak lain yg dilakukan scara terang tunai,
sehingga pihak yg mengadaikan tanah tsb
berhak utk menebusnya kembali
2. Jual lepas, yaitu menyerahkan tanah untuk
menerima pembayaran sejumlah uang secara
tunai, tanpa adanya hak menebus kembali,
penyerahan ini berlaku untuk selama nya.
selama nya.
3. Penyerahan tanah dan pembayaran kontan/
lunas tanpa syarat, jadi untuk seterusnya/
4. Jual tahunan, yaitu suatu prilaku hkm yg yg
berisikan sebidang tanah kepada subjek hkm
lain, dengan menerima sejumlah uang tertentu
dgn ketentuan bahwa sesudah jangka wktu tertentu,
maka tanah tsb akan kembali dgn sendirinya tanpa
melalui perilaku hkm tertentu.

Anda mungkin juga menyukai